1.portofolio Tetanus
1.portofolio Tetanus
TETANUS
Oleh
dr. Yuliasi,S.Ked
Doter Pembimbing :
dr. Ibrahim Arifin, M.Kes,Sp.S
Dokter Pendamping :
dr. A. Sukmawati,S.Ked
GCS : E4M6V5
Fungsi Kortikal Luhur : dalam batas normal
Rangsang Menings : Kaku kuduk (+)
Nn.Cranialis : sulit dinilai
Motorik
Kepala
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterus (-/-)
Bibir : tidak ada sianosis, kering (+)
Gusi : perdarahan (-)
Muka : Sembab Edema (-)
Mulut : trismus (+) ±4 cm
Mata
Pupil bulat, isokor, 2,5mm/2,5mm, RC +/+, Palpebra edema (-/-)
Leher
Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembesaran
Deviasi trakea : tidak ada
Paru
- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi
intercostal (-), supraclavicular (-)
- Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), fremitus
raba kiri sama dengan kanan
- Perkusi : sonor kanan sama dengan kiri
- Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler +/+
Bunyi tambahan: ronkhi -/- Wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : S1/S2 reguler,murmur (-)
o Abdomen :
Inspeksi : Perut datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
episgastrium (+)
Perkusi : Timpani
o Ekstremitas
Inspeksi : Edema (-)
Palpasi : Akral hangat, nyeri bila dilipat/digerakkan (+)
HASIL LAB TGL 2/11/2019
Darah Rutin
HB 14,0 g/dl
HCT 45,5 %
RBC 106/mm3
5,85
PLT 10^3/L
244
Kimia Darah
Ureum 46 mg/dl 19
TERAPI
1. IVFD RL : D5 % 1:1 28 tpm
2. Stesolid 10 amp dalam 500 cc/ TGC
3. Metronidazole 500 mg/ 6 jam /drips
4. Ketorolac 30 mg amp/ 8 jam/ iv
5. Ranitidin 50 mg amp/12 jam/iv
6. Tetagam 1000 IU/ IM
- Injeksi 250 IU/ punggung kanan-kiri
- 2 jam kemudian 250 IU/ punggung kanan-kiri
TINJAUAN TEORI DAN
PEMBAHASAN
DEFINISI
Clostridium tetani
1. Tetanus umum/generalisata
trismus, iritable, kekakuan leher, susah
menelan, kekakuan dada dan perut
(opistotonus), rasa sakit dan kecemasan yang
hebat
kejang umum dengan rangsangan ringan seperti
sinar, suara dan sentuhan (kesadaran tetap baik)
menimbulkan nyeri
MANIFESTASI KLINIS
2. Tetanus lokal
kekakuan dan spasme yang menetap
3. Tetanus sefalik
Tetanus lokal yang mengenai wajah, masa
inkubasi 1-2 hari, disebabkan luka pada daerah
kepala atau OMSK.
Gejala: trismus, disfagia, rhisus sardonikus dan
disfungsi nervus kranial.
DIAGNOSIS
b. Pemeriksaan Fisik
Trismus,
Risus Sardonicus
Opistotonus
Perut papan
Bila kekakuan semakin berat, akan timbul kejang
umum yang awalnya hanya terjadi setelah dirangsang,
Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan
pernafasan sebagai akibat kejang yang terus-menerus
atau oleh kekakuan otot laring yang dapat menimbulkan
anoksia dan kematian. Kekakuan otot sfingter dan otot
polos lain sehingga terjadi retentio alvi, retentio urinae,
atau spasme laring. Patah tulang panjang dan kompresi
tulang belakang.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan spatula
Pada keadaan normal, apabila spatula menyentuh
bagian orofaring maka akan menimbulkan reflex
muntah
pada tetanus toxoid terdapat spasme otot maseter
pasien tersebut akan menggigit spatula (test
spatula positif)
DIAGNOSIS
c.Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium untuk penyakit
tetanus tidak khas, yaitu :
Lekositosis ringan
d.Penunjang lainnya
EKG dan EEG normal
Kultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis
nanah yang diambil dari luka dapat membantu,
tetapi Clostridium tetani sulit tumbuh dan
batang gram positif berbentuk tongkat penabuh
drum seringnya tidak ditemukan.
TATALAKSANA
Jika mungkin bangsal/lokasi yang
terpisah harus ditunjuk untuk pasien
tetanus. Pasien harus ditempatkan di
daerah yang teduh tenang dan dilindungi
dari sentuhan dan pendengaran stimulasi
sebanyak mungkin. Semua luka harus
dibersihkan dan debridement seperti yang
ditunjukkan
Imunoterapi
dosis tunggal HTIG 3000-6000 IU dengan injeksi
intramuskular atau intravena
ATS (ANTI TETANUS SERUM)
Didahului skin tes
Dosis biasa 50.000 IU IM
Diikuti dengan 50.000 unit infus IV
lambat
Jika pembedahan eksisi luka
memungkinkan, sebagian antitoksin
dapat disuntikkan di sekitar luka
HTIG 500 IU, IM (WHO, 2010)
antibiotik
lini pertama yang digunakan metronidazole 500 mg
setiap enam jam intravena atau secara peroral selama
7-10 hari. Pada anak-anak diberikan dosis inisial 15
mg/kgBB secara IV/peroral dilanjutkan dengan dosisi
30 mg/kgBB setiap enam jam selama 7-10 hari.
Lini kedua yaitu Penisilin G 1,2 juta unit/hari selama
10 hari. (100.000-200.000 IU/Kg/hari intravena,
diberikan dalam 2-4 dosis terbagi).
Tetrasiklin 2 gram/hari, makrolida, klindamisin,
sefalosporin dan kloramfenikol juga efektif
Mengontrol kejang
diazepam intravena dapat diberikan secara
bertahap dari 5 mg, atau lorazepam dalam
kenaikan 2 mg, titrasi untuk mencapai kontrol
kejang tanpa sedasi berlebihan dan hipoventilas
agen lain yang digunakan untuk mengendalikan
kejang termasuk baclofen, dantrolen (1-2 mg/kg
intravena atau dengan mulut setiap 4 jam),
barbiturat, sebaiknya short-acting ( 100-150 mg
setiap 1-4 jam di orang dewasa; 6-10 mg/kg pada
anak-anak), dan chlorpromazine ( 50-150 mg
secara intramuskular setiap 4-8 jam pada orang
dewasa; 4-12 mg intramuskular setiap 4-8 jam di
anak-anak
Kontrol pernapasan
Kontrol disfungsi atonom
a. Perawatan luka
port de entry harus mendapatkan perawatan
luka.Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu
dilakukan debridemen
Meningitis, ensefalitis.
Tetani disebabkan oleh hipokalsemia, secara
klinik dijumpai adanya spasmekarpopedal.
Rabies, dijumpai gejala hidrofobia dan
kesukaran menelan, sedangkan waktu anamnesa
diketahui digigit binatang pada waktu epidemi.
Trismus oleh karena proses lokal, seperti
mastoiditis, OMSK, abses tonsilar, biasanya
asimetris.2
KOMPLIKASI