Anda di halaman 1dari 21

Hj. Arni AR, S.

Kep Ns
 Komunikasi perasaan
 Menerima orang lain sebagai orang lain yang
bernilai dan terpisah
 Pemahaman empatik
 Untuk dapat terlibat secara mendalam dalam
berhubungan dengan orang lain individu harus
bersedia untuk membuka pikiran dan perasaan
pribadinya
 Kegiatan di atas menakutkan bagi mereka yang
sulit mengungkapkan perasaannya pada orang
lain
 Ketakutan akan menyebabkan seseorang enggan
untuk terlibat dalam hubungan intim
 Terlibat dalam hubungan yang dekat dengan orang
lain tetapi tetap menjaga identitas orang lain
 Sensitif pada kebutuhan orang lain
Ciri: seseorang yang sangat sulit membina
hubungan dekat dengan orang lain

Diagnosa Medis:
 Antisocial personality disorder
 Borderline personality disorder
 Narcissistic personality disorder
Gangguan yg terjadi pada pasien dewasa dengan riwayat
gangguan perilaku yg dikarakteristikkan dengan
- riwayat kerja yg buruk
- Tidak memperdulikan norma sosial
- Agresif
- Tidak bertanggung jawab secara finansial
- Impulsive
- Berbohong
- Sembrono, nekat
- Tidak mampu memelihara kedekatan hubungan atau utk
memenuni tanggung jawab pada SO
- Lack for remorse for harmful behavior
Gangguan kepribadian spesifik yg mempunyai karakteristik
- mood tidak stabil
- Hubungan interpersonal dan gambaran diri yg tidak stabil
- Eksploitasi pada orang lain
- Tingkah laku impulsive
- Afek labil
- Masalah dalam menunjukkan marah dengan tidak tepat
- Tingkah laku merusak diri
- Gangguan identitas
Gangguan kepribadian spesifik yg mempunyai gambaran
- Grandiosity
- Kurang empati
- Hipersensitif pada pd evaluasi org lain
- Dimulai awal masa dewasa
- Reaksi kekerasan terhadap kritik
- Eksploitasi pada orang lain
- Ketidakmampuan mengenal bagaimana perasaan orang lain
- Sense of entlitement
- Iri
- Percaya bahwa masalah seseorang adalah unik
- Asyik dengan grandiose fantasies
- Mencari perhatian dan penghargaan yg terus menerus
Solitude Kesepian
Manipulasi
Autonomy Penarikan diri
Impulsivity
Mutuality Tergantung
Narcissism
Interdependen
 Solitude: Merenung
 Autonomy: mampu menetapkan diri untuk
interdependen dan pengaturan diri
 Mutuality: Saling pengertian satu sama lain
 Interdependen: Saling ketergantungan
 Kesepian: adalah fenomena subyektif yang
ditandai dengan kurangnya keintiman
Penarikan diri: Usaha untuk menghindari interaksi
dengan org lain
Tergantung: Perilaku dimana seseorang tergantung pada

support orang lain

Manipulasi: adalah tingkah laku mengontrol yang digunakan


sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi dan dapat
menjadi alat untuk berkuasa pada orang lain

Impulsivity: Respon sosial yang maladaptif yang ditandai dengan


tidak dapat diduga,tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan,
tidak mampu untuk belajar dari pengalaman,
dan penilaian yang miskin

Narcissim:Respon sosial maladaptif yang diatandai dengan tingkah laku


egosentris, harga diri yang rapuh, mencari penghargaan, iri
 1. Faktor perkembangan
 2. Faktor biologi
 3. Faktor sosiokultural
 Faktor perkembangan
- Tidak terpenuhinya kebutuhan basic
trust– karena kurang perhatian dan
stimulasi dari orang tua sehingga bayi
tidak memiliki rasa aman
- anak mungkin mendapat makan dan
perawatan fisik yg sempurna tapi kurang
komunikasi dan kasih sayang
- anak sebagai obyek ---- anak akan
memperlakukan orang lain juga sebagai
obyek
 Faktor Biologi
- kurang toleransi terhadap kecemasan,
agresive dan kerentanan genetik
- seseorang dg predisposisi genetik dan
mengalami stress kehidupan yg tidak biasa
- Minimal brain dysfunction
 Faktorsosiokultural
- merasa terisolasi dan kesepian

Kriteria isolasi sosial (Warren):


- Stigmatized environment. Sso di anggap berbeda,
ragu, tidak bersedia atau tidak tahu bagaimana
berpartisipasi dalam interaksi sosial
- Societal indifference. Sso mengalami kesepian,
kurang kedekatan, hubungan interpersonal
- Personal-societal disconnection. Masyarakat bereaksi
pada org yg mendapatkan stigma dengan menolak
akses utk hubungan interpersonal yg dekat
- Personal powerlessness. Masyarakat menolak
sehingga individu percaya bahwa dia tidak punya
daya untuk mengontrol hidupnya
 Stressor sosiokultural: Keluarga tidak stabil
misalnya perceraian
 Stressor psikologi:
- ideal diri dan overevaluasi
- kecewa saat kebutuhan tidak realistik
terhadap diri tidak terpenuhi
- Rasionalisasi dan devaluasi
- Penolakan dari orang lain
 1. Membina Hubungan terpeutik
 2. Keterlibatan keluarga karena klien sering
mengadu domba keluarga dengan staff
 3. Mileu terapi: penanganan di masyarakat,
fokus: harapan realistik, proses pembuatan
keputusan, proses interaksional tingkah laku
here and now
Prinsip lingkungan untuk klien dengan antisosial:
 Adanya kontrol dengan tidak ada pilihan untuk
melarikan diri dari keterlibatan
 Staf yang konsisten dan berpengalaman
 Struktur hirarki yang tegas dengan aturan yang
jelas, tidak dapat dihindari dan interpretasi yang
kaku
 Sediakan dukungan saat klien belajar untuk
mengalami perasaan yang tidak nyaman
 4. Membatasi setting dan struktur, misalnya
dengan obat atau restriksi, pasien punya
tujuan untuk kontrol dan keputusan ada pada
klien
 5. Pencegahan menyakiti diri, perawat harus
konsisten, waktu terjadwal, kontak
diturunkan dengan berangsur-angsur
 6. Fokus pada kekuatan, klien sering jadi
pemimpin yang efektif dalam grupnya,
intelligent, prwt membantu mengidentifikasi
dan menggunakan kekuatannya
 7.Strategi Tingkah laku
Klien lebih suka reward berupa materi dari
pada emosi
Dapat dilakukan terapi kognitif
Klien biasanya tidak sabar terhadap kepuasan
yang tertunda
- jalan-jalan ke kantin
- acuhkan tingkah laku yang tidak diinginkan
- Membatasi kontak klien

Anda mungkin juga menyukai