Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KONTRASTIF (AK) DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA

OLEH :
DEVI TIKASARI (166210444)
A. Memahami AK

Hambatan terbesar dalam proses menguasai bahasa kedua (B2)


adalah tercampurnya sistem bahasa pertama (B1) dengan sistem B2.
Analisis kontrastif (AK) mencoba menjembatani kesulitan tersebut
dengan mengontraskan kedua sistem bahasa yang ada untuk
meramalkan kesulitan-kesulitan yang terjadi.
Beberapa para ahli mencoba untuk menghubungkan berbagai faktor
yang ikut terlibat dalam proses penguasaan bahasa. Faktor-faktor
tersebut meliputi faktor yang akan mengmengaruhu faktor psikologi.
Faktor-faktor psikologi antara lain :
a. Pemerolehan B2,
b. Hakikat belajar (baik menurut pandangan kaum behavioris
maupun kaum kognitivis,
c. Faktor kepribadian, dan
d. Dimensi-dimensi sosiokultural (Brown, 1980).
B. Linguistik Kontrastif

AK sering dipersamakan dengan istilah Linguistik Kontrastif


(Hamid, 1987). Linguistik Kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa
yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa
sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu
bisa dilihat (Lado, 1957).
AK menjadi semakin populer setelah muncul karya Lado (1959)
yang berjudul Linguistics A cross Culture yang menguraikan cara-cara
mengontraskan dua bahasa. Lado menganjurkan agar pengontrasan
dilakukan terhadap fonologi, struktur gramatik.
Pengontrasan fonologi dilakukan terhadap sistem bunyi,
transfer dari sistem bunyi (varian, pola tekanan dan ritme,
transisi, intonasi serta hubungannya dengan fonem-fonem
lain).
Pengontrasan struktur gramatik hendaknya dibedakan
pengertiannya dengan tata bahasa. Struktur gramatik adalah
konstruksi bahasa yang lazim dipakai oleh penutur asli
dalam berkomunikasi.
C. Kritik Terhadap AK

Analisis kontrastif mencoba mengontraskan dua bahasa yang berbeda


dengan maksud untuk mengenali sebab-sebab timbulnya interferensi dan
meramalkan kesukaran belajar pembelajar ternyata menimbulkan berbagai
kritik dari para ahli bahasa maupun ahli pengajar bahasa.
Kritik pertama dikemukakan oleh Ronald Wardhaugh (1970) bahwa AK
menimbulkan ketidakpastian karena tidak memadainya teori linguistik yang
ada.
Kritik kedua dikemukakan oleh Whitman dan Jackson,(1972) AK baik
secara teoretis maupun praktis hasilnya tidak memadai untuk meramalkan
interferensi yang diperbuat oleh pembelajar.
Kritik ketiga dikemukakan oleh Brown (1980) bahwa AK yang
populer itu ternyata hanya berhasil meramalkan kesulitan dalam
bidang fonologi.
Kritik keempat dikemukakan oleh Abdul Wahab (tidak
dipublikasikan) bahwa penerapan AK terhadap dua sistem bahasa
yang sangat berbeda harus ditinjau kembali.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai