Anda di halaman 1dari 6

TOPIK 4

ANALISIS COR/ICOR

Oleh:

EDDY SURATMAN
2017
Konsep dan Definisi
• Rasio modal-output menunjukkan hubungan antara nilai
investasi modal dan nilai output. Ia menunjukkan jumlah
modal yang diperlukan untuk memproduksi suatu unit
output. Oleh karenanya, proses perencanaan
pembangunan dalam jangka panjang seringkali dihadapkan
pada pemanfaatan dan alokasi secara efektif terhadap stok
modal yang ada. Stok modal pada tahap selanjutnya
digunakan untuk kegiatan investasi.
• Rasio modal-output dapat diterapkan tidak hanya pada
perekonomian secara keseluruhan, tetapi juga pada
berbagai sektor perekonomian. Masing-masing tergantung
pada teknik (padat modal atau padat karya) yang
dipergunakan. Pada sektor yang padat modal (padat
teknologi) rasio modal-outputnya menjadi lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sektor yang padat karya.
Model COR Harrod Domar
• Rasio modal-output (capital output-ratio) atau sering juga disebut koefisien
modal menjadi pijakan dasar Harrod Domar dalam mendisain model pertumbuhan
ekonomi. Harrod Domar menempatkan peran kunci pada investasi dalam proses
pertumbuhan ekonomi. Melalui investasi, Harrod Domar menunjukkan sifat
universal rasio tabungan-pendapatan dan rasio modal-output sebagai variabel
strategis dalam menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang diinginkan
(Jhingan, 1996).
• Harrod-Domar mentikberatkan pada peranan investasi dalam jangka panjang.
Pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh (lewat multiplier)
terhadap permintaan aggregat, tetapi juga terhadap penawaran aggregat melalui
pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.
• Beberapa asumsi yang digunakan Harrod Domar, yakni (i) perekonomian dalam
keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang
terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh, (ii) perekonomian terdiri dari
dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, (iii) besarnya
tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional,
(iv) kecendrungan untuk menabung (marginal propensity to save atau MPS)
besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital output ratio atau
COR) dan rasio pertambahan modal output (incremental caiptal output ratio atau
ICOR).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
COR/ICOR antara lain:
• Ketersediaan sumber daya alam dan
pertumbuhan penduduk;
• Tingkat dan sifat kemajuan teknologi;
• Laju dan Komposisi Investasi;
• Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi;
• Keterampilan Manajerial dan Organisasional;
• Kebijakan Harga Faktor Produksi;
• Kebijaksanaan Ketenagakerjaan;
• Kemajuan Industrialisasi; dan
• Penggunaan Prasarana Sosial dan Ekonomi.
ICOR
• Rasio modal-output inkremental (ICOR)
menunjukkan hubungan antara jumlah
kenaikan output (∆Y) yang dihasilkan dari
kenaikan tertentu pada persediaan modal
(∆K). Ini dapat digambarkan sebagai ∆Y/∆K.
• Dengan kata lain rasio modal output marginal
menunjukkan menunjukan segala sesuatu
yang saat ini ditambahkan pada modal atau
pendapatan.
Beberapa kelemahan konsep COR
1. Perhitungan COR yang tepat hanya dapat dibuat jika tersedia data tentang biaya dan output yang
akurat. Tetapi data seperti itu kadang-kadang tidak mudah di peroleh.
2. COR tidak kosntan sepanjang satu periode perencanaan. Pasti berubah begitu rencana
pembangunan dilaksanakan dari tahun ketahun. Akibatnya terjadi perbedaan yang besar antara
rasio harapan dan rasio aktual.
3. Penggunaan COR sebagai alat perencanaan ekonomi dikendalai oleh adanya kapasitas yang
kurang dimanfaatkan atau berlebihan dalam hal penggunaan sumber daya pada suatu
perekonomian terbelakang. Karena itu sukar sekali untuk menghitung COR tersebut secara akurat.
4. COR hanyalah alat untuk memperkirakan kebutuhan modal secara total dari suatu perekonomian,
tetapi tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk menentukan prioritas diantara berbagai sektor
atau proyek di dalam perekonomian.
5. COR tidak mampu menjelaskan jumlah investasi modal insani (human capital investment) yang
diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut. Padahal investasi pada modal
insani tersebut merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi sebagaimana
halnya modal fisik.
6. Rasio modal output ini mengasumsikan tidak adanya perubahan pada teknik produksi pada
umumnya. Padahal sangat mungkin terjadinya suatu kemajuan teknologi yang dapat menaikkan
output dengan jumlah modal yang sama, atau output yang sama dapat diperoleh dengan jumlah
modal yang lebih sedikit sehingga besarnya COR tersebut dapat berubah.
7. Konsep COR secara inplisit didasarkan pada asumsi bahwa jika modal meningkat maka persediaan
faktor pendukung juga meningkat.
8. Selama masa depresi, semua kenaikan modal akan diikuti oleh penurunan pada output dan pada
situasi seperti ini COR tersebut lalu menjadi konsep yang tidak berarti.

Anda mungkin juga menyukai