Anda di halaman 1dari 9

TETANUS

Pembimbing :
Dr. dr. Koernia Swa Oetomo, SpB.
FINACS(K)TRAUMA.FICS

Nabil Zakin 2017.04.2.0120


Orlando Pikatan 2017.04.2.0132
DEFINISI
 Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan
disebabkan kuman secara langsung, tetapi sebagai dampak
eksotoksin (tetanoplasmin) yang dihasilkan oleh kuman pada
sinaps ganglion sambungan sumsum tulang belakang,
sambungan neuro muscular (neuro muscular jungtion) dan
saraf autonom (Smarmo 2010).
ETIOLOGI
 Tetanus disebabkan neurotoksin(tetanospasmin) dari bakteri
Gram positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1
hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke dalam
darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi)
(Brennen U. 2012).
 Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang
dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal,
tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi
tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang
terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki
yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada
pembedahan (Parry CM, dkk. 2010).
PEMERIKSAAN FISIK (Sumarmo, 2013)
* Trismus , kekakuan otot mengunyah sehingga sukar membuka mulut.
* Risus sardonicus, terjadi sebagai kekakuan otot mimic, sehingga tampak
dahi mengkerut, mata agak tertutup, dan sudut mulut tertarik keluar
kebawah.
* Opistotonus, kekakuan otot yang menunjang tubuh seperti: otot
punggung, otot leher, otot badan, dan trunk muscle. Kekakuan yang
sangat berat dapat menyebabkan tubuh melengkung seperti busur.
* Otot dinding perut kaku sehingga dinding perut seperti papan
* Bila kekakuan semakin berat, akan timbul kejang umum yang awalnya
hanya terjadi setelah dirangsang misalnya dicubit, digerakkan secara
kasar, atau terkena sinar yang kuat.
* Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernapasan akibat
kejang yang terus- menerus atau oleh kekakuan otot laring yang
dapat menimbulkan anoksia dan kematian.
Gejala Lain
 Keringat berlebihan

 Sakit menelan

 Spasme tangan dan kaki

 Produksi air liur

 BAB dan BAK tidak terkontrol

 Terganggunya pernapasan karena otot laring terserang.


DIAGNOSIS
Tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan fisik pasien sewaktu
istirahat, berupa :
 Gejala klinik - Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus
sardonicus ( sardonic smile ).
 Adanya luka yang mendahuluinya. Luka adakalanya sudah
dilupakan.
 Kultur: C. tetani (+).
 Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai
myoglobinuria.(Simon et al, 1989)
TERAPI UMUM
1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa:
membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka
(eksisi jaringan nekrotik),membuang benda asing dalam luka
serta kompres dengan H202.
2. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung
kemampuan membuka mulut dan menelan. Hila ada
trismus, makanan dapat diberikan personde atau
parenteral.
3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan
tindakan terhadap penderita
4. Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu.
5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
FARMAKOLOGI
 Antibiotik
Diberikan parenteral Peniciline 1,2juta unit / hari selama 10
hari, IM. Sedangkan tetanus pada anak dapat diberikan
Peniciline dosis 50.000 Unit / KgBB/ 12 jam secafa IM
diberikan selama 7-10 hari.
 Antitoksin
Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin (
TIG) dengan dosis 3000-6000 U, satu kali pemberian saja,
secara IM tidak boleh diberikan secara intravena.
 Tetanus Toksoid
Pemberian Tetanus Toksoid (TT) yang pertama,dilakukan
bersamaan dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang
berbeda dengan alat suntik yang berbeda. Pemberian dilakukan
secara I.M.
 Antikonvulsan
Dengan penggunaan obat – obatan sedasi/muscle relaxans,
diharapkan kejang dapat diatasi. Obat anti konvulsan yang
umum dipakai adalah diazepam

Anda mungkin juga menyukai