Anda di halaman 1dari 14

DEKONSTRUKSI SASTRA TRADISIONAL SEBAGAI UPAYA

PENANAMAN NILAI KEBUDAYAAN DI ERA GLOBAL


HAIRINI NUR HANIFAH
U N IV ERSITAS A HM A D DA HLAN
Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh
tujuannya tidak hanya ditentukan sumber daya alam
yang melimpah, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusianya
(Abdul Majid dan Dian Andayani, 2013:2).
BUDAYA
Budaya berarti pikiran, akal budi:hasil, adat istiadat, sesuatu
mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju),
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah (KBBI
Offline).

Haviland (1988:223) juga menyatakan bahwa budaya tradisi


(daerah) dapat menentukan norma untuk perilaku yang teratur,
serta kesenian verbal pada umumnya meneruskan kebiasaan dan
nilai-nilai budaya daerah (bangsa).
BASCOM (DANANDJAJA, 1997:19) MENYATAKAN, ADA EMPAT PERANAN
BUDAYA DAERAH YAKNI:

(a) sebagai sistem proyeksi (b) sebagai pengesahan


(projective system) adalah pranata-pranata dan
pencerminan angan-angan lembaga-lembaga
suatu kolektif kebudayaan

(d) sebagai alat kontrol


agar norma-norma
(c) sebagai alat pendidikan
masyarakat akan selalu
anak (pedagogical device)
dipatuhi anggota
kolektifnya.
Peran sastra sering berevolusi sesuai
kebutuhan masyarakat. Apa yang sedang
dibutuhkan masyarakat sastra
memberikannya. Karena sastra sebagai
media pencerahan dan pencerdasan
masyarakat (Ahmadun, 2008).

Secara umum
kesastraan menurut •sastra rekaan (composed
Stewig (1980:160- literature) dan
1), dapat dibedakan •sastra tradisional (traditional
dalam dua kategori, literature).
yaitu:
SASTRA

Dilihat dari segi alur, cerita


tradisional pada umumnya bersifat
linear dan hanya menampilkan
Sastra Tradisional(traditional satu jalinan kisah. Jadi sama
literature) merupakan suatu halnya dengan penokohan,
bentuk ekspresi masyarakat pengaluran cerita tradisional juga
pada masa lalu yang bersifat sederhana. Selain itu di
umumnya disampaikan secara sana-sini di sela-sela alur cerita
lisan (Mitchell, 2003:228). juga lewat karakter tokoh diselipi
dengan pesan-pesan moral dan
pandangan tentang kebenaran
(Nurgiyantoro, 2005).
Sastra tradisional merupakan
suatu bentuk tuturan yang
muncul dan
berkembang(secara turun
temurun) secara tidak sengaja
untuk mengungkapkan
berbagai gagasan yang sudah
muncul sebelumnya yang
pada umumnya lebih
dimaksudkan sebagai sarana
untuk memberikan pesan
moral(Nurgiyantoro, 2005).
ANDJAJA (1997:22) MENGKLASIFIKASI TRADISI LISAN MEN-JADI ENAM BENTUK

bahasa nyanyian
rakyat rakyat.

ungkapan cerita prosa


tradisional rakyat

pernyataan sajak dalam


tradisional puisi rakyat
Menurut Bascom (Danandjaja, 1997:50), cerita prosa
itu pun kemudian diklasifikasi lagi menjadi

mite (myth)

legenda (legend)

dongeng (folklore).
sebagai budaya daerah maka perlu adanya pelestarian dan
pengembangan.

Pelestarian tidaklah diberi arti 'tetap seperti keadaannya semula, tidak


berubah, kekal(sebagaimana yang masih sangat dominan diartikan
selama ini). Perlu disadari bahwa dalam konsep pelestarian itu
sebenarnya terkandung juga pengertian kesinambungan dan perubahan
(continuity and change) (Singleton, 1974:29).

Pernyataan Herskovits (1956:18) mengenai salah satu karakteristik


dasar dari budaya (essential natura of culture) bahwa paradoks yang
selalu ada di dalam diri budaya itu sendiri yaitu:

“Culture is stable, yet culture is also dynamic, and manifest scontinuous


and constant change”.
Maksudnya, suatu budaya memiliki dalam dirinya sekaligus keadaan lestari
(stable) dan keadaan senantiasa berubah (ever-change).
dekonstruksi

Menurut
Secara leksikal Kristeva
prefiks ‘de’ berarti (1980:36-37)
penurunan, menjelaskan
Dekonstruksi pengurangan, bahwa
dikemukakan oleh penokohan, dekonstruksi
Jacques Derrida, penolakan. Jadi, merupakan
seorang filsuf dekonstruksi dapat gabungan
Prancis yang lahir di diartikan sebagai antara hakikat
Aljazair pada tahun cara-cara destruktif dan
1930. pengurangan konstruktif.
terhadap Dekonstruksi
konstruksi, yaitu adalah cara
gagasan. membaca teks,
sebagai strategi
Gerlach & Ely (1971) dalam Azhar Arsyad (2014: 3)
mengatakan bahwa media adalah manusia, materi
atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat peserta didik mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam
proses pembelajaran, media sering diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis
untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informal visual atau verbal. Dengan media
tersebut peserta didik akan terbiasa dengan budaya
yang disalurkan melalui sastra.
Terima kasih
PENJABARAN
Dekonstruksi:

Anda mungkin juga menyukai