Anda di halaman 1dari 7

BAB IV HASIL HASIL PEMBAHASAN

4.1. HASIL

hasil penelitian tentang pengaruh kompres jahe terhadap


intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis usia diatas 40 tahun
di lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata tahun 2017 telah
dilaksanakan selama 14 hari dari tanggal 6 Maret 2017 sampai dengan
20 Maret 2017. Peneliti mengumpulkan data selama 1 hari yaitu data
sekunder penderita rheumathoid arthritis dari Puskesmas Tiga Balata
dan peneliti melakukan anamnese kepada penderita rheumathoid
arthritis tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling dimana responden penelitian diambil berdasarkan
pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.
Responden pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Penelitian dilakukan
dengan mengobservasi tingkat nyeri yang dialami penderita rheumathoid
arthritis sebelum dan sesudah pemberian kompres jahe sebanyak 1 kali
saat nyeri menyerang selama 20 menit dengan jumlah jahe 20 gram .
• 4.2. PEMBAHASAN
Analisa Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum (Pre-Test) Dan Sesudah
(Post-Test) Kompres Jahe.

Intensitas nyeri pada data pre-test kompres jahe tertinggi adalah intensitas
nyeri 6 sebanyak 12 responden, intensitas nyeri terendah yaitu 2 sebanyak 3
responden dan pada data post-test kompres jahe intensitas nyeri tertinggi
adalah 4 sebanyak 2 responden, intensitas nyeri terendah yaitu 0 dengan 2
responden .

Dari hasil analisa data dengan menggunakan wilcoxon signed rank test
untuk mengetahui kekuatan pengaruh kompres jahe terhadap intensitas nyeri
rheumathoid arthtritis menghasilkan rata-rata (mean) intensitas nyeri
sebelum diberikan kompres jahe sebesar 4,73 dengan standar deviasi 1,311.
Rata-rata (mean) intensitas nyeri setelah diberikan kompres jahe sebesar
2,13 dengan standar deviasi 1,008.
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p Value (α) sebesar 0,000.
Dengan demikian nilai p Value lebih kecil dari 0,1 sehingga Ho ditolak, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skala nyeri rheumathoid
arthritis yang bermakna antara sebelum kompres jahe dan setelah kompres
jahe dan dapat disimpulkan bahwa hipotesisnya ada pengaruh kompres jahe
terhadap perubahan intensitas nyeri rheumathoid arthritis pada usia diatas 40
tahun di lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata tahun 2017.

Sensasi nyeri yang kita sebut sebagai nyeri adalah modalitas sensorik
yang paling istimewa. Nyeri merupakan salah satu submodalitas sensasi
somatik seperti sentuhan, tekanan dan rasa posisi serta memiliki fungsi
protektif yang penting, yaitu sebagai peringatan untuk menghindari ataupun
mengobati cedera. Nyeri adalah persepsi ; yaitu pengalaman emosional dan
sensorik yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan. Intensitas nyeri yang dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga
rangsangan yang sama dapat menghasilkan respon yang berbeda pada setiap
individu dalam kondisi yang serupa (Kasran dan Kusumaratna, 2006).
• 4.3 KETERBATASAN PENELITIAN.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan

• Variabel-variabel yang mempengaruhi nyeri seperti stress, letih,


riwayat nyeri, kegemukan dan aktifitas belum diamati oleh
peneliti. Hal tersebut bisa menjadi faktor lain yang
mempengaruhi penurunan nyeri dalam penelitian ini.

• Homogenitas lokasi nyeri dalam penelitian ini belum diamati


oleh peneliti, hal tersebut bisa menjadi faktor lain yang
mempengaruhi intensitas nyeri dalam penelitian ini.

• Jumlah jahe yang digunakan pada penelitian ini sama disetiap


lokasi nyeri, sehingga peneliti mengamati kemungkinan jumlah
jahe berpengaruh dengan luas lokasi nyeri.

• Peneliti tidak mengamati durasi pengaruh kompres jahe


terhadap penurunan intensitas nyeri.
BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN
• 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kompres jahe terhadap penurunan Intensitas nyeri rheumathoid
arthritis pada usia diatas 40 tahun di lingkungan kerja Puskesmas Tiga Balata tahun 2015 didapat kesimpulan
sebagai berikut :

• Distribusi berdasarkan data demografi

• Berdasarkan distribusi jenis kelamin responden dengan rheumathoid arthritis 70% responden
merupakan perempuan.

• Berdasarkan distribusi usia responden dimana usia tertinggi 73 tahun dan terendah 41 tahun.

• Berdasarkan distribusi pekerjaan responden 76,7 % bekerja sebagai bertani.

• Identifikasi intensitas nyeri pre-test dan post-test

Sebelum dilakukan kompres jahe rata-rata intensitas nyeri yang dialami responden adalah 4,73 dan setelah
dilakukan kompres jahe rata-rata intensitas nyeri yang dialami responden adalah 2,13.

• Ada pengaruh kompres jahe terhadap intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis usia diatas
40 tahun dengan nilai p-value 0,000.
• 5.2 SARAN

Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu


pengetahuan dalam mengatasi nyeri dengan intensitas nyeri
1-6. Masyarakat dapat mengolah dan menggunakan jahe
sebagai obat alternatif untuk mengurangi intensitas nyeri
rheumathoid arthritis.
Bagi praktek keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam tindakan


keperawatan sebagai terapi komplementer dalam
managemen nyeri khususnya pada penderita penyakit kronis
dengan intensitas nyeri 1-6.
Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan terhadap managemen
nyeri dengan kategori intensitas nyeri 1-6. Sebagai alternatif/komplementer untuk
mengurangi nyeri rheumathoid arthtritis.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian terkait dengan kompres
jahe.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kompres jahe terhadap intensitas nyeri pada
penderita rheumathoid arthritis perlu diteliti.

Perbandingan tingkat efektifitas kompres jahe antara jahe segar dengan jahe yang sudah
direbus terhadap intensitas nyeri pada penderita rheumathoid arthritis perlu diteliti.

Anda mungkin juga menyukai