Anda di halaman 1dari 8

jurding

Diskusi
• Brazil merupakan 1 dari 15 negara dengan insidensi pneumonia
tertinggi, dan pneumonia menjadi penyebab utama kematian di
antara anak-anak berusia 1-4 tahun.
• Pengenalan vaksin pneumococcal 10-valent di Brazil tahun 2008-
2010, perluasan penggunaan vaksin influenza, dan transisi
epidemiologi akibat dai peningkatan sosioekonomi mungkin telah
mendorong terjadinya perubahan pada factor risiko pneumonia pada
anak usia 1 bulan – 5 tahun.
• Belum ada studi sebelumnya yang menilai factor risiko CAP pada anak
dibawah usia 5 tahun setelah 2-3 tahun pengenalan vaksin
pneumococcus secara universal di Brazil.
• Penelitian ini mengidentifikasi tingkat kepadatan di dalam rumah, anak-
anak yang tidak mendapat vaksin influenza, dan jenis kelamin
perempuan sebagai factor risiko terjadinya pneumonia berat.
• Definisi rumah yang “padat” dalam penelitian ini adalah 2 atau lebih
individu tidur di ruangan yang sama dengan anak yang menjadi sampel
penelitian
• Sesuai dengan penelitian sebelumnya di Sao Paulo tahun 1979-2004 dan
juga metaanalisis tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa factor risiko
kepadatan rumah menjadi factor risiko tetap, bahkan dengan perbaikan
kondisi ekonomi suatu negara.
• Peran jenis kelamin sebagai factor risiko pneumonia masih belum
jelas, dan tidak ada consensus yang dicapai dalam literatur.
• Perempuan dijelaskan lebih kebal terhadap infeksi saluran
pernapasan karena respon Th1 mereka lebih baik, namun dalam
penelitian ini didapatkan laki-laki menjadi factor protector terhadap
pneumonia. Temuan ini mungkin disebabkan karena bias dalam
penelitian, karena dominasi laki-laki di kelompok control akibat fakta
bahwa operasi selektif dalam kelompok usia ini lebih sering terjadi
pada laki-laki.
• Di Brazil, PCV10 dikenalkan di pertengahan 2010. Pada tahun 2013
terdapat studi yang melaporkan penurunan jumlah kasus pneumonia
sebanyak 27,4% pada anak usian dibawah 2 tahun. Namun jumlah
sampel yang mendapatkan vaksin hanya 60% dari total sampel, hal
tersebut perlu menjadi perhatian lebih lanjut dari pemerintah.
• Dalam penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara imunisasi PCV10
dengan kejadian pneumonia, hal tersebut dipengaruhi factor umum
lainnya dalam kedua kelompok yang berkontribusi mengurangi kekuatan
variabel-variabelnya.
• Etiologi yang multiple dari pneumonia (viral, bakteri, nonvaccine
serotype) dapat menjelaskan hal tersebut.
• Usia dikaitkan dengan kejadian infeksi pernapasan yang lebih sering
pada populasi pediatric, dengan anak-anak dibawah usia 18 bulan lebih
rentan terhadap CAP.
• Sebuah metaanalisis yang terbit tahun 2013 menegaskan bahwa gizi
kurang merupakan factor risiko untuk pneumonia dan menunjukkan
hubungan yang signifikan antara berat badan rendah terhadap usia
dengan infeksi yang lebih parah di negara berkembang. Namun hal
semacam itu tidak ditemukan di negara-negara industry. Mengingat
bahwa dalam penelitian ini kasus berat badan rendah hanya ditemukan
10,8% dari kelompok case dan 5,9% dari kelompok control, artinya dapat
diasumsikan Brazil memiliki transisi demografis dan karakteristik negara
maju.
Kesimpulan
• Ketika hasil penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya, jelas
bahwa factor risiko pneumonia berat telah berubah seiring berjalannya
waktu.
• Faktor risiko seperti gizi kurang dan tingkat Pendidikan ibu tidak terkait
dengan CAP dalam populasi penelitian ini.
• Kemungkinan besar hal tersebut tidak hanya terkait dengan perluasan
program vaksin tetapi juga dengan perbaikan social yang terjadi di
negara Brazil dalam beberapa tahun terakhir. Namun perubahan ini
tetap tidak mencukupi untuk mengatasi ketidakstaraan social seperti
yang ditunjukkan oleh temuan terkait kepadatan rumah tangga
• Perlindungan yang ditawarkan vaksin influenza seperti yang
ditunjujjan pada studi ini harus dievaluasi dalam studi etiologi
mengenai peran sebenarnya dari virus tersebut dalam kejadian
pneumonia di Brazil.

Anda mungkin juga menyukai