INFEKSI SALURAN

KEMIH
I.B. Ananta Wijaya
G99142090

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMASI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS - RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2016
 INFEKSI SALURAN KEMIH

Pendahuluan
 ISK  invasi mikroorganisme pada saluran kemih
Definisi
 Infeksi terbanyak ke-2 setelah ISPA
Etiologi
 Perempuan > Laki-laki (5-15%)
Mekanisme
 Mikroorgnisme paling sering  bakteri aerob
Klasifikasi
 Berdasarkan letaknya  ISK atas & ISK bawah
Diagnosis
 Diagnosis ISK  jumlah bakteri > 105/ml urin
Terapi
 Agen infeksi: E.coli, Pseudomonas sp, Proteus,
Klebsiella
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan
an
“Infeksi Saluran Kemih  infeksi
akibat koloni mikroorganisme di
Definisi
Definisi
saluran kemih”
Etiologi
Etiologi
Mekanism
Mekanisme
 ISK uncomplicated  tanpa disertai kelainan
e struktur saluran kemih
Klasifikasi
Klasifikasi
 ISK Complicated  disertai kelainan struktur saluran
Diagnosis
Diagnosis kemih, terdapat keluhan sistemik

Terapi
Terapi  First infection  pertama kali setelah minimal 6
bulan bebas ISK

Kasus
Kasus  Infeksi berulang  timbul bakteriuria kembali
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan
an Persentase biakan mikroorganisme penyebab ISK
Definisi
Definisi
Bakteri Persentase
Etiologi
Etiologi Escherichia coli 50-90
Klebsiela atau enterobacter 10-40
Mekanism
Mekanisme Proteus sp 5-10
e
Pseudomonas aeruginosa 2-10
Klasifikasi
Klasifikasi
Staphylococcus epidermidis 2-10

Diagnosis
Diagnosis Enterococci 2-10
Candida albican 1-2
Staphylococcus aureus 1-2
Terapi
Terapi
Penyebab ISK terbanyak  bakteri gram-negatif yang termasuk
bakteri komensal
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Mekanism
Mekanisme
e
Klasifikasi
Klasifikasi

Diagnosis
Diagnosis

Terapi
Terapi 1) Kolonisasi kuman di sekitar uretra
2) Masuknya kumen melaui uretra ke buli-buli
3) Penempelan kuman pada dinding buli-buli
4) Masuknya kuman melaui ureter ke ginjal
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan Hematogen
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Mekanism
Mekanisme • Pada pasien dengan sistem imun yang rendah
e
• Akibat fokus infeksi contohnya: S.aureus pada ginjal,
Klasifikasi
Klasifikasi
salmonella, pseudomonas, proteus sp,
Candida,M.Tuberculosis
Diagnosis
Diagnosis

Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu Defans
Pendahuluan
an Mechanism
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi Pertahanan Lokal Tubuh terhadap Infeksi
• Mekanisme pengosongan urin yang teratur dari buli-buli dan gerakan
Mekanism peristaltik ureter (wash out mechanism)
Mekanisme
e • Derajat keasaman (pH) urin
• Osmolaritas urin yang cukup tinggi
Klasifikasi
Klasifikasi
• Estrogen pada wanita usia produktif
• Panjang uretra pada pria
Diagnosis
Diagnosis • Zat anti bakterial pada kelenjar prostat (prostaticantibacterial factor)
 unsur Zn uromukoid (protein Tamm-Horsfall)  menghambat
penempelan bakteri pada urotelium
Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu Defans
Pendahuluan
an Mechanism
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Faktor agent
Mekanism • Tipe pili 1
Mekanisme
e Banyak menimbulkan infeksi pada sistitis.
Klasifikasi
Klasifikasi
• Tipe pili P
Sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut. Beberapa
Diagnosis
Diagnosis bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen,
menghasilkan toksin (hemolisin), dan menghasilkan enzim
Terapi
Terapi urease yang dapat merubah suasana urin menjadi basa

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan Anatomi
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi ISK Atas ISK Bawah
• Pielonefritis akut  proses • Perempuan
Mekanism
Mekanisme inflamasi parenkim ginjal sistitis  isk disertai
e
disebabkan infeksi bakteri bakteriuria bermakna
Klasifikasi
Klasifikasi Sindroma uretra akut  klinis
• Pielonefritis Kronis  lanjutan sistitis tanpa ditemukan
akibat infeksi bakteri mikroorganisme
Diagnosis
Diagnosis berkepanjangan sejak kecil
• Laki-laki
Terapi
Terapi Sistitis, Prostatitis, epididimis
oleh infeksi bakteri

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan Klinis
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
ISK Uncomplicated ISK Complicated
Mekanism
Mekanisme
e
• Pada perempuan yang • Berlokasi selain di vesika
Klasifikasi
Klasifikasi tidak hamil dan tidak ada urinaria, ISK pada anak-
disfungsi struktural anak, laki-laki,atau ibu
ataupun kelainan ginjal hamil
Dignosis
Diagnosis

Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu Gambaran
Pendahuluan
an Klinis
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Mekanism
Mekanisme
e
Klasifikasi
Klasifikasi

Dignosis
Diagnosis

Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu Gambaran
Pendahuluan
an Klinis
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Mekanism
Mekanisme
e
Klasifikasi
Klasifikasi

Dignosis
Diagnosis

Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan Penunjang
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Mekanism
Mekanisme
e
Klasifikasi
Klasifikasi

Dignosis
Diagnosis

Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan Penunjang
an
Kriteria Catteli
Definisi
Definisi
Wanita, simtomatik
Etiologi
Etiologi ≥ 102 organisme koliform/ mL urin plus piuria atau
Mekanism ≥ 105 organisme patogen apapun/ mL urin atau
Mekanisme
e
Tumbuhnya organisme patogen apapun pada urin yang diambil
Klasifikasi
Klasifikasi dengan cara aspirasi suprapubik.
Laki-laki, simtomatik
Dignosis
Diagnosis
≥ 103 organisme patogen/ mL urin
Terapi
Terapi Pasien asimtomatik
≥ 105 organisme patogen/ mL urin pada 2 sampel urin berurutan
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan
an
Prinsip umum:
Definisi
Definisi • Eradikasi bakteri penyebab  antibiotik yang
sesuai
Etiologi
Etiologi • Koreksi kelainan anatomis  faktor predisposisi

Mekanism
Mekanisme
e Infeksi Saluran Kemih Atas:
• Rawat inap
Klasifikasi
Klasifikasi
• Status hidrasi
• Terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam
Dignosis
Diagnosis

Terapi
Terapi Infeksi Saluran Kemih Bawah:
• Intake cairan banyak
• Antibiotik adekuat
Kasus
Kasus • Terapi simptomatik
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi
an
Definisi
Definisi Antimikroba Dosis Lama Terapi

Trimetoprim-Sulfametoksazol 2 x 160/ 800 mg 3 hari

Etiologi
Etiologi
Trimetroprim 2 x 100 mg 3 hari
Mekanism
Mekanisme Siprofloksasin 2 x 100 – 250 mg 3 hari
e
Levofloksasin 2 x 250 mg 3 hari
Klasifikasi
Klasifikasi Sefiksim 2 x 250 mg 3 hari
Sefpodoksim proksetil 1 x 400 mg 3 hari
Dignosis
Diagnosis Nitrofurantoin makrokristal 2 x 100 mg 3 hari
Nitrofurantoin monohidrat 4 x 50 mg 7 hari
Terapi
Terapi
Nitrofurantoin monohidrat makrokristal 2 x 100 mg 7 hari

Kasus
Kasus Amoksisilin/ klavulanat 2 x 500 mg 7 hari
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu Manajemen pada ISK atas akut berkomplikasi
Pendahuluan
an
 Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap
Definisi
Definisi antimikroba oral.
 Pasien sakit berat atau debilitasi
Etiologi
Etiologi
 Terapi antibiotik oral selama rawat jalan mengalami
Mekanism
Mekanisme kegagalan
e
 Diperlukan investigasi lanjutan
Klasifikasi
Klasifikasi
 Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi
 Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus, dan usia lanjut
Dignosis
Diagnosis
The Infection Disease Society of America  terapi awal
Terapi
Terapi selama 48-72 jam sebelum diketahui mikroorganisme
penyebabnya:
Flurokuinolon, Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin,
Kasus
Kasus Sefalosporin berspektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan Antimikroba pada ISK atas akut berkomplikasi
an
Definisi
Definisi Antimikroba Dosis Interval
Seftriakson 1 gram 12 -24 jam
Etiologi
Etiologi
Siprofloksasin 400 mg 12 jam
Mekanism
Mekanisme Levoflpksasin 500 mg 24 jam
e
Ofloksasin 400 mg 12 jam
Klasifikasi
Klasifikasi
Gentamisin (+ ampisilin) 3-5 mg/ kgBB 24 jam
1 mg/ kgBB 8 jam
Dignosis
Diagnosis
Ampisilin (+ gentamisin) 1-2 gram 6 jam
Tikarsilin-klavulanat 3,2 gram 8 jam
Terapi
Terapi
Piperasilin-tazobaktam 3,375 gram 2-8 jam
Imipenem-silastatin 250-500 mg 6-8 jam
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan
an Komplikasi:
Definisi
Definisi - Batu saluran kemih
- Obstruksi saluran kemih
Etiologi
Etiologi - Sepsis, Infeksi kuman multisistem, gangguan fungsi ginjal

Mekanism
Mekanisme
e
Klasifikasi
Klasifikasi Prognosis:
- 40% Pielonefritis akut  Pielonefritis kronis
- Pielonefritis kronis yang terlambat diagnosis, 
Dignosis
Diagnosis dialisis dan transplantasi ginjal
- Sistitis akut  prognosis baik & sembuh sempurna
Terapi
Terapi - Sistitis kronik prognosis baik  antibiotik yang intensif
dan tepat

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan
an IDENTITAS PENDERITA
Definisi
Definisi
Nama : Ny. SU
Etiologi
Etiologi Umur : 26 tahun
Mekanism Jenis Kelamin : Perempuan
Mekanisme Pekerjaan : Pegawai Bank
e
Alamat : Mojolaban, Karanganyar
Klasifikasi
Klasifikasi
Agama : Islam
Dignosis
Diagnosis

Terapi
Terapi Keluhan Utama:
Nyeri ketika BAK sejak 4 hari SMRS

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan RPS
an
Definisi
Definisi • Pasien datang ke IGD  nyeri ketika BAK, sejak 4
hari SMRS
Etiologi
Etiologi
Mekanism
Mekanisme • Dirasakan terus-menerus, disertai dengan
e
peningkatan frekuensi BAK
Klasifikasi
Klasifikasi
• BAK terasa panas diakhir, dan terasa nyeri di
Dignosis
Diagnosis daerah sekitar bawah pusar dan punggung bawah

Terapi
Terapi • Juga mengeluhkan demam, nyeri kepala dan nafsu
makan menurun
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan RPS
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi Hari ke-4,
terasa nyeri dan
Esok hari, mulai panas ketika
Mekanism tidak enak BAK semakin
Mekanisme badan, demam, memberat,
e frekuensi BAK
dan BAK
Pagi ketika semakin sering semakin sering
Klasifikasi
Klasifikasi aktivitas, pasien dan sedikit- serta demam
merasa nyeri sedikit. Pasien yang tak
ketika BAK, membeli obat di kunjung turun
tetapi pasien warung.
Dignosis
Diagnosis Masih tidak periksa ke
aktivitas dokter dan tidak
seperti biasa minum obat.
dan tidak
Terapi
Terapi merasakan
keluhan
apapun
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan RPS
an
Definisi
Definisi

Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan serupa

Etiologi
Etiologi
sebelumnya dan belum pernah mondok di Rumah Sakit.
Mekanism
Mekanisme
e
Klasifikasi
Klasifikasi RPD RPK

Dignosis
Diagnosis
Riwayat mondok karena penyakit serupa (-)
•Riwayat asma (-)
Riwayat asma (-)
Terapi
Terapi •Riwayat alergi (-)
Riwayat alergi (-)
•Riwayat DM (-)
Riwayat DM (-)
•Riwayat hipertensi (-)
Riwayat hipertensi (-)
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan KEBIASAAN
an
Definisi
Definisi Kebiasaan olahraga : tidak teratur
Kebiasaan merokok : (-)
Etiologi
Etiologi Kebiasaan alkohol : (-)

Mekanism Riwayat Sosial

Mekanisme
e Ekonomi
Klasifikasi
Klasifikasi
Pasien adalah seorang wanita berusia 26 tahun, belum
menikah dan tinggal bersama kedua orangtuanya. Pasien
Dignosis
Diagnosis bekerja sebagai pegawai bank. Pasien memiliki jaminan
kesehatan BPJS.
Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu ANAMNESIS
Pendahuluan
an SISTEMIK
Definisi
Definisi Kepala : pusing (-), nggliyer (-), nyeri kepala (+), perasaan
berputar-putar (-), rambut rontok (-).
Etiologi
Etiologi Mata : pandangan kabur(-), mata kuning (-), pandangan
dobel (-),berkunang-kunang (-)
Mekanism Hidung : pilek (-), mimisan (-), hidung tersumbat (-)
Mekanisme Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan (-),
e
berdenging (-)
Klasifikasi
Klasifikasi Mulut : mulut terasa kering (-), bibir biru (-), sariawan (-),
gusi berdarah (-), gigi berlubang (-), bibir pecah-
pecah (-)
Dignosis
Diagnosis Tenggorokan : nyeri telan (-), serak (-), gatal (-)
Respirasi : sesak (-), batuk (-), dahak (-), mengi (-)
Kardiovaskular : nyeri dada (-), pingsan (-), kaki bengkak ( -),
Terapi
Terapi
berdebar-debar (-)
Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), perut terasa perih (-), kembung
(-), sebah (-), nafsu makan menurun (+), muntah
Kasus
Kasus darah (-), perubahan BAB (-)
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu ANAMNESIS
Pendahuluan
an SISTEMIK
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Genitourinaria : BAK warna seperti teh (-), BAK warna merah (-),
Mekanism nyeri saat BAK (+), rasa panas saat BAK (+), sering
Mekanisme kencing malam hari (-)
e
Muskuloskeletal : lemas (+), nyeri otot (-), nyeri sendi (-),
Klasifikasi
Klasifikasi Extremitasatas : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak(-/-), luka (-/-),
terasa dingin (-/-)
Ekstremitas bawah : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-), luka (-/-),
Dignosis
Diagnosis terasa dingin (-/-)
Kulit : kering (-), gatal (-), luka (-), pucat (-), kuning (-),
kebiruan (-), keringat malam hari(-)
Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu PEMERIKSAAN
Pendahuluan
an FISIK
Definisi
Definisi Keadaan umum : compos mentis, tampak sakit sedang.
Status gizi : BB = 49 kg
TB = 160 cm
Etiologi
Etiologi BMI = 19.1 kg/m2
Kesan : status gizi kesan normoweight
Mekanism Tanda vital :
Mekanisme
e Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit, reguler, isi cukup
Klasifikasi
Klasifikasi Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 37,9 ºC (per axiller)
Kulit : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-),
Dignosis
Diagnosis venectasi (-), spider naevi (-), turgor menurun (-)
Kepala : bentuk mesocephal, luka (-), rambut warna hitam dengan
sedikit uban, mudah rontok (-)
Terapi
Terapi Mata : cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem
palpebra (-/-)
Telinga :sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
Kasus
Kasus Hidung :napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu PEMERIKSAAN
Pendahuluan
an FISIK
Definisi
Definisi Mulut : bibir kering(-), sianosis (-), stomatitis (-),
mukosa pucat(-), gusi berdarah (-), lidah kotor(-)
Tenggorokan : tonsil hipertrofi (-), faring hiperemis (-)
Etiologi
Etiologi Leher : simetris, trachea di tengah, JVP tidak meningkat (5+2),
KGB servikal membesar (-), tiroid membesar (-), nyeri
Mekanism tekan (-)
Mekanisme
e Thorax : normochest, simetris, retraksi interkostal (-), spider nevi
(-), pernapasan tipe thoraco-abdominal, SIC melebar (-)
Klasifikasi
Klasifikasi Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis tak kuat angkat
Dignosis
Diagnosis Perkusi : batas jantung
Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
Batas jantung kanan bawah : SIC IV LPSS
Terapi
Terapi Batas jantung kiri atas : SIC II LPSS
Batas jantung kiri bawah : SIC V LMCS
Kesan : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : HR : 76 kali/menit, ireguler, BJ I-II murni,
Kasus
Kasus intensitas normal, reguler, bising (-)
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu PEMERIKSAAN
Pendahuluan
an FISIK
Definisi
Definisi Paru :Depan
Inspeksi : simetris statis dan dinamis
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Etiologi
Etiologi Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)
Mekanism Belakang
Mekanisme
e Inspeksi : simetris statis dan dinamis
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Klasifikasi
Klasifikasi Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)
Abdomen : Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Dignosis
Diagnosis Auskultasi : peristaltik usus (+) normal
Perkusi : timpani, acites (-), pekak alih (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (+) suprapubik, hepar
Terapi
Terapi tidak teraba, lien tidak teraba.
Extremitas Atas :pitting edem (-/-),akral dingin (-/-),luka (-/-), clubbing
finger (-/-), spoon nail (-/-)
Ekstremitas Bawah : pitting oedem (-/-), akraldingin (-/-), luka(-/-), clubbing
Kasus
Kasus finger (-/-), spoon nail (-/-)
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu PEMERIKSAAN
Pendahuluan
an PENUNJANG
Definisi
Definisi Laboratorium darah
Etiologi
Etiologi 10-02-2016 Hasil Rujukan Satuan
Laboratorium urin
Hb 13,3 13,0-18,0 g/dl
Mekanism HCT 45,1 40,0-50,0 
Mekanisme 10-02-2016 Hasil Rujukan Keterangan
e RBC 5,27 4,2-5,4 106/l
pH 14,3 13,0-18,0 Strip tes
WBC 13,06 4,0-11,0 103/l
Klasifikasi
Klasifikasi Berat Jenis 1,020 1,05-1,030 Strip tes
AT 348 150-440 103/l

GD B Protein +1 negatif Strip tes

Dignosis
Diagnosis GDS 105 <110 mg/dL Sedimen Mikroskopis
BUN 7,3 5-23,5 mg/dL
Eritrosit 10 — 15 0—2
Terapi
Terapi Cr 1 0,8-1,2 mg/dL
Leukosit 7—8 0—5

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu PEMERIKSAAN
Pendahuluan
an PENUNJANG
Definisi
Definisi Foto Rontgen Thoraks
Kesan: Cor dan Pulmo dalam batas normal
Etiologi
Etiologi
Mekanism Pemeriksaan Bakteriologis
Mekanisme Setelah pemeriksaan kultur urin didapatkan hasil
e
(+) biakan kuman Escherichia Coli.
Klasifikasi
Klasifikasi

Diagnosis
Dignosis
Diagnosis Diagnosis
Banding

Terapi
Terapi a.Uretritis Cystitis Akut
b.Ureteritis
c.Pyelonefritis
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu TUJUAN
Pendahuluan
an PENGOBATAN
Definisi
Definisi Untuk menyembuhkan pasien
Mencegah kematian.
Etiologi
Etiologi Mencegah kekambuhan.

Mekanism
Mekanisme Penatalaksanaan Non Medikamentosa
e
Klasifikasi
Klasifikasi 1. Edukasi untuk menjalani pengobatan rawat jalan, dan memberi
motivasi tentang kepatuhan minum obat untuk
Dignosis
Diagnosis menyembuhkan penyakit
2. Edukasi mengenai cara membersihkan alat kelamin dengan
benar untuk mencegah infeksi berulang maupun infeksi baru.
Terapi
Terapi 3. Konsumsi makanan yang bergizi dan minum minimal 8 gelas
sehari.
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan TATALAKSANA
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Mekanism • Ciprofloxacin tablet 2 x 250 mg selama 5 hari
Mekanisme
e • Paracetamol tablet 3 x 500 mg bila demam
Klasifikasi
Klasifikasi • Vitamin B Kompleks 2x per hari

Dignosis
Diagnosis

Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan PENULISAN RESEP
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
Mekanism
Mekanisme
e
Klasifikasi
Klasifikasi

Dignosis
Diagnosis

Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan PEMBAHASAN OBAT
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
CIPROFLOXACIN
Mekanism
Mekanisme
e FARMAKOLOGI
Klasifikasi
Klasifikasi • Merupakan antibiotik sintetik golongan floroquinolon yang
bekerja dengan menghambat DNA-girase.
• Efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibiotika
Dignosis
Diagnosis lain (penisilin, aminoglikosida, sefalosporin dan tetrasiklin)
• Efektif terhadap bakteri gram-negatif dan gram-positif.
Terapi
Terapi

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan PEMBAHASAN OBAT
an
Definisi
Definisi
INDIKASI
Etiologi
Etiologi
Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen pada
Mekanism infeksi berikut:
Mekanisme • Infeksi saluran kemih
e
• Uretritis dan servisitis gonore
Klasifikasi
Klasifikasi • Infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh
streptokokus
Dignosis
Diagnosis • Infeksi kulit dan jaringan lunak
• Infeksi tulang dan sendi
• Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan
Terapi
Terapi paratifoid

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan PEMBAHASAN OBAT
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi EFEK SAMPING
Mekanism • Keluhan pada saluran pencernaan (mual, diare, muntah,
Mekanisme dispepsia, sakit perut, kembung dan anoreksia)
e
• Gangguan SSP (pusing, sakit kepala, rasa letih)
Klasifikasi
Klasifikasi • Gangguan penglihatan (jarang terjadi)
• Eosinofilia, leukositopenia, leukositosis, anemia
Dignosis
Diagnosis • Reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap Ciprofloxacin 
ruam/reaksi kulit
• Penderita gangguan fungsi hati  meningkatkan serum
Terapi
Terapi transaminase

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan PEMBAHASAN OBAT
an
Definisi
Definisi PARACETAMOL

Etiologi
Etiologi FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
• Mengurangi nyeri (analgesik)  menghambat impuls/rangsang
Mekanism nyeri di perifer
Mekanisme
e
• Menurunkan demam (antipiretik)  menghambat pusat
Klasifikasi
Klasifikasi
pengatur panas tubuh di hipotalamus

Dignosis
Diagnosis • Mengobati berbagai penyakit seperti sakit kepala, nyeri otot,
radang sendi, sakit gigi, flu dan demam

Terapi
Terapi • Mengurangi nyeri pada radang sendi (arthritis) tapi tidak
mempunyai efek mengobati penyebab peradangan dan
pembengkakan sendi
Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan PEMBAHASAN OBAT
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
INDIKASI
Mekanism • Mengurangi nyeri  sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri
Mekanisme pasca operasi minor, nyeri trauma ringan
e
• Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit
Klasifikasi
Klasifikasi (hanya bersifat simtomatik ,tidak mengobati penyebab demam)

Dignosis
Diagnosis EFEK SAMPING
• Mual, nyeri perut, kehilangan nafsu makan.
• Penggunaan jangka panjang dan dosis besar  kerusakan hati.
Terapi
Terapi • Reaksi hipersensitivitas/alergi (ruam, kemerahan kulit, bengkak di
wajah [mata, bibir], sesak napas, syok)

Kasus
Kasus
 INFEKSI SALURAN KEMIH
Pendahulu
Pendahuluan PEMBAHASAN OBAT
an
Definisi
Definisi

Etiologi
Etiologi
VITAMIN B KOMPLEKS
Mekanism
Mekanisme
e FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
• Berperan dalam metabolism karbohidrat dan asam amino
Klasifikasi
Klasifikasi
• Penting untuk metabolisme intrasel (Vitamin B12 dan asam folat
Dignosis
Diagnosis dibutuhkan untuk sintensis DNA yang normal)

• Berperan dalam produksi dan maturasi eritrosit, pada kasus

Terapi
Terapi defisiensi  anemia megaloblastik.

Kasus
Kasus
Terima Kasih