Min Rahminiwati
Lab Farmakologi bagian Farmakologi dan
Toksikologi
Dept AFF-FKH-IPB
1
Perencanaan
2
Definisi
Spinal and barin stem stimulation :
Meningkatkan refleks spinal dengan menghambat
penghambat spinal
Medulary stimulant or analeptics
Merangsang pusat di medula termasuk pusat
respirasi= stimulant respirasi
Classical cortical stimulant:
Menyebabkan gejala hipereksebilitas :
meningkatnya kesadaran dan aktivitas mental
3
Psychotomimetics
Senyawa yang menghasilkan efek mirip dengan keadaan
psychotic tertentu. Halusinasi dan delusi tanpa timbul gejala
hipereksitabilitas
Antidepressant atau thymoleptics;
Meningkatkan mood, menghasilkan stimulasi ssp yang ringan
tapi tidak menyebabkan hipereksitabiltas yang berat
Narcotics:
Obat yang menghasilkan efek sedatif yang dalam
Transquillizer, ataractive atau neuroleptic
(transquilizer sedativa):
Nenyebakan hewan menjai kalm, tenang, kecemasan berkurang
dan kadang kadang menurangi ketakutan dan agresi
4
Sedative- hypnotics
Obat yang mendepres ssp menyebabkan terjadinya
lethargy, drowsiness dan tidak acuh terhadap
lingkungan Aktivitas lokomotor menurun, Ketakutan
dan kecemasan hilang tapi hewan masih sadar.
Anestetik umum (general anestetics).
Depresei yang bersifat umum tidak selektif :
kesadaran hilang, analgesia, relaksasi otot dan
hilangnya refleks
Dissociative anaesthetic:
Merasa tersisih dari sekelilingnya, tidak sadar mimpi
yang menakutkan dan analgesia tapi tidak terjadi
relaksasi otot
5
6
Anxyolitics
Penghilang kecemasan
Centrally acting muscle relaxant :
Menghasilkan relaksasi otot otot skelet
Anticonvulsant :
Menekan konvulsi yang berasal dari stimulasi SSP tidak
spesifik karena bisa timbul sedasi
Analgesic :
Menghilangkan presepsi nyeri (narcotic analgesic dan
antiinflamatory antipyretic analgesics
Neurolepanalgesic:
perubahan aktivitas ssp yang dihasilkan oleh obat termasuk
kelompok neuroleptic dan sedative analgesic
7
Sedativa
Sedative-
Obat yang mendepres ssp menyebabkan terjadinya
lethargy, drowsiness dan tidak acuh terhadap
lingkungan Aktivitas lokomotor menurun, Ketakutan
dan kecemasan hilang tapi hewan masih sadar.
Penggolongan
Sedativa-hipnotika
8
9
Berdasarkan struktur kimia
10
11
Efek sedativa secara umum
Menyebabkan kalem
Tenang
Aktivitas lokomotoris menurun
Tidak peduli terhadap
lingkungannya
Suhu tubuh menurun
12
Sedativa anestetik
Sedasi yang kuat
Drowsiness kuat
Durasinya pendek
13
Transquilizer - Sedativa
Phenothiazin
Hipotensi: berbahaya pada hewan hypovolaemic
dan normovolaemic karena dapat menyebabkan
kolapsnya kardiovaskular
Peningkatan dosis pemberian tidak
meningkatkan efek sedasinya
tapi memperpanjang durasinya
Dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan
eksitasi atau depresi
14
Potensi
Promethazine : blokade terhadap reseptor
H1>alfa1
Prometazine : antihistamin < alfa 1
Potensi Acepromazine > promazine
Ratio potensi promazine : Chlorpromazine :
acepromazine . 1 : 13 : 30
15
Penggunaan
Hewan Besar :
Parenteral : iv im onset 10 – 20 menit
Padamasa ini harus semua rangsangan harus
dihindari
Anjing dan kucing
Premedikasi : iv, im.
Untuk sedativa dan antiemetik : tablet durasinya
4 – 8 jam
16
Efek yang tidak diinginkan
17
Butyrophenon
Droperidol
Fluanison (haloanisone)
Tersedia dalam bentuk kombinasi dengan
fentanil (narkotik analgesik) sebagai
neurolepanalgesik
Azaperon
Digunakan pada babi dan kuda
18
Potensi
Droperidol 300x lebih poten dari promazine pada anjing.
Alfa 1 adrenoseptor dan H1 reseptor.
Azaperon : Alfa 1 adrenoseptor antagonist pada kuda dan
babi menyebabkan hipotensif yang moderate
Efek sampingnya lebih sedikit dibandingkan phenothiazine
Efek sedasinya tidak mirip dengan transquilizer sedativa(
drowsines meningkat arousal ditekan).
Sedativa hipnotika seperti kloralhidrat dan xylazin
19
Pada kuda
Azaperon im : sedasi yang dalam. Iv menyebabkan eksitasi
yang kuat
Babi : sedativa
Mengurangi stres transportasi
Mencegah overloading pada jantung
Dosis yang tinggi : sedasi yang dalam sternal recumbency
Premedikasi, obstetric, mencegah penolakan rejeksi anak
babi oleh ibunya, memfasilitasi fostering babi, mencegah dan
mengatasi fighting jika dicampur.
Dengan lokal anestesi bisa dilakukan minor surgery
Stimulasi sensori dan eksitasi harus dihindari
20
Sedativa - hipnotika
Agonis alfa2 agonist :
Xylazine,
detomidine medetomidine
21
Xylazine
Cara pemberian : iv, im
Dosis pada kuda 10-20 x> dari babi dan
sapi sama dengan anjing dan kucing. Dosis
pada babi 20 – 40 kali pada sapi sehingga
xylazine tidak digunakan pada babi
Efek. Menekan nyeri yang berasal dari
incisi dan rangsangan thermal, visceral dan
kolik. Qualitas sedasi sama dengan chloral
hidrat
22
Efek samping :
Hipertensi, bradikardia pada kucing
Emesis pada anjing dan kucing
Kuda : berkeringat, konvulsi galloping
movement
Domba: gangguan pernapasan
Kontraindikasi : hewan bunting
23
Indikasi
Kuda : sedative, analgesik dan muscle
relaxan
Sapi : penurunan aktivitas lokomotor, pada
dosis besar rekumbensi, pergerakan rimen
ditiadakan
Interaksi
Efeknya ditiadakan oleh idazoxan, naloxon
tidak berefek
24
Detomidine
Penggunaan pada hewan Kuda
Efeknya :
Dosis yang tinggi menyebabkan sedasi sampai
hilangnya kesadaran
Analgesik
Efek samping
Penurunan suhu tubuh yang moderat, hipertensi
yang diikuti dengan hipotensi, bradikardia
depresi respirasi dan diuresis, berkeringat,
snoring dan transient tremor
25
Indikasi pada kuda
Sedativa analgesik
Premedikasi anestetik dengan ketamin,
thiopenton dan berbagai jenis opioid
26
Medetomidine
Penggunaan pada hewan anjing dan
kucing
20 x lebih poten dari xylazine dan lebih
spesifik dari xylazine untu alfa 2 reseptor
adrenergik
27
Interaksi pada kucing
Atipamezole dapat meniadakan efek
medetomidine
28
Benzodiazepin Sedativa anestetik)
1. Diazepam
Penggunaan pada hewan anjing :
Anxyolitik
Epilepsi
Sedativa dan muscle relaksan
Antikonvulsi : taming effect pada ungulata
dan felidae
29
Indikasi : premedikasi pada pemberian
ketamin
Bila digunakan Pada anjing efek sedasinya
lemah
Kontraindikasi pada greyhound :
hiperaesthesia, ataxia, stragling dan CNS
eksitasi
Pada kucing meningkatkan agitasi
30
2. Zolazepam dikombinasikan dengan
disiatifanestetik tiletamin
3.Climazolam : premedikasi pada hewan
besar
31
Antiepileptik
Persyaratan obat untuk antiepilepsi:
Maintenance therapi :
Durasi yang panjang
Metabolic torelance dari enzim hati sebaiknya
tidak meningkatkan clearance obat
Diabsorpsi dengan baik
Efektif pada dosis subsedative
Tidak mempunyai efek samping
32
Status epileptikus
Mempunyai efek pelemas otot yang bekerja
sentral
Onset cepat, durasi panjang
Tersedia dalam sediaan untuk iv atau im
Efeknya terhadap jantung dan respirasi
minimal
33
Obat antiepilepsi
Phenobarbitone Carbamazepine
Primidone Ethosuximide
Phenytoin Diazepam
Trimethadone Clonazepam
Valproic acid
Pentobarbitone
34
Phenobarbitone
Merupakan derivat barbiturat mempunyai efek
depresant terhadp SSP yang tidak selektif
Onsetnya lambat durasi kerjanya panjang tidak
digunakan untuk anestesia umum
Diabsorpsi dengan baik dari saluran pencernaan
mampu menginduksi enzim mikrosome termasuk
. Mixed function oxidation
35
Merupakan obat first choice :
Profil farmakokinetiknya yang baik : absorpsi
pada anjing cepat, bioavaibilitas 91 % half lifenya
panjang 32 jam pada beagle
Tidak hepatotoksik
36
Central muscle relaxant
Mephensin
Merupakan senyawa kelompok glycerol eher
Bekerja memblokade neurone internuncial spinal
Depresan SSP yang spesifik menyebakan
hewan tidak bergerak tapi kesadaran tidak hilang
Toksisitas : thrombosis dan haemolysis
Penggunaan klinik terbatas
37
Glyceryl guaicolate (guaicol glycerol
ether, guaphensin)
Penggunaan pada hewan:
Kuda, anjing, babi, sapi dan domba
Merupakan spinal interneuronal blocking agent.
Agonist reseptor glisin
Efek ;flaccid paralysis otot skelet, antikonvulsan
yang diinduksi striknin tapi tidak efektif untuk
konvulsi yang diinduksi oleh leptzole dan
picrotoxin
38
Sedativa adanya reseptor glisin dibatang
otak dan subkorteks otak
Dosis yang tinggi menyebabkan kehilangan
kesadaran dan analgesia ringan
Otot limb, otot respirasi tidak terpengaruh
Dosis yang tinggi memparalisis respirasi.
Konvulsi tetanik hypotensi
39
I.V. pada konsentrasi yang tinggi
40
Ditambahkan thiobarbitone pada infusat
menghasilkan anestesi yang ringan dan
depresi respirasi. Sebelum digunakan
dipakai premedikasi terlebih dahulu
41
Terjadinya nyeri
Lokalisasi nyeri
Rasa nyeri,
penilaian nyeri Reaksi
korteks pertahanan
Sistim limbik terkoordinasi
Thalamus optikus
Otak kecil
Formatioretikularis Reaksi vegetatif
42
Narkotik Analgesik
Mendepres rasa nyeri melalui aktivitas
depresannya pada SSP tanpa
mempengaruhi fungsi lainnya
43
Klasifikasi
Narkotik analgesik
Antipiretik analgesik
44
Narkotik Analgesik
Opium berasal dari Papaver somniferum
Phenanthrene:
Morphine
Codein
Thebain
Benzilisoquinoline :
Papaverine
Narkotime
Narcein
45
Morphine
Berikatan dengan reseptor µ.
Meningkatkan ambang rangsang
Meningkatkan toleransi pada nyeri yang
bersifat tidak intense dan lama
46
Spasmogenik dan merangsang nucleus cranial
III. Pada Manusia Anjing, Kucing, kucing, Kelinci
, unggas menyebabkan sedativa dan pada
dosis yang tingi kesadaran didepres
Variasi response
Anjing : sedasi kadang kadang diikuti eksitabilitas
Kucing, kuda, babi, sapi, domba dan kambing:
hipereksitabilitas
47
Tempat Kerja Morphine
Depresan cerebral cortex :
analgesik, euphoric, sedativa dan hipnotika
Depresan dimedulla oblongata :
vasomotor, batuk dan respirasi
Stimulasi :
Supraoptic nucleus dari hypothalamus : sekresi ADH dari
posterior pituary dan retensi air pada ginjal, ACTH dan
gonadothropin menurun
spinal reflexs distimulasi.
Polisipnatic reflex didepres
48
Stimulasi cranial nerve di otak tengah :
miosis via parasimpatetik okulomotor
Dilatasi pupil via simpatis
Stimulasi vagal nucleus meningkatkan response
parasimpatis
Merangsang CTZ : menyebabkan muntah
Stimulan dan depresan pada spinal.
Monosipnatic
49
Penggunaan morphine:
50
Senyawa turunan morphine
Codein : depres batuk pada anjing
Diamorphine: analgesik 5 x> morphine
Methadone: analgesik = morphine
Antitusive pada kuda dan anjing
51
Thimbutene. Potensinya = morphine tapi
kerjanya lebih lama
Pethidine 10 x > morphine
Apomorphine <, tapi efek emeticnya kuat
Dextromethorphane: antitusive
Etorphine 1000 – 80 000 > morphine
Fentanyl : 50 – 100 x lebih poten dari
morphine
52
Antagonist dan Partial Agonist
reseptor Opiat
Partial agonist : nalorphine
Kerjanya : menyerupai morphine
Agonist kuat : Phenazocine
Agonist : morphine
Agonist lemah : methadone
53
Mixed agonist-antagonist : Pentazocine,
buprenorphine dan butorphanol
54
Neurolepanalgesik
perubahan aktivitas ssp yang dihasilkan oleh obat
termasuk kelompok neuroleptic dan sedative
analgesic
55
56
57
58