TATALAKSANA Obgyn

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

TATALAKSANA

Tatalaksana Umum
Penilaian keadaan pasien secara tepat
Pimpin persalinan yang mengacu pada persalinan yang bersih dan aman
Lakukan observasi secara ketat selama 2 jam pascasalin, dan dilanjutkan selama 4 jam pasca
persalinan.
Lakukan penilaian klinik dan siapkan keperluan untuk pertolongan darurat dan untuk persiapan
dalam menghadapi komplikasi
Atasi syok
Pastikan kontraksi uterus baik (keluarkan bekuan darah, masase uterus, uterotonika 10 IU IM,
lanjutkan 20 IU dalam 500cc RL/NS 40 tetes/menit)
Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan periksa kemungkinan robekan jalan lahir
Bila perdarahan berlanjut, uji waktu pembekuan
Kateterisasi untuk memantau output cairan
Cari penyebab dan atasi masalahnya.
Setelah perdarahan teratasi (24jam setelah perdarahan berhenti), periksa kadar Hb
Interpretasi dan tindakan
terhadap hasil pemeriksaan Hb
Jika Hb kurang dari 7g/dL atau Ht kurang dari 20% (Anemia berat). Berikan transfusi
darah dan sulfas ferrous atau ferous fumarat 120 mg ditambah asam folat 400 mcg
per oral sekali sehari selama 3 bulan
Setelah 3 bulan, lanjutkan dengan sulfas ferrous atau ferrous fumarat 60 mg ditambah
asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan.
Jika Hb 7-11g/dL, berikan sulfas ferrous atau ferous fumarat 60 mg ditambah asam folat
400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan.
Jika di daerah endemis cacing gelang (prevalensi 20% atau lebih), berikan albendazole
400 mg per oral sekali atau mebendazole 500 mg per oral sekali atau 100 mg dua
kali sehari selama 3 hari, atau levamisole 2,5 mg/kgBB per oral sehari sekali selama
3 hari, atau pyrantel 10 mg/kgBB per oral sekali sehari selama 3 hari.
Pada daerah endemis tinggi (prevalensi 50% atau lebih) berikan terapi dosis tersebut
selama 12 minggu setelah dosis pertama.
MISOPROSTOL(PGI)
JENIS DAN CARA OKSITOSIN ERGOMETRIN 15-Methyl Prostaglandin
F2alpha(PGF2α)

IV:
Oral 600 mcg atau rectal 400 mcg
40 unit dalam l L larutan garam fisiologis
Dosis dan cara pemberian awal IM atau IV (lambat) : 0,2 mg (Misoprostol)
dengan 60 tetes/menit
IM : 0,25mg (PGF2α)
IM : 10 unit

Ulangi 0,2 mg IM setelah 15 menit. Oral : 400 mcg 2-4 jam setelah dosis
IV: 20 unit dalam 1 L larutan garam
Dosis lanjutan Bila masih diperlukan beri IM/IV setiap 4 awal (misoprostol)
fisiologis dengan 40 tetes/menit
jam IM : 0,25 mg setiap 15 menit (PGF2α)

Total 1200 mg atau 3 dosis


Tidak lebih dari 3 L larutan dengan
Dosis maksimal per hari Total 1 g atau 5 dosis (misoprostol)
oksitosin
Delapan dosis : 2mg (PGF2α)

