Anda di halaman 1dari 15

”Pengaruh Perpanjangan

Penyinaran Selama Musim Dingin


Terhadap Pertumbuhan
Dan Timbulnya
Pubertas di Kerbau Betina Murrah”
KELOMPOK 10
RESKI (O11116016)
MUHAMMAD FADHIL SHALIH (O11116313)
A. NUR INDRI PARAMITA (O11116509)

2
Introduction
× Kerbau adalah sumber utama
dari produksi susu dan
Keterlambatan masa subur,
memberikan kontribusi yang
siklus estrus tidak teratur,
signifikan terhadap
perkembang biakan
perekonomian banyak negara
musiman, anoestrus, interval
di Asia Tenggara.
waktu postpartum yang
panjang mengarah kepada
× Lebih dari 50% dari populasi produktivitas yang rendah
148 juta kerbau dunia pada spesies ini
dipelihara di India

3
× Manajemen penyinaran/fotoperiod mempengaruhi
pencapaian pubertas dan sekresi prolaktin pada
ternak yang ditempatkan di lingkungan luar.

× Onset dari pubertas pada Kerbau betina sangat


dipengaruhi oleh asupan pakan, kualitas pakan, dan
berat badan (BB) meningkat.

4
Location and methodology
× Percobaan dilakukan antarabulan Desember dan Februari di
National DairyLembaga Penelitian, Karnal, India, yang terletak di
ketinggian 250 m di atas permukaan laut.

× 14 Sapi kerbau Murrah dipilih


dan dibagi menjadi kelompok kontrol (n = 7) dan perlakuan (n =
7)

× Kelompok kontrol terpapar


fotoperiode alami 10,5 jam.Kelompok yang diberi perlakuan
terkena 4 jam fotoperiode dan diperpanjang
dengan cahaya buatan (160 Lux) setelah matahari terbenam
selamaperiode percobaan.

5
Location and methodology
× Asupan pakan harian dan penolakan pakan dari kedua
kelompok dicatat sepanjang percobaan.
× Asupan materi kering (Dry Matter Intake) dihitung sebagai
selisih antara asupan pakan dan penolakan.
× Berat badan dan sampel darah diperoleh dari semua kelompok
pada interval dua minggu.
× Untuk menentukan pola sirkadian hormon melatonin dan
prolaktin, contoh darah dikumpulkan pada interval 4 jam selama
periode 24 jam Segera setelah pengumpulan, sampel-sampel itu
diangkut ke laboratorium dalam cool box, lalu disentrifugasi
pada 3000 rpm selama 15 menit untuk mendapatkan plasma
yang berada di aliquot yang berbeda dan disimpan pada suhu -
20° C sampai dianalisis untuk hormon dan metabolit.

6
Statistical
analysis
Mixed model ANOVA (pengukuran berulang
liniermodel) dilakukan untuk membandingkan
Berat badan, metabolit,dan konsentrasi hormon
antara kelompok sapi kerbau penyinaran
normal(NDP) dan penyinaran diperpanjang
(ENDP)di seluruh periode waktu

7
Results and Discussion
BWs (Gambar-1) dan DMI
(Gambar-2) dari Kerbau betina
tidak berbeda secara signifikan
(p> 0,05) antara penyinaran
normal (NDP) dan penyinaran
diperpanjang (ENDP).

8
Rataan ± standard error of mean (SEM) glukosa konsentrasi dalam kelompok penyinaran
normal (NDP) dan penyinaran diperpanjang
(ENDP) masing - masing adalah 76,4 ± 0,98 dan 78,4 ± 1,05 mg / dl (Tabel-1).

Tidak ada efek dari interaksi kelompok, usia dan kelompok-oleh-usia


pada konsentrasi glukosa plasma.

Rataan Konsentrasi NEFA dalam kelompok NDP dan ENDP masing-masing adalah 136 ±
53,6 dan 168 ± 54,6 mM / L,. Signifikan
(p <0,05) efek usia pada konsentrasi NEFA
9
Lanjutan

Signifikan (p <0,05) efek usia pada konsentrasi NEFA diamati.


Kisaran glukosa plasma serupa dan NEFA diamati pada kerbau Murrah
selama musim dingin .
Konsentrasi kolesterol plasma rata-rata dalam kelompok NDP dan ENDP
adalah 92,3 ± 5,75 dan 93,8 ± 4,72 mg / dl.
Ada yang signifikan (p <0,01) pengaruh usia pada konsentrasi kolesterol
plasma. Konsentrasi trigliserida plasma dalam NDP dan Kelompok ENDP
adalah 86,7 ± 2,05 dan 82,1 ± 3,92 mg / dl.
Signifikan (p <0,05) efek usia pada trigliseridakonsentrasi diamati.

10
Rataan(± standard error) konsentrasi
plasma T3, T4, leptin, 17 β estradiol,
melatonin dan prolaktin dalam
keadaan kelompok kerbau Murrah
penyinaran normal (NDP) dan
Penyinaran diperpanjang (ENDP)

11
Tren sirkadian prolaktin dan
melatonin pada kelompok kerbau
Murrah penyinaran normal (NDP)
dan Penyinaran diperpanjang (ENDP)

12
Big Point
Dalam penelitian ini, Asupan Materi Kering/Dry MatterIntake dan Berat badan/ Body Weight dari
Kelompok NDP dan ENDP tidak berbeda secara signifikan (p> 0,05).

Namun, kenaikan harian rata-rata lebih tinggi diamati di antara sapi dari ENDP dibandingkan dengan
Grup NDP. Eksposur kelompok eksperimen menjadi 4 jam perpanjangan penyinaran dengan cahaya
buatan (160 Lux)

setelah matahari terbenam mungkin meningkatkan efisiensi rasio pakan dan kenaikan harian rata-
rata lebih tinggi.

Peningkatan efisiensi pakan dengan memperpanjang fotoperiode selama musim dingin pada sapi
potong yang dikawinkan menguatkan hasil penelitian ini

Leptin plasma tampaknya menjadi penghubung penting antara status metabolik, sumbu
neuroendokrin dan selanjutnya kesuburan pada hewan ternak .
Ini juga berfungsi sebagai sinyal metabolik yang bekerja pada hipotalamus sumbu hipofisis-ovarium
untuk meningkatkan gonadotropin-releasing hormon dan sekresi hormon luteinizing dan fungsi
ovarium

Dalam penelitian ini, artinya konsentrasi leptin plasma relatif


lebih tinggi dalam kelompok penyinaran diperpanjang (ENDP) (616 ± 99,7 pg / ml) daripada di
Kelompok peyinaran normal (NDP) (413 ± 56,4 pg / ml).

Efisiensi pakan yang ditingkatkan dan peningkatan harian rata-rata yang lebih baik dalam grup ENDP
mungkin mempengaruhi konsentrasi leptin plasmadan pencapaian pubertas lebih lanjut.
13
CONCLUSION
Memperpanjang penyinaran atau
fotoperiode alami secara dengan
cahaya buatan
(160 Lux) selama 4 jam setiap hari
selama musim dingin
menghasilkan tingkat pertumbuhan
yang lebih baik dan onset awal
pubertas pada Kerbau betina Murrah.

14
TERIMA
KASIH

15

Anda mungkin juga menyukai