Anda di halaman 1dari 35

STUDI MITIGASI BENCANA GEMPABUMI

DENGAN PEMETAAN MIKROZONASI DAERAH


MAKASSAR SULAWESI SELATAN MENGGUNAKAN
DATA MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS
HVSR (HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO)

Yeni Purnama Sari


1115051038

Pembimbing 1 : Rustadi, S.Si., M.T


Pembimbing 2 : Syamsurijal Rasimeng, M.Si
Penguji : Prof. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D

Jurusan Teknik Geofisika


Fakultas Teknik
Universitas Lampung
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
2016
Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Gerakan Tanah
Subbidang Mitigasi Gempa Bumi
Outline
1. • Pendahuluan

2. • Tinjauan Pustaka

3. • Teori Dasar

4. • Metodologi Penelitian

5. • Hasil dan Pembahasan

6. • Kesimpulan

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


PENDAHULUAN
• Pertemuan tiga
lempeng besar dan
satu lempeng mikro.

• Indonesia rawan
terhadap bencana gempa
bumi. Salah satunya
Sulawesi

Gambar 1. Tektonik kepulauan Indonesia


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Batasan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
• Data sekunder berupa rekaman gelombang dan koordinat
Manfaat Penelitian daerah Makassar berdasarkan hasil pengukuran
mikrotremor.
• Daerah penelitian terbatas pada wilayah Makassar dan
sekitarnya yang terletak antara 5.3 LS-5.26 LS dan 119.20
BT–119.52 BT.
• Pembuatan peta zonasi rawan bencana daerah Makassar
berdasarkan frekuensi resonansi, periode dominan, Vs30
(kecepatan gelombang geser hingga kedalaman 30 meter),
dan amplifikasi yang dikaitkan dengan data geologi.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Batasan Masalah

Tujuan Penelitian • Mengetahui pengaruh gempabumi dengan


menentukan nilai amplifikasi Daerah Makassar.
Manfaat Penelitian • Menentukan dan menganalisis nilai periode
dominan untuk menggambarkan daerah-daerah di
Makassar yang rawan terhadap gempabumi.
• Menentukan dan menganalisis nilai Vs30 (kecepatan
gelombang geser hingga kedalaman 30 meter)
untuk mengetahui jenis tanah Daerah Makassar
yang berpengaruh terhadap gempabumi.
• Menggambarkan dan menentukan zona di Daerah
Makassar yang direkomendasikan sebagai
pengembangan tata ruang wilayah dengan tingkat
kerawanan rendah.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manfaat penelitian
Batasan Masalah
• Memberikan informasi tentang struktur lapisan
Tujuan Penelitian
tanah di daerah Makassar yang dapat digunakan
Manfaat Penelitian untuk dasar pembangunan infrastruktur.
• Upaya tindakan mitigasi bencana tahap awal di
daerah makassar untuk mengurangi tingkat
resiko terhadap bencana gempabumi, dengan
pembuatan peta mikrozonasi gempa bumi
berdasarkan parameter yang diperoleh dari
analisis HVSR.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


TINJAUAN PUSTAKA
Geologi regional

Stratigrafi

Riwayat Kegempaan Tmc


0 1,5 3
® 6 9 12
Meters

b
Qal

Geologi
Tmc
F. Camba

b
Satuan Basal

Qal
Satuan
Aluvial

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Gambar 2. Peta Geologi Makassar Teknik Geofisika
TINJAUAN PUSTAKA
Geologi Regional
Formasi Camba
Stratigrafi
• Formasi Camba, merupakan batuan sedimen laut
Riwayat Kegempaan
yang berselingan dengan batuan gunung api, terdiri
dari batupasir, batu lempung, napal, batu gamping,
konglomerat dan breksi. menyebar dari Utara ke
Selatan bagian sebelah Timur Kota Makassar.
Berumur Miosen Tengah sampai Pliosen.

