Periosteum
Tengkorak
PERDARAHAN SUBGLEAL
• Darah di bawah galea apneurosis
• Mid-forceps dan vakum
• Pembengkakan kulit kepala, ekimosis
• Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
• Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%)
• Perdarahan intrakranial atau
• Fraktur tengkorak
• Terjadinya gambaran ini tidak berkorelasi dengan keparahan perdarahan
• Anemia/hipovolemia/syok
Kulit Kaput Sefalhematoma
Epicranial
aponeuroses Perdarahan subgaleal
Perdarahan
extradural
Periosteum
Tengkorak
Duramater
Lesi Pembengkakan ↑ setelah Melintasi ↑↑↑ke-
eksternal lahir garis hilang-an
sutura darah akut
Etiologi
• BMK >3500g pada 50-70%
kasus
• Presentasi abnormal atau
persalinan disfungsional
• Tanda-tanda gawat janin
pada 44%
• Distosia bahu
• Persalinan sungsang
• Trauma bilateral pada 8-23%
• Lesi traumatis terkait dengan trauma pleksus brakialis:
• Fraktur klavikula 10%
• Fraktur humerus 10%
• Subluksasi servikal 5%
• Trauma servikal 5-10%
• Palsi wajah (10-20%)
TATALAKSANA
• Pencegahan kontraktur
• Untuk mencegah ketidaknyamanan: Imobilisasi ekstremitas secara
perlahan melintang di atas perut untuk minggu pertama lalu
• Mulailah latihan pergerakan pasif pada semua sendi
• Splint penahan pergelangan tangan
• Eksplorasi pembedahan (???) – jika tidak terjadi pemulihan
fungsional bermakna dalam 3 bulan
• Eksplorasi setelah 6 bulan hanya memberikan sedikit keuntungan
PROGNOSIS
• Bergantung pada keparahan dan luas lesi:
• Regang- 90-100% pemulihan dalam 1 tahun
• Ruptur – memerlukan koreksi dengan pembedahan
• Avulsi - memerlukan koreksi dengan pembedahan
• 88% sembuh dalam waktu 4 bulan; 92% sembuh dalam waktu 12
bulan; 93% sembuh dalam 48 bulan
• Defisit residual jangka panjang
• Kelainan pembentukan tulang progresif
• Atropi otot
• Kontraktur sendi
• Pertumbuhan ekstremitas terganggu
PALSI ERB
Etiologi
• Cedera akibat regangan
C5-C7 (pleksus atas)
• 90% kasus
Diagnosis:
• Pemeriksaan klinis
• Foto rontgen untuk
menyisihkan
kemungkinan trauma
tulang
Manifestasi Klinis
Ekstremitas yang terlibat berada:
•Dalam posisi aduksi
•Dalam posisi pronasi dan rotasi internal
•Relfleks Moro, biseps dan radial tidak ada
•Refleks gengam biasanya ada
•2-5% paresis syaraf frenikus ipsilateral
•Postur "waiter's tip“
•Gawat napas jika syaraf frenikus juga cedera
FRAKTUR TULANG PANJANG
• Tidak umum: 0,1 per 1000 kelahiran hidup
• Faktor risiko:
• Sungsang
• Bedah sesar
• Berat badan rendah
• Klinis:
• Pergerakan menurun
• Pembengkakan dan nyeri pada pergerakan pasif
• Obgyn mungkin merasakan atau mendengar bunyi fraktur
pada saat persalinan
FRAKTUR TULANG PANJANG
FRAKTUR HUMERUS
FRAKTUR HUMERUS
• Etiologi kesulitan lahir
• Dislokasi tulang
• Menagis saat bahu digerakkan
• Gerakkan ekstremitas asimetris atau berkurang
• Edema diatas tulang yang patah
Diagnosis: Foto rontgen
• Tata laksana:
• Splinting/immobilisasi dalam posisi aduksi
• Reduksi tertutup dan pemasangan gisp jika
bergeser
• Mengamati keberadaan cedera syaraf radial
• Pembentukan kalus terjadi dan pemulihan lengkap
diharapkan terjadi dalam 2-4 minggu.
• Dalam 8-10 hari, pembentukan kalus cukup untuk
menghentikan imobilisasi
1. Beri bantalan atau kasa antara lengan yang terkena dan dada dari
ketiak sampai siku
2. Balut lengan atas sampai ke dada dengan kasa pembalut
3. Fleksikan siku 90 dan balut dengan kasa pembalut lain, balut lengan
atas menyilang dinding perut. Yakinkan bahwa tali pusat tidak
tertutup kasa pembalut
4. Nasihati ibu agar kembali 10 hari kemudian untuk mengganti
pembalut.
FRAKTUR FEMUR
ETIOLOGI
• Terjadi karena kesalahan pertolongan pada letak bokong waktu
mengeluarkan kaki atau pada ekstraksi kaki
• Gejala : gerakan spontan pada tungkai tidak ada
TATALAKSANA
1. Letakkan bayi terlentang dan letakkan bantalan bidai dibawah pinggang
sampai dengan lutut bayi pada tungkai yang terkena
2. Balut bidai ke tubuh bayi dengan pembalut elastis pada pinggangnya dan
dari paha sampai dibawah lutut pada kaki yang terkena.
3. Tali pusat jangan sampai tertutup pembalutAmati tungkai bawah 4 kali
sehari selama 2 hari
4. Bila kaki menjadi biru atau bengkak, lepas pembalut dan bungkus ulang
dengan balutan lebih longgar
5. Bila pembalut dipasang ulang, amati 2 hari lagi, apakah kaki tampak
kebiruan atau bengkak
6. Nasehati ibu agar kembali dalam 14 hari untuk membuka bidai
FRAKTUR CLAVICULA
• Dapat terjadi pada persalinan makrosomi, atau bahu lebar
• Letak sungsang dengan tangan menjungkit
• Gejala : kelemahan pada bahu yang patah
• Refleks moro (-)
TATALAKSANA
• Bila bayi tampak sangat kesakitan saat digerakkan, lakukan
penanganan seperti pada fraktur humerus.
• Bila tidak ada keluhan pada neonatus tidak perlu difiksasi karena
akan sembuh dalam jangka waktu 3 minggu.
• Fraktur klavikula sering disertai paralysis nervus brakialis akibat
trauma persalinan, yang mengakibatkan palsi lengan.
• Sehingga perlu dilakukan manajemen palsi lengan.
• Nasehati ibu agar kembali 5 hari kemudian, untuk mengganti
pembalut.
TORTIKOLIS KONGENITAL
Muskulus Sternocleidomestoideus
Tortikolis muscular kongenital
• Adalah kekakuan leher yang menimbulkan spasme otot yang secara
klinis bermanifestasi sebagai leher yang bengkok atau terputar
• Merupakan kumpulan gejala dan berbagai gangguan yang
mendasarinya
• Insidensi 4 per 1000 kelahiran
• 1 dari setiap 300 kelahiran hidup
Klasifikasi
• Tortikolis kongenital : bayi dgn kemiringan kepala pada satu sisi
• Tortikolis didapat : terdapat pada anak dan dewasa
• Tortikolis spasmodic : gerakan spasmodic yang intermiten pada otot
leher samapi ke wajah
Etiologi
• Pemendekan otot sternokleidomasteid akibat trauma selama proses
persalinan, atau posisi bayi selama dalam kandungan
• Umumnya tanda dan gejala klinis diketahui pada 2 bulan pertama,
dimana kepala mengarah ke sisi yang sakit, pembesaran otot=otot
leher, spasme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi leher
TATALAKSANA
1. Farmakologis
2. Non farmakologis
3. Pembedahan
Prognosis
• Disebut baik bila tercapai hasilyang baik setelah 6 bulan terapi dngan
penanganan rehabilitasi
• Disebut memburuk bila tidak ada perubahan dalam 6 bulan terapi
dan ditandai dengan wajah yang asimetris