Anda di halaman 1dari 8

Model-Model

Pembangunan
Model Pembangunan I
• Berorientasi pada peningkatan pertumbuhan
GNP;
• Anggapan dasarnya: pertumbuhan ekonomi
dapat dicapai dengan menempuh industrialisasi
dan penanaman modal secara “big push”
dengan semangat modernisasi.
• Peningkatan pendapatan dicapai secara otomatis
akibat proses “trickle down effect”.
Model Pembangunan I menuai kritik
karena mengabaikan aspek-aspek
sosial-demografi, peran SDM dalam
pembangunan, distribusi,
pemerataan dan pemberantasan
kemiskinan.
Model Pembangunan II
• Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pokok,
kemandirian, pertanian, dan pedesaan;
• Focus of interest model ini adalah “delivery
service system” yang berhubungan langsung
dengan kelompok sasaran yaitu organisasi lokal
dan sektoral.
• Esensi dari model ini ialah pemerataan,
kemandirian, dan keadilan sosial.
Model Pembangunan III
 Menekankan pada kegiatan aparatur
pemerintah yang penuh tanggungjawab
dan berupaya membangkitkan kesadaran
dan kemampuan instansi secara individual
dan kolektif.
 Menekankan pada keikutsertaan
masyarakat dan kelompok sasaran dalam
proses pembangunan.
Model ini mengangkat “community based resources
managing” dengan karakteristik:
a. masyarakat sebagai pemrakarsa, dan decision
maker;
b. masyarakat sebagai pengelola
berbagai sumber daya yang ada.
c. memperhatikan dan memanfaatkan
kondisi lokal.
d. menekankan “social learning” antara
birokrasi dan komunitas.
e. mengembangkan networking antara birokrasi
dengan swasta.
Agar model ini lebih egalitarian, Mehmed
(1978) menyarankan:
a. produksi & konsumsi memenuhi kriteria
efisiensi, pemerataan, dan keadilan.
b. adanya langkah-langkah konkret dalam
penanggulangan kemiskinan
c. pembaharuan politik yang membuka
partisipasi dan pengambilan keputusan.
Model Pembangunan IV
 Karakteristik pokok model ini adalah daya
saing negara bangsa (nation-state).
 Ditandai dengan upaya pengembangan
kemitraan dan interdependensi global
yang dinamis.
 Didasari oleh nilai-nilai budaya universal.

Anda mungkin juga menyukai