Anda di halaman 1dari 43

Oleh : Nurul Hikmah

 Menurut Mochtar Kusumaatmadja, Hukum


internasional (publik)  keseluruhan kaidah
dan asas hukum yang mengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas negara.
 Hukum perdata internasional  keseluruhan
kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur
hubungan perdata yang melintasi batas
negara
 International law
 Public international law
 Law of nations
 Inter state law
 Transnational law  istilah ini digunakan
oleh pakar yang tidak setuju pada pembagian
hukum internasional public dan hukum
internasional perdata. Yaitu prinsip dan
kaidah yang mengatur hubungan hukum
antara subjek-subjek hukum dan bersifat
lintas batas negara.
 Sifatnya koordinatif bukan sub-ordinatif
 Hubungan internasional yang diatur oleh
hukum internasional dilandasi oleh
persamaan kedudukan antar anggota
masyarakat bangsa-bangsa.
 Tidak ada badan supranasional ataupun
pemerintahan dunia (world government)
yang memiliki kewenangan membuat dan
memaksakan berlakunya aturan
internasional.
Organisasi Mengurus masalah
terbesar dengan politik, ekonomi,
anggota hampir keamanan &
200 negara hukum

Memiliki
Dipimpin oleh
Mahkamah
SEKJEN
Internasional

International Law
Commission (ILC)
bilateral

universal trilateral

multilateral regional
 Austin:
- bukan hukum sesungguhnya
- menurutnya utk dikatakan sebagai hukum
harus memenuhi dua unsur :
> badan legislatif
> aturan yang dipaksakan
- positif morality
 Oppenheim :
- menurutnya, really law memenuhi tiga
syarat: adanya aturan hukum, adanya
masyarakat internsional, adanya jaminan
pelaksanaan dari luar (external power).
- menurutnya hukum internasional adalah
hukum yang lemah (weak law)
 Parapakar HI modern menyatakan bahwa
hukum internasional adalah hukum yang
sesungguhnya bukan sekedar positive
morality.

Bilamana HI merupakan kaidah moral 


tidak ada external power  kesadaran
subjek hukum.
 Dari pendapat Dixon:
1. HI bnyk dipraktekkan oleh pejabat2 LN,
foreign offices, pengadilan nasional dan
organisasi internasional
2. negara2 yg melanggar HI dlm praktek tdk
mengatakan bhw mrk melanggar hukum krn
HI tdk mengikat mrk.
3. Mayoritas negara mematuhi HI
4. Adanya lembaga2 penyelesaian hukum sprt
arbritase dan berbagai pengadilan
internasional yg menggunakan argumentasi2
hukum dlm penyelesaian sengketa yg
ditanganinya
5. Dlm praktek HI dpt diterima kedalam hukum
nasional negara2. tidak ada satu negarapun
dlm membuat hukum nasionalnya tanpa
melihat kaidah HI yg ada.
 Menurut aliran dalam HI
 1. hukum alam
 2.positivisme
 3.modern
 HI meskipun mengalami perkembangan
namun masih etnosentris, berpihak pada
kepentingan negara-negara barat dan
negara-negara maju.
 Hukum bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak
tertentu sbg alat untuk mencapai suatu
kepentingan.
Sarana
Pengubah Intervensi
Alat penekan
konsep urusan
domestik
Oleh: Nurul Hikmah
 Dalam HI ada 2 pasal yg mencantumkan sec
tertulis sumber hukum dlm arti formil :
1. konvensi Den Haag XII tgl 18 okt 1907
 mendirikan Makamah Internsn Perampasan
kapal di laut (Internasional Prize Court).
2. pasal 38 Piagam Mahkamah Internasnl
Permanen tgl 16 des 1920 yg kmd diterima
berlakunya piagam PBB tgl 26 jun 1945
Pasal 38 ayat 1 : dlm mengadili perkara
yg diajukan, Mahkamah Internasional
akn mempergunakan:

Prinsip Hukum Keputusan


Kebiasaan
Perjanjian Umum Sumber badan
Internasional
Internasional (General hukum organisasi dan
(Internasional
(treaty) Principles of tambahan lembaga
Custom)
Law) internasional
 Menurut Konvensi wina Pasal 2 1969,
Perjanjian Internasional (treaty) didefinisikan
sebagai:
“Suatu Persetujuan yang dibuat antara
negara dalam bentuk tertulis, dan diatur
oleh hukum internasional, apakah terdiri dari
satu instrumen atau lebih dan apapun nama
yang diberikan.”
 KonvensiWina 1969  dapat digunakan trhdp
sengketa mengenai perjanjian yg dibentuk
negara dg negara dan bentuknya tertulis.

 Konvensi Wina 1986  utk sengketa yg


pihaknya bukan negara melainkan organisasi
internasional.
 Men.Dixon: hukum yang berkembang dari
praktek/ kebiasaan negara-negara.

 Merupakan sumber hukum tertua dalam HI

 HI
tumbuh dan berkembang melalui
kebiasaan negara-negara.
 Hukum kebiasaan internasional berbeda
dengan hukum adat istidat (usage) atau
kesopanan internasional (international
community) ataupun persahabatan
(friendship)

 Praktek negara-negara yang tidak diterima


sebagai hukum kebiasaan mrp kesopanan
internasional
1. Memenuhi dua unsur hukum kebiasaan
intenasional secara kumulatif
a. Unsur faktual  adanya praktek umum
negara, berulang-ulang dan dlm jangka
waktu lama
b. Unsur psikologis  bersifat abstrak dan
subjektif
2. Perubahan hukum kebiasaan internasional

 Suatu hukum kebiasaan baru (new


customary law) dapat menggantikan hukum
kebiasaan lama  bila ada praktik negara
yang bertentangan dg hukum kebiasaan yg
sudah ada  di dukung oleh opinio jurist
3. Hubungan antara hukum kebiasaan dengan
perjanjian internasional
Mampu menuntut
hak-haknya d dpn
pengadilan

Menjadi subjek dari


bbrp kewajiban HI
Kecakapan hukum
bagi subjek HI
Mampu membuat
perjanjian
internasiona yg sah

Memiliki imunitas
dari yurisdiksi
pengadilan
domestik
 Negara  Belligerent
 Organisasi  Perusahaan
Internasional Transnasional
 INGO  Organisasi bangsa
 Individu yang
memperjuangkan
 Tahta suci (vatikan)
haknya
 Palang Merah
Internasional
 Pasal1 Konvensi Montevideo 1933 tentang
hak dan kewajiban negara merupakan
konvensi regional kawasan Amerika yg
senantiasa mjd rujukan pertanyaan kapan
suatu kesatuan (entitas) dikatakan sbg
negara.
 Wilayahnegara (Defined Territory)
 Penduduk (Permanent Population)
 Pemerintah (Government)
 Kemampuan melakukan hubungan dg neg lain
 Barudiakui sbg subjek HI yg berhak
menyandang hak dan kewajibannya sejak
keluarnya advisory opinion MI dalam kasus
Repration Case 1949.

 Kasus ini bermula dari tertembaknya


Pangeran Bernadotte dari Swiss oleh tentara
Israel, saat menjalankan tugas sbg mediator
PBB di Timur Tengah.
 MenPBB: Israel tlh gagal utk mencegah
tjdnya pembunuhan dan menghukum
pembunuh shg PBB menuntut ganti rugi
berdasarkan HI.

 Apakah PBB memiliki legal personality dan


legal capacity utk menuntut kerugian pada
israel.
 MIdalam advisory opinion nya  secara de
jure dan de facto cukup PBB yg memiliki
legal personality dan legal capacity utk
bertindak di depan hukum mewakili
kepentinan PBB juga kepentingan korbannya.

 legalpersonality dan legal capacity  hal


yang sangat penting dimiliki oleh organisasi
internasional agar dpt menjalankan
fungsinya.
Karakteristik
Organisasi
internasional:

Adanya
perjanjian yg
di bentuk oleh
negara-negara

Memiliki
sekretariat
tetap
Mampu membuat
perjanjan internsnl
dg subjek2 HI

Memiliki property
atas nama sendiri
International legal
capacity yg hrs
dimiliki OI Dpt melakukan
perbuatan hukum
atas nama
anggota2nya

Dpt menuntut dan


dituntut di
pengaadilan
Internasionl
 Organisasitidaklah sebebas negara, krn
setiap putusannya melibatkan persetujuan
negara2 angotanya.

 Pddasarnya organisasi internasional dan


subjek-subjek lain non negara  subjek
derivatif  subjek turunan yg
keberadaannya atas kehendak negara.
 Convention on the Recognition of the legal
Personality of INGO 1986 adlh contoh
instrumen hukum yg mencoba utk
menetapkan status hukum INGO. Kovensi ini
dibentuk dan ditandatangani oleh negara-
negara anggota The Council of Europe yg
mengakui dan menyadari semakin besarnya
peran INGO dalam hubungan internasional.
 Organisasi privat internasional.

 Th1945 organisasi ini semakin besar.


Organisasi ini bergerak di berbagai bidang
sprt berbagai layanan hukum, psikiater, save
the children (KB), pekerja sosial,
perlindungan satwa langka, dll.
 CaseConcerning Competence of the Courts
of Danzig tahun 1928.
Dlm kasus ini mahkamah internasional
melalui PJIC menyimpulkan bahwa “pada
dasarnya perjanjian yg tlh disepakati tidak
menimbulkan hak dan kwjbn bg individu
kecuali apbl para pihak perjanjian
bermaksud demikian”.
 Individu
memiliki international personality,
mampu menyandang hak dan kewajiban yg
diberikan HI padanya.

 Paraahli HI menyatakan bhw dibuatnya


berbagai konvensi HAM menunjukkan
keseriusan HI menempatkan individu sbg
subjek HI, namun keberadaan konvensi2 akn
kurang berarti tnpa di sertai penguatan hak
individu utk mengaukn tuntutan ats nama
dirinya ke pengadilan internasional.
 Peninggalan sejarah jaman dahulu ketika itu
Paus bukan hanya sbg kepala gereja Roma ttp
jg memiliki kkuasaan dunia.

 Tahta
suci mrp subjek hukum yg
kedudukannya sejajar dg negara.
 Berkedudukan di Swiss.

 Kedudukannya tdk lepas dari perannya yg


besar dlm memberikan pertolongan korban
perang dunia I dan II.

 Walaupun sbg orgnss non pemerintah,


organisasi ini tlh mmbrkn kontribusi yg besar
pd pembentukan konvensi jenewa 1949.

Anda mungkin juga menyukai