Anda di halaman 1dari 51

KELOMPOK 4

REACTORS WITH SUSPENDED SOLID


CATALYST, FLUIDIZED REACTORS OF
VARIOUS TYPES

ADITYA AFFAN 21030116140169


DZILLAN HIDAYAT 21030116130131
FITRIANA GUSTIAWANTI 21030116140128
FITRI ZAKYAH 21030116140194
M.HARIS IFRONI 21030116130160
MELYNDA CHRISTIANA R 21030116120060
MIFTAQUL HUDA 21030116120078
SHINDY VANESSA 21030116120074
• Kasus
Pembentukan phthalic anhydride bersifat sangat
eksotermis dengan safety design, panas yang dapat
dihilangkan dari packed bed reaktor hanya sedikit dan
dapat menyebabkan temperature runaway, meltdown
bahkan ledakan.
• Solusi
Penemuan dari fluidized bed dengan pengadukan solid
yang cepat dan tangguh dapat menanggulangi bahaya
tersebut. Ini dikarenakan pengadukan solid yang cepat dan
penghilangan panas (dari solid) dari suhu bed hanya dapat
berubah sedikit dan mudah dikontrol.
Terdapat formula katalis yang dapat memberikan laju reaksi
yang tinggi. Namun untuk menggunakan keseluruhan
volume katalis dengan efektif harus mengikuti persamaan
modulus Thiele
• Menggambarkan hubungan antara
difusi dan laju reaksi dalam katalis
berpori. Nilai ini umumnya
digunakan untuk menentukan faktor
keefektifan katalis.

k’’’ : Laju Reaksi


De : Laju Difusi

• Semakin kecil partikel, k’’’ semakin besar. Ini mengarahkan kita


untuk menggunakan suspended solid. Dengan katalis efektif ini
waktu tinggal yang dibutuhkan reaktan gas menjadi sangat
kecil, sehingga hanya beberapa detik untuk reaktor dengan
tinggi 30m.
PENDAHULUAN
• Fluidisasi adalah metoda pengontakan
butiran-butiran padat dengan fluida baik cair
maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan
butiran-butiran padat memiliki sifat seperti
fluida dengan viskositas tinggi.
FLUIDIZED BED
KELEBIHAN
• Banyak digunakan didalam industri (skala besar).
• Memiliki transfer panas dan massa yang baik.
• Penurunan tekanan rendah.
• Katalis dapat dengan mudah digantikan untuk regenerasi.
• Jumlah katalis yang dibutuhkan sedikit.
• Mudah dalam penanganan katalis padatan.
• Pengoperasian untuk campuran solid lebih mudah.
• Sirkulasi bersama antara solid dan fluida dimungkinkan.
• Tidak menjadi masalah bila luas area kecil.
KEKURANGAN

• Bisa terjadi deviasi yang besar sehingga


mempengaruhi konversi.
• Memungkinkan terjadinya erosi pada pipa dan
reaktor yang disebabkan oleh abrasi partikel.
• Pada pengoperasian katalis dengan suhu tinggi
terjadi aglomerasi sehingga menurunkan
kecepatan reaksi.
BACKGROUND INFORMATION ABOUT
SUSPENDED SOLIDS REACTORS
Pertama, Geldart (1973) dan Geldart dan Abrahamson
(1978) melihat bagaimana caranya berbagai jenis zat
padat berperilaku saat di fluidisasi, dan muncul dengan
klasifikasi seperti berikut
Klasifikasi sederhana dari padatan yang sekarang kita
sebut klasifikasi Geldart. Geldart A, B, C, D. Ditunjukkan
pada Gambar 20.2
Selanjutnya distribusi padatan dalam bejana vertikal.
Biarkan f menjadi fraksi volume padatan pada tinggi z
kapal. Kemudian seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 20.3
Saat kecepatan gas tinggi dan lebih tinggi, padatan
menyebar ke seluruh bejana.
GELDART CLASSIFICATION
GRAFIK DISTRIBUSI DARI PADATAN
• G/S Contacting Regimes
Untuk mengembangkan bahasa dalam mengenalkan apa
hubungan Rezim, kita mempertimbangkan padatan
dengan ukuran dp dalam bed dengan luas penampang A
yang diberi gas pada kecepatan gas superfisial u, seperti
ditunjukkan pada Gambar 20.4.

dp adalah ukuran padatan, A adalah lebar


melintang reaktor, dan Uo adalah kecepatan gas
superficial.
•Minimum fluidizing velocity &
kecepatan terminal
• Padatan akan tersuspensi saat tekanan turun melebihi
berat padatan. Hal ini terjadi bila kecepatan gas
melebihi kecepatan minimum fluidizing umf. Kecepatan
ini diberikan oleh Ergun (1952), dan dalam bentuk
tanpa dimensi

• Partikel individu ditiup keluar dari bed saat kecepatan


gas melebihi apa yang disebut dengan kecepatan
terminal, ut, dimana particle sphericity, didefinisikan
sebagai
PENENTUAN dp
UNTUK PARTIKEL HALUS
Untuk partikel halus kita mengevaluasi ukuran dengan analisis layar, yang
memberi dscr. disayangkan, tidak ada hubungan umum antara dscr dan dp.
Bisa dikatakan untuk pertimbangan pressure drop adalah:
- dp = ᵩs dscr untuk partikel tidak beraturan tanpa dimensi yang tampak lebih
panjang atau pendek
- dp ≈ dscr, untuk partikel tidak beraturan dengan dimensi yang agak panjang
namun dengan rasio panjang tidak lebih dari 2: 1 (telur, misalnya)
- dp ≈ ᵩs2 dscr untuk partikel tidak beraturan dengan satu dimensi yang lebih
pendek namun dengan rasio panjang tidak kurang dari 1: 2 (bantal,
misalnya)
Meski partikel tunggal akan diliputi oleh aliran gas yang mengalir lebih cepat
dari pada u, temuan ini tidak meluas ke partikel partikel terfluidisasi. Di
BBS Kecepatan gas bisa berkali-kali lebih besar dari pada u, dengan sedikit
sekali carryover padat. Dengan demikian kecepatan terminal partikel
tunggal tidak terlalu berguna dalam memperkirakan saat entrainment
padatan akan terjadi.
GENERAL CHART SHOWING G/S CONTACTING
REGIMES
Grace (1986) menyiapkan grafik untuk
menunjukkan perilaku yang diharapkan dari
sistem G/S sepanjang jalan dari BFB ke CFB.
Gambar 20.5 menunjukkan versi yang agak
dimodifikasi dari bagan ini. Di dalamnya terdapat
Pers. 3, 4, dan 5, yang memberi tahu kapan bed
terfluidisasi dan saat padatan akan padam mulai
naik dari bejana.
Dapat dilihat berbagai rezim yang menghubungi
secara rinci dan melihat prediksi apa yang terjadi
untuk masing-masing mengenai perilaku reaktor.
THE BUBBLING FLUIDIZED BED-BFB
• BFB  Terjadi ketika gelembung-gelembung
pada unggun terbentuk akibat densitas dan
distribusi partikel tidak homogen.
THE BUBBLING FLUIDIZED BED-BFB
BEBERAPA MODEL BFB
• Dispersion and Thanks in Series Model
Percobaan permodelaan yang pertama adalah permodelan
dengan satu parameter, tetapi konversi yang didapatkan
kurang dari mixed flow dan tidak dapat dihitung dengan
model ini jadi pendekatan ini tidak digunakan.
• RTD models
Model RTD digunakan untuk menghitung konversi. Tetapi
karena laju reaksi katalistik dari suatu elemen gas
tergantung pada jumlah padatan di sekitarnya, maka
konstanta laju yang efektif untuk gelembung gas rendah,
sementara untuk emulsi gas bernilai tinggi.
• Contact Time Distribution Models
Untuk mengatasi kesulitan ini dan tetap menggunakannya informasi yang
diberikan oleh RTD, diajukan model yang mengasumsikan bahwa. Gas yang
lebih cepat tinggal terutama di fase gelembung, semakin lambat dalam
emulsi. Gilliland dan Knudsen (1971) menggunakan pendekatan ini dan
mengusulkan agar tarif efektif. Konstanta tergantung pada lama tinggalnya
unsur gas di bed, dengan demikian

dimana m adalah parameter yang pas. Dengan demikian menggabungkan


dengan Pers. 11-13 yang kita tentukan konversinya.

