(ASKEP)....
NEKKA JULIANI, S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian dilakukan pada hari................ tanggal ……..............................,
jam ................ WIB di.............................................
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN • Pekerjaan : ........................
Biodata
• Status Perkawinan : ........................
• Identitas Klien
• Suku Bangsa : ....................
• Nama :.................
• Alamat : ...................
• Umur : .................
• Tgl Masuk RS :.....................
• Jenis Kelamin : .................
• No. RM : ...................
• Agama : ..................
• Diagnosa Medis : .......................
• Pendidikan : ..................
ASUHAN KEPERAWATAN
Penganggung jawab
• Nama : ....................................................................
• Umur : ....................................................................
• Jenis Kelamin : ....................................................................
• Hub. Dgn klien : ....................................................................
• Alamat : ....................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN
Riwayat Kesehatan
• Keluhan Utama
• Riwayat keluarga
• Genogram
ASUHAN KEPERAWATAN
POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
• BB = 50 kg, TB = 160 cm
IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53
IMT Status Gizi Kategori
< 17.0
ASUHAN KEPERAWATANGizi Kurang Sangat Kurus
• Klasifikasi IMT :
18.5 - 25.0 Gizi Baik Normal
• Input : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan
pasien, air metabolisme (am), volume obat-obatan, termasuk obat suntik,
obat yang di drip, albumin dll
• Rumus am dewasa : 5 cc/Kg BB/hari
ASUHAN KEPERAWATAN
POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
• Caranya :
• Input :
• Minum =
• Infus =
• Obat =
• Am =
ASUHAN KEPERAWATAN
POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
• Caranya :
• Output :
• Urine =
• IWL =
• Caranya :
• Ideal diri Pasien mengatakan “ harapan saya sebagai ibu rumah tangga
dan sebagai nenek yang baik dan mampu mengajari, menemani bermain
cucu-cucu saya ”.
• Harga diri Pasien mengatakan “ saya senang semua keluarga mendukung
saya dan saya merasa di perhatikan dan saya ingin cepat sembuh serta
segera beraktifitas seperti biasanya lagi ”.
ASUHAN KEPERAWATAN
POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
• Sebelum sakit Pasien mengatakan “ saya kalau ada masalah selalu terbuka
dengan anggota keluarga saya, jika ada masalah selalu di selesaikan
bersama-sama dan Alhamdulillah masalah itu dapat terselesaikan”.
• Saat sakit Pasien mengatakan “ saya masih bisa terbuka dengan keluarga
saya dan setiap masalah ada solusinya ”.
ASUHAN KEPERAWATAN
POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
• Warna Kulit dan lesi yang tampak (Pucat, Sianosis, Ikterik, ruam, memar,
dll)
• Ekspresi wajah (meringis, ketakutan, cemas, sedih, dll)
• Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
• Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak
acuh.
• Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak,
berhalusinasi, kadang berhayal.
• Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah
tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,
mampu memberi jawaban verbal.
• Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
• Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak
ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
• TEKANAN DARAH
• Palpasi nadi brakialis untuk menegaskan bahwa arteri memiliki nadi yang berdenyut.
• Posisikan lengan sehingga arteri brakialis setinggi jantung (kira2 setinggi dengan
interkosta ke 4)
• Jika pasien duduk, letakkan lengan pada meja setinggi pertengahan dada.
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
• TEKANAN DARAH
• Prosedur pengukuran tekanan darah :
• Tempatkan kantong balon ditengah arteri brakialis. Bagian tepi bawah
manset sekitar 2,5 cm diatas lipatan antekubital.
• Lingkarkan manset dan posisikan lengan pasien sehingga sedikit fleksi
pada area siku.
• Untuk menentukan seberapa tinggi menaikkan tekanan manset, tentukan
terlebih dahulu tekanan sistolik dengan palpasi. Dengan cara raba arteri
radialis dengan satu tangan, jika sudah teraba segera pompa manset
sampai arteri radialis tidak teraba. Baca nilai tekanan ini pada manometer
dan tambahkan 30 mmHg dari nilai yang anda dapatkan.
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
• TEKANAN DARAH
• Raba arteri brakialis untuk memastikan letak bel stetoskop tepat. Jika
sudah teraba letakkan bel stetoskop diatas arteri brakialis.
• pastikan bahwa anda telah mengunci bagian ujung pengeluaran udara
dengan memutar penuh penutup udara.
• Pompa manset segera sampai level yang telah ditentukan, lalu kempiskan
perlahan dengan laju penurunan 2 – 3 mmHg per detik.
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
• TEKANAN DARAH
• Catat tekanan ini sampai anda mendengar suara detak nadi brakialis
secara berurutan. Tekanan ini merupakan tekanan sistolik.
• Terus turunkan tekanan perlahan. Titik menghilangnya suara detak nadi,
biasanya hanya beberapa mmHg dibawah titik muncunya suara. Tekanan
ini merupakan tekanan diastole.
• Normalnya TD 120/80 mmHg
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
• NADI
• Rasakan denyut radialis dengan bantalan ujung jari telunjuk dan jari
tengah anda, tekan arteri radialis sampai terdeteksi pulsasi yang
maksimal.
• Jika irama teratur, hitung frekuensi selama 15 detik dan kalikan 4. jika
frekuensi cepat atau lambat tidak seperti biasanya, hitung selama 60
detik.
• Normal dewasa 60 – 100 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
• PERNAFASAN
• Suhu rektal lebih tinggi dibandingkan suhu oral sekitar 0,4 - 0,5°C. Waktu
3 menit
• Suhu axilla lebih rendah dibandingkan suhu oral, yakni sekitar 1°C dan
memerlukan waktu 5 – 10 menit untuk menunggu hasilnya.
• Suhu membran timpanik lebih tinggi dibandingkan suhu oral normal
perbedaannya sekitar 0,8°C. Waktu 2 – 3 detik.
Pertemuan 5
• Pemeriksaan Fisik Head To Toe : Kepala dan Rambut, Mata, Telinga,
Hidung
Kepala dan Rambut
Inspeksi Palpasi
• Perhatikan kesimetrisan wajah, tengkorak,
warna dan distribusi rambut, serta kulit kepala. • untuk mengetahui keadaan
• Wajah normalnya simetris antara kanan dan
rambut, massa, pembekuan, nyeri
kiri. Ketidaksimetrisan wajah dapat menjadi tekan, keadaan tengkorak dan
suatu petunjuk adanya kelumpuhan/ paresif
saraf ketujuh. kulit kepala
• Bentuk tengkorak yang normal adalah simetris
dengan bagian frontal menghadap kedepan dan
bagian parietal menghadap kebelakang.
• Distribusi rambut sangat bervariasi pada setiap
orang, dan kulit kepala normalnya tidak
mengalami peradangan, tumor, maupun bekas
luka/sikatriks.
KEPALA DAN RAMBUT..
MATA...
Fungsi Penglihatan.... Konjunctiva..
• Tanyakan pada pasien bagaimana • Tarik kelopak mata bagian bawah
dengan menggunakan ibu jari.
penglihatannya. Jika ada
perubahan tanyakan kapan • Amati keadaan konjungtiva dan
terjadinya, faktor pemberat, kantong konjungtiva bagian bawah,
catat bila didapatkan infeksi atau
bagian mana yang mengalami pus atau bila warnanya tidak
perubahan (lapang pandang normal, misalnya anemik/pucat
sebagian/penuh) • Bila diperlukan, amati konjungtiva
bagian atas, yaitu dengan cara
membuka/membalik kelopak mata
atas dengan perawat berdiri
dibelakang pasien
MATA...
Sklera.. Palpebra...
• Amati warna sclera saat • Bisa terlihat penumpukan cairan
memeriksa konjungtiva yang atau edema pada palpebrae,
pada keadaan tertentu warnanya selain itu bias juga terlihat
dapat menjadi ikterik/kuning cekung pada pasien dehidrasi.
• Teknik memeriksa sclera dengan
palpasi menggunakan kedua jari
menarik palpebrae, pasien
melihat kebawah.
MATA...
TELINGA..
Inspeksi... Palpasi
• Dimulai dr amati telinga luar, • Palpasi kartilago telinga luar
periksa ukuran, bentuk, warna, lesi,
dan adanya massa. secara sistematis, yaitu dari
jaringan lunak, kemudian
• Pegang bagian pinggir daun
telinga/heliks dan secara perlahan- jaringan keras, dan catat bila ada
lahan tarik daun telinga keatas dan nyeri.
ke belakang sehingga lubang telinga
menjadi lurus dan mudah diamati • Tekan bagian tragus kedalam dan
• Amati pintu masuk lubang telinga tekan pula tulang telinga di
dan perhatikan ada/ tidaknya bawah daun telinga. Bila ada
peradangan, pendarahan atau
kotoran. peradangan, pasien akan merasa
nyeri
TELINGA..
Pemeriksaan Pendengaran... Pemeriksaan Pendengaran...
Pemeriksaan dengan bisikan Pemeriksaan dengan arloji
• Mengatur pasien berdiri membelakangi • Mengatur suasana tenang.
pemeriksa pada jarak 4-6 m
• Mengistruksikan pada klien untuk menutup • Pegang sebuah arloji disamping telinga
salah satu telinga yang tidak diperiksa. klien.
• Membisikan suatu bilangan misal “6 atau 5” • Menyuruh klien menyatakan apakah
mendengar suara detak arloji.
• Menyuruh pasien mengulangi apa yang
didengar • Memimndahkan arloji secara berlahan-
lahan menjauhi. telinga dan suruh
• Melakukan pemeriksaan telinga yang satu pasien menyatakan tak mendengar lagi.
• Bandingkan kemempuan mendengar telinga • Normalnya pada jarak 30 cm masih
ka.ki
dapat didengar.
TELINGA...
HIDUNG
Inspeksi Palpasi..
• Apakah hidung simetris, apakah • Apakah ada nyeri tekan dan
ada inflamasi, apakah ada secret. massa.
• Amati bentuk dan posisi septum,
kartilago, dan dinding-dinding
rongga hidung serta selaput
lendir pada rongga hidung
(warna, sekresi, bengkak)
Hidung...
THANKS FOR YOUR ATTENTION.....
MULUT DAN LIDAH....
Inspeksi
• Amati bibir apa ada klainan kogenital • Inspeksi mulut dalam dan faring:
(bibir sumbing), warna, kesimetrisan,
kelembaban, pembengkakkan, lesi. • Menyuruh pasien membuka mulut amati
mucosa: tekstur, warna, kelembaban, dan
adanya lesi
• Amati jumlah dan bentuk gigi, gigi
berlubang, warna, plak, dan kebersihan • Amati lidah tekstur, warna, kelembaban,
gigi. lesi
• Lidah : kotor/coated, akan ditemui pada • Untuk melihat faring gunakan tongspatel
keadaan: hygiene mulut yang kurang, yang sudah dibungkus kassa steril,
kemudian minta klien menjulurkan lidah
demam thypoid, tidak suka makan, dan berkata “AH” amati ovula/epiglottis
pasien coma, perhatikan pula tipe lidah simetris tidak terhadap faring, amati tonsil
yang hipertemik yang dapat ditemui meradang atau tidak (tonsillitis/amandel).
pada pasien typoid fever
MULUT DAN LIDAH....
Palpasi....
• Pegang dan tekan daerah pipi Palpasi Kelenjar getah bening dan
kemudian rasakan apa ada massa/ thyroid.
tumor, pembengkakkan dan nyeri.
• Palpasi pada mulut dilakukan • satu tangan dari samping atau
terutama bila dari inspeksi belum dua tangan dari arah belakang,
diperoleh data yang meyakinkan. jari-jari meraba permukaan
• Tujuannya adalah mengetahui
kelenjar dan pasien diminta
bentuk dan setiap ada kelainan yang menelan rasakan apakah terasa
dapat diketahui dengan palpasi, ada pembengkakan pada jaringan
yang meliputi pipi, dasar mulut, sekitar.
palatum, dan lidah
Mulut dan lidah
Tenggorokan dan Leher..
Inspeksi...
• Amati mengenai bentuk, warna Palpasi Kelenjar getah bening dan
kulit, jaringan parut
thyroid.
• Amati adanya pembengkakkan
kelenjar tirod/gondok, dan adanya • satu tangan dari samping atau
massa dua tangan dari arah belakang,
• Amati kesimeterisan leher dari jari-jari meraba permukaan
depan, belakang dan samping ka,ki. kelenjar dan pasien diminta
• Mintalah pasien untuk mengerakkan menelan rasakan apakah terasa
leher (fleksi-ektensi ka.ki), dan ada pembengkakan pada jaringan
merotasi- amati apakah bisa dengan
mudah dan apa ada respon nyeri. sekitar.
Tenggorokan dan leher
THANKS FOR YOUR ATTENTION...