Anda di halaman 1dari 59

INFANTICIDE, CHILD ABUSE

Definisi Infanticide
 Arti umum:
 Pembunuhan bayi (Infant Death).
 Setiap perbuatan merampas nyawa bayi di luar
kandungan.
 Arti khusus  bervariasi antar negara/sistem
hukum:
 Inggris: merampas nyawa bayi yg belum berumur 12
bulan oleh ibu kandungnya.
 Jerman Barat: pembunuhan anak ini hanya berlaku
bagi anak yang lahir dari hubungan tidak sah ( ><
Eropa Barat & Amerika).
 Scotlandia: tidak ada peng-khusus-an mengenai
pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya.

Indonesia ??
Infanticide di Indonesia

KUHP

Pasal 341: Pasal 342:


Seorang ibu yang karena takut ketahuan Seorang ibu, yang untuk melaksanakan
melahirkan anak, pada saat anak niat yang ditentukan karena takut akan
dilahirkan atau tidak lama kemudian, ketahuan bahwa akan melahirkan anak,
dengan sengaja merampas nyawa pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
anaknya, diancam, karena membunuh kemudian merampas nyawa anaknya,
anak sendiri, dengan pidana penjara diancam, karena melakukan pembunuahan
paling lama tujuh tahun.(Kinderdoodslag) anak sendiri dengan rencana, dengan
pidana penjara paling lama sembilan
tahun. (kindermoord)

Pembunuhan yang dilakukan seorang ibu atas anaknya pada


ketika dilahirkan atau tidak beberapa waktu setelah dilahirkan,
karena takut ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak.
Kriteria Infanticide
 Pelaku ibu kandung:
 Tidak mempersoalkan status pernikahan.
 Pelaku lain yg terlibat  dihukum krn pembunuhan (343):
 pasal 338; tanpa rencana  15 tahun.
 pasal 339 & 340; dgn rencana  20 thn, seumur hidup/hukuman
mati.
 Korban bayi anak kandung sendiri.
 Pembunuhan dilakukan pada saat dilahirkan atau
tidak lama kemudian:
 Saat belum ada rasa kasih sayang  tak ada tanda
perawatan.
 Sebelum ada yg mengetahui kelahirannya.
 Motif pembunuhan karena takut ketahuan telah
melahirkan anak.
 Kultur  tabu hamil tanpa suami/“hugel”.
Penemuan Jenazah Bayi = Infanticide
?????
 Korban pembunuhan, anak  KUHP 341, 342.
sendiri.

 Pembunuhan.  KUHP 338, 339, 340, 343.

 Lahir mati kemudian  KUHP 181: menyembunyikan


dibuang. kelahiran/kematian, (9 bulan).

 KUHP 305, 306, 307, 308.


 Penelantaran bayi hingga
mati.
Pemeriksaan forensik
 Fokus pemeriksaan forensik :
 Apakah bayi lahir hidup/tidak?
 Apakah bayi dapat lahir diluar
kandungan/tidak (viabilitas)?
 Berapa umur bayi di dalam kandungan?
 Jika lahir hidup, berapa lama hidup diluar
kandungan?
 Apakah penyebab, mekanisme, dan cara
kematian?
 Pastikan hubungan antara tersangka ibu
dengan jenazah bayi.
Lahir Mati
 Lahir mati adalah kematian hasil
konsepsi sebelum keluar atau
dikeluarkan dari ibunya.
 Tanda-tanda lahir mati :
 Tidak bernapas dan menangis.
 Tidak ada denyut jantung dan denyut tali
pusat.
 Tidak ada gerakan otot.
 Maserasi : pembusukan steril di dalam
kandungan, muncul mulai 3-4 hari kematian,
tampak jelas bila 8-10 hari kematian dalam
rahim
Lahir mati
 Maserasi :
 Kulit ari terkelupas
 Badan teraba licin, warna kemerahan
 Tampak gelembung kulit ari berisi cairan
berwarna kemerahan
 Badan membengkak dan sendi-sendi
terlepas
Lahir Hidup (Live Birth)

 Jika bayi menunjukkan tanda-tanda


hidup sesudah seluruh tubuhnya
berpisah dari badan ibunya.
 Tanda lahir hidup:
 Pernafasan, denyut jantung, denyut tali
pusat, menangis, dll.
 Sulit didapat dari keterangan saksi 
bantuan dokter.
Lahir Hidup… (lanjutan)

 Dada tampak mengembang.


 Diafragma turun ke sela iga 4 atau 5.
 Tepi paru tumpul hampir menutup kantung
jantung, total berat paru 1/35 BB.
 Paru mirip mozaik dan marmer (dasar merah
tua dg bercak merah muda dan tonjolan putih
septum interkapsuler).
 Krepitasi (+).
 Tes apung paru (+), tes apung usus (+).
 Mikroskopis tampak atelektasis dan emfisema.
Permukaan paru seperti
marmer
Gambaran mikroskopik paru

Sudah bernapas Belum bernapas


Maturitas (cukup bulan / kurang
bulan)
 Berat badan ≥ 2500 gr, panjang badan ≥ 48
cm, lingkar kepala fronto-oksipital ≥ 34 cm,
diameter putting susu 7 mm.
 Lanugo tinggal sedikit, kuku melewati ujung
jari.
 Gambaran sidik jari sudah jelas.
 Testis turun ke skrotum.
 Labia minora tertutup labia mayora.
 Pusat penulangan epifise (+) di sternum,
femur, kuboid & tibia.
Lipatan kulit telapak kaki melebih 2/3
Kuku jari tangan tumbuh melebihi panjang kaki
ujung jari
Usia pasca lahir
 Udara dlm saluran cerna:
 Duodenum (+): > 2 jam.
 Usus halus: 6-12 jam.
 Usus besar: 12-24 jam.
 Mekonium telah keluar seluruhnya: > 24 jam.
 Perubahan tali pusat:
 Kemerahan di pangkal: > 36 jam.
 Kering: 2-3 hari.
 “Puput”: 6-8 hari (sampai 20 hari).
 Sembuh: 15 hari.
 Sel eritrosit berinti hilang: > 24 jam.
 Kriteria mampu hidup diluar kandungan (viabilitas):
 Umur kehamilan lebih dari 28 minggu.
 Berat bayi diatas 1000 gram.
 Lingkar kepala lebih dari 32 cm.
 Panjang kepala-tumit lebih dari 35 cm.
 Tidak ada kelainan bawaan yang berat.
 Tanda perawatan:
 Tali pusat terpotong rata & diikat ujungnya, diberi
antiseptik & verban.
 Jalan nafas bebas.
 Vernix caseosa sudah dibersihkan.
 Berpakaian.
 Air susu dlm saluran cerna (+).
Perkiraan usia dalam
kandungan

Rumus De Haas
Tali pusat dipotong tidak rata, tidak diikat, dan tidak diperban
Hubungan Ibu - Bayi
 Memperkirakan waktu partus ibu & waktu lahir
anak.
 Mencocokkan golongan darah.
 Sidik DNA.
 Pemeriksaan :
 Tanda-tanda hamil/melahirkan : perdarahan dari
vagina (lokia), striae gravidarum, areola mammae
berwarna hitam gelap.
 Pemeriksaan penunjang : tes beta-hCG positif,
golongan darah identik dengan bayi, tes DNA,
golongan darah ibu sama dengan golongan darah
dari ari-ari.
Fenotype Golongan Darah
Golongan Darah Genotype I Genotype II
A IAIA IAI0
B IBIB IBI0
AB IAIB
O I0I0

* Fenotype golongan darah diturunkan menurut hukum Mendel.

Golongan Darah
IB I0
IA IAIB (AB) IAI0 (A)
IA IAIB (AB) IAI0 (A)

Infanticide 27
Unsur Psikis
 Motif yang mendasari :
 Fatal maltreatment (chronic abuse or neglect
with inflicted but unintended death)  5%
 Altruistic murder (believing it’s in the child’s best
interest)  54%
 Unwanted child  2%
 Revenge (against partner or spouse or
perpetrator)  6%
 Acute psychotic murder  33%

J Am Acad Psychiatry Law 40:326–32, 2012

Infanticide 28
Unsur Psikis
 Postpartum Depression (PPD) occur in
10-20% mothers. Out of 40% have
thoughts of infanticidal.
 26% thoughts infanticidal during colic
episodes.
 Risk Factors :
 Family history of depression, stressful life
events, poor emotional support, sleep
deprivation, and certain personality traits.
J Am Acad Psychiatry Law 40:326–32, 2012

Infanticide 29
Kekerasan & Sebab Kematian
 Tersering kekerasan tumpul  asfiksia mekanik:
- pencekikan
- penjeratan
- pembekapan
- penyumpalan
 Menggunakan alat seadanya yang ditemukan di TKP.
 Dapat pula ditemukan kekerasan tajam di daerah leher.
 Sebab lain  penyakit (penyakit membran hialin, kongenital fatal,
pneumonia, dll).
Kekerasan tumpul

Pencekikan
Penjeratan
Contoh Pembuatan Kesimpulan VeR pada
Otopsi Kasus Infanticide dan Infant Death
Pokok Kesimpulan Contoh Bunyi Kesimpulan
 Bayi viable atau  Telah diperiksa jenazah bayi
tidak? perempuan yang baru lahir.
 Bayi lahir hidup  Bayi dalam keadaan mampu
atau lahir mati? hidup di luar kandungan dan
 Apa sebab dilahirkan dalam keadaan hidup.
kematiannya?  Penyebab kematiannya adalah
 Berapa lama bayi karena kekurangan oksigen
sempat hidup di akibat kekerasan tumpul pada
luar kandungan? jalan nafas.
PENGANTAR
 Kasus kekerasan terhadap anak  masalah
global yang terjadi hampir di setiap negara yang
ada di dunia
 Data dari Center for Disease Control and
Prevention ( CDC )  setengah dari jumlah anak
yang ada di dunia  korban kekerasan setiap
tahunnya
 Violence Against Children Survey (VACS)  1
dari 4 orang anak perempuan sudah pernah
mengalami kekerasan seksual
LATAR BELAKANG

 Peristiwakekerasan pada anak akan


menjadi masalah hukum umumnya
setelah terlebih dahulu menjadi berita
heboh di media masa
Latar belakang

• Kekerasan terhadap anak yang kerap


terjadi di dalam masyarakat, namun
tidak tercatat sebagai suatu peristiwa
pelanggaran hukum
• Perlukaan yang hebat atau kematian
anak setelah mengalami suatu tindak
kekerasan merupakan hal ‘menarik’
untuk diberitakan
Contoh

 Karena emosi yang tinggi akibat ajakan


bepergian ke kota Palu tidak dituruti sang
istri, seorang suami di Donggala Sulawesi
Tengah membantai lima anaknya, satu
diantaranya meninggal dunia ( Koran Tempo, 24
November 2008 )
Pengertian
 Menurut WHO, kekerasan  penggunaan
kekuatan fisik atau kekuasaan yang di
sengaja, yang mengancam dan benar-
benar terjadi, terhadap diri sendiri,
perorangan atau sekelompok orang atau
masyarakat  mengakibatkan atau
berkemungkinan besar mengakibatkan
memar/trauma, kematian, kerugian
psikologis, kelainan perkembangan atau
perampasan hak
 Menurut Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak RI,
kekerasan  setiap perbuatan yang
melawan hukum, dengan atau tanpa
menggunakan sarana yang
berhubungan dengan fisik dan psikis
yang menimbulkan bahaya bagi nyawa,
fisik, sehingga terampasnya
kemerdekaan seseorang
 Kekerasan terhadap anak (child abuse)
 semua bentuk perlakuan buruk, baik
secara fisik, psikis, pelecehan seksual,
penelantaran atau eksploitasi komersil
lainnya  menimbulkan bahaya atau
kerugian terhadap kesehatan anak dan
keberlangsungan hidupnya (Krug et al,
2002)
LINGKUP KEKERASAN TERHADAP
ANAK

 KEKERASAN FISIK
 KEKERASAN SEKSUAL
 KEKERASAN EMOSIONAL
 PENELANTARAN ANAK
 EKSPLOITASI ANAK
KEKERASAN FISIK
• Mengakibatkan cedera fisik nyata
• Mulai dari cedera berjejas ringan seperti 1 – 2
buah memar di lengan atau tubuh akibat cubitan
• Hingga cedera berjejas berat seperti patah tulang,
cerai sendi, luka-luka robek, sehingga terjadi
disfungsi fisik anak
• Dapat merupakan efek samping dari cara
penegakan disiplin yang tidak tepat dan
berlebihan
• Dapat juga akibat tekanan psikologis dari orang
tua atau pengasuh yang sudah tak terkendali
KEKERASAN FISIK ( LANJUTAN )
 Menyebabkan cedera fisik potensial
 Kekerasan yang terjadi tak begitu nampak secara
fisik, tetapi dalam jangka panjang dapat menjadi
masalah kesehatan bagi si anak
 Terutama kekerasan pada kepala yang akumulatif
 Efek yang paling berbahaya adalah hambatan
tumbuh kembang anak dan atau kematian
 Sering terlambat terkuak
KEKERASAN SEKSUAL
 Merupakan pelibatan anak dalam kegiatan
seksual
 Ditandai dengan adanya aktivitas seksual
antara anak tersebut dengan orang dewasa
atau anak lain yang jauh lebih tua dan kuat
 Semata-mata hanya untuk kepuasan seksual
bagi pelaku terhadap anak
 Bentuknya dapat berupa prostitusi, pornografi,
memaksa anak menyaksikan kegiatan seksual,
hubungan seksual, incest, percabulan,
perkosaan, dan sodomi
Pengaruh kekerasan seksual
 Rasa bersalah dan menyalahkan diri
 Kenangan buruk, mimpi buruk, insomnia
 Masalah harga diri
 Disfungsi seksual
 Depresi, kecemasan, penyakit mental
lainnya (termasuk gangguan kepribadian)
 Kecenderungan untuk mengulangi
tindakan kekerasan setelah dewasa
 Kebanyakan pelaku orang yang kenal
dengan korban
 +/- 30%  keluarga dari anak ( saudara,
ayah, ibu, paman atau sepupu )
 +/-  60% kenalan teman lain
keluarga, pengasuh anak atau
tetangga
 +/- 10% orang asing
KEKERASAN EMOSIONAL
• Kegagalan penyediaan lingkungan yang
memadai untuk tumbuh kembang anak
• Kegagalan ketersediaan sosok figur yang baik
• Adanya rangkaian perbuatan yang mengarah
pada bentuk kekerasan fisik yang terus
menerus pada anak
• Bentuk kekerasan dapat berupa pembatasan
gerak, meremehkan anak, mengancam,
menakut-nakuti, diskriminasi, ejekan,
penolakan terhadap anak
• Efek buruk bagi anak dapat meliputi mental,
spiritual, moral dan sosial
PENELANTARAN ANAK

 KELALAIAN DI BIDANG FISIK


 KELALAIAN DI BIDANG
KESEHATAN
 KELALAIAN DI BIDANG
PENDIDIKAN
 KELALAIAN DI BIDANG
EMOSIONAL
KELALAIAN DI BIDANG FISIK

 Pengusiran dari rumah


 Menolak anak kembali setelah kabur
 Tak ada pengawasan anak yang memadai
 Penolakan atau penundaan untuk mendapat
pelayanan kesehatan
 Membiarkan anak lepas bebas sendirian
KELALAIAN DI BIDANG
KESEHATAN
 Terjadi
bila anak gagal mendapatkan
perawatan medis pada saat
mengalami gangguan kesehatan
yang dapat yang berakibat sakit yang
makin parah serta gangguan tumbah
kembang
KELALAIAN DI BIDANG
PENDIDIKAN

 Mangkir sekolah berkelanjutan


 Tidak disekolahkan pada usia wajib
sekolah
 Kegagalan memenuhi kebutuhan
pendidikan khusus bagi anak-anak
tertentu
KELALAIAN DI BIDANG
EMOSIONAL
 Kurangnya perhatian dan kebutuhan akan
kasih sayang
 Kegagalan memberi perawatan psikologis
 Orang tua yang bertengkar di depan anak
 Penggunaan alkohol dan narkoba oleh anak
EKSPLOITASI ANAK

• Mempekerjakan anak
• Prostitusi dengan menggunakan anak
• Berakibat buruk bagi kesehatan fisik, mental,
sosial, moral serta emosional anak
• Menghambat kegiatan anak untuk dapat
menjalani pendidikan
BUKTI MEDIS
 Pada kasus kekerasan pada anak, untuk
penatalaksanaanya perlu pemeriksaan yang seksama
secara medis, psikologis, psikiatris serta penunjang
laboratorium
 Bersamaan dengan penatalaksanaan, harus dicari bukti-
bukti kekerasan yang akan di jadikan dasar perlindungan
hukum dalam rangkaian pemulihan kondisi anak
 Bukti medis semakin dini diketahui akan semakin baik bagi
penatalaksanaan pemulihan anak, perlu peran
pengawasan dan pengamatan orang tua, keluarga, guru,
serta masyarakat sekitar
BUKTI MEDIS ( lanjutan )
 Dapat berupa luka-luka yang harus dapat dijelaskan asal
muasal perlukaannya
 Dapat pula berupa sindroma mental tertentu yang relevan
dengan temuan perlukaan fisik
 Pada kekerasan seksual harus dilakukan penatalaksanaan
yang mengikuti prosedur baku pemeriksaan ini, mulai dari
pemeriksaan dan penanganan daerah anogenital lengkap
dengan penunjang laboratorium dilanjutkan dengan
rehabilitasi psikologis
 Bukti-bukti medis harus di dokumentasikan dengan baik
untuk kepentingan penyusunan alat bukti bagi keperluan
advokasi anak yang menjadi korban kekerasan
CHILD HOMICIDE
 Merupakan pembunuhan anak
 Tergantung dari undang-undang yang
berlaku di negara mssing-masing
 Indonesia  anak adalah sampai berumur
18 tahun (UU Perlindungan Anak)
 Kasus terbanyak usia preschool
 Pelaku  biasanya orang tua, orang
terdekat, orang asing atau sesama anak
 Latar belakang  child abuse dan
penelantaran anak.
KESIMPULAN
 Kekerasan pada anak dapat terjadi di berbagai lingkungan,
mulai dari keluarga hingga lingkungan sosial sekitar
 Semakin dini penanganan bagi anak korban kekerasan
akan memberikan hasil pemulihan yang semakin baik
 Penanganan dini hanya bisa dilakukan bila deteksi dini
kekerasan pada anak dapat dilakukan
 Peran orang tua, keluarga, guru serta kepedulian
masyarakat sekitar sangat penting bagi deteksi dini adanya
kekerasan pada anak
 Bukti medis untuk advokasi hukum

Anda mungkin juga menyukai