Masalah dengan pendekatan ini melibatkan mendapatkan fungsi E yang


berarti untuk digunakan dalam Pers. 7 dari kurva C yang diukur. Pendekatan
ini juga telah dibuang.
• Two-Region Models
Berdasarkan data dalam model RTD, Gilliland
and Knudsen (1971) diasumsikan bahwa gas
yang lebih cepat berada pada fase gelembung
sedangkan gas yang lebih lambat berada pada
fase emulsi.
• Hydrodynamic Flow Model
Karena model two-region yang kadang tidak bisa
diandalkan, maka dibentuklah hydrodynamic flow model.
Model ini dikembangkan oleh Davidson. Ia
mengemukakan bahwa aliran pada single rising bubble di
reaktor fluidized bed merupakan kondisi fluidisasi yang
minimum. Kecepatan naik gelembung ubr bergantung
tehadap ukuran gelembung dan sifat gas bergantung pada
kecepatan relatif naik gelembung juga kecepatan naik gas
pada emulsi ue.
Pada model ini juga memiliki gas di sekitar gelembung
yang membentuk membentuk awan putih, sehingga
membentuk cincin vorteks dan tetap terpisah dari gas di
luar gelembung maupun di sekitar reaktor. Rumus yang
digunakan untuk menggambarkan hal ini adalah
• Sebagai contoh, jika gelembung naik 25 kali lebih cepat
dari gas emulsi, maka ketebalannya hanya berkisar 2%
dari diameter gelembung. Selain itu ada juga rumus
antara gelembung dengan padatan jejak yang
ditinggalkannya. Hal ini dirumuskan dengan

• α biasa bernilai 0,2 hingga 2


K-L MODEL FOR BFB
Asumsi yang digunakan :
• Bentuk bubble bulat sempurna, memiliki ukuran yang
sama db dan mengikuti model Davidson. Dimana bubble
dilingkari oleh cloud tipis yang bergerak keatas melewati
emulsi.
• Emulsi tetap pada kondisi fluidisasi minimum dimana
kecepatan relative G/S dalam emulsi tetap konstan
• Setiap bubble membawa padatan “wake” dibawahnya.
Hal ini menunjukan pergerakan / sirkulasi dari padatan
dalam bed. Apabila downflow dari padatan cukup cepat
maka gas yang bergerak keatas dalam emulsi menjadi
lambat atau bahkan bisa berhenti.
APLIKASI PADA REAKSI KATALIS
• Pada pengembangan ini dibuat 2 asumsi yang
dipertanyakan :
1. Flow gas yang melalui cloud diabaikan apabila
volume cloud sangat kecil untuk fast bubble.
2. Pergerakan gas diabaikan apabila aliran gas pada
emulsi baik naik ataupun turun lebih kecil dibanding
aliran gas yang melalui bubble.
• Figure 20.10 :
𝐶𝐴
 Semakin kecil dimensionless time nya, maka nya
𝐶𝐴𝑜
makin besar.
 Untuk memperbesar konversi pada fluidized bed
dengan cara memperbesar ukuran bubble, dengan
catatan apabila dimensionless time nya sama.
CONTOH SOAL
• Figure 20.11 :
 Semakin besar diameter gelembung maka konversi
semakin kecil, karena gelembung yang besar
menyebabkan luas permukaan dari gelembung
menjadi kecil sehingga konversinya turun.
CIRCULATING FLUIDIZED BED-CFB
Jika kecepatan atau laju kecepatan gas lebih
tinggi dari BFB akan memasuki daerah CFB yang
terbagi menjadi 3 rezim yaitu :
1.Turbulent Fluidized (TB)
2.Fast Fluidizied (FF)
3.Pneumatic Conveying (PC)
TURBULENT FLUIDIZED (TB)
• Pada turbulen bed kecepatan gas lebih tinggi
dari BFB sehingga terbentuk turbulen dan
pergerakan padatan lebih kasar. Permukaan di
daerah dense-bednya menipis dan padatan
meningkat di daerah lean.
• Kecepatan alir atau gas di daerah danse
besarnya lebih besar dari BFB dan lebih kecil
dari plug flow.
TURBULENT BED (TB)
THE FAST FLUIDIZED BED (FF)
• Merupakan transisi dari turbulen menjadi fast
fluidized Bed.
• Di FF ini pergerakan solid di daerah dekat
dasar tangki menjadi kurang turbulen dan
terlihat menetap di daerah dinding.
THE FAST FLUIDIZED BED (FF)
PNEUMATIC CONVEYING (PC)
• Pada kecepatan tertingginya gas mengalami
choking velocity dimana pada kondisi ini
kecepatan akan konstan. Pada sistem ini
distribusi partikel dalam reaktor cukup baik
dengan tidak adanya dinding ataupun
downflow .
PNEUMATIC CONVEYING (PC)
THE JET IMPACT REACTOR
• Prinsip : terdapat dua aliran (reaktan dan katalis)
kemudian kedua aliran ini berbenturan dengan
kecepatan yang sangat tinggi , bercampur satu
sama lain dan bereaksi pada suhu tinggi. Waktu
tinggal didalam reaktor terjadi hanya dalam
kisaran waktu yang sangat singkat yakni 1-10
detik.
• Apabila produk yang dihasilkan berupa gas-solid
maka jet impact reaktor memerlukan siklon untuk
memisahkan produk tersebut.
• Digunakan pada catalytic cracking minyak bumi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai