Kualitas Proyek
BERDASARKAN PMBOK
Tinjauan
Jaminan Kualitas:
1. Mengutamakan Kepuasan pelanggan
2. Mengutamakan Pencegahan
3. Melakukan Peningkatan secara terus menerus
4. Komitmen Manajemen yang berfokus pada
kualitas
Tahapan Manajemen Kualitas
Perencanaan kualitas:
identifikasi standar kualitas yang relevan dengan
proyek, dan menentukan cara memenuhi standar
kualitas tsb.
Penjaminan Kualitas
Menjalankan apa yang sudah direncanakan untuk
menjamin bahwa tim proyek sudah menjalankan
semua proses yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kualitas yang relevan
Pengendalian Kualitas
Memonitor hasil – hasil proyek yang spesifik untuk
memeriksa apakah sudah memenuhi kualitas standar
relevan yang sudah disepakati dan mengidentifikasi
cara untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh.
Input Perencanaan Kualitas
1. Scope baseline
Menentukan penjelasan mengenai proyek, yang dikerjakan dan
kriteria penerimaan. Melakukan WBS untuk mengetahui item
pekerjaan pada proyek.
2. Stakeholder Register
Mengidentifikasi stakeholder dengan keinginan, pengaruh
terhadap proyek dan kualitas.
3. Cost Performance Baseline
Mengukur biaya berdasarkan schedule pekerjaan yang
ditetapkan
Input Perencanaan Kualitas
4. Schedule baseline
Menentukan pengukuran kinerja jadwal pekerjaan yang dapat
diterima termausk waktu mulai dan selesai.
5. Risk Register
Mengidentifikasi ancaman dan peluang yang dapat berpengaruh
pada persyaratan kualitas.
6. Enterprise Environmental Factors
Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi rkualitas seperti:
peraturan pemerintah, aturan atau standar yang berlaku
didaerah tersebut, kondisi pekerjaan.
Input Perencanaan Kualitas
7. Organizational Process Assets
Menentukan pengaruh dari organisasi proyek seperti:
- Kebijakan mutu organisasi/perusahaan
- Database pengalaman sebelumnya
- Evaluasi dari proyek sebelumnya
Tools & Techniques
Statistical Sampling
Six Sigma
Diagram Kontrol
Testing/Pengujian
Pareto Diagrams
Contoh Pareto Diagram
Pareto Diagrams
Sebuah diagram kontrol yang merupakan tampilan grafis dari data yang
menggambarkan hasil dari suatu proses dari waktu ke waktu. Ini membantu
mencegah cacat dan memungkinkan untuk menentukan apakah suatu proses
dalam kontrol atau di luar kendali
Diagram kontrol dapat digunakan untuk memantau berbagai jenis variabel
output. Meskipun digunakan paling sering untuk melacak aktivitas berulang
yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang manufaktur, diagram
kontrol juga dapat digunakan untuk memantau variasi biaya dan jadwal,
volume, dan frekuensi perubahan ruang lingkup, atau hasil manajemen
lainnya untuk membantu menentukan apakah proses manajemen proyek
terkendali.
Contoh Diagram Kendali
Testing/Pengujian
Penyelesaian:
f’cr = f’c + 1.34 SS = 25 + 5.36 = 30.36 MPa
f’cr = f’c + 2.33 SS – 3.50 = 25 + 9.32 - 3.50 = 30.82 MPa
Penyelesaian:
f’cr = f’c + 1.34 SS = 40 + 5.36 = 45.36 MPa
f’cr = 0,9f’c + 2.33 SS = 36 + 9.32 = 45.32 MPa
Penyelesaian
Total volume beton yang di-cor selama 7 hari, (7 X 150) m3 = 1050 m3
Kapasitas = 7 m3/truck =1050/7=150 truck; atau 150/7 = 21.42 ~ 22 truck/hari
22 truck = (22 X 7) =154 m3 Jumlah uji tekan /hari = (154/110) = 1.40 ~ 2
Jadi, jumlah truck yang harus diambil benda ujinya adalah 2 truck/hari.
Selama 7 hari pengecoran ada 14 truck yang harus diambil benda ujinya untuk uji tekan.
Dengan demikian maka jumlah minimum benda uji silinder yang harus dibuat untuk proyek
tersebut adalah:
a. (14 X 2) = 28 silinder berukuran 150mm X 300mm, atau
b. (14 X 3) = 42 silinder berukuran 100mm X 200mm
SNI 2847 2013
CONTOH:
Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat untuk memenuhi ketentuan
minimum menurut peraturan SNI 2847-2013. Misalkan pengecoran beton “mass concrete”
pada suatu proyek dilakukan selama 3 hari 3 malam (3X24jam) dengan total volume 7200
m3, atau 100 m3/jam dan dengan menggunakan truck mixer berkapasitas 7 m3/truck.
Penyelesaian
Jumlah truck = 7200/7=1029 truck; atau 1029/3 = 343 truck/hari
343 truck = (343 X 7) =2401 m3 Jumlah uji tekan /hari = (2401/110) = 21,82 ~ 22
Jadi, jumlah truck yang harus diambil benda ujinya adalah 22 truck/hari.
Selama 3 hari pengecoran ada 66 truck yang harus diambil benda ujinya untuk uji tekan.
Dengan demikian maka jumlah minimum benda uji silinder yang harus dibuat untuk proyek
tersebut adalah:
a. (66 X 2) = 132 silinder berukuran 150mm X 300mm, atau
b. (66 X 3) = 198 silinder berukuran 100mm X 200mm
SNI 2847 2013
SOAL:
Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat untuk memenuhi ketentuan
minimum menurut peraturan SNI 2847 2013. Misalkan pengecoran lantai beton pada suatu
proyek berukuran, 32m X 25m X 150mm (tebal lantai), dengan total volume 120 m3, atau
seluas 800 m2 diselesaikan dalam sehari, dan menggunakan truck mixer berkapasitas
7 m3 /truck.
SNI 2847 2013
SOAL:
Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat untuk memenuhi ketentuan
minimum menurut peraturan SNI 2847 2013. Misalkan pengecoran lantai beton pada suatu
proyek berukuran, 32m X 25m X 150mm (tebal lantai), dengan total volume 120 m3, atau
seluas 800 m2 diselesaikan dalam sehari, dan menggunakan truck mixer berkapasitas
7 m3 /truck.
SNI 2847 2013
5.6.3 Benda uji yang dirawat secara standar
5.6.3.1 Benda uji untuk uji kekuatan harus diambil sesuai dengan ASTM C172.
5.6.3.2 Silinder untuk uji kekuatan harus dicetak dan dirawat secara standar sesuai dengan
SNI 03-4810-1998 dan diuji sesuai dengan SNI 03-1974-1990. Silinder harus berukuran 100
kali 200 mm atau 150 kali 300 mm.
5.6.3.3 Tingkat kekuatan suatu mutu beton individu harus dianggap memenuhi syarat jika
dua hal berikut dipenuhi:
(a) Setiap nilai rata-rata aritmetika dari semua tiga uji kekuatan yang berurutan (lihat
5.6.2.4) mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari f’c;
(b) Tidak ada uji kekuatan (lihat 5.6.2.4) di bawah f’c dengan lebih dari 3,5 MPa jika f’c
sebesar 35 MPa atau kurang; atau dengan lebih dari 0,10 f’c jika f’c lebih dari 35 MPa.
5.6.3.4 Jika salah satu dari persyaratan pada 5.6.3.3 tidak terpenuhi, maka harus diambil
langkah-langkah untuk meningkatkan hasil uji kekuatan tekan rata-rata pada pengecoran
beton berikutnya. Persyaratan pada 5.6.5 harus diperhatikan jika persyaratan 5.6.3.3(b)
tidak terpenuhi.
SNI 03-2847-2002
SNI 2847 2013
Persyaratan penerimaan mutu beton menurut SNI 2847 2013 pasal 5.6.3.3
Kuat tekan beton dianggap memenuhi syarat apabila, dipenuhi :
1). Kuat tekan rata-rata setiap 3 hasil uji berturut- turut sama atau melebihi f’c
2). Untuk beton kelas mutu f’c ≤ 35 MPa, tidak ada satu pun hasil uji yang jatuh di bawah
f’c 3,50 MPa, dan untuk beton kelas mutu f’c > 35 MPa, tidak ada satu pun hasil uji yang
jatuh di bawah 0.90 f’c.
SNI 2847 2013
CONTOH:
Dalam contoh ini ada 10 benda uji silinder ukuran 150 mm X 300 mm dari batch yang sama
dengan mutu beton f’c 30 MPa
Kuat tekan
No Test Sampel 1 Sampel 2
Rata-Rata
1 32,50 33,00 32,75
2 29,00 30,50 29,75
3 34,00 32,50 33,25
4 28,50 29,00 28,75
5 40,00 39,00 39,50
SNI 2847 2013
CONTOH:
Evaluasi 1
Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan (32.75+29.75+33.25)/3=31.92 Mpa
Criteria 1):
Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.
Criteria 2):
Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan terendah yang diperoleh yaitu 29.75 Mpa,
tetapi nilai ini masih memenuhi syarat karena 29.75 Mpa > 26.50 Mpa.
Jadi dapat disimpulkan hasil uji menunjukkan beton f’c 30 Mpa dipenuhi.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya bila masih dalam batch yang sama maka jumlah
silender cukup ditambah 2 silinder saja (bukan 6 silinder) dan evaluasi kedua dapat
dilanjutkan
SNI 2847 2013
CONTOH:
Evaluasi 2
Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan (29.75+33.25+28.75)/3=30.58 Mpa
Criteria 1):
Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.
Criteria 2):
Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan terendah yang diperoleh yaitu 28.75 Mpa,
tetapi nilai ini masih memenuhi syarat karena 28.75 Mpa > 26.50 Mpa.
Jadi dapat disimpulkan hasil uji menunjukkan beton f’c 30 Mpa dipenuhi.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya bila masih dalam batch yang sama maka jumlah
silender cukup ditambah 2 silinder saja (total 10 silinder) dan evaluasi ketiga dapat
dilanjutkan
SNI 2847 2013
CONTOH:
Evaluasi 3
Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan (33.25+28.75+39.50)/3=33.83 Mpa
Criteria 1):
Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.
Criteria 2):
Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan terendah yang diperoleh yaitu 28.75 Mpa,
tetapi nilai ini masih memenuhi syarat karena 28.75 Mpa > 26.50 Mpa.
Jadi dapat disimpulkan hasil uji menunjukkan beton f’c 30 Mpa dipenuhi.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya bila masih dalam batch yang sama maka jumlah
silender cukup ditambah 2 silinder saja (total 12 silinder) dan evaluasi keempat dapat
dilanjutkan, dst
SNI 2847 2013
Jika evaluasi pengujian lanjutan diambil dari batch yang berlainan, maka prosedur uji dan
evaluasi harus dilakukan seperti semula yang diawali dengan 6 buah benda uji silinder lagi
dan seterusnya.
Dari contoh tersebut terlihat bahwa untuk melakukan evalusi mutu beton awal dibutuhkan
minimum 6 buah silinder berukuran 150 mm X 300 mm, atau 9 buah silinder berukuran 100
mm X 200 mm
SNI 2847 2013
Penyelidikan Untuk Hasil Uji Kekuatan Tekan Beton Yang Rendah.
SNI 2847-2013-5.6.5
5.6.5.2 Jika kepastian nilai kekuatan tekan beton yang rendah telah diketahui dan
hasil perhitungan menunjukkan bahwa kapasitas pemikul beban berkurang secara
signifikan, maka uji beton inti (cores) diperbolehkan diambil dari daerah yang
dipermasalahkan sesuai dengan ASTM C42M. Dalam kasus tersebut, tiga benda uji harus
diambil untuk setiap uji kekuatan tekan yang jatuh dibawah nilai yang diberikan dalam
5.6.3.3(b).
5.6.5.3 Benda uji beton inti harus dikondisikan lembab dengan penyimpanan dalam
kantong atau tempat kedap air, dikirim ke laboratorium, dan diuji sesuai dengan ASTM
C42M. Benda uji harus diuji tidak lebih awal dari 48 jam dan tidak lebih lambat dari 7
hari setelah pengambilan, kecuali disetujui oleh pihak yang berwenang. Pembuat
ketentuan pengujian yang dirujuk dalam ASTM C42M haruslah insinyur profesional
bersertifikat (licensed design professional).
5.6.5.5 Bila kriteria 5.6.5.4 tidak dipenuhi dan bila kekuatan struktur masih
meragukan,maka pihak yang berwenang dapat meminta untuk dilakukan pengujian
lapangan padakekuatan struktur beton sesuai dengan Pasal 20 untuk bagian-bagian
struktur yang bermasalah tersebut, atau melakukan langkah-langkah lainnya yang
dianggap tepat.
SNI 2847 2013
Pada umumnya mutu beton dapat diketahui dengan baik melalui
pengujian yang sifatnya destructive seperti core-test. Pengujian
nondestructive umumnya hanya memberikan gambaran perihal
keragaman (uniformity) dari beton existing dan kadang juga memberikan
indikasi mutu beton secara kualitatif saja.
Melakukan korelasi mutu beton melalui nondestructive test tidak dapat
dilakukan tanpa ada cukup banyak pengujian yang meyakinkan. Berbagai
percobaan yang dilakukan menunjukkan perbedaan dan penyimpangan
yang terjadi cukup besar, penyimpangan yang terjadi bisa berada pada
kisaran 30% - 60%.
Nilai bacaan yang berselisih lebih dari 6 unit dari nilai rata-rata bacaan
dibuang dan bila lebih dari 2 bacaan yang lebih dari 6 unit,maka seluruh
bacaan dibatalkan dan di uji ulang.
SNI 2847 2013
Jika semua persyaratan SNI 2847-2013 pasal 5.6.2 dan pasal 5.6.3 telah
terpenuhi dan kemudian karena sesuatu hal ada keraguan, dan kemudian
dilakukan pemeriksaan dan pengujian pada struktur terpasang dan
hasilnya persyaratan mutu beton seperti yang dispesifikasikan tidak
terpenuhinya, maka itu bukan merupakan tanggung jawab pemasok
(supplier), tetapi merupakan tanggung jawab pengawas dan Kontraktor.
Selanjutnya bila hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut diatas tidak
terpenuhi, maka pemeriksaan dan pengujian dilanjutkan sesuai SNI 2847-
2013 pasal 20 perihal evaluasi kekuatan, dan rekomendasinya adalah:
“masih dapat dipertahankan”, “harus diperkuat” atau “struktur
dibongkar sebagian atau keseluruhan”
SNI 2847 2013
6 Cetakan, penanaman dan joint konstruksi
6.3.1 Penanaman semua bahan yang tidak berbahaya bagi beton dan
dalam batasan 6.3 harus diizinkan dalam beton dengan persetujuan
insinyur profesional bersertifikat, asalkan bahan tersebut tidak dianggap
menggantikan secara struktural bagian beton yang dipindahkan, kecuali
seperti diberikan dalam 6.3.6
6.3.8 Cairan, gas, atau uap, kecuali air yang suhunya tidak melebihi 320C
dan tekanannya tidak melebihi 0,35 MPa, harus diisikan dalam pipa
hingga beton telah mencapai kuat rancangnya.
6.4 Joint konstruksi
SNI 2847 2002
8 Cetakan, Pipa Tertanam dan siar pelaksanaan
SNI 2847 2013
7 Detail tulangan
7.6.5 Pada dinding dan slab selain dari konstruksi balok jois beton, tulangan lentur
utama harus berspasi tidak lebih jauh dari tiga kali tebal dinding atau slab, ataupun
tidak lebih jauh dari 450 mm
7.7.6 Lingkungan korosif Pada lingkungan korosif atau kondisi paparan parah lainnya,
selimut beton harus ditingkatkan bilamana diperlukan dan disyaratkan oleh insinyur
profesional bersertifikat. Persyaratan yang dapat diterima untuk beton didasarkan
pada kategori dan kelas paparan dalam Pasal 4 harus dipenuhi, atau perlindungan
lainnya harus disediakan. Sebagai tambahan, untuk proteksi korosi, selimut beton
yang ditetapkan untuk tulangan tidak kurang dari 50 mm untuk dinding dan slab dan
tidak kurang dari 65 mm untuk komponen struktur lainnya direkomendasikan. Untuk
komponen struktur beton pracetak yang dibuat dibawah kondisi kontrol pabrik,
selimut beton yang ditetapkan tidak kurang dari 40 mm untuk dinding dan slab dan
tidak kurang dari 50 mm untuk komponen struktur lainnya direkomendasikan.
7.7.6.1 Untuk komponen struktur beton prategang yang terpapar lingkungan korosif
atau kategori paparan parah lainnya seperti yang didefinisikan dalam Pasal 4, dan
yang diklasifikasikan sebagai Kelas T atau C dalam 18.3.3, selimut beton yang
disyaratkan tidak boleh kurang dari 1,5 kali selimut untuk tulangan prategang yang
disyaratkan oleh 7.7.2 dan 7.7.3. Persyaratan ini diizinkan untuk diabaikan jika daerah
tarik pratekan tidak dalam kondisi tertarik dibawah beban tetap.
SNI 2847 2002
9 Detail Penulangan
9.6 Batas spasi tulangan