Rubella merupakan virus RNA, penyakit yang kadang-
kadang disebut “ campak 3 hari” atau “campak jerman”.
Rubella adalah penyakit saluran nafas ( ringan ) yang
biasanya disertai ruam, namun mempunyai akibat serius bagi bayi yang belum lahir.
Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas
dan mortalitas yang rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi di dapat saat kehamilan, dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan kecacatan. Virus campak adalah anggota genus Morbillivirus dari family paramiksovirus. Penyakit pada anjing, rinderpest ( plak ternak ). Virus sangat tidak tahan panas tetapi hidup dalam jangka waktu lama pada temperature rendah. Virus campak memperbanyak diri dalam berbagai cara, baik dibiakan sel primer maupun dibarisan yang stabil; sel yang berasal dari manusia dan monyet paling dapat dipercaya untuk isolasi virus permulaan tetapi setelah beberapa kali isolasi, virus mudah berbiak dalam biakan jaringan spesies lain. Reaksi seluler terutama monositik, hyperplasia limfoid yang tersebar luas di adenoid, tonsil, timus, limpa, plak peyer, apendiks dan nodus limfatikus sangat khas, di dalam focus yang sedang aktif ini ditemukan sel besar dengan nucleus multiple. Sel yang mengandung inklusi juga ditemukan di trakea, bronkus dan bronkiolus. Dengan dikenainya lapisan mukosa saluran pernapasan ini, maka epitel yang terkena rontok kedalam saluran bersama dengan makrofag, lender dan debris sel. Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet udara, menempel dan berbiak. Infeksi mulai saat orang yang rentan menghirup percikan mengandung virus dari secret nasofaring pasien campak. Tempat virus secara aktif memperbanyak diri di jaringan limfoid. Stadium Kataral (Prodromal) Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Stadium Erupsi Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. Stadium Konvalensi Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua ( hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik German measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipitalis, servikal bagian posterior, belakang teling. Eksantema subitum. Ruam akan timbul bila suhu badan menjadi normal. Serologi Patologi anatomi Darah tepi - Leukosit Pemeriksaan antibody IgM anti campak. Pemeriksaan untuk komplikasi Pengkajian Pemeriksaan fisik ( had to Pengumpulan data toe ) a. Identitas penderita a. Status kesehatan b. Keluhan utama umum c. Riwayat kesehatan b. Kepala dan leher sekarang c. Mulut d. Riwayat kesehatan dahulu d. Toraks e. Riwayat kesehatan e. Abdomen keluarga f. Kulit f. Riwayat imunisasi g. Riwayat nutrisi h. Riwayat tumbuh kembang anak. Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami. Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d penumpukan secret pada nasofaring. Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili. Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal. Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak kurang baik. Pertahankan kuku anak tetep pendek, menjelaskan kepada anak untuk tidak menggaruk rash Berikan obat antipruritus topikal dan anastesi topikal Mandikan pasien dengan menggunakan sabun yang tidak perih Kolaborasi : Pemberian antihistamin Libatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara menurunkan suhu tubuh Berikan kompres hangat Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahan linen tempat tidur sesuai indikasi Monitor perubahan suhu tubuh Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Tidurkan anak di tempat yang sedikit jauh dari lampu, jangan tepat dibawah lampu Tubuh anak di bedaki dengan bedak sesuai resep dokter Implementasi keperawatan pada pasien campak sesuai dengan rencana yang telah disusun. Setelah dilakukan tindakan, pasien diharapkan : Pasien tidak merasa gatal dan nyaman dengan keadaannya Rash pada kulit berkurang Suhu tubuh normal Nadi normal Akral normal Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan). Anak dapt beristirahat dengan nyaman Rewel berkurang Docterman dan Bullechek. 2004. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2004. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Pres Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC Nacha, Eyesheild. 2013. “Askep Rubella Pada Anak” (Online,http://eyeshieldnacha.blogspot.com/2013/08/askep- rubella-pada-anak.html?m=1 diakses pada 25 Januari 2019) Ana, Boma. 2012. “Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Campak” (Online,http://bommaannha.blogspot.com/2012/03/asuhan- keperawatan-pada-penyakit-campak.html?m=1 diakses pada 25 Januari 2019) Zohri, Saipul. 2011. “Askep Anak Dengan Rubella” (Online,http://kangsaipul.blogspot.com/2011/10/askep-anak- dengan-rubella.html?m=1 diakses pada 25 Januari 2019)