A. Archaebacteria
Archaebacteria berasal dari kata Archaea yang berarti nenek moyang. Susunan
tubuh sangat sederhana dimana dinding selnya tidak memiliki peptedoglikan, yaitu
polimer dari karbohidrat dan protein.
Semua Archaebacteria hidup di daerah ekstrem yaitu lingkungan dimana tidak
semua bisa hidup ditempat tersebut. Contohnya mata air panas, lava, dasar laut
dalam dengan kadar garamnya tinggi (Laut Mati Israel).
Ciri-ciri Archaebacteria
a. Hidup berkelompok atau berupa filamen yang panjang.
b. Bentuk tubuh : bulat, batang, spiral, pipih, persegi panjang.
c. Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
d. Membran selnya mengandung lipid
e. Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA Polimerase
Berdasarkan keadaan lingkungannya, Archaebacteria dibagi tiga kelompok :
a. Archaebacteria Halofil
Archaebacteria ini ditemukan di lingkungan yang kadar garamnya tinggi yaitu
20-30 persen. Contoh : Halobacterium
b. Archaebacteria Metanogen
Archaebacteria Metanogen ini menggunakan CO2 untuk mengoksidasi H2 dan
membebaskan metan sebagai sisa metabolisme hidup di lumpur dasar danau dan
rawa, saluran pencernaan hewan dan manusia. Contoh Metanococcus,
Metanobacter, dan Metanomicrobium.
c. Archaebacteria Termofil
Archaebacteria ini hidup di lingkungan yang suhunya sangat panas.
Contoh : Sulfolubus hidup pada lingkungan kaya sulfur suhu mencapai 90C,
Pyrolobus Fumarii di lingkungan ekstrem laut dalam dengan suhu 113C.
Peranan Archaebacteria :
- Halobacterium halobium berfungsi untuk menangkap energi matahari.
- Metanogen : membantu pencernaan hewan ternak, membantu pembuatan
kompos dan biogas.
B. Eubacteria (Bakteri)
Eubacteria berasal dari kata eu yang berarti sejati dan bacteria yang berarti bakteri.
Jadi, eubacteria disebut sebagai bakteri sejati yang sehari-hari kita kenal sebagai
bakteri.
Bakteri termasuk organisme prokariotik, yaitu tidak mempunyai membran inti dan
tubuhnya bersel satu.
1. Ciri dan Struktur Bakteri
Dalam terminologi klasifikasi lama, bakteri dimasukkan dalam kingdom
Monera. Dalam klasifikasi yang terbaru, bakteri dibagi dalam Archaebacteria
dan Eubacteria. Meskipun Archaebacteria dan Eubacteria mempunyai banyak
persamaan ciri, keduanya mempunyai ciri khusus. Secara umum, bakteri
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
a. Organisme berukuran kecil sehingga sering disebut mikroorganisme.
b. Uniseluler atau hanya terdiri atas satu sel.
c. Bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti).
d. Hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
e. Mempunyai ukuran dengan diameter 0,5-1 mikron dengan panjang 1-20
mikron.
f. Hidup secara soliter atau berkoloni
g. Bersifat kosmopolit atau habitatnya meliputi daerah yang luas.
h. Mempunyai dinding sel
i. Beberapa jenis bakteri mampu membentuk endospora pada saat kondisi
lingkungan tidak menguntungkan. Contoh : Clostridium botulinum,
Clostridium tetani, dan Bacillus anthracis.
Struktur tubuh bakteri dari luar ke dalam sebagai berikut.
a. Flagela atau Flagelum
Flagela merupakan alat gerak bagi bakteri yang berbentuk batang atau
spiral. Dengan adanya flagela, bakteri dapat bergerak menuju kondisi
lingkungan yang menguntungkan atau menghindar dari lingkungan yang
merugikan bagi kehidupannya. Misal, bakteri belerang akan bergerak menuju
lingkungan yang mengandung senyawa kimia belerang.
Berdasarkan letak flagelanya bakteri dapat dibedakan menjadi beberapa
tipe berikut.
1) Atrik yaitu bakteri yang tidak berflagela.
2) Monotrik yaitu bakteri yang hanya mempunyai satu flagela di salah satu
ujung selnya.
3) Amfitrik yaitu bakteri yang mempunyai flagela di kedua ujung selnya.
4) Lofotrik yaitu bakteri yang mempunyai sekumpulan flagela di salah satu
ujung selnya.
5) Peritrik yang flagelanya terdapat di seluruh permukaan selnya.