Anda di halaman 1dari 24

ANGKA KEBUTUHAN NYATA

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Disampaikan Pada
Bintek OP Staf Dinas PSDA Kab Sukabumi 1
Sukabumi, 23 Maret 2016
LATAR BELAKANG
 Kondisi jaringan irigasi di Jawa Barat pada umumnya sudah
perlu mendapatkan perhatian dalam peningkatan fungsi
layanannya.
 Hal terpenting yang harus dilakukan Paska Pembangunan
adalah kegiatan pemeliharaan dan kegiatan operasi.
 Kegiatan OP jaringan irigasi pada saat ini mengalami berbagai
kendala (dana pemerintah yang terbatas, SDM yang kurang
memadai, adanya perubahan di dalam kebijakan ).
 Selama ini di dalam mengestimasi biaya untuk usulan biaya
OP jaringan irigasi dilakukan dengan metode AKNOP (petugas
di daerah mengadakan penelusuran jaringan untuk
mengetahui kondisi kerusakan dengan memakai blanko-
blanko yang telah ditentukan), kemudian dihitung biayanya
dan diprioritaskan lalu dibuat program dan kemudian
diusulkan)
2
PERMASALAHAN

 Metode AKNOP diatas kalau dilakukan secara konsisten akan


mencerminkan kebutuhan nyata biaya OP jaringan irigasi yang
akurat, tapi sayang banyak faktor yang tidak mendukung, antara
lain: biaya, SDM, dan kelembagaan/organisasi yang kurang
memadai sehingga perhitungan biaya OP belum sesuai dengan
yang diharapkan,
 Melihat kondisi di atas, maka perlu adanya standar perhitungan
biaya OP agar pemerintah sebagai penentu kebijakan didalam
pengalokasian biaya mempunyai pedoman untuk memudahkan
didalam melakukan koreksi terhadap usulan-usulan biaya 0P
dari daerah, sehingga pada akhirnya dapat mengurangi
kesulitan didalam pelaksanaan OP jaringan irigasi bagi
pengelola di lapangan baik secara kuantitas maupun kualitas.
 Disamping itu, apakah biaya OP yang sedang berjalan masih
cukup relevan dengan kondisi degradasi fungsi dan kerusakan
jaringan irigasi itu sendiri
3
TUJUAN
 Melaksanakan studi lanjutan terhadap studi-studi yang pernah
dilakukan sebelumnya terhadap terwujudnya nilai indeks degradasi
fungsi jaringan irigasi yang benar-benar dapat diterapkan di semua
daerah irigasi di Jawa Barat.
 Mendapatkan nilai indeks degradasi fungsi jaringan irigasi yang dapat
mempresentasikan kondisi irigasi secara umum di Jawa Barat.
 Mendapatkan nilai indeks degradasi fungsi jaringan irigasi yang dapat
dikorelasikan dengan harga satuan biaya OP Jaringan Irigasi di Jawa
Barat.
 Mempermudah dan mempercepat tanpa mengabaikan ketelitiannya
didalam mengestimasi biaya OP Jaringan Irigasi tahunan yang
diharapkan dari hasil Analisis ini dapat diterapran di semua daerah
irigasi di Jawa Barat dalam rangka membuat program biaya OP
tahunan se-Provinsi Jawa Barat.
4
SASARAN

 Mengkaji kembali perhitungan biaya OP Jaringan


Irigasi yang memakai metode AKNOP dan
menganalisis serta mengkorelasikan biaya OP dengan
metode nilai Indeks Degradasi Fungsi jaringan irigasi
kemudian hasil dari kajian dan Analisis tersebut
dikorelasikan.

 Mengkaji kembali penentuan besaran biaya OPJI per


hektar per tahun dalam rangka penyusunan rencana
anggaran/biaya OP jaringan irigasi di Jawa Barat.

5
TAHAPAN PEKERJAAN

 Pada Tahap pertama dilaksanakan


penelusuran untuk daerah Irigasi,
 Pada daerah irigasi ini dilakukan
pengukuran debit dan penampang saluran,
bangunan serta sedimen yang terjadi,
 Dari hasil perhitungan debit yang ada
diperoleh: Indeks degradasi dan Indeks
kerusakan saluran dan bangunan untuk
daerah irigasi ybs.
6
INDEKS KINERJA JARINGAN IRIGASI
(Bobot yang dinilai)

1. Prasarana fisik, ... %


2. Produktivitas tanam, ... %
3. Sarana penunjang, ... %
4. Organisasi personalia, ... %
5. Dokumentasi, ... %
6. Lembaga pengelola, ... %

Hasil penilaian kinerja ini sebagai dasar


untuk menghitung AKNOP
HASIL KELUARAN
 Memperoleh harga satuan biaya AKNOP di saluran,
bangunan utama, bangunan pelengkap lainnya sesuai
dengan zona dan kriteria yang telah ditentukan.
 Memperoleh standar kebutuhan personil, peralatan,
bahan, seperti cat pelumas dan lain-lain, sesuai
dengan kondisi di lapangan atau kebutuhan minimal
yang harus dipenuhi agar kegiatan AKNOP berjalan
dengan baik dan tidak melupakan azas efektivitas dan
efisiensi.
 Menentukan besaran harga AKNOP/hektar/tahun.
 Mendapatkan analisis hubungan antara indeks
degradasi dan AKNOPdalam hektar per tahun. 8
RINCIAN KEGIATAN AKNOP
No. Uraian DI ..... DI ..... DI .....
1. Luas Layanan

