Anda di halaman 1dari 41

Ika Kurnia sukmawati,M.Si.

,Apt
 Refort 2013 : TB paru = 6,6 juta kasus
meninggal =1,3 juta kasus.
 Refort 2014: TB Paru = 9 juta kasus,
meninggal =1,5 juta kasus.
 Kematian kasus TB, ±400/hari.
 Indonesia peringkat ke 4 didunia, setelah
India, Cina, afrika selatan.
 Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dimana 80%
menyerang paru-paru.
 Mycobacterium merupakan basil gram positif, batang,
dinding selnya mengandung komplek lipida-glikolipida
serta lilin yang sulit ditembus zat kimia.
 Disebut Basil Tahan Asam (BTA), karena tahan terhadap
asam pada pewarnaan, pada saat pemeriksaan
mikroskofik.
 Cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab.
 Pada jaringan tubuh kuman ini dapat dormant )tertidur
beberapa tahun).
 Sumber penularan adalah penderita TB BTA
positif pada waktu batuk atau beresin, penderita
menyebarkan kuman keudara dalam bentuk
droplet (percikan dahak).
 Sekali batuk menghasilkan ±3000 percikan
dahak.
 Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan
diudara beberapa jam pada suhu kamar.
 Jika terhirup dapat menginfeksi saluran
pernapasandan dapat menyebar kebagian tubuh
lain melalui sistem peredaran darah, sistim
limfa, sistem pernapasan atau menyebar
langsung kebagian tubuh.
 Penularan tidak terjadi melalui perlengkapan
makan, baju dan perlengkapan tidur.
 Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih,
dan dahak yang keluar bercampur dengan
darah.
 Dada terasa nyeri dan sesak.
 Demam lebih dari sebulan, dan berkeringat
dimalam hari tanpa melakukan kegiatan.
 Nafsu makan berkurang, dan berat badan
menurun.
 10% dari yang dicurigai (suspek) adalah tBC
aktif yang menular (BTA+).
 Organ utama yang diserang adalah paru-paru.
 TBC kelenjar
 TBC kulit
 TBC tulang belakang
 Menyembuhkan pasien dan memperbaiki
produktivitas serta kualitas hidup
 Mencegah kematian atau dampak buruk
selanjutnya.
 Mencegah terjadinya kekambuhan.
 Menurunkan penularan.
 Mencegah terjadinya dan penularan TB
resisten
Pengobatan minimal mengandung 4 macam untuk mencegah
resistensi

Diberikan dalam dosis yang tepat

Ditelan secara teratur

Diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam


tahap awal dan tahap lanjutan.
Rifampisin Isoniazid

Etambutol Pirazinamid

Streptomisin
 Sediaan :tablet dan kapsul 300mg, 450 mg, dan 600
mg.
 Dosis: 600 mg 1x/sehari atau 600 mg 2 -3 kali
seminggu. Harus diberikan bersama anti TB yang lain.
 Indikasi: untuk terafi awal atau berulang.
 Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman
semidormant yang tidak dapat dibunuh oleh
isoniazid.
 Mekanisme kerja: Berdasarkan perintangan spesifik
dari suatu enzim bakteri RNA (Ribosa Nukleotida Acid)
polimerase sehingga sintesis RNA terganggu.
 Kadar plasma puncak 2-4 jam, masih
terdeteksi selama 24 jam.
 Tersebar merata dalam jaringan dan cairan
tubuh termasuk cairan serebrospinal, kadar
paling tinggi pada hati, dinding kandung
empedu dan ginjal.
 Merangsang enzim mikrosom sehingga dapat
menginaktifkan obat tertentu.
 Dapat melintasi plasenta.
 Rifampicin merupakan enzyme inducer yang kuat
untuk sitokrom p-450 isoenzym, yang mengakibatkan
turunnya konsentrasi serum obat-obatan yang
dimetabolisme oleh isoenzyme tersebut.
 Obat-obatan tersebut perlu ditingkatkan selama
pengobatan TB dan diturunkan kembali setelah
Rifampisin tihentikan.
 Obat yang berinteraksi adalah: protease inhibitor,
antibiotika makrolida, levotiroksin, noretindron,
warfarin, siklosporin, fenitoin, verapamil, diltiazem,
digoksin, diazepam dll
 Pada sal cerna: panas pada perut, sakit
epigastrik, mual, muntah, anoreksia, kembung,
kejang perut, diare.
 SSP: letih, mengantuk, sakit kepala, ataksia,
bingung, pening, tak mampu berfikir, baal,
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran.
 Hipersensitifitas: demam, hemoglobinuria,
erupsi kulit, dll
 Hematologi: trombositopenia,
enemia,leukopenia dll.
 Peringatan pada keamanan penggunaan
selama kehamilan
 Obat ini akan menyebabkan kencing, air
ludah, dahak, dan air mata menjadi akan
menjadi coklat merah.
 Sediaan dasarnya adalah tablet dengan nama
generik isoniazida 100 mg dan 300
mg/tablet. Nama lain isoniazida: asam
nikotinathidrazida, isonikotinilhidrazida, INH.
 Dosis: dewasa 300 mg 1x sehari.
 Indikasi : Terafi semua bentuk TB aktif, dan
digunakan untuk profilaksis orang beresiko
tinggi mendapatkan infeksi.
 Dapat digunakan tunggal ataupun kombinasi.
 Bersifat bakterisid, dapat membunuh 90 %
populasi kuman dalam beberapa hari pertama
pengobatan
 Efektif pada kuman yang sedang berkembang.
 Mekanisme kerja: berdasarkan terganggunya
sintesis mycolic acid, yang diperlukan untuk
membangun dinding bakteri.
 Kadar plasma puncak 1-2 jam, diekskresikan
lewat urin, sebagian kecil lewat ludah, plasenta
dan ASI.
 Isoniazid adalah inhibitor kuat untuk sytokrom p-450 isoenzym,
tetapi mempunyai efek minimal pada CYP3A.
 Pemakaian isoniazid bersamaan obat tertentu menyebabkan
meningkatnya konsentrasi obat tersebut dan dapat menimbulkan
resiko toksis, seperti pada antikonvulsan, fenitoin dan
karbamazepin.
 Efek samping: neurologi: vertigo, ataksia, insomnia, amnesia,
psikosis, depresi, konvulsi, Hipersensitifitas : demam, erupsi
kulit. Hepatotoksis, hiperglikemia, mual muntah, sakit kepala
takikardia dll.
 Dianjurkan meminum vitamin B6 untuk meminimalkan efek
samping.
 Hindari minum alkohol karena menyebabkan hepatitis.
 Hasil palsu pada pemeriksaan gula darah.
 Sediaan dasar : tablet 500 mg/tablet.
 Dosis: dewasa dan anak sebanyak:15-30 mg/kg.
 Indikasi:untuk terapi kombinasi TB
 Kerja Obat: bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam
sel dengan suasana asam.
 Mekanisme kerja: berdasarkan pengubahannya menjadi asam pyrazinamidase
yang berasal dari basil tuberkulosa.
 Kinetika Obat:cepat terserap saluran cerna, kadar plasma puncak 2 jam,
kemudian menurun, waktu paruh 9 jam dimetabolisme dihati.
 Efek samping: hepatotoksisitas, ikterus,mual, anemia.
 Dapat menyebabkan hiperurikemia.
 Digunakan untuk mengobati penderita yang telah resisten terhadap obat
kombinasi.
 Sediaan :tablet 250 mg, 500mg/tablet.
 Dosis: dewasa dan anak diatas 13 tahun 15-25 mg/kgbb.
 Diberikan hanya untuk kombinasi.
 Tidak diberikan untuk bayi dan anak dibawah 13 tahun.
 Kerja Obat: bakteriostatik, menekan pertumbuhan kuman TB yang telah
resisten terhadap isoniazid dan streptomisin.
 Mekanisme kerja: Berdasarkan penghambatan sintesis RNA pada kuman
yang sedang membelah, juga menghindarkan terbentuknya mycolic acid
pada dinding sel.
 Obat diserap dari saluran cerna, kadar plasma puncak 2-4 jam, tidak
penetrasi meninge secara utuh, tetapi dapat dideteksi dalam cairan
serebrospinal pada penderita dengan meningitis tuberkulosa.
 Garam alumunium dapat mengurangi absorpsi etambutol.
 Efek samping: gangguan penglihatan, buta warna, bila segera dihentikan
maka biasanya fungsi penglihatan akan sembuh.
 Sediaan injeksi streptomisin 1,5 gram/vial.
 Rute intramuskular, setelah uji sensitivitas.
 Dosis: 15 mg/kgbb, maks 1gram/hari.
 Untuk kombinasi pengobatan TB
 Bersifat bakterisid, dan dapat membunuh kuman
yang sedang membelah.
 Mekanisme kerja:berdasarkan penghambatan
sintesa protein kuman dengan jalan,pengikatan
pada RNA ribosomal.
 Kadar plasma puncak 1-2 jam setelah im.
kategori Paduan obat Pasien TB
Kategori I 2RHZE/4R3H3 Baru
Kategori 2 2RHZES/1RHZE/5R3H Kambuh atau gagal
3E3
anak 2 RHZ/4RH
Berat Badan Tahap intensif tiap Tahap lanjutan 3kali
hari selama 56 hari seminggu selama 16
RHZE minggu RH(150/150)
(150/75/400/275)
30-37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
> 70kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2 KDT
Berat badan Intensif Lanjutan
(kg) RHZE(150/75/400 selama 20
/275)+S minggu RH
(150/150)+E(2
75)
Selama 56 hari Selama 28 hari
30-37 2 tab 4KDT+500 2 tab 4KDT 2 tab 2 KDT + 2
mg S inj tab E
38-54 3 tab 4 KDT + 750 3 tab 4KDT 3 tab 2 KDT + 3
mg S inj tab E

55-70 4 tab 4 KDT +1 g S 4 tab 4 KDT 4 tab 2 KDT + 4


inj tab E

>71 inj5 tab 4 KDT + 5 tab 4KDT 5 tab 2 KDT + 5


1g S inj tab E
Jenis Obat Berat badan Berat badan Berat badan
(kg) <10 kg (kg) (kg)
10-19 20-32

Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampin 75 mg 150 mg 300 mg

Pyrazinamid 150 mg 300 mg 600 mg


Berat badan (kg) Intensif 2HRZ Lanjutan 4HR
(75/50/150) (75/50)
5-9 1 tab 1 tab
10-19 2 tab 2 tab
20-32 4 tab 4 tab
 QUINOLON
 Kanamicin/Amikasin/Capreomicin
 Ethionamida
 Cycloserine
 Para–aminosalicylic acid (PAS)
(Untuk kasus TB MDR)
Mekanisme kerja:
 Bersifat bakteriostatik.
Farmakokinetik:
 Kadar
puncak 3 jam,kadar terapi bertahan
dalam 12 jam. Diduga obat di ubah menjadi
senyawa lebih aktif dalam tubuh
Efek samping:
 Gangguan gastro intestinal, reaksi neurology,
hepatitis, hypothyroidism
Kontra indikasi:
 Riwayat hipersensitif, gangguan hepar.
Dosis:
 Dewasa: 250-500 mg PO dua kali sehari
 Anak : 15-20 mg/kg dua kali sehari
Mekanisme kerja:
 Bersifat
bakteriostatik. Bekerja dengan cara
merusak sitesis folat.
Farmakokinetik:
 Cepat diabsorbsi dalam saluran cerna.
Distribusi luas kecuali ke CSF. Ekskresi
melalui urin
Efek samping:
 Gangguan gastrointestinal, Kerusakan ginjal, hati,
kelenjar tiroid, asidosis jarang terjadi
Kontra indikasi:
 Riwayat hipersensitif
Dosis:
 Dewasa : 4-6 g dua kali sehari
 Anak : 75 mg/kg dua kali sehari
Mekanisme kerja:
 Bersifat
bakterisidal dengan cara
menghambat sintesis protein mikroba.
Farmakokinetik:
 Pemberian IM diserap dengan baik dan cepat.
Sukar masuk ke CSF. Waktu paruh 2 jam.
Ekskresi melalui ginjal
Efek samping:
 Gangguan pendengaran, nefrotoksik dan neuro
toksik
Kontra Indikasi:
 Riwayat
hipersensitif, dianjurkan tidak diberikan
pada wanita hamil trimester pertama
Dosis:10 to 15 mg/kg 3-5 kali seminggu
Mekanisme kerja:
 Menghambat pertumbuhan mikroba dengan
cara menghambat sintesis dinding sel.
Farmakokinetik:
 Per oral diabsorpsi baik, kadar puncak 3-4
jam., dapat menembus sawar otak, ekskresi
melalui urin
Efek samping:
 Gangguan terhadap SSP, serangan menyerupai
epilepsy
Kontra indikasi:
 Riwayat hipersensitf, psikosis, epilepsy, depresi,
gangguan renal, alcoholism
Dosis :
 Dewasa : 250-500 mg dua kali sehari
 Anak : 10-20 mg/kg dua kali sehari
 Kemoterapi diberikan kombinasi, tidak boleh
terputus-putus, jangka waktu yang lama
 Pengobatan 2 fase
 Fase intensif/fase inisial
 Fase lanjut/fase kontinu
 Kategori I
 Fase inisial : 2HRZS (E)
 Fase kontinu : 4RH atau 4H3R3
 Kategori II
 Fase inisial : 2HRZES/1HRZE
 Fase kontinu : 5H3R3E3 atau 5HRE
 Kategori III
 Fase inisial : 2HRZ atau 2H3R3Z3
 Fase kontinu: 2HR atau 2H3R3
 Kategori IV
 Peresepan INH seumur hidup
Pengawasan pengobatan
 pemantauan respon pengobatan
 pemantau intoksikasi obat
 pengawasan makan obat “DOTS” (Directly Obseved
Treatment Shortcourse )
 MTB dikatakan resisten terhadap OAT bila MTB tidak dapat
lagi dibunuh oleh OAT yang dipakai saat ini
 Jenis-jenis resistensi TB:
Monoresistensi : kekebalan terhadap salah satu OAT.
Poly resistensi: Kekebalan terhadap lebih dari 1 OAT selain
isoniazid dan Rifampisin
Multi Drug Resistance (MDR): kekebalan terhadap minimal 2
macam OAT lini pertama yang paling efektif yaitu isoniazid
dan Rifampicin secara bersamaan.
Extensive Drug resistance (XDR): kekebalan terhadap salah
satu obat golongan fluorokuinolon, dan sedikitnya salah
satu dari OAT injeksi lini kedua selain TB MDR
 Resisten Primer kasus baru
Resisten obat yang terjadi pada pasien yang
belum pernah mendapat OAT atau pernah
mendapatkan OAT kurang dari 1 bulan.

Resisten sekunder/ kasus yang pernah diobati:


Resisten obat yang terjadi pada pasien yang
sudah mengalami pengobatan paling sedikit
satu bulan.
 Paduan OAT
 Dosis OAT
 Lama pengobatan
 Ketaatan pasien dalam pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai