Anda di halaman 1dari 18

DIAGNOSTIK

HELMINTH

Dr. Nora Harminarti,M.Biomed


 Diagnosis infeksi parasit di laboratorium :
 Pengolahan spesimen yang tepat

Diagnosis tepat
TINJA
 Tinja terdiri dari:
 sisa makanan yang tidak dapat dicerna

 pigmen dan garam empedu

 Sekresi intestinal termasuk mukus

 Lekosit yang migrasi dari aliran darah

 Epitel

 Bakteri

 Material anorganik terutama kalsium dan fosfat

 Makanan yang tidak tercerna (dalam jumlah yang sangat kecil)

 Gas
Syarat pengambilan
1. tempat kering, bersih, bebas urin, segera
dikirim ke laboratorium pemeriksa.
 Lama tinja di perjalanan sampai mencapai lab
1-2 jam setelah dikeluarkan penderita
2. Sampel terbaik adalah yang segar(baru)
3. Pengumpulan harus dilakukan sebelum
terapi antibiotika, antidiare, antasid, bismuth
dan barium serta diambil seawal mungkin
saat sakit
4. Jumlah sampel yang dibutuhkan minimal 20-30
gram tinja padat atau 2-3 sendok makan tinja cair
5. Bila dijumpai mukus atau darah maka sampel
diambil dari tempat tersebut karena parasit
biasanya terdapat disitu.
6. Tidak boleh menggunakan feses yang ditampung
di kloset atau terkontaminasi barium atau produk
x-ray
7. Beri label yang berisi identitas seperti nama,
tanggal, alamat, apa yang akan diminta untuk
diperiksa
Persiapan Penderita

 Terangkan cara penampungan dan apa yang


akan diperiksa
 Penderita diminta untuk defekasi pada
penampung feses bermulut lebar
 Jangan kencing di tempat penampungan
 Jangan meletakkan kertas toilet pada
penampung karena akan berpengaruh
terhadap hasil
Pemeriksaan tinja

 Cara makroskopis
 Warna tinja
 Bau tinja
 Adanya lendir, darah,potongan jaringan,sisa
makanan yang belum dicerna,bahan sisa
pengobatan dll
 Konsistensi tinja :padat,lembek atau cair
 Cara mikroskopis
 Pemeriksaan tinja cara langsung
 Pemeriksaan tinja cara langsung dengan kaca tutup
 cara langsung foto pem feses.doc
 Pemeriksaan tinja cara langsung tampa kaca tutup
(sediaan apus)
 Pemeriksaan tinja dengan cara konsentrasi untuk telur
cacing
 Pemeriksaan tinja dengan cara sedimentasi (metode
Faust&Russell)
 Pemeriksaan tinja cara flotasi dengan larutan NaCl jenuh
(Metode Willis)
 Pemeriksaan tinja dengan teknik Kato
 Cara Pemeriksaan tinja dengan teknik modifikasi Kato Katz
 Pemeriksaan tinja dengan teknik formalin – eter (Ritchie)
 Teknik AMS III (acid-sodium sulfate-tritone-ether
concentration-(Army Med.Sch)
 Teknik hitung telur (Stool)
 Sediaan tinja langsung kaca tutup metoda Beaver
Teknik pemeriksaan tinja khusus

 Beberapa macam telur dalam tinja tidak


dapat menentukan spesiesnya seperti cacing
tambang
 Cara biakan Harada-Mori
 Cara biakan modifikasi Harada-Mori
 Cara biakan Medium arang
 Cara biakan medium pasir
 Cara pembiakan telur
Teknik Pemeriksaan spesimen lainnya

 Pemeriksaan cacing keremi


 ANAL SWAB.doc

 Pemeriksaan bahan sigmoidoskopi


 Parasit yang mungkin ditemukan : E.hystolitica dan telur cacing

 Cara pengambilan bahan : cara aspirasi/dikerok

 Cara pemeriksaan spesimen :


 cara langsung
 sediaan permanen
 Tractus urogenital
 Parasit yang mungkin ditemukan :
T.vaginalis,mikrofilaria,S.haematobium
 Cara pemeriksaan spesimen :
 cara langsung
 cara sedimentasi
 Dahak :
 Larva dari Ascaris lumbricoides, SS,cacing
tambang.
 Telur Paragonimus westermani
 Kulit : (dengan irisan kulit)
 contoh : Onchocerca volvulus
 Kelenjar limfe : toxoplasma, filaria
Nematoda usus

 Ascaris lumbricoides :
 Pemeriksaan tinja secara langsung
 Keluar sendiri :mulut,hidung,tinja
 Cacing tambang :
 Sediaan langsung
 Biakan Harada –Mori
 Trichuris trichiura :
 Pemeriksaan tinja secara langsung
 Strongiloides stercoralis :
 Larva rhabditiform :tinja segar,biakan,aspirasi
duodenum
 Larva filariform dan dws: biakan 2x24 jam
 Oxyuris vermicularis
 Anal swab
Nematoda jaringan

 W.bancrofti :
 D/ parasit :
 mikrofilaria dalam darah tahapan pem filaria.doc
 PCR
 D/ Radioologi : USG, limfosintigrafi
 D/ imunologi : ICT, deteksi antibodi
 B.malayi & B.timori :
 D/ parasit = W.bancrofti
 D/ Radiologi:tidak ada
 D/ imunologi : deteksi IgG4
Trematoda

 F.hepatica :
 Telur dalam tinja, cairan duodenum,empedu
 Reaksi serologis : ELISA
 Imunodiagnostik: deteksi Ag
 USG D/ fasioliasis bilier
 P.westermani :
 Telur dalm sputum/cairan pleura
 Reaksi serologis
 Trematoda usus : telur dalam tinja
 Tremato darah :
 telur dalam tinja,urin,jaringan biopsi
 Reaksi serologi
Cestoda

 T.saginata=T.solium D/ sistiserkosis :
 Proglotid keluar aktif  Histopatologi
dengan tinja/keluar  CT scan.MRI
spontan  Deteksi Antibodi :
 Telur dalam tinja atau  ELISA
anal swab  western blot (EIBT)
 counter immuno
electrophoresis (CIE)
 Deteksi coproantigen
pada tinja
 PCR

Anda mungkin juga menyukai