Nyeri kontraksi
Kontra indikasi Pemberian IV secara cepat / bolus Preeklampsia, vitium cordis, hipertensi
Asma
Tindakan Pendukung
× Dalam keadaan perdarahan yang berlebihan, segera dilakukan pengeluaran plasenta
dengan tangan daripada menunggu lahir spontan. Sementara itu darah dipersiapkan
untuk kemungkinan transfusi.
× Inspeksi dengan teliti ke dalam saluran genital dengan pencahayaan yang cukup.
× Hentikan pemberian anestesi umum, oksigen diberikan dengan sungkup muka
× Sampai darah tersedia, plasma ekspander seperti RL harus dipakai, minimum 1 liter
PRC atau darah segar harus ditranfusikan.
× Perhitungkan resiko-resiko dari tranfusi komponen komponen darah dewasa.
× Kalau tekanan darah menurun, tinggikan kaki
× Pada atonia uteri, dianjurkan melakukan pijatan pada rahim dan kompresi pada aorta
× Jarang sekali diperlukan tranfusi trombosit kriopresipitat atau plasma segar yang
dibekukan. Pemeriksaan fungsi koagulasi (PTT, PT, hitung trombosit) harus dilakukan
setelah pemberian setiap 5-10 unit darah. Jika ada hipofibrinogenemia, haruslah
diberikan fibrinogen dalam kriopresipitat atau plasma segar yang dibekukan secara IV.
Jika ada trombositopenia berat (20.000/mm3 atau kurang), harus diberikan 6-10 pak
trombosit untuk menaikkan hitung trombosit sebesar 15.000 -60.000 / mm3
× Pemeriksaan USG untuk mengetahui adanya sisa plasenta yang tertahan di dalam
rahim pada perdarahan post partum akut atau yang tertunda sangat berguna sekali.
Tatalaksana Khusus
× Tonus
× Penatalaksanaan Atonia uteri
× Penatalaksanaan Atonia uteri (Cunningham et al, 2005) (Hanifa, 1997)
× Lakukan penilaian klinik
× Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika,
lakukan masase uterus
× Derivat oksitosin
× 20-40 unit oksitosin dalam satu liter cairan IV pada kecepatan yang cukup
untuk mempertahankan rahim dalam keadaan kontraksi (Hanifa, 1997).
× Derivate ergot
× Jika pemberian infuse oksitosin cepat tidak efektif, maka diberikan
metilergonovin 0,2 mg IM atau IV. Hal ini akan menstimulasi uterus untuk
berkontraksi dengan baik untuk mengendalikan perdarahan. Dengan
pemberian IV dapat menyebabkan hipertensi, terutama pada wanita dengan
preeklampsi (Cunningham et al, 2005).
× Prostaglandin
× Bila semua tindakan diatas telah dilakukan tetapi masih terjadi perdarahan lakukan tindakan spesifik sebagai
berikut (Cunningham et al, 2005):
× Gunakan kompresi uterus bimanual. Teknik ini berupa penekanan dinding posterior uterus dengan tangan
pada abdomen ditambah penekanan dinding anterior uterus melalui vagina dengan tangan satunya lagi.
× Mencari pertolongan
× Tambahkan infus satu lagi supaya oksitosin dapat diberikan bersamaan dengan tranfusi darah.
× Mulai tranfusi darah.
× Eksplorasi uterus secara seksama untuk melepaskan sisa-sisa plasenta
× Lakukan inspeksi pada serviks dan vagina juga.
× Pasang foley kateter untuk monitor urine output.
Kompresi bimanual eksternal
Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak
tangan yang melingkupi uterus. Pantau aliran darah yang keluar. Bila perdarahan berkurang,
kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas
kesehatan rujukan. Bila belum berhasil, coba dengan kompresi bimanual internal.
Kompresi bimanual internal
Uterus ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam untuk menjepit
pembuluh darah didalam miometrium (sebagai pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan
perdarahan yang terjadi. Pertahankan kondisi ini bila perdarahan berukuran atau berhenti, tunggu
hingga uterus berkontraksi kembali. Apabila perdarahan tetap terjadi, coba kompresi aorta
abdominalis.
Kompresi aorta abdominalis
Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut. Genggam tangan
kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan, hingga
mencapai kolumna vertebralis. Penekanan yang tepat, akan menghentikan atau sangat mengurangi
denyut arteri femoralis. Lihat hasil kompresi dengan memperhatikan perdarahan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai