Anda di halaman 1dari 28

LARUTAN

Dua jenis campuran : heterogen dan homogen

Campuran heterogen: campuran dari beberapa zat yang terdiri


dari beberapa fasa, sifat campuran adalah
gabungan dari komponen campuran

Campuran homogen: campuran beberapa zat dalam bentuk satu


fasa dan sifat campuran berbeda dengan
sifat komponen penyusun campuran.

Campuran homogen = Larutan

Komponen Larutan : 1. Zat terlarut (solute) 2. Zat pelarut (solvent)

Solvasi : spesies dalam larutan yang terjadi karena interaksi solut dengan solvent
Untuk pelarut air disebut hidrat.
Jenis larutan

1. Larutan Gas : campuran homogen


beberapa gas yang Udara
tidak saling bereaksi

2. Larutan Cair : a. Gas larut dalam cairan (lart HCl, NH₄OH)


b. Cairan larut dalam cairan (lart H₂SO₄)
c. Padatan larut dalam cairan (lart gula, lart NaCl)

3. Larutan Padat : padatan yang terdispersi dalam padatan lain.


Alloy (logam yang larut dalam logam lain)
Contoh: kuningan, perunggu dll
Besaran dalam larutan

1. Fraksi mol (X) : perbandingan banyaknya mol komponen


dengan mol total semua komponen.
Contoh, 1 mol alkohol + 3 mol air → XH₂O = ¾ ,Xalkohol = ¼

2. Molaritas (M) : banyaknya mol solute dalam satu liter larutan.


Contoh, larutan HCl 6 molar (HCl 6M) → 6 mol HCl dalam 1
liter larutan, dibuat dengan cara memasukkan HCl 6 mol dalam
labu 1 liter ditambah H₂O sampai batas.

3. Molalitas (m) : banyaknya mol solut dalam 1000 gram solven


misal HCl 6 m, dibuat dengan cara menambahkan 6 mol HCl ke
dalam 1000 gram pelarut.
4. Normalitas (N) : banyaknya mol ekivalen solut dalam 1 liter larutan.
Misal, KMnO₄ 0,25N, artinya tiap liter larutan mengandung 0,25 mol
ekivalen KMnO₄

5. Persen solut (%) :

a. Persen berat per volume (% w/v) : banyaknya gram solut dalam 100 ml
larutan
Misal H₂O₂ 3 % w/v : tiap 100ml larutan mengandung 3 gram H₂O₂

b. Persen volume per volume (% v/v) : banyaknya ml solut dalam 100 ml


larutan.
Misal, alkohol 15 % v/v : dibuat dengan memasukka 15 ml alkohol
dalam labu 100ml, ditambah air (pelarut) sampai batas.
c. Persen berat per berat (% w/w) : banyaknya gram solut dalam 100
gram larutan
Misal, K₂CrO₄ 2% w/w, dibuat dengan cara melarutkan 2 gram
K₂CrO₄ dalam air hingga berat larutan 100 gram.

6. Formalitas ( F ) : Banyaknya berat formula solut dalam 1 liter


larutan.
Misal NaCl 1 F, dibuat dengan melarutkan ( 23 + 35,5 ) gram NaCl
dalam air hingga volume larutan 1 liter.
SIFAT LARUTAN

Sifat larutan dipengaruhi sifat solut dan sifat solven.

Penambahan solut menurunkan kecenderungan lepasnya molekul² solven.

I. H₂O II. Lart. Gula


* Mula² tinggi cairan sama, setelah
beberapa saat permukaan cairan I turun
I II dan permukaan cairan II naik.
*Terjadi perpindahan air dari bejana I ke II
melalui fasa uap → air murni > mudah
menguap dari pada larutan gula
Pada cairan II ada interaksi antara air dan gula
HUKUM RAOULT

Penurunan tekanan uap relatif solvent


sebanding dengan fraksi mol (X) solut

Untuk larutan biner: X₁ + X₂ = 1


X₁ = fraksi mol pelarut (solven)
X₂ = fraksi mol zat terlarut (solut)

Atau Maka P = X₁P⁰

Hukum Raoult hanya berlaku untuk larutan² encer, untuk


larutan yang lebih pekat ada penyimpangan hukum Raoult
Hubungan penurunan tekanan uap – kenaikkan titik didih – fraksi mol

Δ Td ~ ΔP ~ X₂ Δ Td = kenaikkan titik didih


ΔP = penurunan tekanan uap
X₂ : fraksi mol solut

n = mol solut ; N : mol solvent

Jika n << N Maka

jika banyaknya solut dinyatakan dalam molal maka

W : berat molekul(Mr) solut

Harga 1000/w untuk setiap pelarut tetap


Δ Td = m Kd untuk larutan encer

Kd : konstanta kenaikan titik didih

Δ Tb = m Kb Kb : konstanta penurunan titik beku

Contoh : Bila 0,869 gr kolesterol dilarutkan dalam 4,44 gr


eter(C₄H₁₀O) pada suhu 17,9⁰C, tekanan uap eter turun dari
0,526 atm menjadi 0,507 atm. Hitung Mr kolesterol!

Jawab

Mr eter(C₄H₁₀O) = 74 misal Mr kolesterol = M

M = 400,96
Contoh :hitung normalitas larutan yang mengandung 36,75 gram
H₂SO₄(Mr:98) dalam 1 liter larutan.

Jawab
Elektrolit

Proses pelarutan dapat terjadi dengan 2 cara


1. Dengan peruraian molekul menjadi ion²
2. Tanpa peruaian / pemecahan molekul

1. Zat Elektrolit 2. Zat non Elektrolit

Zat elektrolit Zat non elektrolit

Asam Klorida HCl Sukrosa C₁₂H₂₂O₁₁


Asam Sulfat H₂SO₄ Etil Alkohol C₂H₅OH
Asam asetat CH₃COOH Nitrogen N₂
Natrium Hidroksida NaOH Oksigen O₂
Kalsium Hidroksida Ca (OH)₂ Metana CH₄
Natrium Klorida NaCl Karbon monoksida CO
Natrium Sulfat Na₂SO₄ Aseton CH₃C(O)CH₃
Zat Elektrolit

Elektrolit Kuat : terurai hampir Elektrolit Lemah : dalam


sempurna dalam larutan larutan hanya terurai sebagian

Zat Elektrolit Kuat Zat Elektrolit Lemah

Asam Klorida HCl Asam asetat CH₃COOH


Natrium Hidroksida NaOH Talium Hidroksida TiOH
Natrium Klorida NaCl Merkuri Klorida HgCl₂
Kalium Sianida KCN Asam Sianida HCN
Barium Sulfat BaSO₄ Kadmium Sulfat CdSO₄
Proses Pelarutan Zat Elektrolit

Contoh

HCl + H₂O ---------> H₃O⁺ + Cl⁻

H⁺ pindah dari HCl ke H₂O membentuk ion H₃O⁺ dan Cl⁻

H₃O⁺ (ion hidronium) ; Cl⁻ (ion klorida)

H₃O⁺ adalah H⁺ terhidrat ; H₂O tidak ditulis

HCl ---------> H⁺ + Cl⁻


Derajad Ionisasi

Bilangan yang menunjukkan banyaknya bagian 1 mol zat elektrolit


yang di dalam pelarut air terionisasi menjadi ion – ionnya ( α ) ( ≤ 1 )

AB A+ + B - Elektrolit AB jika dilarutkan dalam air


terbentuk ion A⁺ dan B⁻ ; dalam larutan
terdapat ion A⁺ ; B⁻ dan sisa elektrolit AB
Contoh

Titik beku larutan elektrolit AB 0,01 m dalam air = - 0,0193⁰C


Jika harga Kb = 1,86⁰C/m , hitung a. % derajad ionisasi ; b. [A⁺] dan [B⁻]

AB A+ + B - Δ Tb = m Kb 0,0193 = m 1,86 m = 0,0104

Derajad ionisasi AB = α AB yang terionisasi = 0,0104 α

A⁺ dan B⁻ yang terbentuk = 0,0104 α AB yang sisa = 0,0104 – 0,0104 α


= 0,0104 ( 1 – α )
Konsentrasi total = 0,0104 ( 1 – α ) + 0,0104 α + 0,0104 α = 0,0104 ( 1 + α ) molal
0,0104 ( 1 + α ) = 0,0104 ====> α = 0,04 Derajad ionisasi = 4 %
Faktor yang mempengaruhi Derajad ionisasi

1. Sifat Solut 2. Sifat Solvent 3. Konsentrasi Larutan 4. Suhu larutan

1. Sifat Solut

Contoh, pada T dan C = ; HCl terionisasi 100% dan HF terionisasi 1 %

2. Sifat Solvent

Biasanya H₂O sebagai pelarut, tak akan mempengarui derajad ionisasi.


Bila H₂O diganti pelarut lain, maka derajad ionisasi akan berubah

3. Konsentrasi Larutan

Derajad ionisasi bertambah dengan berkurangnya kontrasi larutan


Derajad ionisasi CH₃COOH dalam air

Larutan dlm air Konsentrasi (M) Derajad Ionnisasi (%)


CH₃COOH 1,00000 0,4
CH₃COOH 0,10000 1,3
CH₃COOH 0,01000 4,3
CH₃COOH 0,00100 15,0
CH₃COOH 0,00001 75,0

4. Suhu larutan

Tak ada perumusan sederhana untuk


pengaruh suhu terhadap derajad ionisasi

Pada T ruang α CH₃COOH = 1% Pada T < dan C = , α CH₃COOH < 1%


KELARUTAN

Kelarutan suatu proses pelarutan yang secara kuantitatif


digunakan untuk menunjukkan susunan dari suatu larutan

Contoh
Konsentrasi
Larutan tak jenuh Masih dapat di + solut larutan yang
berbeda

+ Solut

Larutan jenuh [Larutan] tetap


Faktor yang mempengaruhi Kelarutan

1. Sifat Solut 2. Sifat Solvent 3. Suhu 4. Tekanan

1. Sifat Solut

Kelarutan solut dalam suatu solvent makin besar jika solut dan
solvent mempunyai struktur dan sifat kelistrikan yang sama

Misal H₂O , merupakan pelarut yang baik untuk senyawa²


polar dan tak baik untuk senyawa² non polar

2. Sifat Solvent

Pada suhu , tekanan dan solvent Misal, kelarutan NaCl dalam


sama, setiap solut mempunyai air ± 4 x kelarutan sukrosa
kelarutan yang berbeda dalam air
3. Suhu

Tidak ada aturan umum untuk kelarutan


suatu solut dalam suatu solvent

Contoh Pada umumnya kelarutan Penambahan suhu menurunkan


gas dalam solvent cair, turun kelarutan garam Li₂CO₃ dalam
dengan bertambahnya suhu. air. Tetapi untuk garam KCl
Tapi tuk gas He makin besar naik dan NaCl tetap

4. Tekanan

Pada umumnya kelarutan gas naik


Tekanan parsial gas bertambah
dengan bertambahnya tekanan.

Misal [CO₂] dalam minuman berkarbonat tergantung dari PCO₂

P : tekanan parsial ;X : fraksi mol


Hukum Henry :
K : Konstanta henry (2,95 x 10⁷ mmHg)
REAKSI DALAM LARUTAN

Pengertian Asam - Basa

Asam – Basa Arrhenius

Asam : HX Zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H⁺

Misal : HCl ; H₂SO₄ ; CH₃COOH ; HSO₄ˉ dll

Basa: MOH Zat yang jika dilarutkan dalam air menghasikan ion OH ˉ

Misal : NaOH ; Ca (OH)₂ ; Al (OH)₃ dll

Arrhenius tidak dapat menerangkan larutan yang bersifat asam seperti


CO₂ dalam air dan larutan yang bersifat basa seperti NH₃ dalam air
Asam – Basa Bronsted - Lowrey

Asam : Zat yang dapat memberikan ion H⁺ pada zat lain

Misal : HCl + H₂O ---------> H₃O⁺ + Clˉ


H₂O + H₂O ---------> H₃O⁺ + OH ˉ

Basa : Zat yang dapat menerima ion H⁺ dari zat lain

Misal : H₂O + NH₃ ---------> NH₄⁺ + OH ˉ (sedikit)


H₂O + H₂O ---------> H₃O⁺ + OH ˉ
CO₃⁼ + H₂O ---------> HCO₃ˉ + OH ˉ

Pada contoh di atas, H₂O dapat bersifat basa karena dapat


menerima H⁺ dan bersifat asam karena dapat memberikan H⁺
Asam – Basa Lewis

Teori asam – basa Arrhenius dan Bronsted - Lowrey


tak dapat menerangkan fenomena² seperti berikut

Misal , F₃B + :NH₃ ---------> F₃B : NH₃


Cl₃Al + Clˉ ---------> (Cl₃Al : Cl)ˉ

Pada contoh ini F₃B menerima pasangan eˉ dari :NH₃ dan NH₃ memberikan
pasangan eˉ pada BF₃. Demikian juga untuk reaksi II, Cl₃Al menerima
pasangan eˉ dari Clˉ dan Cl ˉ memberikan pasangan eˉ pada A lCl₃

Asam : Zat yang dapat menerima pasangan eˉ dari zat lain

Misal , BF₃ dan AlCl₃

Basa : Zat yang dapat memberikan pasangan eˉ pada zat lain

Misal , :NH₃ dan Clˉ


Netralisasi

Netralisasi hanya tepat digunaakan untuk reaksi asam – basa Arrhenius, karena
H⁺ dan OHˉ bereaksi menghasilkan H₂O sehingga sifat asam dan basa hilang

Untuk sistem asam – basa Bronsted – Lowry dan Lewis, batasannya lebih luas

Empat kemungkinan reaksi asam - basa

1. Reaksi asam kuat dengan basa kuat

2. Reaksi asam lemah dengan basa kuat


Reaksi 1 dan 4 paling tepat
disebut reaksi netralisasi
3. Reaksi asam kuat dengan basa lemah

4. Reaksi asam lemah dengan basa lemah


Contoh

1. Reaksi asam kuat dengan basa kuat

HCl + NaOH -----> H₂O + NaCl

HCl ; NaOH ; NaCl  elektrolit kuat, dalam


larutan berada dalam bentuk ion – ion nya

H⁺ + Clˉ + Na⁺ + ˉOH -----> H₂O + Na⁺ + Clˉ

H₃O⁺ + ˉOH -----> 2 H₂O H₂O dalam bentuk hidrat (H₃O⁺)

2. Reaksi asam lemah dengan basa kuat

HA : asam lemah, misal HC₂H₃O₂


HA + ˉOH -----> H₂O + Aˉ Hanya sedikit terurai dlm larutan

HA + H₂O -----> H₃O⁺ + Aˉ H₃O⁺ + ˉOH -----> 2 H₂O


3. Reaksi asam kuat dengan basa lemah

H₃O⁺ + MOH -----> M⁺ + 2 H₂O MOH : basa lemah (NH₃ ; TiOH dll)

NH₃ + H₃O⁺ -----> NH₄⁺ + H₂O

4. Reaksi asam lemah dengan basa lemah

HA + MOH -----> M⁺ + Aˉ + H₂O HA + NH₃ -----> NH₄⁺ + Aˉ

Asam Poliprotik

Juga disebut asam polibasis, yaitu asam yang setiap


molekulnya dapat melepas lebih dari satu proton

H₂SO₄ + H₂O -----> H₃O⁺ + HSO₄ˉ


HSO₄ˉ + H₂O -----> H₃O⁺ + SO₄²ˉ(sedikit) Contoh lain, misal H₃PO₄ dll
Contoh Soal

1. Dilihat dari komponen² nya dalam larutan, jelaskan ada berapa


jenis larutan? Beri contoh dan jelaskan!

2. Hitung normalitas (N) dari HCl pekat yang mempunyai ρ =


1,1878 dan konsentrasinya 37% (Mr = 36,5)

Jawab :
ρ = 1,1878 mg/mL berarti di dalam 1 Liter larutan terdapat 1187,8 gram
Konsentrasi 37% ===> N HCl dlm larutan adalah
3. Perhatikan persamaan reaksi berikut :
K₂Cr₂O₇ (s) + 14 HCl (aq) ----->
2 K⁺(aq) + 2 Cr³⁺(aq) + 8Clˉ(aq) + 7 H₂O (aq) + 3 Cl₂ (g)
Jika 6,20 g K₂Cr₂O₇ bereaksi degan HCl
Volume akhir larutan 100 mL(0,100 L)
Hitung jumlah Cr³⁺(aq) dan mol Cl₂ yang terbentuk!

Jawab:
Mr K₂Cr₂O₇ : 2(39,102) + 2(51,996) + 7(15,9994) = 294,192
Mol K₂Cr₂O₇ = 6,20 : 294,192 = 0,0211 mol
1 mol K₂Cr₂O₇ menghasilkan 2 mol Cr³⁺ dan 3 Cl₂
Mol Cr³⁺ = 2 x 0,0211 = 0,0422 mol  [Cr³⁺] = 0,0422/0,100 mol/L = 0,422M
Mol Cl₂ = 3 x 0,0211 = 0,0633 mol
4. Suatu larutan asam sulfat berair mempunyai konsentrasi 9,386 M dan
kerapatan 1,5091 g cmˉ³ ; Ar H :1,0079 ; O : 15,999 ; S : 32,066
Hitung molalitas, % massa(w/w) dan fraksi mol H₂SO₄ dalam larutan

Jawab :
Diketahui [ H₂SO₄ ] : 9,386 M ; ρ : 1,5091 g cmˉ³
1L larutan massanya = (1000 cm³)(1,5091 g cmˉ³) = 1509,1 g = 1,5091 kg
1L larutan mengandung 9,386 mol H₂SO₄ atau
9,386 mol H₂SO₄ × 98,08 g molˉˡ = 920,6 g H₂SO₄ (0,9206 kg)
Dalam 1L larutan, massa air = (1,5091 – 0,9206 )kg = 0,5885 kg
*Molalitas (m) = 9,386/0,5885 mol H₂SO₄ /kg H₂O = 15,95 mol kg ˉˡ
*% w/w = 0,9206 kg/ 1,5091 kg × 100% = 61,00%
Mol H₂O = 588,5g / 18,02 g molˉˡ = 32,66 mol
*Fraksi mol H₂SO₄ = 9,386 /(9,386 + 32,66) =0,2232

Anda mungkin juga menyukai