R DENGAN
DIAGNOSA CHRONIC HEART FAILURE (CHF)
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP
FATMAWATI JAKARTA SELATAN
Menurut Black (2014) •Pengkajian dilakukan pada tanggal 19- Dalam kasus dan teori
pengkajian dibagi menjadi 2: 03-19 klien mengalami batuk dengan tidak ada kesenjangan
1. Pengkajian Primer produksi sputum berwarna putih, sesak
Airway, Breathing, Circulatoin nafas, pengembangan dada simetris
2. Pengkajian Sekunder dengan retraksi dada, taktil fremitus
Riwayat keperawatan
(keluhan, Riw. Penyakit,
Pengkajian Keperawatan
teraba dengan suara lemah di bagian
kanan dan suara sedang di bagian kiri,
Riw. Diet, Riw. auskultasi suara nafas ronchi dan suara
Pengobatan, pola eliminasi paru kanan redup paru kiri vesikuler,
urine, dan pola hidup) dengan bunyi jantung S1 dan S2, akral
Pemeriksaan Fisik (evaluasi teraba dingin dan JVP 5+2 cmH2O.
status jantung, respirasi, • TD: 106/50 mmHg, N: 86 x/m,
Tampak pulsasi vena irama regular, dan denyutan teraba
jugularis, Evaluasi faktor lemah, konjungtiva anemis, mukosa
stress, palpasi abdomen, bibir kering tidak ada sianosis dan kulit
konjngtiva pucat, Capilary terlihat pucat, CRT <3 detik. Klien
Refill Time (CRT),TTV IMT 25,39 (Gemuk). Klien merokok 10
batang/hari. Klien mengatakan sudah
mengurangi mengonsumsi gula dan
garam sesuai dengan yang di
instruksikan oleh dokter.
Teori Kasus Pembahasan
Menurut Black (2014): Pada klien ditemukan beberapa Terdapat kesenjangan antara
1. Penurunan curah jantung diagnosa keperawatan, yakni: teori dan kasus, yaitu diagnosa
berhubungan dengan 1. Penurunan curah jantung keperawatan hipovolemi tidak
perubahan kontraktilitas, berhubungan dengan perubahan ditemuukan pada klien dan
afterload ditandai dengan klien
perubahan preload, mengatakan sesak napas, batuk, hasil
bersihan jalan napas tidak
perubahan afterload. EKG: RBBB efektif terdapat pada klien.
2. Gangguan pertukaran gas 2. Gangguan Pertukaran Gas
berhubungan dengan berhubungan dengan Perubahan
Diagnosa Keperawatan
ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi, perubahan membran
memban alveolus kapiler ditandai
dengan DS: klien mengatakan sesak,
batuk, sekret sulit keluar, DO: suara
alveolus-kapiler. napas ronkhi
3. Hipervolemi berhubungan 3. Bersihan Jalan Napas tidak efektif
dengan gangguan mekanisme berhubungan dengan Hipersekresi
regulasi, kelebihan asupan Jalan Napas ditandai dengan DS:
klien mengatakan sesak napas, susah
ciaran, dan kelebihan asupan mengeluarkan sekret, tampak batuk
natrium. tanpa sekret.
4. Intoleransi aktivitas 4. Intoleransi Aktivitas berhubungan
berhubungan dengan dengan Ketidakseimbangan antara
ketidakseimbangan anata suplai dan kebutuhan oksigen
ditandai dengan sesak dan kelelahan
suplai dan kebutuhan oksigen, setelah aktivitas, pengingkatan
kelemahan, dan tirah baring. tekanan darah dan nadi setelah
aktivitas, malam hari sesak
bertambah.
Teori Kasus Pembahasan
NIC dan NOC (Black, 2014) Diagnosa 1 (penurunan Ada beberapa intervensi yang
Dx: penurunan Curah jantung curah jantung) : monitor dilakukan yang sesuai dengan
Intervensi : mandiri: ukur tanda- tanda-tanda vital (TTV) per 8 teori dan ada juga yang tidak
tanda vital klien, auskultasi bunyi jam (rasional: perubahan TTV dilakukan, dilihat dari keadaan
jantung, auskultasi suara paru, mengindikasikan adanya dan kebutuhan klien.
observasi adanya perubahan perubahan pada status kesehatan
warna kulit, hitung haluaran klien), kaji warna kulit klien
urine klin per 24 jam, berikan (rasional : pucat menunjukan
pendidikan kesehatan tentang adanya penurunan perfusi perifer
istirahat cukup untuk sekunder terhadap tidak
Intervensi Keperawatan
mengehemat energi, anjurkan
untuk makan sedikit tapi sering,
adekuatnya curah jantung,
vasokonstriksi dan anemia),
berikan posisi semi fowler atau kolaborasi dalam pemberian obat
posisi yang nyaman bagi klien, sesuai indikasi :diuretik,
lakukan pemeriksaan hasil EKG, vasodilator, antikoagulan (tipe
rontgen thorax dan dan dosis diuretik tergantung
echocardiografi, lakukan pada derajat gagal jantung dan
pemeriksaan hasil laboratorium. status fungsi ginjal. Vasodilator
Kolaborasi: pemberian terapi digunakan untuk meningkatkan
obat seperti diuretik dan curah jantung, menurunkan
digoksin, sesuai indikasi. volume sirkulasi dan tahanan
vaskular sistemi, juga kerja
ventrikel.
Teori Kasus Pembahasan
NIC dan NOC (Black, 2014) Diagnosa 2 (Gangguan Dalam keseluruhan ada beberapa
Dx: gangguan pertukaran gas Pertukaran Gas) : pantau suara intervensi yang dilakukan sesuai
Intervensi: napas, frekuensi napas (rasional dengan teori dan ada juga yang
Mandiri: ukur tanda-tanda vital, : mengetahui adanya kongesti tidak dilakukan. Dilihat dari
auskultasi suara paru, bantu klien paru,/pengumpulan sekret. keadaan klien.
mengubah posisi menjadi Ajarkan klien batuk efektif
setengah duduk, periksa adanya (rasional : membersihkan jalan
perubahan warna kulit seperti napas dan memudahkan aliran
pucat atau sianosis serta oksigen), ubah posisi klien
perubahan suhu akral dan menjadi semi fowler (rasional :
capillary refill setiap hari, membantu mencegah atelektasis
lakukan pemeriksaan hasil dan pneumonia), kolaborasi
laboratorium analisa gas darah. dalam pemberian oksigen
Kolaborasi: pemberian terapi tambahan (rasional :
obat seperti diuretik sesuai meningkatkan sediaan oksigen
indikasi, berikan oksigen sesuai untuk kebutuhan miokard untuk
indikasi. melawan efek hipoksia/iskemia).
Teori Kasus Pembahasan
NIC dan NOC (Black, 2014) Diagnosa 3 (bersihan jalan napas Terdapat kesindambungan
dalam teori diagnosa tidak efektif): monitor tanda-tanda vital dalam teori dan kasus yakni
keperawatan berikutnya (rasional: perubahan TTV dapat diagnosa yang ditemukan
adalah hipovolemi mengindikasikan perubahan status pada klien berbeda dengan
kesehatan klien), pantau irama, kedalaman, teori.
dan usaha bernapas klien (rasional:
mengetahui tingkat gangguan yang terjadi
dan membantu dalam menentukan
intervensi yang akan diberikan), monitor
suara napas tambahan (rasional: suara napas
tambahan dapat menjadi indikator
gangguan kepatenan jalan napas yang
tentunya akan berpengaruh terhadap
kecukupan pertukaran udara), berikan
posisi yang nyaman untuk mengurangi
sesak napas (rasional: posisi
memaksimalkan ekspansi paru dan
menurunkan upaya pernapasan), ajarkan
klien teknik batuk efektif (rasional:
membersihkan jalan napas dan
memudahkan aliran oksigen), kolaborasi
dalam pemberian terapi inhalasi (rasional:
membantu melapangkan jalan napas klien).
Teori Kasus Pembahsan
Impelementasi aalah pengelolaan Setelah kelompok melakukan Dalam kasus terdapat
dan perwujudan dari rencana rangkaian rencana yang dibuat, kesenjangan dalam melakukan
keperawatan ynag telah disusun faktor pendukung dari implementasi keperawatan yakni
pada tahap perencanaan. Focus keberhasilan kami menjalankan tidak semua intervensi dapat
dari intervensi antara lain, rencana adalah keluarga sangat dilakukan karena klien
mempertahankan daya tubuh, kooperatif, klien mampu dipindahkan keruang Bording,
mencegah Implementasi Keperawatan
komplikasi,
menemukan perubahan sistem
mengikuti dan memahami semua
arahan yang kelompok berikan.
dan dilanjutkan asuhan
keperawatan di ruang bording.
tubuh, menatap hubungan klien Namun, adapula hambatan dalam
dengan lingkungan, implementasi memonitor hasil laboratorium
pesan kolaborasi (Setiadi, 2012). terakhir untuk memantau
hemoglobin, hasil AGD karena
klien sudah dipindahkan ke ruang
boarding sebelum hasil
laboratorium keluar.
Teori Kasus Pembahasan
Evaluasi keperawatan adalah Setelah dilakukan tindakan Dalam kasus terdapat
penilaian dengan cara asuhan keperawatan selama 1x24 kesenjangan karena diagnosa
membandingkan perubahan jam, kelompok belum berhasil keperawatan yang terdapat pada
keadaan pasien (hasil yang mengatasi masalah keperawatan kllien belum teratasi, dilanjutkan
diamati) dengan tujuan dan yang terdapat pada klien. perawatan di ruang bording
Evaluasi Keperawatan
criteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan (Nikmatur
Dikarenakan klien
dipindahkan keruang rawat
harus