Anda di halaman 1dari 16

Filsafat Barat dan Timur

Pengantar Filsafat
Cosmocentrism Anthropocentrism

Theocentrism Logocentrism
Filsafat Barat Filsafat Timur
• Rationalism (Descartes, Spinoza, Leibniz,
Malebranche, Pascal) • Budhism (Sidharta
• Empiricism (Hobbes, Locke, Berkeley, Hume) Gautama, Dalai Llama)
• Criticism (Kant)
• Daoism (Lao Tze, Tao
• Idealism (Fichte, Schelling, Hegel,
Schoppenhauer) Teching)
• Materialism (Feuerbach, Marx) • Islamism (Muhammad bin
• Positivism (Comte, Mach)
Abdullah, Ibn Shina, Ibn
• Existentialism (Kierkegaard and Nietzsche)
Rushd, Al Ghazali)
• Causalities (David Hume)
• Marxism (Karl Marx • Confucianism (Kong
• Structuralism ( Fuzi/Confucius)
Idealisme Hegel
• Georg Wilhelm Friedrich Hegel adalah seorang filsuf
idealis Jerman yang lahir di Stuttgart, Württemberg, kini
di Jerman barat daya (1770 -1830)
• Bagi Hegel fikiran adalah esensi dari alam dan alam
adalah keseluruhan jiwa yang diobjektifkan. Alam
adalah proses pemikiran yang memudar, disebut Hegel
dengan nama akal yang mutlak (absolute Reason) yang
mengekspresikan dirinya dalam bentuk luar. Oleh karena
itu menurut Hegel hukum-hukum fikiran merupakan
hukum-hukum realitas
Materialisme Karl Marx
• Berhubungan dengan ekonomi dan filsafat. Filsafat
bukan hanya masalah pengetahuan melainkan
masalah tindakan. Selain menafsirkan dunia dengan
berbagai cara, yang terpenting adalah mengubahnya
• Materialisme dialektis bertitik tolak dari materi
sebagai satu-satunya kenyataan. Karl Marx
mengartikan Materialisme sebagai keseluruhan proses
perubahan yang terjadi terus-menerus tanpa ada yang
mengantarai. Dari proses itu kemudian timbul
kesadaran melalui proses pertentangan.
Eksistensialisme Soren Kierkegaard
(1813-1855)

• Filosof Denmark yang mengajarkan tentang tiga tahap


eksistensi manusia, yaitu:
• Tahap eksistensi estetis, manusia hidup bebas tanpa
aturan moral, seperti “Don Juan”
• Tahap eksistensi etis, manusia hidup berdasarkan
norma-norma moral, seperti; Socrates
• Tahap eksistensi relijius. Manusia sepenuhnya
menyerahkan diri dalam ketaatan terhadap perintah
Tuhan, seperti; Abaram/Ibrahim
Nihilisme Friedrich Nietszhche
(1844-1900)

• Filosof penutup zaman modern yang pemikirannya


memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
filsafat Barat kontemporer.
• Pemikiran Nietzsche yang paling banyak mendapat
sorotan pada zaman kontemporer adalah idenya
tentang “nihilisme” dan “kehendak untuk berkuasa”
Buddhism
• Muncul di 624-560 BC
• Ditemukan oleh Sidharta
Gautama
• Sidharta Gautama lahir
sebagai Keturunan
Bangsawan di Nepal
Dharma
• Buddhism menentang Hinduism
• Memiliki empat ajaran kemuliaan (Four Noble Truth)
1. Kehidupan tidak dapat dipisahkan dari penderitaan
(samsara= Kelahiran Kembali).
2. Penderitaan dalam kehidupan disebabkan oleh hasrat duniawi
dan hawa nafsu
3. Penderitaan dapat dieliminasi dengan menghilangkan hasrat
dan hawa nafsu (Nirvana= Kedamaian)
4. By following the “Eightfold Noble Path.”
Confucianism
• Ditemukan oleh Kong Fuzi
• “Master Philosopher Kong”
• Dikenal sebagai Confucius oleh misionaris
Katolik dari eropa
• Ethicalism
• Stabilitas Sosial dan Politik
Ajaran Confucius
• Ren: kebaikan dan kebajikan; rasa kemanusiaan,
mencari kesejahteraan dari orang lain (inward)
• Li: kesopan, melakukan hal yang benar pada waktu
yang tepat (outward)
Taoism
Taoism (Daoism) adalah ajaran filsafat Cina
yang berasal dari Lao Tzu (500 BCE) yang
kemudian berkembang menjadi agama
sebagian besar masyarakat cina, khususnya di
daerah-daerah pedesaan.
Ajaran Taoism
• Dao- “jalan yang benar,” menyatu dengan alam, dengan
segala sesuatunya
• Ying dan Yang: Keharmonisan yang utama
“Keseimbangan”
• Lao Zi: “Old Sage,” Chinese philosopher and founder,
Tao Te Ching (The Way and Its Power)
Islamism

• Didasarkan kepada hidup, perkataan dan


perbuatan Muhammad bin Abdullah
• Ajarannya bersumber dari Al Qur’an dan
Hadits
• Berasal dari Arab (Mekkah dan Madinah)
pada tahun 610 Masehi
Pemikir Islam
• Mengembangkan filsafat Yunai dan
India
• Menyempurnakan ajaran Plato dan
Neo-Platonism
• Mu’tazilah (filsafat islam rasional)
berpendapat bahwa Al-Quran
seharusnya dilihat secara metaforis,
bukan literer
• Memungkinkan filsuf-filsuf Kristen
dan Yahudi bertemu dengan teks-
teks filsafat Yunani dan India

Anda mungkin juga menyukai