Anda di halaman 1dari 42

DISUSUN OLEH:

1. INTAN PERMATASARI FK UNDIP


2. CORNELIUS ANGGI NOVA FK UNDIP
3. M. NABIL TNS FK UNDIP
4. JACOB PRASETYANTO PRANOTO FK UNDIP
5. FELICIA ANGGA PUTRIANI FK UNDIP
6. CECILIA HELENA JACQUELIN FK UKI
7. HILLERY BRILIAN OCTARINA FK UKI
8. CHYNCIA VRIESCA FK UKI
Proses individualisasi seorang manusia dikenal sebagai proses identifikasi
personal. Diantara beberapa parameter identifikasi, pengenalan jenis kelamin
merupakan hal yang sangat penting dan salah satu kriteria yang paling utama
dalam menentukan identitas seseorang

Penentuan jenis kelamin dianggap sebagai salah satu tugas paling


mendasar dalam investigasi forensik, dimana melalui organ genitalia
kita dapat dengan mudah mengetahui jenis kelamin seseorang

Penentuan jenis kelamin dianggap sebagai salah satu tugas paling mendasar
dalam investigasi forensik, dimana melalui organ genitalia kita dapat dengan
mudah mengetahui jenis kelamin seseorang

Namun masalah penentuan jenis kelamin dapat menjadi sangat rumit pada kasus-kasus
interseksual, tubuh yang sudah mengalami pembusukan, mutilasi, dan pada tubuh yang tersisa
kerangka, dimana seringkali ditemukan bagian-bagian tubuh tertentu secara terpisah
TUJUAN
1. UNTUK MENGINVESTIGASI DIMORFISME SEKSUAL MENGGUNAKAN PANJANG TANGAN, LUAS TANGAN,
DAN INDEKS TANGAN.
2. UNTUK MEMPELAJARI VARIABEL TERBAIK DALAM MEMPREDIKSI JENIS KELAMIN
3. UNTUK MENEMUKAN SECTIONING POINT DALAM MEMBEDAKAN JENIS KELAMIN PADA DIMENSI
TANGAN.
4. UNTUK MENGETAHUI KATEGORI INDEKS TANGAN YANG PALING SERING ANTARA KEDUA JENIS KELAMIN.
PENGUKURAN
ANTROPOMETIK
Pengukuran antropometrik

 Panjang tangan diukur sebagai garis lurus antara inter-stilion dan


daktilion (III)
 Luas tangan diukur sebagai garis lurus diantara metacarpal radialis
dan metacarpal ulnaris. Teknik pengukuran ini mengikuti seperti yang
dijelaskan oleh Singh & Bhasin.
 Indeks tangan dihitung dengan membagi luas tangan dengan panjang
tangan dan dikalikan dengan 100.
PENGUKURAN
ANTROPOMETIK
HAND INDEX
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑟 − 𝑚𝑢
𝑥 100
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑦 − 𝑑𝑎

Rentang – variasi (menurut Martin & Seller)


Hyperdolichocheir X – 40.9
Dolichocheir 41.0 – 43.9
Mesocheir 44.0 – 46.9
Brachycheir 47.0 – 49.9
Hyperbrachycheir 50.0 – X
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dimensi tangan dapat digunakan secara aplikatif dalam
menentukan jenis kelamin.

Kategori indeks
tangan wanita > morfologi Dolichocheir

Penelitian ini berguna pada kondisi terjadinya bencana besar dan kasus kriminal dimana bagian tangan
dapat ditemukan secara terpisah dan membutuhkan identifikasi forensik
ANATOMI
TELAPAK
TANGAN
Diseksi tangan, memperlihatkan vagina synovialis tendini digiti manus 1-5 (biru) tendo otot-otot fleksor
panjang (Moore, 2002)
IDENTIFIKASI FORENSIK
• IDENTIFIKASI FORENSIK MERUPAKAN UPAYA YANG DILAKUKAN DENGAN TUJUAN MEMBANTU PENYIDIK
UNTUK MENENTUKAN IDENTITAS SESEORANG
• PERAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DALAM IDENTIFIKASI TERUTAMA PADA JENAZAH TIDAK DIKENAL,
JENAZAH YANG RUSAK, MEMBUSUK, HANGUS TERBAKAR, KECELAKAAN MASSAL, BENCANA ALAM, DAN
HURU HARA YANG MENGAKIBATKAN BANYAK KORBAN MENINGGAL SERTA POTONGAN TUBUH MANUSIA
ATAU KERANGKA.
METODE IDENTIFIKASI FORENSIK
Metode primer merupakan metode yang paling realible dan diantara nya
Identifikasi Primer adalah analisis sidik jari, analisis perbandingan dental, dan analisis DNA

identifikasi sekunder meliputi deskripsi personal, temuan medis, tato, dan


segala pakaian maupun aksesoris yang ditemukan pada jenazah
Identifikasi Sekunder
Tujuan identifikasi ini adalah mendukung metode identifikasi lainnya dan
biasanya tidak cukup kuat jika dipakai sebagai satu-satunya metode dalam
identifikasi.
PENENTUAN IDENTITAS PERSONAL DAPAT
MENGGUNAKAN METODE
Pemeriksaan Pemeriksaan
sidik jari Dokumen
Metode Visual

Pengamatan Identifikasi Identifikasi Pemeriksaan


Pakaian dan Medik Kerangka Gigi
Perhiasan

Metode eksklusi
Identifikasi
Serologi
Kasus Mutilasi
Metode ini membandingkan gambaran sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem.

Akurasi tinggi dalam penentuan identitas seseorang


Metode ini dilakukan dengan cara keluarga/rekan memperhatikan korban (terutama wajah)

Efektif pada jenazah yang masih utuh ( belum membusuk)

Akurasi pada pemeriksaan ini kurang baik.


Metode ini dilakukan dengan dokumen seperti kartu identitas (KTP, SIM, kartu golongan
darah, paspor dan lain-lain) yang kebetulan dijumpai dalam saku pakaian yang dikenakan
Metode ini dilakukan dengan memeriksa pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenzah.

Dari pemeriksaan ini dapat diketahui merek, ukuran, inisial nama pemilik, badge, yang semuanya dapat
membantu identifikasi walaupun telah terjadi pembusukan pada jenazah.

Untuk kepentingan lebih lanjut, pakaian atau perhiasan yang telah diperiksa, sebaiknya disimpan dan
didokumentsikan dalam bentuk foto.
Metode ini dilakukan dengan menggunakan data pemeriksaan fisik secara keseluruhan, meliputi
tinggi dan berat badan, jenis kelamin, warna rambut, warna tirai mata, adanya luka bekas operasi, tato,
cacat atau kelainan khusus

Metode ini memiliki akurasi yang tinggi, oleh karena dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan
berbagai cara atau modifikasi.
Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi yang dapat dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan manual, sinar x, cetakan gigi serta rahang.

Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi dan sebagainya.

Bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus dari seseorang, sedemikian khususnya sehingga dapat
dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada dua orang yang berbeda
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan golongan darah yang diambil baik dari tubuh korban atau
pelaku, maupun bercak darah yang terdapat di tempat kejadian perkara.

• ADA DUA TIPE ORANG DALAM MENENTUKAN GOLONGAN DARAH, YAITU:

Sekretor Non-sekretor
Metode ini digunakan pada identifikasi kecelakaan massal yang melibatkan sejumlah orang yang
dapat diketahui identitasnya
Identifikasi Kasus
Mutilasi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah potongan berasal dari manusia atau binatang

Untuk memastikan apakah potongan tubuh berasal dari manusia dilakukan beberapa pemeriksaan
seperti pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik dan pemeriksaan serologik berupa
reaksi antigen-antibodi
Identifikasi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras,
jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi badan, ciri-ciri khusus, deformitas dan bila memungkinkan dapat
dilakukan rekonstruksi wajah.

Kemudian dicari pula tanda kekerasan pada tulang serta keadaan kekeringan tulang untuk
memperkirakan saat kematian.
PENENTUAN JENIS KELAMIN

• PADA KORBAN KEBAKARAN ATAU PADA MAYAT YANG SUDAH MEMBUSUK DIMANA PENENTUAN JENIS
KELAMIN TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN DENGAN PEMERIKSAAN LUAR
JARINGAN LUNAK TERTENTU

• DARI JARINGAN LUNAK JUGA DAPAT DILAKUKAN PEMERIKSAAN SEX CHROMATIN UNTUK MENENTUKAN
JENIS KELAMIN, TERUTAMA JARINGAN KULIT DAN TULANG RAWAN.

• UTERUS DAN PROSTAT MERUPAKAN JARINGAN LUNAK YANG LEBIH TAHAN TERHADAP PEMBUSUKAN DAN
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN JENIS KELAMIN
PENENTUAN JENIS KELAMIN
BERDASARKAN
PEMERIKSAAN TULANG
TULANG YANG BISA DIGUNAKAN DALAM
IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN
Tulang kranium Tulang Dada

Tulang Panggul Tulang Panjang


DAHI
♀ ♂

Miring ke
Vertikal belakang
Membulat Kurang
membulat
PROSESUS
♂ Sedang-besar ♀ Kecil-sedang
MASTOIDEUS
MANDIBULA

♂ besar, ramus lebar, simfisis tinggi

♀ kecil, ramus sempit, simfisis rendah


LENGKUNG SUBPUBIC

male femal
e

♂ Bentuk V terbalik ♀ Bentuk U terbalik


PINTU ATAS PANGGUL

male female
♂ bentuk seperti jantung ♀ eliptik, bundar, besar
SACRUM
♂ ♀

Tinggi dan Kurang


sempit lengkung
Identifikasi jenis kelamin
berdasarkan tulang panjang
1. Karakteristik umum

2. Panjang oblik trokanterika

3. Kaput femur

4. Sudut yang dibuat badan tulang terhadap garis vertikal


1. Karakteristik umum
♂  panjang, berat, kasar, penojolan banyak

2. Panjang oblik trokanterika


♂ 430 mm – 450 mm ♀ 390 mm – 405 mm
3. Diameter Kaput femur

♂ > 45 mm
♀ < 41 mm

4. Sudut antara badan tulang


femur terhadap garis vertikal

♂ > 80o

♀ + 76o
Identifikasi jenis kelamin berdasarkan tulang dada

Ratio panjang dari manubrium sterni dan corpus sterni menetukan


jenis kelamin.
Pada wanita manubrium sterni melebihi separuh panjang corpus
sterni dan ini mempunyai ketepatan sekitar 80 %.
KESIMPULAN
• IDENTIFIKASI PERSONAL ADALAH SALAH SATU BIDANG UTAMA DALAM ILMU FORENSIK YANG LEBIH MUDAH DILAKUKAN SECARA
VISUAL UNTUK MEMBANTU MENGIDENTIFIKASI INDIVIDU SAMPAI TINGKAT TERTENTU DAN SEBAGAI BUKTI TAMBAHAN PEMERIKSAAN
FISIK YAITU ANALISIS DIMENSI TANGAN DENGAN METODE PENGHITUNGAN ANTROPOMETRI TANGAN.
• PENGUKURAN ANTROPOMETRI TANGAN DILIHAT DARI PANJANG TANGAN, LUAS TANGAN, DAN PENGHITUNGAN INDEKS TANGAN
• DITEMUKAN HUBUNGAN YANG SIGNIFIKAN DITEMUKAN PADA PERBEDAAN PANJANG TANGAN DAN LUAS TANGAN ANTARA LAKI-LAKI
DAN PEREMPUAN.
• IDENTIFIKASI FORENSIK MERUPAKAN UPAYA YANG DILAKUKAN DENGAN TUJUAN MEMBANTU PENYIDIK UNTUK MENENTUKAN
IDENTITAS SESEORANG DAPAT MENGGUNAKAN METODE PRIMER DAN SEKUNDER UNTUK MENDUKUNG METODE LAINNYA.
• CARA IDENTIFIKASI DAPAT DILAKUKAN DENGAN PEMERIKSAAN SIDIK JARI, METODE VISUAL, PEMERIKSAAN DOKUMEN, PENGAMATAN
PAKAIAN DAN PERHIASAN, IDENTIFIKASI MEDIK, PEMERIKSAAN GIGI, SEROLOGI, IDENTIFIKASI KASUS MUTILASI DAN KERANGKA
SERTA TERDAPAT METODE EKSKLUSI.
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai