Anda di halaman 1dari 36

GEOMETRI RUANG TIGA DIMENSI

OLEH :

NYORID ARDISEN LETUNA


1601030009
A. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
1. Pengertian Titik, Garis dan Bidang
Berdasarkan aksioma - aksioma ini dapat diturunkan dalil - dalil
untuk menentukan sebuah bidang :
– Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang yang tidak
segaris
– Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik
(titik terletak di luar garis)
– Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan
– Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar
2. Kedudukan Titik Terhadap Garis dan Titik
Terhadap Bidang
Contoh Soal:
Sebuah kubus ABCD.EFGH pada gambar di bawah ini.
Bidang DCGH sebagai bidang u
a. Titik sudut apa saja yangterletak pada bidang u
b. Titik sudut apa saja yang berada di luar bidang u

Penyelesaian:
a. Titik sudut yang berada bidang u adalah D,C,G dan H
b. Titik sudut yang berada di luar bidang u adalah A, B, E, dan F
3. Kedudukan Garis Terhadap Garis Lain
1. Dua Garis Berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan, jika kedua garis itu terletak pada sebuah
bidang dan memiliki sebuah titik persekutuan. Titik persekutuan ini disebut titik
potong. Jika dua buah garis berpotongan pada lebih dari satu titik potong, maka
kedua garis ini dikatakan berimpit.
2. Dua Garis Sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar, jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang
dan tidak memiliki satupun titik persekutuan
3. Dua garis bersilangan
Dua buah garis dikatakan bersilangan (tidak berpotongan dan tidak sejajar) jika
kedua garis itu tidak terletak pada sebuah bidang.
4. Aksioma Dua Garis Sejajar
Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah garis tertentu hanya
dapat dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu. Dalil
tentang dua garis sejajar:
– Jika garis a sejajar dengan garis b dan garis b sejajar dengan garis
c, maka garis a sejajar dengan garis c..
– Jika garis a sejajar garis b dan memotong garis c, garis b sejajar
garis a dan juga memotong garis c, maka garis - garis a,b, dan c
terletak pada sebuah bidang.
– Jika garis a sejajar dengan garis b dan garis b menembus bidang,
maka garis a juga menembus bidang.
Contoh Soal:
Pada gambar dibawah, rusuk AB sebagai wakil dari garis g.

Sebutkan:
a. Rusuk-rusuk kubus yang berpotongan dengan garis g.
b. Rusuk-rusuk kubus yang sejajar dengan garis g
c. Rusuk kubus yang bersilangan dengan garis g
Penyelesaian :
a. Rusuk yang berpotongan dengan garis g adalah AD, AE, BF, dan BC.
b. Rusuk yang sejajar dengan garis g adalah DC, EF, HG
c. Rusuk kubus yang bersilangan dengan garis g adalah CG, DH, EH dan FG.
4. Kedudukan Garis Terhadap Bidang
a. Garis Terletak pada Bidang
Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika garis dan
bidang itu sekurang - kurangnya memiliki dua titik persekutuan.
b. Garis Sejajar Bidang
Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika garis dan bidang itu
tidak memiliki satupun titik persekutuan.
c. Garis Memotong atau Menembus Bidang
Sebuah garis dikatakan memotong atau menembus bidang, jika
garis tersebut dan bidang hanya memiliki sebuah titik
persekutuan. Titik persekutuan ini dinamakan titik potong atau
titik tembus.
Sebagai contoh, perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH dibawah ini:

– Rusuk - rusuk kubus yang terletak pada bidang α adalah rusuk -


rusuk EF, EH, FG, dan GH
– Rusuk - rusuk kubus yang sejajar dengan bidang α adalah rusuk -
rusuk AB, AD, BC, dan CD
– Rusuk - rusuk kubus yang memotong atau menembus bidang α
adalah rusuk - rusuk AE, BF, CG, dan DH
Contoh Soal:
1. Sebuah kubus ABCD.EFGH pada gambar di bawah ini.
Bidang DCGH sebagai bidang u, sebutkan :

a. Rusuk kubus yang terletak pada bidang u


b. Rusuk kubus yang sejajar dengan bidang u
c. Rusuk kubus yang memotong atau menembus bidang u.
Penyelesaian :
a. Rusuk yang terletak pada bidang u adalah DC, CG, GH, dan DH
b. Rusuk kubus yang sejajar dengan bidang u adalah AB, FE, EA, dan FB
c. Rusuk kubus yang menembus atau memotong bidang u adalah AD, BC,
FG dan EH.
5. Kedudukan Bidang Terhadap Bidang Lain
a. Dua bidang Berimpit
Bidang α dan β dikatakan berimpit, jika setiap titik yang terletak pada
bidang &alpha juga terletakpada bidang β
b. Dua Bidang Sejajar
Bidang α dan β dikatakan sejajar, jika kedua bidang itu tidak memiliki
satupun titik persekutuan.
c. Dua Bidang Berpotongan
Bidang α dan β dikatakan berpotongan, jika kedua bidang itu tepat
memiliki tepat sebuah garis persekutuan.
d. Tiga Bidang Berpotongan
JIka tiga buah bidang berpotongan dan memiliki tiga buah garis
persekutuan, maka kemungkinan kedudukan dari ketiga garis
persekutuan itu adalah berimpit, sejajar, atau melalui sebuah titik.
Contoh Soal:
1. Perhatikan kubus di bawah ini.

Bidang sisi ABCD sebagai wakil bidang u. Sebutkan :


a. Bidang sisi kubus yang berimpit dengan bidang u
b. Bidang sisi kubus yang sejajar dengan bidang u
c. Bidang sisi kubus yang berpotongan dengan bidang u
Penyelesaian :
a. Bidang kubus yang berimpit dengan bidang u adalah sisi ABCD
b. Bidang sisi kubus yang sejajar dengan bidang u adalah EFGH
c. Bidang sisi kubus yang berpotongan dengan bidang u adalah
ABFE, BCGF, CDHG, dan ADHE.
6. Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang
7. Menggambar Bangun Ruang
Perhatikanlah beberapa istilah dalam menggambar bangun ruang berikut!
Contoh Soal
Lukislah sebuah kubus PQRS.TUVW dengan ketentuan TUVW frontal, TW horizontal,
panjang rusuk 9 cm, sudut surut 70°, dan perbandingan orthogonal 2:3!
Penyelesaian:
=> Lukis bidang frontal TUVW dengan TW horizontal dan panjang rusuknya 9 cm
=> Lukis garis PT yang membentuk sudut 70° dengan garis TW. Panjang garis PT pada
gambar = 2/3 x 9 cm = 6 cm
=> Lukis garis SW dan PS untuk melengkapi bidang orthogonal TWSP
=> Lukis garis vertikal PQ dan RS yang panjangnya 9 cm
=> Lukis bidang orthogonal horizontal VUQR
Hasil gambarnya:
B. Jarak Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
1. Jarak dari Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang
a. Jarak antara Titik dan Titik
Jarak antara titik P dan Q adalah panjang ruas garis PQ
b. Jarak antara Titik dan Garis
Jarak antara titik P dan garis q ditentukan dengan cara menarik garis dari
titik P tegak lurus garis q, maka garis PP' adalah jarak antara titik P dan garis
q, kemudian untuk memudahkan penghitungan kita buat bentuk segitiga.
Apabila segitiga yang terjadi berbentuk segitiga sebarang maka
penyelesaiannya bisa kita gunakan aturan cosinus, aturan sinus, atau
perbandingan sudut trigonometri yang berelasi.
c. Jarak antara Titik dan Bidang
Jarak antara titik P dengan bidang α adalah panjang ruas garis PP',
dengan P' merupakan proyeksi titk P pada bidang α.
2. Jarak dari Garis ke Garis, Garis ke Bidang, dan Bidang ke Bidang
a. Jarak dua garis bersilangan

Jarak garis BC dan AH adalah garis AB


(lihat gambar di samping )

Pada gambar diatas mencari jarak antara garis BE dan CF, kemudian dibuat
bidang yang dilalui oleh kedua garis tadi, jarak dua bidang yang sejajar itu
merupakan jarak antara garis BE dengan CF
( garis PQ ).
b. Jarak dua garis sejajar

Pada gambar di atas mencari jarak antara 2 garis yang sejajar yaitu EH
dengan BC, karena kedua garis itu sejajar maka dapat dibuat sebuah
bidang yang melalui kedua garis itu, jarak kedua garis itu adalah garis
BE atau CH.
c. Jarak garis dan bidang yang sejajar

Gambar diatas, mencari jarak dari garis AE ke bidang DBFH yang


sejajar, dibuat bidang yang melalui garis AE dimana bidang tersebut
juga memotong tegak lurus bidang DBFH, dari garis persekutuan
antara dua bidang ditarik garis tegak lurus AE.
d. Jarak dua bidang yang sejajar
Jarak antara bidang α dan β yang sejajar dalah jarak sebarang titik A
pada bidang α dan A' pada bidang β, dimana A' adalah proyeksi titik A
pada bidang β.

A = Sebarang titik pada bidang


A' = Proyeksi titik A pada bidang
AA' = Jarak antara bidang α dan β
Contoh Soal:
Perhatikanlah ilustrasi berikut!

Untuk kubus ABCD.EFGH di atas jika panjang sisi kubus adalah 4 cm.
Tentukanlah,
a. Jarak titik P terhadap titik B
b. Jarak titik F terhadap garis AC
c. Jarak garis AG terhadap garis BF
d. Jarak bidang ABCD terhadap bidang EFGH
Jawab:
a. panjang BP atau jarak titik B terhadap titik P adalah

b. Jarak F terhadap garis AC adalah sama seperti jarak B terhadap titik P pada No.1 di
atas. Sebagai penjelasan, Garis AC terletak pada bidang ABCD di mana titik D
adalah proyeksi titik F terhadap bidang ABCD dan proyeksi titik D pada garis AC
adalah tepat di pertengahan garis AC. Sehingga Jarak titik F terhadap garis AC
adalah sama saja jarak titik F ke pertengahan AC, yaitu cm.
c. Jarak garis AG terhadap garis BF diwakili titik pertengahan AG
terhadap titik pertengahan BF. Sebagai penjelasan garis AG terletak
pada bidang ACGE dan proyeksi garis BF pada bidang ACGE adalah
garis PQ, sehingga jarak garis BF ke garis AG sama saja jarak titik
pertengahan AG terhadap titik pertengahan BF yaitu setengah
diagonal sisi =
Sebagai ilustrasinya adalah
d. Untuk jarak bidang ABCD terhadap bidang EFGH adalah sama saja
jarak titik A terhadap titik E atau jarak titik B terhadap titik F karena
bidang ABCD dan EFGH saling sejajar.
C. Menentukan Sudut dalam Ruang
1. Sudut antara Garis dan Garis
a. Sudut antara dua garis berpotongan
Dua garis dikatakan berpotongan,maka dua garis tersebut berada
dalam bidang yang sama. Maka menentukan sudut dua garis yang
berpotongan sama seperti menentukan sudut berpotongan pada
bidang datar.
b. Sudut antara dua garis bersilangan
Dua garis dikatakan bersilangan, maka dua garis tersebut berada
dalam bidang yang berlainan. Maka menentukan sudut dua garis
yang bersilangan dengan cara menggeser salah satu garis atau
keduanya sehingga keduanya terletak pada bidang yang sama. Sudut
yang terbentuk setelah pergeseran adalah sudut antara dua garis
bersilangan yang dimaksud.

Gambar di atas cara menentukan besar sudut antara dua garis yang
bersilangan DE dan HF .
c. Sudut antara dua garis sejajar dan berhimpit

Sudut antara dua garis sejajar atau berhimpit adalah 0 derajat.


2. Sudut antara Garis dan Bidang
a. Sudut antara garis dan bidang
Jika suatu garis tidak tegak lurus pada bidang, maka sudut antara
garis dan bidang adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis dan
proyeksi garis tersebut pada bidang.

P'Q = proyeksi garis PQ pada bidang


3. Sudut antara Bidang dan Bidang
a. Sudut antara dua bidang
Sudut antara dua bidang yang berpotongan adalah sudut yang
dibentuk oleh dua garis yang berpotongan, garis - garis itu tegak lurus
terhadap garis potong antara kedua bidang tersebut.

Gambar diatas menunjukkan sudut antara bidang TBA dengan bidang


ABC.
Contoh Soal:
1. Perhatikanlah kubus ABCD.EFGH dengan panjang sisinya 4 cm
berikut.

Tentukanlah sudut yang dibentuk oleh garis-garis


a. AE dan AB
b. AH dan AC
c. AD dan BG
d. EC dan BF
Jawab:
a. Garis AE dan AB berpotongan di titik A. Sehinggan antara garis AE dan AB terbentuk
sudut 90°.
b. Garis AH dan AC berpotongan di titik A dan sudut yang terbentuk adalah
(sudut) . . Dari titik H ke titik C serta titik A apa bila dihubungkan
terbentuklah sebuah segitiga sama sisi, karena AH = AC = CH=diagonal sisi.
Sehingga sudut
c. Karena garis AD dan BG saling bersilangan dan garis AD sejajar BC pada bidang
BCGF, maka sudut yang terbentuk adalah dapat diwakili
oleh
d. Perhatikan bahwa garis EC dan BF saling bersilangan dan garis BF sejajar dengan CG
pada bidang ACGE. Sehingga sudut yang terbentuk adalah ,sebagai
ilustrasinya adalah sebagaimana berikut ini.
Sekian
dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai