Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH

DAN PEMIKIRAN
AKUNTANSI SYARI’AH
 Awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti,
yaitu bagian dari ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang
memiliki kebenaran absolut.
 ilmu akuntansi lebih cenderung menjadi bagian dari ilmu
sosial (social science), yaitu bagian dari ilmu pengetahuan
yang mempelajari fenomena keadaan masyarakat dan
dengan lingkungan yang bersifat lebih relatif.
 Sebagai bagian dari ilmu pasti yang perkembangannya
bersifat akumulatif, maka setiap penemuan metode baru
dalam akuntansi akan menambah dan memperkaya ilmu
akuntansi tersebut.

Perkembangan Awal Akuntansi


 Perkembangan akuntansi sebagai domainnya ”arithmatic
quality” sangat ditopang oleh ilmu lain khususnya
arithmatic, algebra, mathematics, alghorithm pada abad
ke-9 M. Ilmu ini lebih dahulu berkembang sebelum
perkembangan bahasa. Ilmu penting ini ternyata
dikembangkan oleh filosof Islam yang terkenal Abu Yusuf
Ya’kub bin Ishaq Al Kindi (801 M, Al Karki (1020) &
Alkhawarizm yang merupakan asal kata dari alGorithm,
algebra juga berasal dari kata Arab yaitu ”al Jabr”.
 Demikian juga sistem nomor, desimal, dan angka ”0”
(zero,sifr,kosong,nol) yang kita pakai sekarang yang
disebut angka arab sudah dikenal sejak 874 M,
merupakan sumbangan Arab Islam terhadap matematika
& akuntansi.

Perkembangan akuntansi
 Akuntansi merupakan salah satu bentuk profesi
tertua. Dari sejak jaman prasejarah, keluarga
memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat
makanan dan pakaian yang harus mereka
persiapkan dan mereka gunakan pada saat musim
dingin. Ketika masyarakat mulai mengenal adanya
“perdagangan”, maka pada saat yang sama mereka
telah mengenal konsep nilai (value) dan mulai
mengenal sistem moneter (monetary system).
 Bukti tentang pencatatan (bookkeeping) tersebut
dapat ditemukan dari mulai kerajaan Babilonia
(4500 SM), Firaun Mesir dan kode-kode Hammurabi
(2250 SM), sebagaimana ditemukan adanya
kepingan pencatatan akuntansi di Ebla, Syria Utara.

Sejarah Akuntansi
Sejarah Akuntansi
 menurut Peragallo, penulis double entry pertama kali
adalah seorang pedagang yang bernama Benedetto
Cotrugli dalam buku Della Mercatua e del Mercate
Perfetto 1458 namun baru diterbitkan pada tahun
1573.
 ilmu akuntansi diperkenalkan pada zaman feodalisme
barat. Namun, setelah dilakukan penelitian sejarah
dan arkeologi ternyata banyak data yang
membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini
sudah dikenal akuntansi.
 Perlu diingat bahwa matematika dan sistem angka
sudah dikenal Islam sejak abad ke-9 M. Ini berarti
bahwa ilmu matematika yang ditulis Luca Pacioli
pada tahun 1491 bukan hal yang baru lagi karena
sudah dikenal Islam 600 tahun sebelumnya. Dengan
demikian, sumbangan Arab terhadap perkembangan
disiplin akuntansi sangat besar.
Kontribusi Islam
 Para ilmuwan muslim sendiri telah memberikan kontribusi
yang besar terutama adanya penemuan angka nol dan
konsep perhitungan desimal. Dari pengenalan angka Arab
inilah teknik tata buku berpasangan di Eropa itu sendiri
dimulai pada tahun 1135 M di Palermo, Sicily, Italy yang
menunjukkan dominasi pengaruh pencatatan pembukuan
Arab.
 Mengingat orang-orang Eropa mengerti aljabar dengan
menerjemahkan tulisan dari bangsa Arab, tidak mustahil
bahwa bangsa Arab-lah yang pertama kali melakukan
bookkeeping (Heaps 1895).
 Para pemikir Islam itu antara lain: Al Kashandy, Jabir ibn
Hayyan, Ar Razy, Al Bucasis, Al Kindy, Al Khawarizmy,
Abicenna, Abu Bacer and Al Mazendarany.
Kemiripan Tahun Luca Paciolli Islam

konsep In The Name of God Bismillah


(Dengan Nama Allah)
Luca
Paciolli Client Mawla

dengan Cheque Sakk


yang telah Separate Sheet Waraka Khidma
disusun Closing Book Yutbak
oleh 622 M Journal Jaridah
pemikir 750 M Receivable – Subsidiary Ledger Al Awraj
muslim 750 M General Journal Daftar Al Yawmiah
750 M Journal Voucher Ash Shahad
Abad 8 M Collectible Debt Arra’ej Menal Mal
Uncollecetible Debt Munkaser Menal Mal
Doubful, difficult, complicated Al Mutaakhher wal
debt Mutahyyer
Auditing Hisab
Chart of Account Sabh Al asha
 Islam yang berkembang di Madinah dan Makkah
berjalan seiring dengan perkembangan pendeklarasian
sebuah negara di Madinah (tahun 622 M atau
bertepatan dengan tahun 1 Hijriyah).
 Dengan Rasul (Muhammad SAW) sebagai seorang
Kepala Negara juga merangkap sebagai Ketua
Mahkamah Agung, Mufti Besar dan Panglima Perang
Tertinggi juga penanggung jawab administrasi negara.
Bentuk sekretariat negara masih sangat sederhana dan
baru didirikan pada akhir tahun ke 6 Hijriah.

Perkembangan Akuntansi
zaman Rasulullah
 Pendirian Baitul Maal pada awal abad 7.
 Pengelolaan baitul maal masih sederhana
 Nabi telah menunjuk petugas qadi,
ditambah para sekretaris dan pencatat
administrasi pemerintahan.
◦ Mereka ini berjumlah 42 orang dan dibagi
dalam empat bagian yaitu: sekretaris
pernyataan, sekretaris hubungan dan
pencatatan tanah, sekretaris perjanjian dan
sekretaris peperangan.

Perkembangan akuntansi
zaman Rasulullah
 Hingga pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul Maal
masih sangat fleksibel dimana penerimaan dan pengeluaran
dilakukan secara seimbang sehingga hampir tidak pernah ada
sisa.
 Perubahan yang cukup signifikan dilakukan oleh Khalifah Umar
bin Khattab melalui perubahan sistem administrasi. Pada masa
ini pula telah dikenal istilah Diwan yang pertama kali
diperkenalkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqas (636 M).
 Asal kata Diwan dari bahasa arab yang merupakan bentuk kata
benda dari Dawwana yang berarti penulisan. Sehingga dapat
diartikan bahwa Diwan adalah tempat dimana pelaksana duduk,
bekerja dan dimana akuntasi dicatat dan disimpan. Diwan ini
berfungsi untuk mengurusi pembayaran Gaji.

Perkembangan akuntansi
zaman Khulafaur Rasyidin
 Pada Diwan yang dibentuk oleh khalifah Umar terdapat 14
departemen dan 17 kelompok, dimana pembagian departemen
tersebut menunjukkan adanya pembagian tugas dalam sistem
keuangan dan pelaporan keuangan yang baik. Pada masa itu
istilah awal pembukuan dikenal dengan Jarridah atau menjadi
istlah Journal dalam bahasa Inggris yang berarti berita. Di
Venice istilah ini dikenal dengan sebutan zournal.
 Istilah akuntan dikenal dengan berbagai nama dalam Islam
seperti: Al-Amel, Mubashor, Al-Kateb, namun yang paling
terkenal adalah Al-Kateb yang menunjukan orang yang
bertanggung jawab untuk menuliskan dan mencatat informasi
baik keuangan maupun non-keuangan. Sedangkan untuk
khusus akuntan dikenal juga dengan nama Muhasabah/
muhtasib yang menunjukkan orang yang bertangung jawab
melakukan perhitungan.

Perkembangan akuntansi
zaman Khulafaur Rasyidin
 Sedangkan pengembangan lebih komprehensif
mengenai Baitul Maal dilanjutkan pada masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib. Pada masa
pemerintahan beliau, sistem administrasi baitul
maal baik di tingkat pusat dan lokal telah
berjalan baik serta telah terjadi surplus pada
baitul maal dan dibagikan secara proporsional
sesuai tuntunan Rasullullah. Adanya surplus ini
menunjukkan bahwa proses pencatatan dan
pelaporan telah berlangsung dengan baik.

Perkembangan akuntansi
zaman Khulafaur Rasyidin
MUHTASIB
 Muhtasib adalah orang yang bertanggung jawab atas lembaga Al
Hisba. Muhtasib bisa juga menyangkut pengawasan pasar yang
bertanggung jawab tidak hanya menyangkut masalah ibadah.
 Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa muhtasib adalah kewajiban publik.
Muhtasib ini bertugas menjelaskan berbagai tindakan yang tidak
pantas dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan. Alhisbah tidak
bertanggung jawab kepada eksekutif. Termasuk tugas muhtasib
adalah mengawasi orang yang tidak shalat, yang tidak puasa, mereka
yang memiliki sifat benci, berbohong, melakukan penipuan,
mengurangi timbangan, praktek kecurangan dalam industri,
perdagangan, agama dan sebagainya.(Shiddiqi,1982).
 Muhtasib memiliki kekuasaan yang luas, termasuk pengawasan harta,
kepentingan sosial, pelaksanaan ibadah pribadi, dan pemeriksaaan
transaksi bisnis. Akram Khan memberikan 3 (tiga) kewajiban muhtasib
ini:
 Pelaksanaan hak Allah termasuk kegiataan ibadah: semua jenis
shalat, pemeliharaan masjid.
 Pelaksanaan hak-hak masyarakat: perilaku di pasar, kebenaran
timbangan, kejujuran bisnis.
 Pelaksanaan yang berkaitan dengan keduanya: menjaga kebersihan
jalan, lampu jalan, bangunan yang mengganggu masyarakat,dsb.
 Fungsi muhtasib bukan di bidang
moral dan agama, tetapi di bidang
pelayanan umum (public services)
 Fungsinya menyangkut semua
penegakan hukum agar tidak ada
pelanggaran hukum baik hukum sipil
atau hukum yang berkaitan dengan
ibadah. Kalau ini yang kita anggap
sebagai unsur utamanya akuntansi,
maka lebih ”compatible” dengan sistem
akuntansi Ilahiyah dan akuntansi Amal
yang kita kenal dalam al-Qur’an. Atau
lebih dekat dengan ”auditor” dalam
bahasa akuntansi kontemporer.

Fungsi muhtasib
 Sistem akuntansi untuk kebutuhan hidup,
sistem ini dibawah koordinasi seorang
manajer. Sistem ini untuk memenuhi
kebutuhan hidup perorangan dan negara,
namun tidak menutup kemungkinan
digunakan pada sektor private terutama
yang terkait dalam perhitungan
pembayaran zakat.
 Sistem akuntansi untuk konstruksi
merupakan sistem akuntansi untuk proyek
pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah. Pada sistem ini mengatur
pencatatan (baik dalam bentuk material
maupun pengeluaran kepada pihak lain),
pengendalian dan akuntabilitas untuk
masing-masing proyek serta berdasarkan
anggaran (budget).
 Sistem akuntansi untuk pertanian
merupakan sistem yang berbasis non-
moneter. Sistem ini lebih memfokuskan diri
untuk mencatat dan mengelola persediaan
pertanian dalam bentuk fisik, hal ini
didorong oleh kewajiban dalam zakat
pertanian.

Sistem Akuntansi Al Khawarizmy


 Sistem Akuntansi Gudang untuk mencatat pembelian
barang negara. Sistem ini mencatat barang masuk dan
keluar juga nilai uang, sehingga akan ada pemisahan tugas
antara orang yang memegang barang dan yang mencatat.
hal ini menunjukkan sistem pengendalian interen (internal
control) telah ada.
 Sistem Akuntansi Mata Uang. Sistem ini telah dilakukan
oleh negara Islam sebelum abad ke 14 M. Sistem ini
memberikan hak kepada pengelola untuk mengubah emas
dan perak menjadi koin & mendistribusikannya. Dengan
fungsi ini, dapat dikatakan sistem perbendaharaan negara
telah berjalan. Sistem Akuntansi ini memiliki tiga jurnal
khusus, yaitu: untuk mencatat persediaan (inventory),
pendapatan (revenue) dan beban (expense).
 Sistem Akuntansi Peternakan, merupakan sistem untuk
mencatat seluruh binatang ternak. Pencatatan ini dilakukan
dalam buku khusus, mencatat keluar dan masuk ternak
berdasarkan pengelompokan binatang serta nilai uang.
 Sistem Akuntansi Perbendaharaan merupakan sistem
untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran harian
negara dalam nilai uang atau barang. Untuk pencatatan ini
digunakan sistem Arab dimana barang dan uang masuk
dicatat di sisi kanan serta barang dan uang keluar di sisi
sebelah kiri.
Prosedur Akuntansi Islam
 Transaksi harus dicatat.
 Transaksi harus dikelompokkan berdasar
kan nature.
 Penerimaan akan dicatat di sisi sebelah
kanan dan pengeluaran dicatat di sebelah
kiri. Sumber-sumber penerimaan harus
dijelaskan dan dicatat.
 Pembayaran harus dicatat dan diberikan
penjelasan yang memadai di sisi kiri
halaman.
 Pencatatan transaksi harus dilakukan dan
dijelaskan secara hati-hati.
 Tidak diberikan jarak penulisan di sisi sebelah kiri,
dan harus diberi garis penutup (Attarkeen).
 Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tidak
boleh dengan cara menghapus atau menulis
ulang. Jika Al Kateb melakukan kesalahan maka
harus mengganti.
 Jika akun telah ditutup, maka akan diberi tanda
tentang hal tersebut.
 Seluruh transaksi yang dicatat dibuku jurnal (Al
Jaridah) akan dipindahkan pada buku khusus
berdasarkan pengelompokan transaksi.
 Orang yang melakukan pencatatan untuk
pengelompokan berbeda dengan orang yang
melakukan pencatatan harian.

Prosedur akuntansi Islam


 Saldo (disebut Al Haseel) diperoleh dari selisih.
 Laporan harus disusun setiap bulan dan setiap tahun.
Laporan harus cukup detail dan memuat informasi
yang penting.
 Pada setiap akhir tahun, laporan yang disampaikan
oleh Al Kateb harus menjelaskan seluruh informasi
secara terinci barang dan dana yang berada dibawah
wewenangnya.
 Laporan tahunan yang disusun Al Kateb akan
diperiksa dan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan akan disimpan di Diwan Pusat.

Prosedur akuntansi Islam


Istilah Akuntansi Islam
 Al-Jaridah merupakan buku untuk mencatat
transaksi yang dalam bahasa Arab berarti koran
atau jurnal. dengan beberapa bentuk jurnal
khusus, seperti:
 Jaridah Al-Kharaj: digunakan untuk berbagai jenis
zakat seperti pendapatan yang berasal dari
tanah, tanaman dan binatang ternak.
 Jaridah Annafakat, digunakan untuk mencatat
jurnal pengeluaran.
 Jaridah Al Mal, digunakan untuk mencatat jurnal
pendanaan yang berasal dari penerimaan dan
pengeluaran zakat
 Jaridah Al Musadereen, digunakan untuk
mencatat jurnal pendanaan khusus berupa
perolehan dana dari individu yang tidak harus
taat dengan hukum islam seperti: orang non
muslim.
 Daftar Al Yaumiah (Buku Harian/Persia
dikenal dengan nama: Ruznamah)
 Bentuk umum dari Daftar diantaranya
adalah:
1. Daftar Attawjihat: buku yang digunakan
untuk mencatat anggaran pembelanjaan.
Baik berbentuk Mukarriyah (anggaran
operasional) dan Itlakiyah (anggaran untuk
pos diskresi dari raja).
2. Daftar Attahwilat: buku yang untuk
mencatat keluar masuknya dana antara
wilayah dan pusat pemerintahan.

Istilah akuntansi Islam


menurut Al-Khawarizmy membagi beberapa jenis daftar:
 Kaman al-Kharadj yang merupakan dasar-dasar survey.
 Al-Awardj menunjukkan daftar utang per individu beserta
daftar pembayaran cicilan.
 Al-Ruznamadj atau buku harian yaitu melakukan
pencatatan untuk pembayaran dan penerimaan setiap
hari.
 Al-Khatma, merupakan laporan pendapatan dan
pengeluaran per bulan.
 Al-Khatma Al-Djami’a merupakan laporan tahunan.
 Al-Ta’ridj merupakan tambahan catatan untuk
menunjukkan kategori secara keseluruhan.
 Al-Arida merupakan 3 kolom jurnal yang totalnya
terdapat di kolom ke tiga.
 Al-Bara’a merupakan penerimaan pembayaran dari
pembayar pajak.
 Al-Muwafaka wal-djama’a merupakan akuntansi yang
komprehensif disajikan oleh ‘amil. Apabila hasilnya benar
maka akan ditandatangani oleh muwafaka, sedangkan
apabila terdapat perbedaan disebut dengan muhasaba.
Bentuk laporan keuangan Islam
 Al Khitmah merupakan laporan yang dibuat setiap
akhir bulan yang menunjukkan total penerimaan
dan pengeluaran. Al Khitmah dalam bahasa arab
berarti: lengkap atau akhir, dan dapat juga
disiapkan untuk akhir tahun.
 Al Khitmah Al Jameeah: merupakan laporan yang
disiapkan oleh Al Khateb tahunan
 Bentuk perhitungan dan laporan zakat akan
dikelompokkan pada laporan keuangan terbagi
dalam 3 kelompok, yaitu:
 Ar-Raj Minal Mal (yang dapat tertagih)
 Ar-Munkasir Minal Mal (Piutang tidak dapat
tertagih) dan
 Al Muta’adhir Wal Mutahayyer wal Muta’akkid
(piutang yang sulit dan piutang bermasalah
sehingga tidak tertagih).
Hubungan Akuntansi Modern
dan Akuntansi Islam
Luca Paciolli adalah ilmuwan & pengajar di
beberapa universitas Italia. Beliau telah banyak
membaca banyak buku termasuk buku yang telah
diterjemahkan. Banyak buku arab diterjemahkan
sejak tahun 1202M.
Leonardo Fibonacci of Pisa dengan judul Liber
Abacci, Verba Filiorum dan Epistola de
proportitione et proportionalitate. Pisa banyak
belajar mengenai angka dan bahasa Arab.
Sehingga didalam bukunya disebutkan bahwa ia
menyarankan dan menerangkan manfaat
mengenai angka Arab termasuk dalam
pencatatan transaksi.
Paciolli memiliki teman Onofrio Dini Florence
yang sering bepergian ke wilayah arab.
DUGAAN ada hubungan antara akuntansi
modern dan islam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai