Anda di halaman 1dari 42

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI LAPORAN KASUS II

FAKULTAS KEDOKTERAN Februari 2019


UNIVERSITAS PATTIMURA

Kista endometriosis ovarium bilateral


Disusun Oleh:
Saribah Latupono
2016 – 84 – 041

Pembimbing:
dr.Novy Riyanti, Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
Laporan Kasus
A. Identitas
Nama : Ny. RL

Tanggal Lahir : 29 Januari 1991


Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Alamat : Kebun Cengkeh
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Menikah

No. RM : 142194

Ruangan Rawat : Ginekologi

Jaminan Kesehatan : BPJS

Tanggal dan Jam MRS : 18 Januari 2019 pukul 10.45 WIT


B. Anamnesis (Autoanamnesis)
Benjolan pada perut bagian bawah yang membesar secara perlahan-lahan,
Keluhan Utama disertai adanya keluhan nyeri hebat saat haid yang berlangsung terus-
menerus

KeluhanTambahan Pusing, demam ,mual, napsu makan menurun

Anamnesis Terpimpin
`
Pasien datang ke poliklinik kebidanan RSUD dr. M Haulussy Ambon atas rujukan dr. Novy
Sp.OG dari Rumah Sakit Al-Fatah Ambon dengan diagnosis kista endometriosis + mioma
uteri. Pasien mengeluhkan benjolan pada perut bagian bawah yang membesar secara
perlahan. Benjolan tersebut muncul sejak tahun 2010. pertumbuhan benjolan tersebut
semakin progresif setelah pasien melahirkan anak pertamanya pada tahun 2014. Menurut
pasien benjolan tersebut teraba keras dan semakin hari semakin membesar. Pasien mengaku
sejak perutnya membesar, ia mengalami penurunan BB sejak 1 tahun terakhir.
Keluhan lainnya yaitu nyeri hebat pada perut bagian bawah saat menstruasi.
Keluhan ini dialami pasien sejak bulan januari 2010. Nyeri tersebut menjalar hingga ke
pinggang. Nyeri seperti rasa terbakar dan disertai demam. Nyeri dirasakan terus menerus
selama menstruasi. Terkadang nyeri tersebut membuat pasien pingsan. Nyeri muncul saat
menstruasi dan menghilang bersamaan dengan berhentinya menstruasi. Pasien mengatakan
menstruasinya teratur. Namun biasanya hari pertama hingga ketiga darah yang keluar banyak
sehingga membuat pasien mengganti pembalut 4-5 kali/hari. Namun pada hari ke 4 sampai
hari ke 7 darah yang keluar hanya sedikit. Darah yang keluar berwarna merah kehitaman dan
bergumpal tanpa disertai jaringan. Keluhan pusing (+), demam dialami pasien setiap kali
menstruasi, mual (+), muntah (-), napsu makan menurun (+). Riwayat keputihan (+),
berwarna bening, banyak dan berbau. BAB dan BAK normal.
Next….
Pasien pernah periksa USG di dokter N. Maricar tahun 2013 dan dokter
mengatakan bahwa pasien mempunyai kista. Selain itu, dokter juga mengatakan bahwa pasien
sedang hamil. Bulan januari 2018 pasien memeriksakan diri di salah satu Rumah Sakit swasta
di Jakarta dan hasilnya didapatkan kista pasien semakin membesar, ukurannya +/- 9 cm
yang diketahui melalui pemeriksaan USG dan dokter menyarankan untuk dioperasi saat itu.
Namun pasien merasa belum siap untuk dioperasi. Pada tanggal 13 januari 2019 pasien
kembali memeriksakan dirinya ke dokter Neina Maricar Sp.OG dan diketahui kistanya
semakin membesar dengan ukuran +/- 14 cm sehingga keluarga menyarankan pasien untuk
operasi. Pada tanggal 17 Januari 2019, pasien masuk ke RS Al-Fatah Ambon dan kemudian di
rujuk oleh dokter Novy Sp.OG ke RSUD dr. M Haulussy untuk dilakukannya operasi
pengangkatan kista yang dialami pasien.
Riwayat penyakit Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma, hipertensi,
dahulu diabetes dan penyakit jantung

Riwayat Pasien mengkonsumsi gamat, ramuan herbal seperti rebusan


dedaunan dan asam mefenamat.
pengobatan

Kakak dan adik perempuan pasien juga mengalami kista


Riwayat keluarga ovarium

• Menarche usia : 16 tahun


Riwayat • Siklus : teratur setiap bulan
Menstruasi • Lamanya : 6-7 hari
• Banyaknya : 4-5 x ganti pembalut/hari

Riwayat
Pasien menikah 1 kali saat berusia 22 tahun
Perkawinan
Riwayat Obstetri G1P1A0

Tahun Umur Jenis Penolong Berat Badan Anak


Kehamilan Persalinan Lahir
1. 2014 9 bulan Pervaginam Bidan 2600 gram Laki-laki

Riwayat
Pasien tidak pernah merokok dan minum-minuman beralkohol
Kebiasaan

Riwayat
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
kontrasepsi
Riwayat Pasien menarche pada usia 16 tahun dan siklusi menstruasinya teratur
(28-30 hari) dengan lama menstruasi yaitu 7 hari dan biasanya mengganti
menstruasi & pembalut 4-5 kali sehari. Pasien mengalami menstruasi banyak di hari 1-3
ginekologi hari 4-7 hanya sedikit. Keluhan disertai nyeri perut hebat.

Riwayat Obstetri G1P1A0

Tahun Umur Jenis Penolong Berat Badan Anak


Kehamilan Persalinan Lahir
1. 2014 9 bulan Pervaginam Bidan 2600 gram Laki-laki

Riwayat
Pasien tidak pernah merokok dan minum-minuman beralkohol
Kebiasaan

Riwayat
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
kontrasepsi
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum: Tampak Sakit sedang
B. Kesadaran: Compos Mentis/ GCS = E4M6V5
C. Tanda vital:
 TD: 110/80 mmHg
 Nadi: 77x/menit, regular dan kuat angkat
 Pernapasan: 20x/menit
 Suhu: 36,7° Celcius

D. Kepala
 Bentuk kepala: normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis+/+, sklera ikterik -/-
9
 Telinga : Otorea -/-
 Hidung : Rhinorea -/-
 Gigi dan mulut : Dalam batas normal
 Leher: Pembesaran KGB leher (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
 Dada : Normochest
Paru-Paru : Bunyi pernapasan: vesikuler kiri = kanan
Bunyi tambahan: Ronki -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
 Perut : (pada pemeriksaan obstetri)
 Hati : Pembesaran (-)
 Ginjal : Ballotement (-)
 Limpa : Pembesaran (-)
 Alat genital : (pada pemeriksaan obstetri)
 Ekstremitas : Dalam batas normal
 Refleks : Dalam batas normal
Pemeriksaan Obstetri

Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi: terlihat perut bagian bawah membesar, jaringan parut (-), bekas
operasi (-)
• Auskultasi : peristaltik usus normal 5 x/menit
• Palpasi: Massa tumor di regio suprapubis, sebesar bola kaki, permukaan
licin, kistik, teraba keras, terfiksir, batas tegas, nyeri tekan (+).
• Perkusi: redup
Pemeriksaan genital:

• Inspeksi Organ Genital Luar : Vulva radang (-), perdarahan (-).


• Inspekulo : tidak dilakukan
• Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap
A. Darah Rutin, dilakukan pada tanggal 15 Februari 2018 :
• Hemoglobin : 6,6 g/Dl
• Leukosit : 7.300 /mm3
• Trombosit : 534.000 /mm3
• Hematokrit : 44,6 %
B. Darah Kimia, dilakukan pada tanggal 15 Februari 2018 :
• GDS : 95 mg/dl
• Kolesterol total : 116 mg/dl
• Trigliserida : 72 mg/dl
• Ureum : 20 mg/dl
• Kreatinin : 0,33 mg/dl
• SGOT : 9 μ/L
• SGPT : 16 μ/L
C. EKG  kesan normal

E. USG 
Diagnosa
• Kista endometriosis bilateral + mioma uteri

Tatalaksana
• Di rawat di ruangan ginekologi
• Rencana dilakukan Salphingo ovorektomy (SO) dan miomektomi
• Konsul penyakit dalam
• Jawaban konsul penyakit dalam pada tanggal 18/1/2019
• S : lemas (+), pucat (+), tekanan darah tinggi (-), gula darah (-), pusing (-),
• O : KU : Komposmentis, TD : 110/70 mmHg.
Mata : Konjungtiva anemis (+)
Cor : BJ1/2 reguler murni, bising (-), gallop (-).
Paru : Bunyi napas vesikuler, Rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen : Massa pada regio supra pubik (+)
• A : Kista endometriosis + Mioma uteri + Anemia
• P : Pro transfusi PRC 1 kolf/hari. (3 kolf) ACC jika Hb ≥ 10 gr%  toleransi operasi.
Prognosis
• Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
• Quo ad Fungsionam : Dubia ad malam
• Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

22/02/2019 S : Keluar darah sedikit-sedikit dari jalan lahir, perut IVFD RL 28 tpm
membesar. Post transfusi 2 kantong PRC

O :TD : 120/80 mmHg Rencana : Konsul anastesi


N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit Balasan konsul dari dokter anastesi
S : 36,5oC ( 22/1/2019) :
KU : Komposmentis Puasa 8 jam pre operatif
Mata : Konjungtiva anemis +/+ Jenis anastesi yang digunakan
Abdomen : Teraba massa, konsistensi keras, terfiksir, adalah SAB
NT (+) pada perut bagian bawah (regio supra pubis),
BU (+) kesan normal

Darah Rutin :
Hemoglobin: 11,3 g/dl
Leukosit : 8700 /mm3
Trombosit : 308.000 /mm3
Hematokrit : 33,4 %

A : Kista endometriosis bilateral + mioma uteri +


Anemia perbaikan
23/02/2019 S : Keluar darah sedikit-sedikit dari jalan lahir, Terapi sebelum operasi
perut membesar. BAK (+), BAB (+)
IVFD RL 28 tpm
O :TD : 120/80 mmHg Cefotaxim 2 x 1g/iv
N : 80 x/menit Ranitidin 2 x 1 amp/iv
RR : 20 x/menit Ondancentron 1` amp
S : 36,5oC
KU : Komposmentis Terapi setelah operasi
Mata : Konjungtiva anemis -/-
Abdomen : Teraba massa, konsistensi keras, terfiksir, IVFD RL 20 tpm
NT (+) pada perut bagian bawah (regio Cefotaxim 2 x 1g/iv
supra pubis), BU (+) kesan normal Metronidazol 3x 0,5
Ranitidin 2 x 1 amp/iv
A : Kista endometriosis bilateral + mioma uteri Ketorolac 3 x 30 mg
+ Anemia perbaikan
Terapi anastesi :

Awasi TTV, Head up 300


Baring 24 jam dan imobilisasi
Ketorolac 30 mg/8 jam
Drip tramadol 100 mg dalam
RL 500 ml 20 tpm
Pasien boleh makan jam 16.00
WIT
Terapi lanjut oleh TS Obsgyn
Operasi Prosedur operasi

• Penderita berbaring terlentang diatas meja operasi


dengan anestesi spinal.
• Asepsis dan antisepsis pada lapangan operasi
• Insisi linea mediana diperdalam lapis demi lapis sampai
cavum uterina
• Setetah perut dibuka, terlihat masa ± 20 cm.
• Masa mengadakan perlengketan dengan usus dan
omentum. Perlengketan di batas kiri dan dilakukan
SOS.
• Dilakukan eksplorasi ditemukan massa pada ovarium
kanan berdiameter ± 10 cm. massa mengadakan
perlengketan dengan usus di peritoneum belakang.
• Kesan kista ovarium coklat bilateral kemudian
dilakukan kistektomy kiri.
• Pada saat pembebasan, kista pecah.
• Dilakukan miomektomy pada corpus belakang ± 3 cm
dinding abdomen kiri
• Dinding abdomen di cuci dengan NaCl 0,9 %.
• Pasang drain, sampel diperiksa PA di laboratorium
• Kontrol perdarahan, Perdarahan ± 200 cc.
Tindakan : SOS + Kistektomi kiri + miomektomy • Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
adhesiolisis • Operasi selesai, KU baik
24/02/2019 S : Nyeri perut pada tempat operasi, pasien Rawat luka tempat operasi.
sudah kentut dan BAB. IVFD RL 20 tpm
O : TD : 110/80 mmHg Cefotaxim 2 x 1g/iv
N : 82 x/menit\ Metronidazol 3x 0,5
RR : 20x/menit Ranitidin 2 x 1 amp/iv
S : 36,7oC Ketorolac 3 x 30 mg
Drain : 300 cc/24jam
Urin : 1000 cc/24 jam
KU : Komposmentis Terapi nutrisi setelah
Mata : Konjungtiva anemis -/- tindakan operatif :
Abdomen : Datar, supel, BU (+) kesan
normal , nyeri tekan (-) Terapi diet yang diberikan yaitu
TFU : 2 jari di bawah pusat diet biasa, bentuk makanan
kebutuhan nutrisi sehari
A : Post SOS + Miomektomi hari 1 Energi : 1, 825 kal/hr
Protein : 68 gr/hr
Lemak : 41 gr/hr
Karbohidrat : 296 gr/hr
25/02/2017 S :Tidak ada keluhan - IVFD RL 20 tpm
O : TD : 120/80 mmHg - Cefotaxim 2 x 1g/iv
N : 80 x/menit\ - Metronidazol 3x 0,5
RR : 20x/menit - Aff kateter urin.
S : 36,5oC
Drain : 2 cc/24jam
KU : Komposmentis
Mata : Konjungtiva anemis -/-
Abdomen :Datar, supel, BU (+) kesan
normal , nyeri tekan (-)
TFU : 2 jari di bawah pusat

A : Post SOS + Miomektomi hari 1


26/02/2018 S : - Tidak ada keluhan, BAB dan BAK normal - IVFD RL 20 tpm
O : TD : 110/80 mmHg - Cefotaxim 2 x 1g/iv
N : 82 x/menit\ - Metronidazol 3x 0,5
RR : 20x/menit
S : 36,3oC
Drain : 2 cc/jam
KU : Komposmentis
Mata : Konjungtiva anemis -/-
Abdomen :Luka operasi tampak mengering,
abdomen datar, supel, BU (+)
kesan normal , nyeri tekan (-).
TFU : 2 jari di bawah pusat

A : Post SOS + Miomektomi hari 2


27/02/2019 S : - Tidak ada keluhan - IVFD RL 20 tpm
O : TD : 110/80 mmHg - Cefotaxim 2 x 1g/iv
N : 82 x/menit - Metronidazol 3 x 0,5
RR : 20x/menit
S : 36,7oC
Drain :Tidak ada
KU : Komposmentis
Mata : Konjungtiva anemis -/-
Abdomen :Datar, supel, BU (+) kesan
normal , nyeri tekan (-)
TFU : 2 jari di bawah pusat

A : Post SOS + Miomektomi hari 3


28/02/2019 S : - Tidak ada keluhan
O : TD : 120/80 mmHg - Aff drain
N : 82 x/menit\ - Aff infus
RR : 20x/menit
S : 36,7oC Pasien pulang
KU : Komposmentis
Mata : Konjungtiva anemis -/-
Abdomen :Datar, supel, BU (+) kesan
normal , nyeri tekan (-)
TFU : 2 jari di bawah pusat

A : Post SOS + Miomektomi hari 4


Resume
• Pasien wanita usia 28 tahun datang ke poliklinik kebidanan RSUD dr. M Haulussy Ambon dengan rujukan dr. Novy
Sp.OG dari Rumah Sakit Al-Fatah Ambon dengan diagnosis kista endometriosis + mioma uteri. Pasien mengeluhkan
benjolan pada perut bagian bawah yang membesar secara perlahan. Benjolan tersebut muncul sejak tahun 2010.
Menurut pasien benjolan tersebut teraba keras dan semakin hari semakin membesar. Pasien mengaku sejak perutnya
membesar, ia mengalami penurunan BB sejak 1 tahun terakhir.

• Keluhan lainnya yaitu nyeri hebat pada perut bagian bawah saat menstruasi. Keluhan ini dialami pasien sejak bulan
januari 2010. Nyeri tersebut menjalar hingga ke pinggang. Nyeri seperti rasa terbakar dan disertai demam yang
dirasakan terus menerus selama menstruasi. Terkadang nyeri hingga membuat pasien pingsan. Nyeri muncul saat
menstruasi dan menghilang bersamaan dengan berhentinya menstruasi. pasien mengganti pembalut 4-5 kali/hari.
Keluhan lainnya yaitu pasien merasa pusing (+), lemas (+) yang dialami ± 3 hari SMRS pasien juga mengeluhkan
demam yang dialami setiap kali menstruasi, mual (+), muntah (-) dan napsu makan menurun (+). Riwayat keputihan
(+), berwarna bening, banyak dan berbau. BAB dan BAK normal, tidak ada nyeri saat BAB maupun BAK.

• Pasien awalnya mengetahui mengalami kista saat periksa di dokter Neina maricar Sp.OG. Tahun 2013. Riwayat keluarga
ang mengalami kista (+), riwayat pengobatan : gamat, rebusan dedaunan, asam mefenamat. Pasien menarche pada usia
16 tahun dan siklus menstruasinya teratur dan pasien menikah pada saat berusia 22 tahun.
• Pada pemfis generalisata didapatkan : Konjungtiva anemis +/+,
• Pemeriksaan Pemeriksaan Abdomen didapatkan :
Inspeksi : Terlihat perut bagian bawah membesar, jaringan parut (-), bekas operasi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus normal 5 x/menit
Palpasi : Massa tumor di regio suprapubis, sebesar bola kaki, permukaan licin,
kistik, teraba keras, terfiksir, batas tegas, nyeri tekan (+).
Perkusi : Redup
• Pemeriksaan laboratorium darah rutin Hb 6,6 g/dl, namun setelah ditranfusi WBC Hb menjadi 11,6 gr/dl.
Leukosit 7.300/mm3,Trombosit 534.000/mm3.
• Pada pemeriksaan genitalia tidak dilakukan. Rencana rujukan untuk tindakan laparatomi . Prognosis pada pasien
ini
• Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
• Quo ad Fungsionam : Dubia ad malam
• Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
HASIL PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

Pengiriman hasil biopsi pada tanggal 23/01/2019 dan dijawab tanggal 31/01/2019 :

Diagnosa Klinis Kista endometriosis bilateral.

Makroskopik Jaringan seperti kantong ukuran 10,5 cm x 9 cm x 1,6 cm. 3 kaset

Jaringan seperti kantong ukuran 18 cm x 7,5 cm x 2,3 cm. 1 kaset

Mikroskopik Sediaan jaringan menunjukkan dinding kista dilapisi epitel endometrioid, sebaran

pigmen hemosiderin dan sel radang lekosit

DIAGNOSA Kista endometriosis ovarium bilateral


29

Kista endometriosis

Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium


yang masih berfungsi terdapat diluar kavum uteri.

Kista endometriosis adalah suatu jenis kista yang berasal dari jaringan
endometrium.

Ukuran kista bisa bervariasi antara 0.4-4 inchi. Jika kista mengalami
ruptur, isi dari kista akan mengisi ovarium dan rongga pelvis
30

Faktor
endokrin

Teori
Teori genetik
retrograde
dan imun
menstruasi

Etiologi

Teori Teori
metaplasia transplantasi
soelomik langsung
Klasifikasi endometriosis berdasarkan lokasi dan tipe lesi :

Peritoneal
endometriosis

Klasifikasi kista
endometriosis

Ovarian
Endometrial Deep nodular
Cysts endometriosis
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK

• Gejala klinik :
• Nyeri perut bagian • Pemeriksaan
bawah yang profresif dan
dekat paha yang terjadi • Pada pemeriksaan rektovaginal Laboratorium
selama haid (dismenore), didapatkan teraba nodul • USG
Dispareunia, nyeri waktu (jaringan endometrium) di
defekasi, poli dan belakang uterus dan disepanjang
hipermenorea, ligamentum yang menyerang
infertilitas dinding pelvis

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PENUNJANG
Terapi pada kista endometriosis

Medisinalis
Terapi Bedah
Terapi paliatif dengan horm,on
steroid yaitu : estrogen, progestin, Laparatomi
1. Pembedahan konservatif
Androgen
2. Pembedahan semi konservatif Pengangkatan endometrioma pada
awalnya dilakukan inspeksi pada
3. Pembedahan radikal ovarium untuk mengidentifikasi
Terapi menopause semu dengan adanya endometriosis ovarium
pemberian Danazol, gestrinon, dibebaskan dari perlekatan . Jika
GnRH analog
perlekatan tipis di eksisi. Jika lesi
superficial dilakukan ablasi
elektokauter dengan bipolar atau
laser. Lesi harus diangkat dari jaringan
korteks ovarium sebelum dilakukan
ablasi  tidak menimbulkan trauma
pada jaringan sehat.
Patologi
Gambaran mikroskopis

 Kelenjar dan stroma endometrium dan


perdarahan bekas dan baru berupa
eritrosit, pigmen hemosiderin dan sel-
sel makrofag berisi hemosiderin.
Disekitarnya tampak sel-sel radang dan
jaringan ikat sebagai reaksi dari jaringan
normal.
Algoritma Penatalaksanaan Endometriosis
Penatalaksanaan kista endometriosis
PEMBAHASAN KASUS
Kasus Teori

ANAMNESIS ANAMNESIS
• Wanita usia 28 tahun datang ke poliklinik kebidanan RSUD • Prevalensi Endometriosis hampir selalu ditemukan secara
dr. M Haulussy dengan keluhan benjolan pada perut bagian eksklusif pada wanita usia reproduktif. Umur rata-rata
bawah yang membesar secara perlahan-lahan, disertai diagnosa dilaporkan 25-29 tahun. Penelitian di amerika
adanya keluhan nyeri hebat saat haid yang berlangsung serikat oleh farquhar dkk tahun 2016 didapatkan bahwa
terus-menerus. endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda dan
• Kakak dan adik perempuan pasien juga mengalami kista yang infertile.
ovarium • Gejala kista endometriosis yaitu : Nyeri perut bawah yang
progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid
(dismenore).
• Dispareunia, Nyeri waktu defekasi, Poli dan hipermenorea
• Risiko terkena endometriosis 7 kali lebih besar jika ada
hubungan kerabat tingkat satu yang terkena endometriosis
Kasus Teori

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK


Pada pemeriksaan abdomen Pada pemeriksaan dalam kadang didapatkan
benjolan–benjolan di kavum douglas, daerah

Inspeksi : Terlihat perut bagian bawah ligamentum sakrouterina yang sangat nyeri pada
membesar, jaringan parut (-), bekas penekanan. Uterus biasanya retro fleksi, sulit
operasi (-) digerakan. Di parametrium teraba adanya masa
Auskultasi : Peristaltik usus normal 5 x/menit kistik yang terasa bila disentuh.
Palpasi : Massa tumor di regio suprapubis,
sebesar bola kaki, permukaan licin,
kistik, teraba keras, terfiksir, batas
tegas, nyeri tekan (+).
Perkusi : Redup
Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
Kasus Teori
PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan Pemeriksaan USG dan pemeriksaan 1. Laparoskopi
darah rutin di didapatkan hasil tidak didapatkan Visualisasi langsung melalui rongga abdomen
peningkatana leuklosit (8700/mm3)
perlaparoskopi, walaupun idealnya diagnosa
Dan pemeriksaan USG terlihat masa kistik dan
pasti ditegakkan dari pemeriksaan patologi
memberiksan gambaran homogen hipoechoid
anatomi pada lesi.
dengan ukuran 14,49 x 12,47 x 11,35 cm.
2. USG
Terlihat adanya massa kistik pada salah satu atau
kedua ovarium yang mengarah ke kista coklat.
Terlihat gambaran yang khas dari endometrioma
berupa jaringan yang homogen hipoechoic.
3. Laboratorium / Serum Immuno assays
Peningkatan LED , leukositosisi, kadar CA-125
yang tinggi
Kasus Teori
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
 Tindakan bedah berupa Laparatomi. kista endometriosis yang ukurannya lebih dari 2 cm atau
Jenis pembedahan yang dilakukan yang sudah terjadi perlengketan lebih baik diobati dengan
adalah Salphingo ovorektomy, pembedahan, yang bertujuan untuk mengangkat kista
kistektomi, miomektomi dan endometriosis dan membebaskan perlengketan
adhesiolisis endometriosis.

Adhesiolisis pada pasien ini sudah tepat karena bertujuan


untuk memungkinkan mobilitas dan menormalkan
kembali hubungan antara organ-organ di dalam rongga
pelvis.

Anda mungkin juga menyukai