Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 1

ACEH
• Aprilio Cardiola
• Crysta Kristianty
• Elvira Erliansyah
• Ibrahim Husein
• Noer Fathu Rizal
• Novianti Ramadhani
• Saphira Annisa P
Sejarah
Rumoh Aceh
• Seuramoe Keue atau Serambi Depan, Seuramoe Teungoh atau Serambi Tengah,
dan juga Seuramoe Likot atau Serambi Belakang.
• rumah panggung dengan tiang setinggi 2,5 hingga 3 meter.
• ekspresi keyakinan terhadap Tuhan dan seluruh alam.
• menggunakan pasak atau tali yang terbuat dari Rotan. bertahan hingga 200 tahun
 Bentuk
• Persegi panjang.
• Posisi rumah membujur dari arah Barat ke Timur yang menandakan
kereligiusannya.
 Gentong Air
• Terdapat di depan rumah dan berukuran cukup besar.
• Fungsinya : membersihkan kaki para tamu atau anggota keluarga sebelum masuk
rumah.
 Menggunakan Bahan Alam
• Filosofi penduduk Aceh yang tergambar dari rumah tradisional mereka adalah
penggunaan bahan alam yang sekaligus menandakan bahwa mereka adalah suku
yang dekat dengan alam.
 Anak Tangga Berjumlah Ganjil
• Banyak yang menganggap bahwa jumlah ganjil ini merupakan bentuk relijius dari
masyarakat Aceh.

Rumah Panggung
• Untuk melindungi diri dari binatang buas pada kala itu.

Motif Hiasan
• Ukiran menandakan bahwa masyarakat Aceh mencintai keindahan dalam berbagai
hal.
Rumah adat Aceh memiliki 3 bagian utama
dengan fungsi yang berbeda, yaitu
 Seuramoe Keue atau Serambi Depan
• digunakan untuk menerima tamu yang datang atau kumpul keluarga

Seuramoe Teungoh atau Serambi Tengah


• Ini merupakan ruangan inti atau ruang inong.
• ditandai oleh sekat atau lantai yang lebih tinggi daripada ruangan depan.
• tamu yang datang pun tidak boleh masuk ke ruangan tengah tanpa seizin pemilik rumah.

 Seuramoe Likot atau Serambi Belakang


• sebuah ruangan agak terbuka yang digunakan untuk tempat makan, dapur dan area bersantai.

 Bagian bawah rumah adat Aceh juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan berbagai
barang, hasil panen/ kandang binatang peliharaan.
Struktur Konstruksi
 Pondasi  Kolom (Tamee):
• Seperti sistim tiang pancang. • berjumlah 16,20,24,28 buah tiang dan lebih.

• terdapat 20 buah tiang utama yang dinamakan


“Tiang Raja” atau “Tameh Raja’ dan “Tiang
Putri” atau “Tameh Putroe”.
 Tangga  Pintu
• “reunyeun” (tangga). • Tinggi pintu masuk Rumoh Aceh sekitar 120-150
cm.
• Berjumlah ganjil yaitu antara 7 sampai 9 buah anak
tangga. • Ketinggian tidak melebihi dahi manusia
• Makna dari jumlah anak tangga tersebut • Melambangkan penghormatan kepada tuan rumah
berdasarkan kepercayaan orang Aceh bahwa setiap saat memasuki rumahnya.
jumlah hitungan selalu ada hubungan dan
pengaruhnya dengan ketentuan langkah, rezeki,
pertemuan dan maut.
 Jendela
• umumnya dibuat pada dinding sebelah
Barat dan Timur.
• merupakan jendela utama
• Jendela bagian Utara dan Selatan
hanya berfungsi untuk menerangi
bagian dalam rumah.
 Dinding
• berbahan dasar kayu enau.
• Fungsi : sebagai pembatas ruang luar dengan ruang dalam.

 Lantai
• terbuat dari papan.
• Jarak celah antara papan sekitar 1 cm.
• Berfungsi untuk mempermudah pembuangan kotoran dari dalam rumah saat
sedang menyapu.
 Atap
• menggunakan daun rumbia yang diikat dan disusun dari pojok kiri
bawah sampai ke pojok kanan atas dengan jarak antara tulang daun
berikatannya rata-rata 1,5 – 2 cm sehingga terlihat sangat tebal.
• Bertujuan apabila terjadi kebakaran maka cukup hanya dengan
menurunkan ikatan di atas secara keseluruhan dan atap akan terseret
jatuh ke bawah.
 Denah
• Rumoh Aceh melintang dari Timur ke
Barat atau sebaliknya. Hal ini disebabkan
oleh faktor geografis dan untuk
mempermudah menentukan arah kiblat.

• Rumoh Aceh terdiri dari 3 bagian utama


yaitu,:
-Seuramoe Keue (Serambi Depan)
-Seuramoe Teungoh (Serambi Tengah)
-Seuramoe Likot (Serambi Belakang)

• Sedangkan bagian tambahan lain yaitu


-Seulasa (Teras)
-Rumoh Dapu (Dapur)
-Kroong Pade (Lumbung Padi)
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=HZXHbdwb8fo
“Rekonstruksi Rumoh Aceh - Galeri Rumoh Aceh”

Anda mungkin juga menyukai