Anda di halaman 1dari 25

FARMASI FORENSIK

Nisa Febrinasari M.Sc, Apt


Capaian Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan
mengidentifikasi hal mengenai farmasi forensik
FARMASI FORENSIK
Farmasi: obat dan pengobatan
Forensik: hukum dan undang-undang/kehakiman

Ilmu yg mempelajari mengenai obat dan pengobatan yg


dihubungkan dengan hukum dan undang-undang
Hal yang berhubungan dengan farmasi forensik
(kasus)
 Pemalsuan resep
 Farmakologi euthanasia
 Seleksi dan uji penyalahgunaan obat
 Malpraktek profesi
 Kesalahan pengobatan
 Terjadinya kelainan reaksi obat (termasuk interaksi obat)
 Ketidak mampuan mengemudi karena pengaruh obat
 Timbulnya tindakan kekerasan karena pengaruh obat
 Praktek perdukunan, penipuan dalam perawatan kesehatan dan
penipuan secara ilmiah
Lanjutan
 Kerahasiaan pasien
 Keracunan/toksisitas
 Pengaruh psykoaktive pengobatan pada perlakuan pengobatan
 Pemberian obat penenang (mengukur derajat kesakitan dengan
manganalisis obat analgesik)
 Pengawasan/pengendalian penggunaan obat/bahan kimia yang
dibatasi penggunaannya
 Kasus pencemaran lingkungan
Beberapa contoh aktivitas dari seorang ahli farmasi
forensik (Tugas)

 Menganalisis reaksi obat yang menyebabkan terjadinya


gangguan
 Memberi petunjuk pada polisi untuk mengenali jenis obat
 Melayani sebagai tim ahli untuk kontingen olahraga
 Saksi ahli pada peristiwa pembunuhan atau tindak kekerasan
karena pengaruh obat
 Melayani demi keamanan konsumen pengguna obat dan
minuman (Badan POM)
 Sebagai agen spesial Badan Narkotika Nasional (BNN)
 Sebagai penyelidik antinarkotik atau penyalahgunaan obat
 Sebagai tenaga ahli kriminal pada kepolisian
-Sejajar dengan Farmasi forensik
-Terutama pada analisis bahan toksik

Analisis kimia yg berhubungan dengan


bahan kimia yang menyebabkan
persakitan atau kematian korban
KASUS
1. Contoh Kasus 1
 4 Tewas Setelah Dirawat
 13 Pemuda Keracunan Miras
indosiar.com, Denpasar - Pesta minuman keras atau miras yang dilakukan para
pemuda kembali memakan korban. Di Denpasar, Bali 13 pemuda dilarikan ke Rumah
Sakit Sanglah Denpasar karena keracunan arak metanol. 4 diantaranya tewas,
sedangkan 9 lainnya masih dalam perawatan intensif.
Duka menyelimuti keluarga 4 pemuda yang menjadi korban tewas dalam pesta miras
disebuah acara pernikahan di Gianyar, Bali. Nyawa mereka tak lagi tertolong oleh tim
medis yang merawatnya. Dalam pesta miras itu 13 pemuda yang berasal dari
berbagai daerah di Bali dilarikan ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Mereka
mengeluh pusing dan pandangannya kabur selang tiga hari setelah pesta miras.
Sementara itu 9 korban lainnya masih dirawat intensif diruang perawatan di Rumah
Sakit Sanglah Denpasar. Para korban umumnya mengalami pusing dan pandangannya
kabur. Salah seorang diantaranya yaitu Guyana, bahkan belum dapat membuka kedua
matanya dan masih dalam kondisi kritis. (Arif Rahman/Sup)
Bahan kimia toksik Gejala yg terlihat
Asam: nitrat,hidrochlorat,sulfat Rasa terbakar:mulut,bibir,hidung
Anilin:hipnotik, nitrobenzen Kulit muka & leher gelap
Arsenik, merkuri, tembaga Diare profus
Atrofin, scolpolamin Pupil mata dilatasi
Basa (KOH, hidroksi Rasa terbakar:mulut, bibir
Asam karbol, fenol Bau mulut spt desinfektan
Karbon monoksida(CO) Kulit warna merah terang
Sianida Kematan mendadak, kulit merah
Keracunan makanan Muntah, sakit perut
Komponen logam Muntah, sakit perut, diaree
Nikotin Kejang-kejang
Opiat Pupil mata kontrak(mendelik)
Asam oklsalat, foforus Bau mulut spt bawang putih
Sodium fluorida Kejang-kejang
strychnin Kejang, kulit muka & lrher gelap
 Beberapa kasus keracunan yg pernah
dilaporkan:
 Akut:
 Keracunan makanan sakit perut
 Keracunan obat bius (Alda)kematian
 Keracunan arsenik (Munir)kematian
Kronis:
minamata disase
Itai-itai disease
keracunan arsen kronis
Bahan penyebab sakit krn keracunan Bahan penyebab kematian krn
keracunan
a. Bhn kimia pembsh rum tgg 1. Obat anti-depresan
b. Analgesik (aspirin,as.amnpen) 2. Analgesik(aspirin,as.amnpen)
c. Bahan kosmetik 3. Obat pasaran(dijual bebas)
d. Obat batuk/flu 4. Obat jantung
e. Rcn tanaman& ggt serngga 5. Alkohol
f. Pestisida 6. Asap dan gas beracun
g. Krim topikal & losion 7. Obat asma
h. Hydrocrbon(kerosin,gasolin) 8. Bhn kimia industri
i. Sabun antimikroba 9. Pestisida
j. Obat sdtv,hpnotik, anti psikotik 10. Bhn kimia pembsh rum.tangga
k. Keracunan makanan 11. Obat anti konvulsan
l. alkohol 12. Makanan,tnman & insektisida
 FAKTOR YG MEMPENGARUHI KERACUNAN:

 Komposisi bahan kimia/obat:

 Bentuk murni atau campuran


 Komponen fisik & kimia:
 Partikel < 1 um mudah terhisap dalam paru
 Partikel > 1 um tersendat di faring & trakhea

 pH terlalu asam (<5), terlalu basa (>10) iritasi


 Terdegradasi rusak toksik
 UJI LABORATORIUM KASUS FORENSIK:

 Uji skreening:
 Fisik: tt didih, lebur, densitas
 Kristal: sampel ditetesi bh kimiakristalisasi
 Noda kimia: ditetesi bhn kimiperubahan warna
 Kckt atau GC memisahkan komponen

 Uji konfirmasi:
 Meneguhkan hasil skreening
 Mis: dg alat tambahan  GCMS
Cont KASUS
2. Contoh Kasus 2
Liputan6.com, Jakarta: Tewasnya pelantun lagu Aku Tak Biasa
Alda Risma masih menyisahkan misteri. Spekulasi penyebab
kematian Alda makin berkembang setelah polisi menemukan
bukti baru di tempat penyanyi ini mengembuskan napas
terakhir, Bukti-bukti baru yang ditemukan polisi antara lain alat
suntik dan jarumnya, dua di antaranya telah dipakai serta
puluhan obat-obatan penenang. Dalam olah tempat kejadian
perkara yang lebih dari satu jam itu ditemukan juga alat
kontrasepsi, dua buah botol infus yang telah dipakai, dan
beberapa kapsul yang masih belum teridentifikasi. dokter
forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Zulhasmar Syamsu
mengatakan, ditemukan lebih dari 20 lubang suntikan di sekujur
tubuh Alda. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan
fisik. Hanya ada luka lebam di beberapa bagian tubuhnya akibat
lebam mayat(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)
OD ?

OD KECELAKAAN ?

BUNUH DIRI ?

PEMBUNUHAN ?
PEMERIKSAAN DI TKP
PEMERIKSAAN MATA : Teleng Mata
Mydriasis / Miosis
KASUS
3. Contoh Kasus 3
Jakarta - Apoteker Yuli Setyorini (32) melaporkan apotek
tempat dia bekerja menjual narkotika dan psikotropika tanpa
izin. Tindakannya ini malah dipidanakan dan Pengadilan Negeri
(PN) Semarang, Jawa Tengah, menghukum Yuli 4 bulan penjara.
Kini Yuli meringkuk di LP Semarang. Kasus ini bermula saat
apotek tempat Yuli bekerja mendapat teguran dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang karena menjual narkotika dan
psikotropika tanpa izin pada 2010. Lantas, pada 2011 apotek
tempat dia bekerja masih menjual barang yang sama.
Maka pada 2012, dia pun berinisiatif melaporkan ke Dinas
Kesehatan Kota Semarang dengan membawa barang bukti
narkotika tersebut. Tetapi yang terjadi pihak yang tidak suka
melaporan Yuli ke polisi dengan tuduhan penggelapan.
UU KEFARMASIAN di Apotek
 Kepmenkes No. 633/Ph/62/b Tahun 1962 Tentang Daftar Obat
Keras,
 Kepmenkes No.347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib
Apotik,
 Permenkes No.919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat
Yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep,
 Kepmenkes No. 924/Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Obat
Wajib Apotik No. 2,
 Permenkes No. 925 /Menkes/Per/X/1993 Tentang Perubahan
Golongan Obat Wajib Apotik No.1,
 Kepmenkes No. 1176/Menkes/SK/X/1999 Tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No. 3,
 UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, dan
 PP No. 51 tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
 Apoteker dapat melakukan swamedikasi
 Obat untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat
digunakan tanpa resep yang meliputi obat wajib apotek
(OWA), obat bebas terbatas (OBT) dan obat bebas (OB)
 Obat-obat yang termasuk dalam obat keras, seperti
antibiotika, antidiabetes,hormon dan antihipertensi
menurut undang-undang tidak dapat diberikan tanpa resep
dokter
 Kenyataan?
 Payung Hukum?
 Dalam PP 51 tahun 2009 pasal 24 huruf c, dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan
kefarmasian, apoteker dapat menyerahkan obat keras,
narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas resep
dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan. Secara tidak
langsung pada pasal ini dijelaskan seorang apoteker hanya
bisa menyerahkan obat keras dengan resep dokter.
Swamedikasi obat keras non OWA di apotek dapat
dikatakan sebagai bentuk pelanggaran hukum PP 51 th
2009.
Daftar Pustaka
 I M.A.G. WIRASUTA, Swamedikasi obat keras oleh
apoteker, belum ada landasan hukum, 2010, Universitas
Udayana
 Sudarmono, Farmasi Forensik dan Toksikologi,
Penerapannya dalam menyidik tindak pidana
kasus kejahatan, UI Press (2009).
 Sudarmono,Toksikologi Narkoba dan alkohol,
Pengaruhnya terhadap sistem saraf pusat, UI Press
(2006)
SELAMAT BELAJAR

TERIMAKASIH=)

Anda mungkin juga menyukai