Anda di halaman 1dari 28

CAMPAK

LOGO

Mini Project
dr. Irvan Ananto Gucci S.Ked

Internship Periode 2018


Mamuju Utara, Puskesmas Pasangkayu

Pembimbing:
dr. Hj. Aidah Sofiyah DPDK
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Campak adalah endemik pada sebagian
besar dunia. Campak sangat menular,
sekitar 90% kontak keluarga yang rentan
mendapat penyakit.

Dewasa ini di beberapa negara


berkembang campak terjadi paling sering
pada anak umur sekolah yang belum di
imunisasi, pada remaja dan orang dewasa
muda yang telah di imunisasi.
TUJUAN PEMBAHASAN

 Secara umum mini project ini bertujuan


menambah wawasan holistik dan tepat secara
pemikiran ilmiah bagi seorang dokter agar mampu
menganalisa suatu persoalan secara tepat dan
cepat.
 Secara khusus mini project ini ialah:
 Memberikan wawasan bagi masyarakat terutama
dampak dari campak ke anak dan ibu hamil
 Mengetahui tentang campak/measles/Sarampa
 Menambah khasanah ilmu pengetahuan para pembaca
dalam penyusunan mini project ini.
METODE DAN TEKNIK

• Dalam penyususnan mini project ini saya mengembangkan suatu


metode yang sering digunakan dalam pembahasan-pembahasan
sederhana, dimana kami menggunakan metode dan teknik secara
deskriptif dimana tim penyusun mencari sumber data dan sumber
informasi yang akurat lainnya setelah itu dianalisis sehingga diperoleh
informasi tentang masalah yang akan dibahas setelah itu berbagai
referensi yang didapatkan dari berbagai sumber tersebut disimpulkan
sesuai dengan pembahasan yang akan dilakukan, sesuai dengan judul
mini project dan dengan tujuan pembuatan mini project ini.
CAMPAK
DEFINISI

Penyakit akut sangat menular,


disebabkan oleh infeksi virus
yang pada umumnya menyerang
anak
CAMPAK
NAMA LAIN

 MEASLES/RUBEOLA/SARAMPA/CAMPAK
 JAWA : GABAGEN
 SUNDA : TAMPEUK

 Morbili  penyakit endemik dan sangat infeksius


yang disebabkan oleh virus
 Virus RNA,  genus Morbilivirus dan famili
Paramyxovirus.
CAMPAK
EPIDEMIOLOGI
 SKRT : campak urutan ke-5 dalam
urutan 10 penyakit utama pada bayi
(0,7%) dan urutan ke-5 dalam 10
penyakit utama pada anak 1-4 th
(0,77%).

 Terjadi peningkatan kasus bulan


maret, mei, Agust, Sept, dan oktober
CAMPAK
EPIDEMIOLOGI
 Wabah terjadi : populasi balita
banyak gizi buruk, daya tahan tubuh
rendah

 KLB lebih sering didaerah pedesaan


sulit terjangkau TK atau yang tidak
mau melakukan vaksinasi
CAMPAK
ETIOLOGI

 Virus campak berada di sekret


nasofaring dan didalam darah.
 Virus tetap aktif minimal 34 jam pd
suhu kamar.
 Virus tidak aktif pada pH rendah.
 Dapat menularkan sejak < 10 hari
pasca terkena paparan.
CAMPAK/SARAMPA
PATOGENESIS
 Secara droplet, antara 1-2 hr sebelum timbul

gejala sampai 4 hr setelah timbul ruam.


 Virus masuk limfatik lokal dan
memperbanyak diri, penyebaran jaringan
limforetikuler (limpa).
 Virus masuk, menyebar epitel orofaring,

konjungtiva, saluran napas, kulit, Kandung


kemih dan usus (5-6hr sesudah infeksi awal)
CAMPAK
PATOGENESIS
 Hari ke 9-10 fokus infeksi di epitel
saluran napas, konjungtiva.
 Terjadi respon imun: proses
peradangan epitel sal napas: demam,
sakit berat, ruam, bercak koplik( tanda
pasti)
 Muncul ruam makulopapular pd hari
ke-14
CAMPAK
MANIFESTASI KLINIS
1. Stadium inkubasi : 10- 12 hai,
gejala (-)
2. Stadium Prodromal : panas
ringan-sedang, conjungtivitis, bersin,
batuk, koplik spot, sulit makan,
lemah,
3. Stadium akhir/erupsi : timbul
ruam kehitaman sampai hilang
CAMPAK
DIAGNOSIS
 Klinis: selama stadium prodormal, riwayat kontak

dengan penderita
 Tanda patognomonik  Bercak Koplik sebesar

jarum di mukosa bukalis berhadapan molar III


 Apusan sekret nasofaring  sel raksasa
multinuklear
 Darah Tepi  Leukopenia dan Limfositosis
 Serologis : IgM spesifik

DIAGNOSIS BANDING
Rubela dan roseola infantum (eksantema subitum)
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Morbili
demam Demam

Batuk Berdahak Batuk

Ruam yang muncul dari telinga, kemudian Ruam yang muncul dari telinga, kemudian
wajah, dada, abdomen, kaki dan tangan wajah, dada, abdomen, kaki dan tangan

MORBILI
Riwayat kontak dengan penderita
sebelumnya
Faktor Resiko :
Tidak mendapatkan imunisasi campak
imunisasi campak tidak didapatkan

Mata merah, gatal, berair  Konjungtiva konjungtivitis


Hiperemis

Bercak Koplik di mukosa bukalis Bercak Koplik di mukosa bukalis


CAMPAK
INDIKASI MRS
 Otitis media
 Bronkopneumonia/bronkiolitis oleh virus
morbili sendiri atau infeksi sekunder (oleh
pneumokokus, hemofilus influenzae) dengan
gejala batuk menghebat, timbul sesak nafas.
 Diare, gizi buruk.
 Radang otak (ensefalitis).
 Kebutaan.
 Aktivasi tuberkulosis laten.
Penatalaksanaan
Bersifat Simptomatik

Istirahat

Berikan cairan cukup dan makanan bergizi

 Antipiretik  Demam

 Mukolitik/ Ekspektoran  Batuk

 Antibiotik  Infeksi Sekunder

 Vitamin A
Komplikasi
 Bronkopnemonia
 Otitis media
 Encephalitis
 Laringitis akut
 Enteritis
 KECACATAN JANIN (kebutaan,
ketulian, malstruktur organ)
 KEMATIAN
Pencegahan
 Imunisasi Aktif
pemberian secara sub kutan dengan dosis 0,5ml
(usia 9 bulan)
Imunisasi campak dapat pula diberikan bersama
Mumps dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan
 Imunisasi Pasif
dosis serum 0,25 ml/kgBB yang diberikan maksimal 5
hari setelah terinfeksi
 Isolasi

Prognosis
tanpa disertai dengan komplikasi maka prognosisnya
baik
Kontraindikasi pemberian vaksin
campak
 sementara terapi kortikosteroid,
immunosupresan dan radioterapi,
wanita hamil, anemia berat, dan
kelainan darah, kelainan fungsi ginjal
berat, gagal jantung, setelah melakukan
transfusi darah, riwayat alergi terhadap
komponen vaksin (neomicyn).
 Pemberian imunisasi ditunda pada
keadaan sebagai berikut: demam,
batuk, pilek dan diare.
Fatwa mui no.4 tahun 2016 Fatwa
mui no.4 tahun 2016
 imunisasi pada dasarnya dibolehkan
(mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk
mewujudkan kekebalan tubuh
(immunitas) dan mencegah
terjadinya suatu penyakit tertentu.
 Proses pembuatan vaksin campak
yang umumnya beredar di indonesia
menggunakan telur sebagai tempat
pembiakannya
DINKES MAMUJU UTARA
 TERJADI kejadian luar biasa (KLB) pada dusun
kalibamba tahun 2016 terdapat korban
meninggal sebanyak ± 16 jiwa,

 PADA wilayah kecamatan pedongga pada tahun


2018 ditemukan klinis di duga campak/Measles
sebanyak 15 sampel lalu dikirimkan laboratorium
pusat (survilence dan respon kejadian luar biasa
ditjen P2 & PL Kementrian kesehatan RI)
menyatakan bahwa 14 sampel positif, 1 sampel
negatif dan tidak ada korban jiwa.
CONT..
 data yang diperoleh merupakan peran aktif dari
masyarakat yang berobat ke layanan primer
dan petugas puskemas dalam memberikan
penanganan dengan baik, masih terdapat
banyak masyarakat yang menganggap kasus
ini biasa saja sehingga tidak mau datang
berobat lalu banyak masyarakat yang tidak
diketahui terkena penyakit ini tidak terdata dan
tidak ditangani dengan baik sehingga bisa
menimbulkan kecacatata pada bayi baru lahir
atau kematian pada anak.
Kesimpulan
 Penyakit measles adalah salah satu penyakit yang dapat
menyerang siapa saja tertama anak-anak dan ibu hamil.

 Penyebab kematian umumnya pada anak akibat lambat


mendapatkan penanganan dan tidak melakukan vaksinasi
measles sedangkan pada ibu hamil penyakit measles dapat
mengakibatkan kegagalan perkembangan fungsi organ hingga
kematian janin.

 Pencegahan penularan measles merupakan tanggung jawab


bersama di berbagai sektor sebagai masyarakat yang smart
sesuai dengan slogan kota Mamuju Utara mari kita melakukan
vaksinasi lengkap dan perbaikan gizi yang merata, sehingga
terwujudnya generasi-generasi penerus yang lebih baik.
SARAN
 Kasus measles semestinya memiliki genjala yang bisa di atasi namun
demikian sampai saat ini pengobatan penyakit ini belum ada, atas dasar
itu sebaiknya dilakukan imunisasi measles atau campak tepat waktu
sesuai jadwal yang telah ditentukan agar kasus kematian dapat di
hindari.

 Disamping itu, perlu peran aktif terhadap petugas puskesmas dalam


penyuluhan kepada masyarakat secara terstruktur dan berulang-ulang
dilakukan dengan sabar.

 Selanjutnya, kepada masyarakat untuk selalu membuka diri dan selalu


menambah wawasan keilmuannya agar tidak mudah terhasut dengan
isu-isu yang sebenarnya belum ada bukti yang jelas, serta selalu
melakukan komunikasi aktif ke fasilitas kesehatan setempat melalui
medis dan para medis agar dapat memperoleh informasi yang lebih baik
dan dapat di pertanggung jawabkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai