Anda di halaman 1dari 10

Jawab:

Untuk memahami perkembangan kerajaan Kutai itu, tentu


memerlukan sumber sejarah yang dapat menjelaskannya.Sumber
sejarah Kutai yang utama adalahprasasti yang disebut yupa, yaitu
berupabatu bertulis Yupa juga sebagai tugu peringatan dari upacara
kurban. Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan
RajaMulawarman. Prasasti Yupa ditulis dengan huruf pallawa dan
bahasa sanskerta. dengan melihat bentuk hurufnya, para ahli
berpendapat bahwa yupa dibuat sekitar abad ke-5 M.
Hal menarik dalam prasasti itu adalah disebutkannya nama kakek
Mulawarman yang bernama Kudungga. Kudungga berarti penguasa
lokal yang setelah terkena pengaruh Hindu-Buddha daerahnya
berubah menjadi kerajaan. Walaupun sudah mendapat pengaruh
Hindu-Buddha namanya tetap Kudungga berbeda dengan puteranya
yang bernama
Aswawarman dan cucunya yang bernama Mulawarman. Oleh karena
itu yang terkenal sebagai wamsakerta adalah Aswawarman. Di antara
yupa itu memberi informasi penting tentang silsilah Raja
Mulawarman. Diterangkan bahwa Kudungga mempunyai putra
bernama Aswawarman
Raja Aswawarman dikatakan seperti Dewa Ansuman
(Dewa Matahari).
Aswawarman mempunyai tiga anak, tetapi yang
terkenal adalah Mulawarman. Raja Mulawarman
dikatakan sebagai raja yang terbesar di Kutai. Ia
pemeluk agama Hindu- Siwa yang setia Tempat sucinya
dinamakan Waprakeswara. Ia juga dikenal sebagai raja
yang sangat dekat dengan kaum brahmana dan rakyat.
Raja Mulawarman sangat dermawan. Ia mengadakan
kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk para
brahmana. Oleh karena itu, sebagai rasa terima kasih
dan peringatan mengenai upacara kurban, para
brahmana mendirikan sebuah yupa.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai mengalami zaman keemasan.
Kehidupan ekonomi pun mengalami perkembangan. Kutai terletak di tepi
sungai, sehingga masyarakatnya melakukan pertanian. Selain itu, mereka
banyak yang melakukan perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah terjadi
hubungan dagang dengan luar. Jalur perdagangan internasional dari India
melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan sampai di Cina. Dalam
pelayarannya dimungkinkan para pedagang itu singgah terlebih dahulu di
Kutai. Dengan demikian, Kutai semakinramai dan rakyat hidup makmur.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai mengalami
zaman keemasan. Kehidupan ekonomi pun mengalami
perkembangan. Kutai terletak di tepi sungai, sehingga
masyarakatnya melakukan pertanian. Selain itu, mereka banyak
yang melakukan perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah terjadi
hubungan dagang dengan luar. Jalur perdagangan internasional
dari India melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan sampai
di Cina. Dalam pelayarannya dimungkinkan para pedagang itu
singgah terlebih dahulu di Kutai. Dengan demikian, Kutai semakin
ramai dan rakyat hidup makmur.
Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada abad
ke-5 M. Raja yang sangat terkenal adalah Purnawarman.
Iadikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga
dekat dengan para brahmana, pangeran, dan rakyat. Ia raja
yang jujur, adil, dan arif dalam memerintah. Daerahnya
cukup luas sampai ke daerah Banten. Kerajaan
Tarumanegara telah menjalin hubungan dengan kerajaan
lain, misalnya dengan Cina.
Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat
Tarumanegara memeluk agama Hindu. Sedikit yang
beragama buddha dan masih ada yang mempertahankan
agama nenek moyang (animisme). Berdasarkan berita dari
Fa-Hien, di To-lomo (Tarumanegara) terdapat tiga agama,
yakni agama Hindu, agama Buddha dan kepercayaan
animisme. Raja memeluk Sejarah Indonesia 91
agama Hindu. Sebagai bukti, pada prasasti Ciaruteun ada
tapak kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu.
Sumber Cina lainnya menyatakan bahwa,
Prasasti Jambu ( Pasir Koleangkak) terletak di sebuah
bukit, di Desa Parakan Muncang, Nanggung, Bogor.
Prasasti ini ditulis dalam
dua baris tulisan dengan aksara pallawa dan bahasa sanskerta. Isinya
sebagainya berikut:
“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, adalah
pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termasyhur Sri
Purnawarman, yang sekali waktu (memerintah) di Tarumanegara
dan baju zirahnya yang terkenal tiada dapat ditembus senjata
musuh. Ini adalah sepasang telapak kakinya yang senantiasa
berhasil menggempur musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi
merupakan duri dalam daging musuh-musuhnya”.

Anda mungkin juga menyukai