Formasi Baturape–Cindako

• Merupakan batuan dari hasil erupsi gunung api.


Menyebar di bagian Selatan Kota Makassar. Satuan
ini merupakan satuan batuan gunungapi yang
berumur Kuarter (Plistosen), yang terdiri dari lelehan
lava dan tersisip tufa halus sampai kasar, serta breksi
vulkanik.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


TINJAUAN PUSTAKA
Geologi regional
• Wilayah Kota Makassar termasuk
Stratigrafi wilayah gempa zona 4 dan pernah terjadi
Riwayat Kegempaan gempa bumi pada periode tahun 1951–
1960 sekitar 50 km dari pusat kota pada
skala > 6 Skala Richter.

• Gempa bumi yang pernah terjadi di Selat


Makassar terjadi pada 12 Desember 2010
dengan magnitude 5,9 SR yang tercatat
di setiap stasiun pencatat gempa bumi
stasioner di Sulawesi Selatan yaitu di
BMKG Maros, BMKG Makassar, dan
BMKG Gowa.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


TEORI DASAR

Gelombang Primer
(P Waves)
Gelombang Tubuh
(Body Waves)
Gelombang Sekunder
(S Waves)
Gelombang
Seismik

Gelombang Love
Gelombang Permukaan (Love Waves)
(Surface Waves)
Gelombang Rayleigh
(Rayleigh Waves)

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


TEORI DASAR
Konsep Gelombang

Mikrotremor

Analisis HVSR

Mikrozonasi

Gambar 8. Rekaman mikrotremor dan gempabumi

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


TEORI DASAR
Konsep Gelombang
Mikrotremor
Mikrotremor

Analisis HVSR

Mikrozonasi
Metode HVSR
(spektrum H/V) 1.Nilai H/V (A)
2. Frekuensi Natural
(f0)

Kurva HVSR

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


TEORI DASAR
Mikrozonasi Konsep Gelombang

Mikrotremor
• Mikrozonasi mikrotremor adalah suatu
proses pembagian area berdasarkan Analisis HVSR
parameter tertentu memiliki Mikrozonasi
karakteristik yang dipertimbangkan
antara lain adalah getaran tanah atau
frekuensi, faktor penguatan (amplifikasi)
dan periode dominan. Secara umum,
mikrozonasi mikrotremor dapat
dikatakan sebagai proses untuk
memperkirakan respon dan tingkah laku
dari lapisan tanah atau sedimen terhadap
adanya gempabumi.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan waktu
• Pengolahan data dari penelitian
Titik pengukuran
ini dilakukan di Laboratorium
Diagram Alir
Teknik Geofisika Universitas
Lampung pada bulan April
hingga Agustus 2016.

Gambar 6. Satu set peralatan mikrotremor

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan waktu

Titik pengukuran

Diagram Alir

Gambar 12.Titik pengukuran daerah penelitian


Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika
Mulai

Data sekunder
(3 komponen)

Konversi data

Format data .*sac


Tempat dan waktu
Import gelombang
mikrotremor

Gelombang ambient noise

Filtering dan smoothing Konno


Ohmachi 40 poin data
Kurva HVSR

Nilai f0 Nilai A0

Perhitungan nilai
periode, Vs30,
Amplifikasi

Peta Mikrozonasi

Analisis dan Kesimpulan

Selesai

Gambar 13. Diagram Alir penelitian


Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh berupa peta


frekuensi resonansi, peta periode dominan, peta
Vs30 (kecepatan gelombang geser hingga
kedalaman 30 meter), dan peta amplifikasi
dalam penentuan daerah-daerah rawan
gempabumi di Daerah Makassar.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


Gambar 14. Peta zonasi frekuensi resonansi Daerah Makassar
Gambar 15. Peta zonasi periode dominan Daerah Makassar
Berdasarkan analisis dari USGS
(United State of Geology Survey)
kecepatan gelombang permukaan
untuk daerah Makassar dan
sekitarnya berada antara 180 m/s
hingga 300 m/s .
Hal itu menandakan bahwa Daerah
Makassar berada pada profil tanah
sedang.

Gambar 16. Peta Vs30 Daerah Makassar (USGS,


2007)
Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika
Gambar 17. Peta zonasi Vs30 Daerah Makassar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daerah Makassar dan sekitarnya termasuk karegori tipe tanah E, D, C, B berdasarkan
nilai Vs30 ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.
Nilai Vs30 (m/s) Profil tanah Nama daerah
E Vs < 180 Tanah Lunak Kecamatan Mariso,
Kecamatan Tamalate
D 180< Vs ≤ 360 Tanah sedang Sebagian Kecamatan
Tamalate
C 360< Vs ≤760 Tanah keras dan batuan Kecamatan Makassar,
lunak Kecamatan Bontoala,
Kecamatan Wajo,
Kecamatan Ujung
Tanah, Kecamatan
Ujung Pandang, Bagian
selatan Kecamatan
Panakukang,
Kecamatan Galesong
Utara

Batuan sedang Kecamatan


B 760 < Vs ≤ 1500
Biringkanaya dan
Kecamatan Mamajang
Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika
Gambar 18. Peta zonasi Amplifikasi Daerah Makassar
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

1. Berdasarkan karakteristik tanah Daerah Makassar berada pada zona dengan


faktor penguatan (amplifikasi) berkisar antara 0,8 hingga 6,33 dan pada
frekuensi resonansi berkisar 0,73 Hz hingga 9,03 Hz yang sebagian besar
berada di sebelah barat Kota Makassar dan memiliki litologi batuan berupa
alluvial serta endapan sedimen laut di sekitar pesisir pantai dengan ketebalan
sekitar 10 meter hingga 30 meter, sehingga Daerah Makassar memiliki
tingkat kerawanan tinggi terhadap guncangan gempabumi.

2. Daerah lainnya yang serupa dengan Kota Makassar dan memiliki tingkat
kerawanan yang tinggi berdasarkan nilai amplifikasi maupun frekuensi
resonansi adalah Kecamatan Tallo, Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan
Bontoala, Kecamatan Wajo, dan bagian selatan Kecamatan Panakukang.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


KESIMPULAN DAN SARAN
3. Wilayah yang direkomendasikan sebagai wilayah pengembangan dalam tataruang
adalah wilayah yang memiliki tingkat kerentanan yang rendah yaitu dengan nilai
amplifikasi berkisar antara 0,8 hingga 2,65 dan berada pada zona frekuensi frekuensi
rendah berkisar 0,73 Hz hingga 3,5 Hz meliputi Kecamatan Biringkanaya,
Kecamatan Mamajang dan sebagian kecil Kecamatan Tamalate.

4. Jika ditinjau dari beberapa parameter lain seperti Vs30 berkisar 180 m/s dan periode
dominan kurang dari 0,56 detik maka Kecamatan Mariso dan Kecamatan Tamalate
sebagian wilayahnya memiliki tingkat kerawanan yang tinggi ketika diguncang
gempabumi, sehingga perlu perhatian khusus dari pemerintah dalam usaha
pengembangan fasilitas umum dan kesadaran masyarakat dalam menanggapi
bencana gempabumi.

5. Hasil Vs30 mengindikasikan bahwa daerah Makassar dan sekitarnya terdiri atas
empat tipe batuan yaitu tipe batuan E, tipe batuan D, tipe batuan C, dan tipe batuan
B.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


KESIMPULAN DAN SARAN
B. SARAN

• Sebaiknya data pengukuran mikrotremor dilakukan pada


malam hari agar data yang diperoleh benar-benar data getaran
tanah tidak terganggu oleh noise.

• Hasil dari penelitian ini sebaiknya disosialisasikan pada


masyarakat agar menjadi rujukan mitigasi bencana Daerah
Makassar.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
Ambarrini, A. R. 2014. Studi Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Kota
Jayapura dan Sekitarnya berdasarkan Data Mikrotremor dengan Metode GMPE
Boore dan Atkinson 2008. Yogyakarta:UGM

Assegaf, A. 2014. Analisis Sedimen Kuarter berdasarkan pengukuran Mikrotremor


(Studi Kasus: Kabupaten Gowa dan Kota Makassar). Makassar:UNHAS

Aswandi, L. 2005. Mikrozonasi Kota Kendari dan Sekitarnya Menggunakan Analisis


Mikrotremor. Makassar: Skripsi Universitas Hasanudin

Beiser, dan Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Edisi Keempat. Jakarta:Erlangga

Brown, A.R. 2005. Understanding Seismic Attribute. Geophysics. vol 66, No1, P.47-
48.

BMKG. 2010. InaTEWS – konsep dan Implementasi. Jakarta: Badan Meteorologi


Klimatologi dan Geofisika

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
Elnashai, S. A., dan Sarno, D.L. 2008. Fundamental of Earthquake Engineering.
Hongkong:Wiley

Febriana. 2007. Eksplorasi Seismik. Unpad. Bandung.

FEMA 302. 1997. NEHRP Recomended Provisions for Seismic Regulations for
New Buildings and Other Structures. Washington, D. C: National Institute of
Building Sciences

Husain, J.R. dan Sultan. 2012. Analisis Cutting Bor Dan Nilai Resistivity Batuan
Untuk Penentuan Letak Pipa Saringan Pada Sumur Bor Di Daerah Kampus
Unhas Tamalanrea Kota Makassar. Makassar: Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Ibrahim G., dan Subardjo. 2004. Pengetahuan Seismologi. Jakarta:Badan


Meteorologi dan Geofisika

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim G., dan Subardjo. 2004. Pengetahuan Seismologi.
Jakarta:Badan Meteorologi dan Geofisika

Kementerian Pekerjaan Umum. (2010). Peta Hazard Gempa


Indonesia sebagai Acuan Dasar Perencanaaan dan
Perancangan Infrastruktur Tahan Gempa. Jakarta:
Kementerian Pekerjaan Umum. 22 hlm.

Kertapati, E.K. 2004. Aktivitas Gempabumi di Indonesia.


Bandung:Pusat Survei Geologi

Koddeng, Baharuddin. 2011. Zonasi Kawasan Pesisir Pantai


Makassar Berbasis Mitigasi Bencana. Makassar:UNHAS

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pekerjaan Umum. (2010). Peta Hazard Gempa Indonesia
sebagai Acuan Dasar Perencanaaan dan Perancangan Infrastruktur
Tahan Gempa. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. 22 hlm.

Koddeng, B. 2011. Zonasi Kawasan Pesisir Pantai Makassar Berbasis


Mitigasi Bencana. Makassar:UNHAS

Lachet, C. dan Bard, P.Y. 1994. Numerical and theoretical investigations


on the possibilities and limitations of Nakamura’s technique. Journal
Physics of the Earth. 42, 377-397

Lermo, J. dan Chavez Garcia, F. J., 1993. Are microtremors useful in site
response evaluation?Bull. Seis. Soc. America, 84, 1350-1364

Marjiyono, 2010. Estimasi Karakteristik Dinamika Tanah Dari Data


Mikrotremor Wilayah Bandung. Thesis ITB. Bandung.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
Muqtadir, H. 2013. Zonasi Potensi Likuifaksi Kota Makassar
Menggunakan Metode National Centre For Earthquake Engineering
Research (Nceer). Makassar:UNHAS

Nakamura, Y. 1989. A Method for Dynamic Characteristic Estimation of


Subsurface using Microtremor on the Ground Surface. QR Railway
Technical Research Institute, 30(1), 25-33

Nakamura, Y. 2000. Clear Indentification of Fundamental Idea of


Nakamura’s Technique and Its Application. Japan:Tokyo University

Parwatiningtyas, D. 2008. Perbandingan Karakteristik Lapisan Bawah


Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Mikrotremor Dan Data
Bor.Jurnal Ilmiah Universitas Indraprasta PGRI

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
Pasau, G., dan Tanauma, A. 2011.Pemodelan Sumber Gempa Di Wilayah
Sulawesi Utara Sebagai Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi.
Universitas San Ratulangi Manado:Fisika FMIPA

Sukamto, R dan Supriatna, S. 1982. Geologi Lembar Ujung Pandang,


Benteng dan Sinjai. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi

Rahmatullah, F. S. 2013. Studi Potensi Likuifaksi Berdasarkan Indeks


Kerentanan Seismik Dan Percepatan Tanah Maksimum Kota Makassar.
Makassar:UNHAS

Roser, J. dan Gosar, A. 2010. Determination of Vs30 for seismic ground


classifications in the Ljubljana area. Slovenia: Acta Geotechnica
Slovenia

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
SESAME. 2004. Guidelines for the Implementation of the H/V Spectral Ratio Technique on
Ambient Vibration Measurements, Processing and Interpretation, European
Commission – Reasearch General Directorate

Setyonegoro, W. 2012. Analisis sumber gempabumi pada segmen Mentawai (studi kasus:
gempabumi 25 oktober 2010). Jurnal meterology dan geofisika 139-149

Soehaimi, A. 2009. Seismotektonik dan Potensi Kegempaan Wilayah Makassar. Jurnal


Geologi Indonesia, Vol 3 No 1

Suhendratman, A.P.2013. Analisis Sedimen Kuarter Dan Zona Kerentanan Seismik


Berdasarkan Pengukuran Mikrotremor (Studi Kasus Kabupaten Gowa Dan Kota
Makassar. Makassar:UNHAS

Sukamto, R., dan Simanjuntak. T.O. 1983. Tectonic Relationship Between Geologic
Provines of Western Sulawesi, Eastern Sulawesi and Banggai-Sula in the light of
Sedimentological Aspects, Bull. Bandung: Geol. Res. and Dev. Centre, no. 7

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
Susilawati. 2008. Penerapan Penjalaran Gelombang Seismik Gempa pada Penelaahan
Struktur Bagian dalam Bumi. Sumatera Utara:Universitas Sumatra Utara

Syamsuddin. 2014. Penentuan Profil Ketebalan Sedimen Lintasan Kota Makassar


Dengan Mikrotremor. Makassar:UNHAS

Takai dan Tanaka, 1961. On microtremors VIII. Tokyo: Bull. Earthquake Res. Inst. 39,
97-114

Telford, W. M. 1992. Applied Geophysics. Inggris:Cambridge University Press London

Thomson,W. T. 1980.Theory Of Vibration With Application. Prentice-Hall, Inc.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika


DAFTAR PUSTAKA
USGS. 2007. Global Vs30 Map Server.
http://earthquake.usgs.gov/hazards/apps/vs30/ diakses pada tanggal 15 Mei
2016

Wakamatsu, K., dan Matsuoka, M. 2006. Development of the 7.5-Arc-Second


Engineering Geomorphologic Classification Database and its Application
to Seismic Microzoning, Bulletin of.

Wangsadinata, W. 2006. Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Berdasarkan


SNI 1726-2002. Jakarta: Shortcourse HAKI

Zhao. J.X, J. Zhang, A. Asano, Y. Ohno, T. Oouchi, T. Takahashi, H. Ogawa,


K. Irikura, H. Thio, dan P. Somerville. 2006. Attenuation Relations of
Strong Motion in Japan using site classification based on predominant
period. Bull. Seismol.Soc. Am. 96, 898.

Subbidang Mitigasi Gempa Bumi Teknik Geofisika

Anda mungkin juga menyukai