Z
Z
Teknik Backhand
• permainan olahraga bulu tangkis ada satu keahlian dasar atau basic skill yang
harus dimiliki yakni kelincahan. Seorang pemain bulu tangkis dituntut untuk
lincah dalam bergerak, tidak hanya tangan yang melakukan pukulan saja tetapi
juga anggota tubuh lainnya tak terkecuali pergerakan kaki. Hal ini karena untuk
melakukan dan menghasilkan pukulan berkualitas sekaligus mematikan, antara
tangan, tubuh dan kaki haruslah terjadi suatu harmonisasi. Kerja sama yang baik
antara anggota-anggota tubuh ini tidak hanya kita butuhkan saat melakukan
serangan, tapi juga untuk bertahan dari serangan lawan main.
Sikap dan Posisi Badan
• posisikan badan bertumpu pada kedua
kaki kanan dan kiri (hal ini berlaku pada
saat menyerang ataupun bertahan)
• tekuk atau bengkokkan kedua lutut,
selanjutnya berdiri dengan ujung kaki
hingga pinggang berada pada posisi tegak
• kedua kaki terbuka selebar bahu dengan
posisi sejajar atau salah satu kaki berada
di depan
• salah satu lengan siku yang tidak
memegang raket berada di samping
badan, agar tangan lainnya yang
memegang raket bebas bergerak
Forehand Service
• Beberapa aturan service yang perlu • Beberapa kesalahan yang sering terjadi
diperhatikan dalam pemainan dalam servis permainan olahraga
bulutangkis antara lain : bulutangkis :
• Pada saat memukul, tigngi kepala • Pada saat memukul bola, kepala (daun)
(daun) raket harus berada dibawah raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip
pegangan raket. raket.
• Perkanaan kok harus berada di bawah • Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket
pinggang. lebih tinggi dari pinggang.
• Kaki kiri statis. • Posisi kaki menginjak garis tengah atau
depan.
• Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas
• Kaki kiri melakukan langkah.
dari tanah.
• Kaki kanan melangkah sebelum kok
• Rangkaian mengayun raket, harus
dipukul.
dalam satu rangkaian.
• Rangkaian mengayun raket dan memukul
• Penerima servis bergerak sesaat setelah kok tidak boleh terputus.
servis dipukul.
• Penerima servis bergerak sebelum kok
servis dipukul.
Garis Lapangan untuk Area Permainan dan Service Bulutangkis
• Ada lima partai dalam permainan bulutangkis yang biasa dimainkan, yaitu:
Partai tunggal putra, yaitu permainan yang dimainkan oleh seorang pemain putra dengan
seorang pemain putra dari lawan. Contoh pemain tunggal putra adalah Taufik Hidayat. Partai
tunggal putri , yaitu permainan yang dimainkan oleh seorang pemain putri dengan seorang
pemain putri dari tim lawan. Contoh pemain tunggal putri adalah Susi Susanti. Partai ganda
putra, yaitu permainan yang dimainkan oleh dua orang pemain putra dengan dua orang
pemain putra dari tim lawan. Contoh pemain ganda putra adalah Hendra Setiawan dan
Muhammad Ahsan. Partai ganda putri, yaitu permainan yang dimainkan oleh dua orang
pemain putri dengan dua orang pemain putri dari tim lawan. Contoh pemain ganda putri
adalah Greysia Poli dan Nitya Krishinda. Partai ganda campuran,yaitu permainan yang
dimainkan oleh pasangan putra putra dengan pasangan putra putra putri juga dari tim lawan.
Contoh pemain ganda campuran adalah Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir.
4. Sistem Penilaian/Perhitungan Point Dalam Permainan Bulutangkis
• Sistem pindah bola dalam permainan • Sistem reli poin dalam permainan
bulutangkis bulutangkis
• Sebelum pertandingan dimulai, harus • Setiap pasangan hanya mendapat satu kali
ditentukan salah seorang pemain dari kesempatan servis, tidak ada servis kedua.
tiap-tiap pasangan sebagai “orang
• Servis dilakukan oleh pemain yang
pertama”. Pilihan ini berlaku untuk setiap
posisinya sesuai dengan poin yang telah
set yang dimainkan.
diraih oleh pasangan tersebut.
• Jumlah poin genap atau ganjil
• Pemain yang sama akan terus melakukan
menentukan posisi “orang pertama” saat
servis sampai poin berikutnya diraih oleh
melakukan servis.
lawan.
• Setiap pasangan mempunyai dua kali
kesempatan servis (masing-masing untuk
tiap pemain) sebelum pindah bola, kecuali
servis pertama pada tiap-tiap awal set
tidak mendapat kesempatan kedua.
• Saat pindah bola, servis pertama selalu
dilakukan oleh pemain yang berada di
sebelah kanan, bukan oleh “orang
pertama”.
Malmo, 1977