2. Kabupaten

3. Wilayah Sungai

4. Tingkatan Jaringan

5. Ranting Dinas

6. Bangunan Utama

7. Kantong Lumpur

Panjang Saluran Primer


8.
Pembawa

Panjang Saluran Sekunder


9.
Pembawa

Jumlah Bangunan Bagi/bagi


10.
sadap

11. Jumlah Got Miring

Debit maksimum rencana


12.
dalam 1 tahun

Debit maksimum realisasi


13.
dalam 1 tahun 9
LINGKUP KEGIATAN OPERASI
 Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah
hujan, data luas tanam)
 Pekerjaan kalibrasi pintu /alat pengukur debit
 Penyuluhan tentang pemanfaatan air
 Pekerjaan membuat rencana pembagian air, rencana tata
tanam, rencana pengeringan saluran dan lain-lain.
 Pekerjaan melaksanakan pembagian air dan pemberian
air (termasuk pekerjaan : membuat laporan permintaan
air, mengisi papan operasi, dan mengatur bukaan pintu.
 Pekerjaan membuka/menutup pintu bendung berkaitan
datangnya debit sungai banjir.
 Pekerjaan membuka/menutup pintu penguras bendung
dan kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur
10
LINGKUP KEGIATAN PEMELIHARAAN
Kegiatan Pengamanan dan Pencegahan
Kegiatan ini maksudnya adalah mengamankan untuk menjaga kondisi dan atau fungsi jaringan serta hal-hal yang dapat merusak jaringan irigasi.
 Inspeksi rutin
 Menghalau binatang (kerbau dan lain-lain), supaya tidak masuk ke dalam saluran
 Membatasi kendaraan yang masuk ke jalan inspeksi
 Melarang madi di sekitar bendung dan lokasi-likasi tertentu yang berbahaya.
 Melarang membuang sampah di saluran.
 Melarang merusak bangunan irigasi.
Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi fungsi jaringan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah/diganti.
a. Pemeliharaan Rutin
Kegiatan pemeliharaan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi fungsi jaringan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah/diganti dan dilaksanakan setiap waktu.
 Membuat rumput pada tebing dan saluran.
 Membersihkan sampah, tumbuhan pengganggu (ganggang, eceng gondok dan lainlain) yang berada di saluran.
 Menutup lubang-lubang pada tanggul saluran (lubang ini biasanya dibuat oleh ketam, tikus dan lain-lain).
 Memperbaiki longsoran-longsoran kecil yang terjadi pada tanggul dan lereng saluran.
 Merapihkan profil saluran supaya tetap berbentuk trapesium (sedapat mungkin)
 Membersihkan sampah/endapan di sekitar pintu air, alat pengukur debit dan lain-lain.
 Mencabut tanaman yang tumbuh pada bangunan air (biasanya pada sayap bangunan tumbuh tanaman air)
 Memangkas dahan pohon yang mengganggu jaringan telepon.
 Memperbaiki kerusakan kecil bangunan dan prasarana pelengkapnya.
 Memberi pelumas pada pintu-pintu air.
b. Pemeliharaan Berkala
Kegiatan Pemeliharaan Berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan, tanpa ada kegiatan konstruksi yang diubah/diganti dan dilaksanakan secara berkala.
 Mengangkat endapan Lumpur di sepanjang saluran (setiap tahun pada saat pengeringan)
 Mengecat pintu air setiap l-2 tahun.
 Memperbaiki papan operasi yaitu dicat kembali huruf-hurufnya (setiap 2 tahun)
 Memperbaiki pintu yang macet dangunan yang rusak ringan.
 Memperbaiki gedung kantor, perumahan, kendaraan, peralatan dan lain-lain.
11
 Peninggian dan peratan tanggul jalan inspeksi
c. Perbaikan
 Mengecat pintu air setiap l-2 tahun.
 Memperbaiki papan operasi yaitu dicat kembali huruf-hurufnya (setiap 2 tahun)
 Memperbaiki pintu yang macet dangunan yang rusak ringan.
LINGKUP KEGIATAN PEMELIHARAAN  Memperbaiki gedung kantor, perumahan, kendaraan, peralatan dan lain-lain.
 Peninggian dan peratan tanggul jalan inspeksi
c. Perbaikan
Kegiatan Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan atau bangunan-bangunan irigasi.
1. Perbaikan darurat
Perbaikan Darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar saluran dan bangunan dapat segera berfungsi. Kerusakan saluran dan bangunan biasa terjadi sebagai akibat bencana
alam ataupun kelalaian manusia
 Yang termasuk bencana alam adalah semua penyebab kerusakan yang diluar kemampuan manusia seperti : gempa bumi, angin topan,
hujan lebat, banjir besar, hingga penyebab tanggul sungai bobol, tanah longsor yang merusak jaringan irigasi.
 Yang dimaksud kelalaian manusia adalah misalnya seorang petugas yang seharusnya menutup pintu air, ternyata pintu macet sehingga
air masuk berlebihan kedalam jaringan. Setelah diteliti pintu air tersebut tidak pernah diberi minyak pelumas sehingga sukar ditutup.
2. Perbaikan permanen
Perbaikan Permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi jaringan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan darurat maupun memperbaiki
kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian manusia dengan dibuat desain yang mantap, sehingga hasil perbaikannya bersifat permanen.
 Memperbaiki kerusakan saluran dan bangunan sebagai akibat bencana alam maupun kelalaian manusia
 Memperbaiki kerusakan berat yang tak dapat ditanggani dengan kegiatan pemeliharaan (rutin dan berkala)
3. Penggantian
Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan peralatan jaringan irigasi secara ekonomis fungsi dan kondisinya
tidak layak dipakai lagi.
 Pintu-pintu air yang sudah rusak berat diganti dengan pintu baru.
 Alat ukur yang tidak berfungsi, diganti dengan alat ukur yang baru. 12
 Bagian-bagian dari peralatan pompa, alat komunikasi, telemetri dan lain-lain dalam kurun waktu tertentu diganti yang baru.
POLA PENUSUNAN AKNOP
Kebijakan Pengaturan
Operasi dan Pemeliharaan

Operasi Pemeliharaan

Tingkat
Degradasi dan
Kinerja
Prasarana Irigasi

rendah sedang tinggi


Pemeliharaan Reguler Pemeliharaan Intensif Rehabilitasi

Evaluasi OP 13
MEKANISME PENYUSUNAN AKNOP

 Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan


Irigasi dilakukan inventarisasi jaringan irigasi untuk
kebutuhan penyusunan Kebutuhan Nyata OP.
 AKNOP disusun pada setiap daerah irigasi dengan
melibatkan instansi terkait, dengan maksud untuk
mengetahui berapa biaya Nyata OP pada jaringan
irigasi yang bersangkutan yang mencakup
honor/gaji personil, peralatan serta jumlah
kerusakan jaringan irigasi yang terjadi.
 Hasil perhitungan AKNOP ini dijadikan dasar untuk
penentuan berapa jumlah Angka Kebutuhan Nyata
Operasi dan Pemeliharaan pada jaringan irigasi ybs
(tidak berdasarkan rupiah/hektar).
14
KOMPONEN AKNOP
Operasi
1. Gaji/upah/honor/uang lelah
 Uang Lelah Operasional Pengelolaan Kegiatan
 Upah tenaga kontrak
 Upah piket banjir
 Upah piket kekeringan
 Uang lelah Pengolahan data debit sungai
 Uang lelah pengolahan data areal irigasi
 Uang lelah penyusunan rencana tanaman
 Uang lelah pengolah data realisasi tanaman
 Uang lelah pengolah data kondisi jaringan
 Uang lelah penyusunan AKNOP.
2. Bahan
 Alat Tulis Kantor
 Pengadaan Sarana Kerja Lapangan (jas hujan, sepatu lapangan, topi, pakaian dan lain-lain)
3. Peralatan/Mesin yang sudah ada untuk Operasi
 Mesin tik
 Telepon
 Faximile
 Komputer
 Kendaraan roda dua dan roda empat
 Mesin babad rumput
 Mesin pompa air
4. Perjalanan Dinas
 Konsultasi ke Dinas Kabupaten
 Monitoring Kondisi dan Fungsi jaringan irigasi
 Pengumpulan data areal dan kekurangan air
 Pemantauan pelaksana pembagian air dan pengeringan
 Pemantauan pelaksanaan penanggulangan kekurangan air
 Pemantauan pelaksanaan kegiatan operasi
 Pemantauan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi
 Pengumpulan data AKNOP
5. Lain-lain
 Penggandaan Laporan data (debit sungai, areal Irigasi, rencana tanam, realisasi tanam, kondisi jaringan, AKNOP, penggandaan blanko
Operasi)
 (Rapat Dinas (Pembinaan rutin di cabang dinas, pembinaan P3 Mitra Cai)
Pemeliharaan
1. Gaji/upah/honor/uang lelah
 Perawatan rutin (swakelola: babadan rumput)
 Perawatan berkala (swakelola: galian lumpur, tanggul,perbaikan lining, perbaikan bangunan air)
2. Bahan
 Perawatan rutin (swakelola: Pelumas puntu, pengecatan pintu, pengadaan pintu)
 Perawatan berkala (Perbaikan saluran dan bangunan)
 Pekerjaan kontraktual (perbaikan bangunan fasilitas, perbaikan saluran, Pekerjaan penanggulangan darurat)
3. Peralatan/Mesin yang sudah ada untuk Pemeliharaan
 Cangkul
 Parang
 Garpu
 Gacok 15
 Senter
 Lain-lain
Perbandingan antara Metode Indeks Degradasi
Fungsi dan AKNOP

Parameter Indeks Degradasi Fungsi AKNOP

1.Inventarisasi
a) Waktu -Relative agak lama (diawal) -Relative lama
b) Lokasi -Bisa dibuat sampel pada daerah ekstrim -Dilakukan untuk semua aset
c) Pelaksanaan -Berkala sesuai dengan keperluan selama -Dilaksanakan setiap tahun
tidak ada perubahan (antara 3 s/d 5 tahun?)
2. Biaya
a) Biaya Awal -Mahal karena banyak data yang harus diteliti -Mahal karena banyak data yang harus
(diawal) diteliti.
b) Biaya Berikutnya -Lebih murah karena bisa di prediksi dengan -Lebih mahal karena harus
adanya laju degradasi. menginventarisasi lagi.
3. Terhadap Perubahan
a) Perilaku Petani -Mempengaruhi laju degradasi -Tidak menjadi variabel
b) Kelembagaan P3A -Mempengaruhi biaya OP -Tidak menjadi variabel
c) Harga -Dengan program biaya OP cepat dapat - Perlu waktu yang cukup untuk menghitung
dihitung kembali biaya OP
4. Hasil Karakteristik Dapat dibuat 5 macam kondisi: Ada 3 macam kondisi:
a. 0,00 – 0,20 (Sangat Baik) a. < 50% (Rusak Berat)
b. 0,20 – 0,40 (Baik) b. 50% – 80% (Rusak Ringan)
c. 0,40 – 0,60 (Sedang) c. > 80% (Baik)
d. 0,60 – 0,80 (Jelek)
e. 0,80 – 1,00 (Sangat Jelek) 16
Bagan Alir Metodologi
Tahap Persiapan dan
Pengumpulan Data Sekunder

Evaluasi Angka Evaluasi Indeks


Kebutuhan Nyata Tahap Pekerjaan Pra Survei Degradasi Fungsi Irigasi
Operasi dan Dan Orientasi Lapangan Saluran dan Bangunan
Pemeliharaan (AKNOP) Air

Kondisi Saluran dan Bangunan Air


Hidrometri dan Sedimentasi
Pengoprasian Pintu
Kondisi Geoteknik
Implementasi OP Eksisting
Sistem Monitoring dan Evaluasi

Analisis dan Kajian


 Efektivitas Kinerja Prasarana dan Unit Implementasi
 Angka Kebutuhan Nyata OP

Pengaruh Kinerja & Unit Implementasi terhadap


Degradasi Fungsi Prasarana Irigasi

Implementasi Pengembangan Indeks Degradasi Fungsi


secara Komprehensif

Verifikasi
Perlu dievaluasi Kelayakan Dapat diterima
dan Analisis
Implementasi

Output
 Harga Satuan Biaya OP di Saluran dan Bangunan
 Standar Kebutuhan Personil, Peralatan dan Bahan
 Hubungan Antara Indeks Degradasi dengan OPJI 17
(ha/tahun)
HUBUNGAN ANTARA KINERJA
DAN UMUR LAYANAN JARINGAN IRIGASI

100%
dengan Pemeliharaan

Pemeliharaan Khusus
Pemeliharaan
Preventif
Nilai Kinerja

70% Batas Mantap

Peningkatan
50% Batas Kritis

Rehabilitasi
tanpa Pemeliharaan

0%
n tahun
Umum Layanan 18
Indeks Degradasi dan Hubungannya
dengan Tingkat Layanan Infrastruktur
Indeks Degradasi adalah suatu harga yang ditentukan
(dikembangkan) untuk mengetahui tingkat fungsi layanan
suatu prasarana irigasi.

DF - TL
IDF 
TL
dimana:
IDF = Indeks Degradasi Fungsi
DF = Degradasi Fungsi Infrastruktur
TL = Tingkat Layanan
19
Grafik Hubungan Tingkat Layanan Infrastruktur
dan Indeks Degradasi Fungsi

20
HUBUNGAN NILAI DEGRADASI FUNGSI DAN BIAYA
PEMELIHARAAN ATAU PERBAIKAN

No. Indeks Tingkat Layanan Kondisi Prasarana Jenis Pemeliharaan Keterangan

1. 0,80-1,00 20 - 0% Sangat Jelek Rehabilitasi Perlu evaluasi


lebih lanjut
terhadap
2. 0,60-0,80 40 - 20% Jelek Pemeliharaan Khusus kesesuaian antara
indeks dan tingkat
layanan
3. 0,40-0,60 60 - 40% Sedang Reparasi/Perbaikan
Ringan

4. 0,20-0,40 80 - 60% Baik Pemeliharaan Berkala

5. 0,00-0,20 100 - 80% Sangat Baik Pemeliharaan Rutin


21
Grafik Hubungan Nilai Degradasi Fungsi
dan Biaya Pemeliharaan atau Perbaikan

22
HARGA KEBUTUHAN OP IDEAL
SALURAN DAN BANGUNAN (Rp/Ha)

Dihitung berdasarkan Harga Satuan


dengan Parameter :

- Panjang Saluran
- Banyaknya Bangunan
- Jenis Bangunan

23
Terima Kasih

24

Anda mungkin juga menyukai