Anda di halaman 1dari 19

Disusun Oleh:

YUNICA (110.2010.XXX)
Pembimbing : X
GANGGUAN
ANSIETAS
GANGGUAN ANSIETAS
• Ansietas adalah perasaan tidak
senang yang khas yang
disebabkan oleh dugaan akan
bahaya atau frustrasi yang
mengancam yang akan
membahayakan rasa aman,
keseimbangan, atau kehidupan
seseorang individu atau
kelompok biososialnya.
EPIDEMIOLOGI
• Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki
• Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda - usia rata-
rata timbulnya adalah kira-kira 25 tahun
• Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien
yang datang berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien
dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut minimal sepertiganya
menderita gangguan kecemasan.
• Di Indonesia penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan
Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas
jumlah gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai
gangguan fisik adalah 28,73% untuk dewasa dan 34,39% untuk anak.
Etiologi
• Penyebab pasti gangguan kecemasan tidak diketahui, banyak
gangguan ini disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk perubahan
di otak dan stres lingkungan.
• Faktor biologis : Sistem saraf otonomik pada beberapa pasien
gangguan panik telah dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus
simpatik, beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang,
dan berespon secara berlebihan terhadap stimuli yang sedang. Sistem
neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin,
dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
• Faktor Genetika : Berbagai penelitian telah menemukan adanya
peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak
saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan
dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan
psikiatrik lainnya.
• Faktor psikososial : Teori kognitif perilaku menyatakan bahwa
kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari perilaku
modeling orang tua atau melalui proses pembiasan klasik, sedangkan
teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari
pertahanan yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang
menyebabkan kecemasan.
KLASIFIKASI GANGGUAN ANSIETAS
• Gangguan panik
• Gangguan fobik
• Gangguan obsesif-kompulsif
• Gangguan stress pasca trauma
• Reaksi stress akut
• Gangguan ansietas menyeluruh
TATALAKSANA
• Farmakoterapi : Antidepresan, SSRI, Trisiklik, MAOIs, Anti-ansietas,
Beta-blocker
• Tatalaksana Psikoterapi : CBT, terapi Eksposure
• Terapi Kombinasi : Obat dapat dikombinasikan dengan psikoterapi
untuk gangguan kecemasan yang spesifik, dan ini adalah pendekatan
pengobatan terbaik untuk orang banyak
PROGNOSIS
• Gangguan panik biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja
akhir atau masa dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-
anak, remaja awal, dan usia pertengahan dapat terjadi. Biasanya
kronik dan bervariasi tiap individu. Frekuensi dan kepasrahan
serangan panic mungkin berfluktuasi.
• 30-40% pasien tampaknya bebas dari gejala follow up jangka panjang,
kira-kira 50% memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak
mempengaruhi kehidupannya secara bermakna dan kira-kira 10-21 %
terus memiliki gejala yang bermakna.
• Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40-80 %
dari semua pasien. Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan
lama gejala singkat cenderung memiliki prognosis yang baik.
DEFINISI
• Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang
memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing)
dimana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat.
• Pada gangguan somatoform, orang memiliki simptom fisik yang
mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas
organik yang dapat ditemukan sebagai penyebabnya.
• Gejala dan keluhan somatik menyebabkan penderitaan
emosional/gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di
dalam peranan sosial atau pekerjaan. Gangguan somatoform tidak
disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguan buatan
ETIOLOGI
• Faktor-faktor Biologis : Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan
pengaruh genetis (biasanya pada gangguan somatisasi)
• Faktor Psikososial : Penyebab gangguan melibatkan interpretasi gejala
sebagai suatu tipe komunikasi sosial, hasilnya adalah menghindari
kewajiban, mengekspresikan emosi atau untuk mensimbolisasikan
suatu perasaan atau keyakinan (contoh: nyeri pada usus seseorang).
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala
fisik yang berulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun
sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga telah dijelaskan
dokternya bahwa tidak ada kelainan yang mendasari keluhannya
KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS
• F45 Gangguan Somatoform
Gangguan Somatoform berdasarkan PPDGJ III dibagi menjadi:3
• F.45.0 gangguan somatisasi
• F.45.1 gangguan somatoform tak terperinci
• F.45.2 gangguan hipokondriasis
• F.45.3 disfungsi otonomik somatoform
• F.45.4 gangguan nyeri somatoform menetap
• F.45.5 gangguan somatoform lainnya
• F.45.6 gangguan somatoform YTT
• DSM-IV, ada tujuh kelompok, lima sama dengan klasifikasi awal dari
PPDGJ ditambah dengan gangguan konversi, dan gangguan dismorfik
tubuh. Pada bagian psikiatri, gangguan yang sering ditemukan di klinik
adalah gangguan somatisasi dan hipokondriasis.
• Contoh Penulisan Diagnosis multiaksial:
• Aksis I : Gangguan somatoform, somatisasi
• Aksis II : Tidak ada diagnosis aksis II
• Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III
• Aksis IV : Masalah dengan keluarga
• Aksis V : GAF Scale 51-60: gejala sedang, disabilitas sedang
PEDOMAN DIAGNOSTIK GANGGUAN
SOMATOFORM
• Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik
yang berulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik,
meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negative dan kelainan
yang menjadi dasar keluhan.
• F45.0-F45.6 memiliki pedoman diagnostik yang berbeda-beda
TATALAKSANA
• Obat anti-ansietas : Golongan benzodiazepin dan golongan non-
benzodiazepin

• Obat anti-depresi : Golongan Trisiklik, tetrasiklik, MAOIs, SSRI, atypical


antidepresan
PROGNOSIS
• Dubia et malam. Pasien susah sembuh walau sudah mengikuti
pedoman pengobatan. Sering kali pada pasien wanita berakhir pada
percobaan bunuh diri.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai