Anda di halaman 1dari 6

KONSEP GEOPOLITIK

INDONESIA
TEORI GEOPOLITIK INDONESIA

Teori geopolitik Indonesia menyatakan


bahwa Pancasila sebagai ideologi nasional
dipergunakan sebagai pertimbangan dasar dalam
menentukan politik nasional ketika dihadapkan
kepada kondisi dan kedudukan wilayah
geografis Indonesia
GEOPOLITIK INDONESIA

• Istilah geopolitik untuk bangsa Indonesia dipopulerkan pertama kali oleh Ir.
Soekarno pada pidatonya di hadapan sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.

• Berdasarkan pidato tersebut,wilayah Indonesia adalah satu kesatuan


wilayah dari Sabang sampai Merauke, yang terletak antara dua samudera
dan dua benua. Kesatuan antara bangsa Indonesia dengan wilayah tanah air
itulah yang membentuk semangat dan wawasan kebangsaan,yaitu sebagai
bangsa yang bersatu.

• Rasa kebangsaan Indonesia dibentuk oleh adanya kesatuan nasib,jiwa


untuk bersatu dan kehendak untuk bersatu serta adanya kesatuan wilayah
yang sebelumnya,bernama Nusantara.
GEOPOLITIK INDONESIA

Pemahaman tentang negara atau state, Indonesia menganut paham


Negara Kepulauan yaitu paham yang dikembangkan dari Archipelego
Concept (Asas Archipelego) yang memang berbeda dengan pemahaman
Archipelego di negara-negara Barat pada umumnya.

Perbedaan yang esensial dari pemahaman ini adalah :


Menurut Paham Barat perananan laut sebagai pemisah pulau, sedang
Paham Indonesia menyatakan laut sebagai penghubung sehingga wilayah
negara sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai Satu Tanah Air dan disebut
Negara Kepulauan.
PRINSIP GEOPOLITIK INDONESIA

Dalam hal wilayah, bangsa Indonesia tidak ada semangat


semangat untuk memperluas wilayah sebagai ruang hidup.

Secara historis, kesepakatan para pendiri NKRI adalah


wilayah Indonesia merdeka hanyalah wilayah bekas jajahan
Belanda atau eks Hindia Belanda. Upaya membangun
kesadaran untuk bersatunya bangsa dalam suatu wilayah
adalah dengan konsepsi Wawasan Nusantara.
PAHAM KEKUASAAN INDONESIA

Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi


Pancasila menganut paham tentang perang dan damai
berdasarkan :

“Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta


kemerdekaan”.

Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia


tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan
karena hal tersebut mengandung persengketaan dan
ekspansionisme.

Anda mungkin juga menyukai