Anda di halaman 1dari 30

Ns Yumi Dian Lestari, M.

Kep
 Setiap makhluk hidup mempunyai informasi
genetik yang akan diwariskan kepada
keturunannya.
 Informasi genetik itu terkandung di dalam sel
yaitu pada organel yang disebut nukleus atau
inti sel.
 Penyakit atau kelainan yang terjadi pada materi
genetik akan diturunkan pada turunannya
 Penyakit atau kelainan genetik terbagi 2
 Kelainan kromosom (kelainan jumlah atau bentuk)
 Mutasi basa DNA (kelainan susunan basa DNA)
 Faktor genetik : Gen mutator dapat mempercepat
laju mutasi dalam satu lokasi maupun beberapa
lokasi
 Faktor fisik : Radiasi atau suhu tinggi
 Faktor kimia : Dapat mempengaruhi mutasi
(makanan, pestisida, formalin
 Gen Manusia terdiri dari DNA (deoxyribonucleic
acid) terletak diinti sel dan DNA mitokondria.
 Lokasi DNA :
* Inti (23 Pasang kromosom : 22 autosom dan 1
kromosom seks) : XX Wanita, XY Laki-laki
* mitokondria (mt) disebut juga kromosom ke 25
disebut dengan mtDNA
Kelainan kromosom sering menjadi penyebab
keguguran, bayi meninggal sesaat setelah
dilahirkan, maupun bayi yang dilahirkan dengan
Sindrom Down. Kromosom merupakan tempat
DNA atau zat dasar genetik yang mencetak
manusia. Kromosom adalah untaian materi genetik
(DNA) di dalam setiap sel makhluk hidup. Setiap
sel normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri
dari 22 pasang kromosom kromosom tubuh
(autosom, kromosom 1 s/d kromosom 22) dan satu
pasang kromosom seks (kromosom X dan Y) yang
menentukan jenis kelamin (Nussbaum et al, 2007)
 Penyakit karena mutasi tunggal gen
 Penyakit multifaktorial
 Penyakit sitogenetik
 Penyakit autosomal resesif : Penyakit yang
muncul bila kedua allel pada lokus tertentu
adalah mutan
 Penyakit autosomal dominan : bermanisfestasi
dalam tingkat heterogen, salah satu orang tua
terkena, dan keduanya dapat menurunkan
penyakit
 Penyakit X-linked : Semua penyakit sex –
linked adalah X - linked
 Kelainan biasanya tidak mengenai orang tuanya,
tapi keturunanya dapat terkena
 25% keturunan mendapat kemungkinan terkena
penyakit
 Bila gen yang termutasi hanya muncul dalam
frekuensi yang rendah, maka kemungkiannya,
proband adalah hasil dari perkawinan sedarah.
 Sistem yang terkena : Metabolik (Galaktosemia,
Penyakit glikogen, dsb), Hematopoetik ( Anemia,
Thalasemia), Endokrin ( Hiperlpasia adrenal
kongenital), Otot (Alkaptonuria, Sindrom Ehlers ),
Saraf(Atropi Otot spinal, Atrofi otot neurogenic,
Ataksia Friedreich)
 Tidak mempunyai orang tua yang terkena
 Onset agak terlambat, muncul setelah usia dewasa
 Penyakit : Saraf ( Huntington, Neurofibromatosis,
Distrofi miotonik, sklerosis tuberosa), Saluran
kemih ( Ginjal Polikistik), Saluran cerna (Familial
polyposis coli), Hematopoetik ( Stresitosis
herediter, Von Willebrand) Otot ( Sindrom
Marpafan, Sindrom Ehlers –Danlos, Osteogenesis
imperfekta, Akondroplasia ), metabolik (
Hiperkolesterolimia familia, Acute intermitent
porphyria)
 Diturunkan oleh karier wanita (heterezigot),
biasanya hanya pada anak laki-laki yang hanya
mempunyai hemizygous X
 Wanita heterozigot jarang mengekspresikan
perubahan fenotipe lengkap karena adanya
pasangan allel yang normal
 Laki-laki yang terkena tidak menurunkan ke anak
laki-lakinya, tapi semua anak perempuan adalah
karier
 Anak laki-laki dari wanita heterozigot mempunyai
kemungkinan 50% untuk menerima gen muatan
 Penyakit : Muskuloskletal ( Duchenne
muscular dystrophy), Darah ( Hemofilia A dan
B, Chronic granulomatous disease, Ghlocose -
6-phosphate dehydrogenase deficiency), Sistem
imun ( Agamagloblinemia, Sindrom Wiskott –
Aldrich), Metabolik ( Diabetes insipidus,
sindrom Lesch-Nyhan), saraf (Fragile X
syndrome)
 Dipengaruhi oleh jumlah gen mtasi yang
didapat. Resiko lebih besar pada saudara
penderita
 Tingkat resiko pada saudara sekanndung
adalah 2 – 7%
 Kembar identik mempunyai risiko lebih tinggi
( 20-40%). Kembar non identik lebih rendah
 Kemungkinan akan terkena pada kehamilan
berikutnya adalah sampai 7%, tapi bila sudah 2
anak terkena, risiko meningkat menjadi 9%.
Penyakit arteri koroner/arterisklerosis,
hipertensi, penyakit psikiatrik, demnsia (penyakit
alzeimer), diabetes (non insulin dependent),
kanker payudara, mental retardation, kelainan
kongenital (celah bibir/palatum), skizoprenia,
gout, psoriasis, stenosis pilorik.
 Kelainan sitogenik dapat merupakan hasil dari
perubahan jumlah atau perubahan struktur
kromosom dan mengenai autosom atau
kromosom seks
 Kelainan jumlah : jumlah normal 46 (2n)
 Kelainan struktur : biasanya disebabkan oleh
pecah atau menghilangnya kromosom atau
rearrangement.
 Ketiga sindrom autosomal trisomi (21,18 dan 13) dan
delesi (cri du chat) merupakan akibat delesi parsial
pada lengan pendek kromosom 5
Trisonomi 21 (Down Syndrome)
a Merupakan penyakit kromosom yang paling
sering ditemukan mempunyai trisonomi 21
dengan jumlah kromosom 47
b. Penyebab utama biasanya meiotic dysjuntion
kromosom 21 pada ovum
c. Orang tua mempunyai kariotip normal dan
fenotip normal
d. Umur ibu mempunyai pengaruh pada Down
Syndrom
Jumlah kariotip abnormal meliputi kromosom
seks berkisar diantara 45, X sampai 49,XXXXY
Kelaian akibat jumlah abnormal kromosom seks :
1. Sindrom Klinefelter (47,XXY)

2. XYY males

3. Sindrom Turnrt (45,X)


 Trisomi 21
 Merupakan penyakit genetik keturunan (PKG)
karena tidak adanya sintesis Hb
 Disebabkan oleh gen resesif autosomal, akibat
adanya mutasi DNA pada gen globin
 Jika mutasi pada gen globin α di kromosom 16 tjd
Thalasemia α (ringan, berat, sedang, Meyer), terjadi
anemia ringan –berat, batu empedu, pembesaram
limpa,hydrops fetalis (tdk ada gen α)
 Jika terjadi mutasi pada gen hemoglobin
ß terjd thallasemia ß. Hb yang terbentuk berkurang
& rantai α berlebihan dan mengikat benda yang
menyebabkan sdm rusak, akibatnya limpa kerja
berat & rusak, terjd perubahan tulang muka, krn
kerja berat sehingga tulang pipi membesar.
 Jika penderita mengalami homozigot terjd anemia
berat, dg sdm microcytic sehingga afinitas terhadap
O2 tinggi tp kadar sdp, bilirubin dan Fe turun shg
sdm mudah pecah

Anda mungkin juga menyukai