Definisi
Diare :
buang air besar lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir dan darah
5
1. Faktor infeksi
8
Berdasarkan lamanya :
1. Diare akut : Berlangsung < 14 hari, disebabkan oleh
agen infeksi, obat-obatan, atau toksin makanan.
2. Diare kronik : Berlangsung > 14 hari. Diare kronik
sering kali mengindikasikan proses inflamasi.
9
klasifikasi
Diare osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak dapat
diabsorbsi oleh lumen usus hiperosmoler hiperperistalsis
Diare exudatif : disebabkan oleh penyakit infeksi saluran
pencernaan yang mengeluarkan mukus, protein atu darah
kedalam saluran pencernaan
diare sekretorik terjadi ketika zat yang merangsang (misalnya,
vasoaktif peptida usus [VIP], obat pencahar, atau toksin
bakteri) meningkatkan sekresi atau mengurangi absorbsi air
dan elektrolit dalam jumlah besar.
Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada kontrol
otonomik
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan diare
Diare berdasarkan penyebabnya ::
1. Diare Osmotik
2. Diare Sekretori
3. Diare karena pengaruh makanan
4. Diare akibat malabsorbsi asam empedu, lemak
5. Diare Inflamatorik
6. Diare karena infeksi
a. Infeksi yang disebabkan bakteri
b. Infeksi yang disebabkan virus
c. Infeksi parasit/protozoa
(Spruill and Wade, 2002)
11
Diagnosa Didasarkan pada keadaan
Diare cair akut • Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung
kurang dari 14 hari
• Tidak mengandung darah
Kolera • Diare air cucian beras yang sering dan banyak
dan cepat menimbulkan dehidrasi berat, atau
• Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB
kolera, atau
• Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk
Vibrio cholerae
Disenteri Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan)
Diare persisten Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi Diare jenis apapun yang disertai tanda gizi buruk
buruk
Diare terkait Mendapat pengobatan antibiotik oral spektrum
antibiotik luas
Invaginasi • Dominan darah dan lendir dalam tinja
• Massa intra abdominal (abdominal mass)
• Tangisan keras dan kepucatan pada bayi
Manifestasi klinik
Presentasi klinis Diare
Umum
Bisanya diare akut mereda dalam waktu 72 jam setelah onset, sedangkan
pada diare kronis serangan sering terjadi selama dua sampai tiga periode
tambahan.
Tanda dan gejala
Onset yang mendadak, mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, demam,
menggigil, dan malaise.
Gerakan usus sering dan tidak pernah berdarah dan diare berlangsung
selama 12-60 jam.
Nyeri dengan interval pada periumbikal atau kuadran kanan disertai dengan
kram dan suara intestinal bisa terdengar merupakan karakteristik dari
penyakit intestinal kecil.
Ketika nyeri terjadi pada diare intestinal besar, nyerinya bertahan dengan
tenesmus (kesulitan buang air dan terasa nyeri). Nyerinya terjadi di
hipogastrikus, kuadran kanan atau kiri. Pada diare kronis,riwayat serangan
sebelumnya , penurunan berat badan, anoreksia, dan kelemahan yang kronik
merupakan temuan penting.
Pemeriksaan Fisik
Biasanya menunjukkan hyperperistalsis dengan borborygmi.
Tes Laboratorium
Analisis feses meliputi pemeriksaan untu mikroorganisme, darah, lendir, lemak,
osmolalitas, pH, elektrolit dan konsentrasi mineral.
Tes feses yang berguna untuk mendeteksi virus gastrointestinal terutama rotavirus.
Pengujian serologi antibody menunjukkan peningkatan titer selama 3-6 periode per
hari tapi tes ini tidak spesifik dan tidak praktis.
Kadang-kadang total volume tinja harian juga ditentukan.
Visualisasi endoskopik dan biopsi usus besar dapat dilakukan untuk menilai adanya
kondisi seperti kolitis atau kanker.
Studi radiografi sangat membantu dalam kondisi neoplastik dan inflamasi.
Obat pemicu
diare
TERAPI
1. Pencegahan
Menghindari hal – hal yang dapat menyebarkan
penyakit akibat virus, infeksi bakteri, parasit, dan
protozoa
Penanganan makanan yang baik, sanitasi, air, dan
kebersihan lingkungan dapat mencegah penularan.
Hati-hati dengan konsumsi sayuran segar
Jika diare adalah efek dari penyakit lain, maka segera
tangani penyakit utamanya
Sediakan antibiotik dan bismut subsalisilat tiap
melakukan perjalanan
Jika pencegahan tidak berhasil dan diare
terjadi :
1. mengelola dan mengatur diet/makanan dengan
benar
2. mencegah hilangnya air yang berlebihan, elektrolit,
dan ketidakseimbangan asam-basa
3. Menghilangkan gejala
4. mengelola gangguan sekunder penyebab diare.
TERAPI FARMAKOLOGI
Kemoterapeutika;
untuk terapi kausal yakni memberantas bakteri penyebab
diare.contoh: antibiotika, sulfonamida, dan senyawa kinolon
Obstipansia; untuk terapi simtomatis yang menghentikan
diare dengan beberapa cara yaitu:
1. zat-zat penekan perilstatik; akan memperlambat gerakan
perilstatik pada usus sehingga memberikan lebih banyak
waktu untuk resorpsi air & elektrolit pada mukosa usus.
contoh: Loperamida (derivat petidin), Atropin,ekstrak
belladon.
2. Adstrigensia; akan menciutkan selaput lendir usus,
contoh: tanin, garam-garam bismut, aluminium
3. Adsorbensia; akan menyerap zat-zat beracun yang
dihasilkan bakteri ataupun dari makanan (cont: karbo
adsorben) , dan menutupi selaput lendir usus dan luka-
luka dengan suatu lapisan pelindung (contoh: kaolin,
pektin, garam bismut, aluminium)
Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan
kejang-kejang otot yang mengakibatkan nyeri perut
pada diare. Contoh: Papaverin.
(Obat-Obat Penting, 2002).
Dosis Dosis dewasa
Antimotilitas
Difenoxilat 2,5 mg/tablet 5 mg 4 kali sehari, jangan
2,5 mg/5 ml melebihi 20 mg/hari
Loperamid 2 mg/kapsul Mula-mula 4 mg, kemudian 2 mg setelah
diare, jangan melebihi 16 mg/hari
Paregorig 1 mg/5ml, 2 mg/5ml 5-10 ml, 1-4 kali sehari
Opium tincture 5 mg/ml 0,6 ml 4 kali sehari
Difenoxin 1 mg/tablet 2 tablet, kemudian 1 tablet
setelah diare, sampai 3 tablet per hari
Adsorben
Kaolin-pektin 5,7 g kaolin+130,2 mg/30ml 30-120 ml setelah diare
2 tablet 4 kali sehari atau
Polycarbophy 500 mg/tablet setelah diare, jangan
melebihi 12 tablet per hari.
Attapulgit 750 mg/15ml, 1200-1500 mg setelah BAB
300 mg/7,5mL atau setiap 2 jam sampai 9000
750mg/tablet, mg per hari
600 mg/tablet,
300 mg/tablet
Antisekretori 2 tablet or30 ml setiap 30
Bismuth subsalisilat 1050 mg/30 ml, menit sampai 1 jam
262 mg/15 ml, 524mg/15ml, jikadiperlukan sampai 8 dosis
262 mg/tablet per hari
Enzymes(laktase) 1250 neutral laktase unit 4 3-4 drops diberikan dengan
drops 3300 laktase units per susu atau produk dairy 1or 2
tablet Tablet
Bakteri pengganti 2 tablet atau 1 granul paket
(Lactobacillus 3- 4 kali sehari diberikan
ascorphilus, L. dengan susu, jus atau air
burgaricus)
Oktreotid 0,05 mg/ml, Mula-mula 50μg secara
0,1 mg/ml, subkutan 1-2 kali per hari
0,5 mg/ml
Antibiotika yang digunakan pada kasus diare akut:
Obat Dosis (per hari) Jangka waktu
Kolera eltor Tetrasiklin 4x500 mg 3 hari
Kotrimoksazol 2x3 tab (awal)
2x2 tab 6 hari
Min. 9 bulan
Jamur
Kandidosis Nistatin 3x500.000 U 2-3 minggu
Protozoa
Giardiasis E.histolytica Kuinakrin Metronidazol 3x100 mg 1x2 g 3x400 mg 3x800 mg 7 hari 3-5 hari 7 hari
Metronidazol 7 hari
Atas perhatiannya
Studi kasus
1. Ibu x (43 tahun) menderita diare.Selama seharian buang air
besar (BAB) sebanyak 4 kali, mencret dan berlendir. Dia juga
mengeluhkan mules diperutnya. Hasil pemeriksaan fisik :
TD : 119/80 (normal 120/80)
Nadi : 75x/menit (normal 60-100x/menit)
Tugor kulit : normal, ekstrimitas : hangat
Suhu badan : 38° C (normal 37° C)
Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan adanya leukosit
dalam tinjanya.
Riwayat alergi : golongan betalaktam dan turunannya.
2. Seorang ibu mengeluh perutnya kembung dan sudah
4 kali buang air besar cair karena makan kolak yang
sudah diinapkan. Ibu tersebut sedang hamil.
TD : 123/80
Nadi : 77x/menit
Tugor kulit : normal,
Suhu badan : 37° C
3. Seorang anak umur 7 tahun dibawa ke RS dengan keluhan
sejak 4 hari yang lalu BAB dengan tinja lembek diserai lendir
dan darah lebih dari 5x/hari. Keluhan disertai panas, sakit
perut, dan mual muntah. Tidak ada batuk pilek atau nyeri
telan. Sudah 2 hari ini penderita tidak mau makan dan minum
sehingga kondisinya lemah. Sudah makan obat diapet tetapi
masih belum sembuh.
Dari anamnesa didapatkan: TD 107/70, N=120x/menit, suhu:
39,2°C. Pemeriksaan abdomen: inspeksi normal, auskultasi
hiperperistaltik, palpasi: nyeri tekan region kanan bawah.
Perkusi: hipertimpani. Hasil pemeriksaan laboratorium feces
terdapat entamoeba histolitica