Anda di halaman 1dari 91

Manajemen

Kualitas Proyek
BERDASARKAN PMBOK
Tinjauan

Ditemui banyak kegagalan konstruksi (failure


constructions) dengan penyebabnya:
1. Pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan
standar kualitas yang ditetapkan (Proses dan
hasil proyek tidak memenuhi spesifikasi tertulis).
2. Pekerjaan konstruksi yang dihasilkan tidak sesuai
dengan sesuai tujuan/sasaran.
Pengertian

Manajemen Kualitas Proyek adalah proses yang


dilakukan untuk menjamin proyek dapat memenuhi
kebutuhan yang telah disepakati melalui:
1. Aturan-aturan mengenai kualitas,
2. Prosedur maupun guidelines
Semua yang terlibat dalam proyek harus berkomitmen
terhadap jaminan kualitas sebagai jaminan tentang
kebijakan kualitas, tujuan dan tanggung jawab dari
pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi
kebutuhan yang sudah disepakati.
Pengertian

Jaminan Kualitas:
1. Mengutamakan Kepuasan pelanggan
2. Mengutamakan Pencegahan
3. Melakukan Peningkatan secara terus menerus
4. Komitmen Manajemen yang berfokus pada
kualitas
Tahapan Manajemen Kualitas
 Perencanaan kualitas:
identifikasi standar kualitas yang relevan dengan
proyek, dan menentukan cara memenuhi standar
kualitas tsb.
 Penjaminan Kualitas
Menjalankan apa yang sudah direncanakan untuk
menjamin bahwa tim proyek sudah menjalankan
semua proses yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kualitas yang relevan
 Pengendalian Kualitas
Memonitor hasil – hasil proyek yang spesifik untuk
memeriksa apakah sudah memenuhi kualitas standar
relevan yang sudah disepakati dan mengidentifikasi
cara untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh.
Input Perencanaan Kualitas
1. Scope baseline
Menentukan penjelasan mengenai proyek, yang dikerjakan dan
kriteria penerimaan. Melakukan WBS untuk mengetahui item
pekerjaan pada proyek.
2. Stakeholder Register
Mengidentifikasi stakeholder dengan keinginan, pengaruh
terhadap proyek dan kualitas.
3. Cost Performance Baseline
Mengukur biaya berdasarkan schedule pekerjaan yang
ditetapkan
Input Perencanaan Kualitas
4. Schedule baseline
Menentukan pengukuran kinerja jadwal pekerjaan yang dapat
diterima termausk waktu mulai dan selesai.
5. Risk Register
Mengidentifikasi ancaman dan peluang yang dapat berpengaruh
pada persyaratan kualitas.
6. Enterprise Environmental Factors
Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi rkualitas seperti:
peraturan pemerintah, aturan atau standar yang berlaku
didaerah tersebut, kondisi pekerjaan.
Input Perencanaan Kualitas
7. Organizational Process Assets
Menentukan pengaruh dari organisasi proyek seperti:
- Kebijakan mutu organisasi/perusahaan
- Database pengalaman sebelumnya
- Evaluasi dari proyek sebelumnya
Tools & Techniques

 Cost benefit analysis


• Mengurangi pengulangan pekerjaan
• Meningkatkan produktifitas
• Mengurangi biaya
• Meningkatkan kepuasan stakeholder
 Benchmarking
• Menandai dan membandingkan aktifitas proyek dengan
proyek sejenis
 Design of Experiment
• Melakukan uji coba terhadap design dan melakukan
analisis kondisi optimal
Cost Benefit Analysis
Alat Pengendalian Kualitas

Ada banyak alat yang dapat digunakan dalam


melakukan pengendalian kualitas, antara lain :
 Pareto Diagram

 Statistical Sampling

 Six Sigma

 Diagram Kontrol

 Testing/Pengujian
Pareto Diagrams
Contoh Pareto Diagram
Pareto Diagrams

 Diagram Pareto agak terkait dengan Hukum


Pareto: 80 persen masalah yang datang, 20 persen
dari isu.
 Hal ini juga dikenal sebagai aturan 80/20.
 Tim proyek pertama harus bekerja pada masalah-
masalah terbesar dan kemudian pindah ke masalah
yang lebih kecil.
Statistical Sampling

 Metoda pengambilan sampel populasi untuk


memahami masalah yang ada.
 Jumlah sample yg diambil berkaitan dengan
“serepresentatif apa” data yang diinginkan.
 Sample size =
.25 X (certainty Factor/acceptable error)2
Six Sigma

 Six Sigma adalah "suatu sistem yang


komprehensif dan fleksibel untuk mencapai,
mempertahankan dan memaksimalkan kesuksesan
bisnis
 Six Sigma adalah unik didorong oleh pemahaman
dekat kebutuhan pelanggan, penggunaan disiplin
fakta, data, dan analisis statistik, dan perhatian
untuk mengelola, memperbaiki, dan proses bisnis
menciptakan kembali.
 Target kesempurnaan adalah mencapati tidak lebih
dari 3.4 kegagalan / sejuta peluang
 Prinsip Six Sigma dapat diterapkan pada
berbagai proses bisnis
 Proyek yang menggunakan Six Sigma sebagai alat
kendali kualitasnya biasanya menggunaka 5 fase
pengembangan yang disebut DMAIC.
DMAIC

 Define: Mendefinisikan masalah/peluang, proses dan


kebutuhan pelanggan
 Measure: Mendefinisikan pengukuran,
mengumpulkannya, mengaturnya dan menampilkan
data
 Analyze: Membedah masalah untuk mendapatkan
peluang peningkatan kualitas (biasanya menggunakan
fishbone/Ishikawa diagram)
 Improve: Mensintesis solusi dan ide untuk
menyelesaikan masalah (berkaitan dengan kualitas)
 Control: Verifikasi kestabilan peningkatan dan solusi
yang sudah diprediksi
Keunikan Six Sigma

 Hal ini membutuhkan komitmen organisasi yang


luas
 Six Sigma organisasi memiliki kemampuan dan
kemauan untuk mengadopsi tujuan berlawanan,
seperti mengurangi kesalahan dan menyelesaikan
sesuatu lebih cepat
 Ini adalah filosofi operasi yang berfokus pada
pelanggan dan berusaha untuk meningkatkan
tingkat kualitas, dan meningkatkan kinerja
keuangan pada tingkat terobosan
Contoh: Six Sigma Organizations

 Motorola, Inc. memelopori penerapan Six


Sigma di tahun 1980 dan menghemat sekitar
$ 14 miliar.
 Allied Signal/Honeywell menyimpan lebih dari
$ 600 juta setahun dengan mengurangi biaya
cacat ulang dan meningkatkan proses desain
mesin pesawat udara
 General Electric menggunakan Six Sigma untuk
fokus pada pencapaian kepuasan pelanggan
Six Sigma & Manajemen Proyek

 Joseph M. Juran stated that “all improvement takes place


project by project, and in no other way” . (Semua
perbaikan terjadi proyek oleh proyek, dan tidak
dengan cara lain)
 Sangat penting melakukan pemilihan proyek dengan
hati-hati dan menerapkan kualitas yang lebih tinggi,
dimana hal itu menjadi sangat bermakna
 Proyek Six Sigma harus berfokus pada masalah
kualitas proyek atau “gap” antara keadaan sekarang
dan keadaan yang diinginkan
 Setelah memilih proyek Six Sigma, konsep manajemen,
tools dan teknik yang ada dapat digunakan. Seperti
membuat creating business cases, project charters,
schedules, budgets, etc.
Six Sigma dan Statistik

 Sigma dalam hal ini berarti standard deviation


 Standard deviation menyatakan seberapa besar
variasi yang ada dalam sebuah distribusi data
 Standard deviation adalah faktor utama dalam
menentukan jumlah unit kegagalan dalam sebuah
populasi
Standard Deviasi

 Standar Deviasia kecil menyatakan data berkumpul


di sekitar pusat data dan hanya ada sedikit variasi
dari data tsb
 Data berdistribusi normal adalah data berbentuk
lonceng, yaitu data yang simetris terhadap rata-
ratanya
Standar Deviasi & Distribusi Normal
Six Sigma & Defective Units

Specification Range Percent of Defective Units


Population
(in +/- Sigmas) Per Billion
Within Range
1 68.27 317,300,000
2 95.45 45,400,000
3 99.73 2,700,000
4 99.9937 63,000
5 99.999943 57
6 99.9999998 2
Tabel Konversi Six Sigma

Yield : jumlah unit yang dikerjakan dengan benar melalui proses-prosesnya


Defect : Jumlah unit yang gagal memenuhi kebutuhan pelanggan
Makin besar sigma, diharapkan makin banyak unit yang dapat ditangani
dengan baik dan bagus kualitasnya
Ishikawa Diagram
Diagram Kontrol

 Sebuah diagram kontrol yang merupakan tampilan grafis dari data yang
menggambarkan hasil dari suatu proses dari waktu ke waktu. Ini membantu
mencegah cacat dan memungkinkan untuk menentukan apakah suatu proses
dalam kontrol atau di luar kendali
 Diagram kontrol dapat digunakan untuk memantau berbagai jenis variabel
output. Meskipun digunakan paling sering untuk melacak aktivitas berulang
yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang manufaktur, diagram
kontrol juga dapat digunakan untuk memantau variasi biaya dan jadwal,
volume, dan frekuensi perubahan ruang lingkup, atau hasil manajemen
lainnya untuk membantu menentukan apakah proses manajemen proyek
terkendali.
Contoh Diagram Kendali
Testing/Pengujian

 Banyak digunakan dalam proyek-proyek IT


 Banyak profesional IT yang melakukan testing
hanya di bagian akhir pembuatan produk
 Testing seharusnya dilakukan pada tiap tahapan
dalam siklus hidup pembanguna produk
Testing Tasks in the Software
Development Life Cycle
Gantt Chart for Building Testing into a
Systems Development Project Plan
Checklist
SNI 2847 2013
Persyaratan Umum:
1.1.1 Untuk beton struktur, fc’ tidak boleh kurang dari 17 MPa. Nilai maksimum fc’tidak
dibatasi kecuali bilamana dibatasi oleh ketentuan Standar tertentu.
1.2.1 Dokumen kontrak untuk semua konstruksi beton struktural harus memuat stempel
insinyur profesional bersertifikat. Dokumen kontrak ini harus menunjukkan:
a. Nama dan tanggal penerbitan tata cara dan kelengkapannya dimana desain harus
memenuhinya;
b. Beban hidup dan beban lainnya yang digunakan dalam desain;
c. Kekuatan tekan beton yang ditetapkan pada umur yang dinyatakan atau tahap
konstruksi untuk setiap bagian struktur yang didesain;
d. Kekuatan atau mutu tulangan yang ditetapkan;
e. Ukuran dan lokasi semua elemen struktural dan tulangan;
f. Tulangan untuk tipe, ukuran, lokasi, dan pemasangan angkur; dan kualifikasi
untuk alat pemasang angkur pasca pasang seperti yang disyaratkan oleh D.9;
g. Ketentuan untuk perubahan dimensi yang diakibatkan dari rangkak, susut, dan
suhu;
h. Besar dan lokasi gaya prategang;
SNI 2847 2013
1.2.1 Dokumen kontrak untuk semua konstruksi beton struktural harus memuat stempel
insinyur profesional bersertifikat. Dokumen kontrak ini harus menunjukkan:
i. Besar dan lokasi gaya prategang;
j. Panjang pengangkuran tulangan dan lokasi dan panjang sambungan lewatan;
k. Tipe dan lokasi sambungan lewatan tulangan mekanik atau las;
l. Detail dan lokasi semua joint kontraksi atau isolasi (pemisah) yang ditetapkan
untuk beton polos struktural dalam Pasal 22;
m. Kekuatan tekan beton minimum pada saat pasca penarikan;
n. Urutan penegangan untuk tendon pasca tarik;
o. Pernyataan jika slab di atas tanah didesain sebagai diafragma struktural, lihat
21.12.3.4.
SNI 2847 2013
1.3.2 Inspektor harus mensyaratkan kesesuaian dengan dokumen kontrak. Kecuali jika
ditetapkan dalam tata cara bangunan gedung umum yang diadopsi secara legal,
catatan inspeksi harus menyertakan:
a. Laporan pengiriman, pengecoran, dan pengujian yang mencatat kuantitas, lokasi
pengecoran, pengujian beton segar, kekuatan, dan pengujian lain semua kelas
campuran beton;
b. Konstruksi dan pembongkaran cetakan dan perancah;
c. Penempatan tulangan dan angkur;
d. Pencampuran, pengecoran, dan perawatan beton;
e. Urutan ereksi dan sambungan komponen struktur pracetak;
f. Penarikan tendon;
g. Sembarang pembebanan konstruksi yang signifikan pada lantai, komponen
struktur atau dinding yang telah selesai;
h. Kemajuan pekerjaan secara umum.
SNI 2847 2013
Material:
3.2.1 Material sementisius harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
a. Semen Portland: ASTM C150M;
b. Semen hidrolis blended: ASTM C595M kecuali Tipe IS (≥70), yang tidak
diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama beton struktural;
c. Semen hidrolis ekspansif: ASTM C845;
d. Semen hidrolis: ASTM C1157M;
e. Abu terbang (fly ash) dan pozzolan alami: ASTM C618;
f. Semen slag: ASTM C989;
g. Silica fume: ASTM C1240.
3.5.3.1 Tulangan ulir harus memenuhi persyaratan untuk batang tulangan ulir dalam salah
satu ketentuan berikut, kecuali diizinkan oleh 3.5.3.3:
a. Baja karbon: ASTM A615M;
b. Baja low-alloy: ASTM A706M;
SNI 2847 2013
Material:
3.5.3.1 Tulangan ulir harus memenuhi persyaratan untuk batang tulangan ulir dalam salah
satu ketentuan berikut, kecuali diizinkan oleh 3.5.3.3:
c. Baja stainless: ASTM A955M;
d. Baja rel dan baja gandar: ASTM A996M. Batang tulangan dari baja rel
menggunakan Tipe R.
3.5.3.2 Baja tulangan ulir harus memenuhi salah satu spesifikasi ASTM yang disebutkan
dalam 3.5.3.1, kecuali yang untuk batang tulangan dengan fy kurang dari 420 MPa,
kekuatan lelehnya harus diambil sebesar tegangan yang berhubungan dengan
regangan sebesar 0,5 persen, dan untuk batang tulangan dengan fy paling sedikit
420 MPa, kekuatan lelehnya harus diambil sebesar tegangan yang berhubungan
dengan regangan sebesar 0,35 persen. Lihat 9.4.
3.5.4.1 Batang tulangan polos untuk tulangan spiral harus memenuhi ASTM A615M, A706M,
A955M, atau A1035M.
3.5.4.2 Kawat polos untuk tulangan spiral harus memenuhi ASTM A1064M, kecuali untuk
kawat dengan fy melebihi 420 MPa, kuat lelehnya harus diambil sebesar tegangan
yang berhubungan dengan regangan sebesar 0,35 persen.
SNI 2847 2013
Material:
3.8.1 Standar-standar Internasional ASTM yang dirujuk dalam Standar ini terdaftar di
bawah dengan penamaan serialnya, termasuk tahun adopsi atau revisi, dan
dideklarasi sebagai bagian Standar ini sebagaimana seluruhnya ditetapkan
sebelumnya di sini.
3.8.2 “Structural Welding Code—Reinforcing Steel (AWS D1.4/D1.4M:2011)” dari American
Welding Society dideklarasikan sebagai bagian Standar ini dimana sepenuhnya
ditetapkan terdahulu di sini. 3.8.3 Subpasal 2.3.3, Kombinasi Beban Termasuk Beban
Banjir, dan 2.3.4, Kombinasi Beban Termasuk Beban Es Atmosfir, dari “Minimum
Design Loads for Buildings and Other Structures” (ASCE/SEI 7-10) dideklarasi sebagai
bagian Standar ini dimana sepenuhnya ditetapkan terdahulu di sini, untuk tujuan
yang dirujuk dalam 9.2.6.
3.8.4 “Specification for Unbonded Single-Strand Tendon Materials (ACI 423.7-07)”
dideklarasi sebagai bagian Standar ini dimana sepenuhnya ditetapkan terdahulu di
sini.
3.8.5 Artikel 9.21.7.2 dan 9.21.7.3 Divisi I dan Artikel 10.3.2.3 Divisi II dari AASHTO
“Standard Specification for Highway Bridges” (AASHTO 17th Edition, 2002)
dideklarasi sebagai bagian Standar ini dimana sepenuhnya ditetapkan terdahulu di
sini, untuk tujuan yang dirujuk dalam 18.15.1.
SNI 2847 2013
Material:
3.8.6 “Qualification of Post-Installed Mechanical Anchors in Concrete (ACI 355.2-07)”
dideklarasi sebagai bagian Standar ini dimana sepenuhnya ditetapkan terdahulu di
sini, untuk tujuan yang dirujuk dalam Lampiran D. 3.8.7 “Qualification of Post-
Installed Adhesive Anchors in Concrete (ACI 355.4M-11)” dideklarasi sebagai bagian
Standar ini dimana sepenuhnya ditetapkan terdahulu di sini, untuk tujuan yang
dirujuk dalam Lampiran D.
3.8.8 “Structural Welding Code—Steel (AWS D1.1/D1.1M:2010)” dari American Welding
Society dideklarasi sebagai bagian Standar ini dimana sepenuhnya ditetapkan
terdahulu di sini.
3.8.9 “Acceptance Criteria for Moment Frames Based on Structural Testing (ACI 374.1-05)”
dideklarasi sebagai bagian Standar ini dimana sepenuhnya ditetapkan terdahulu di
sini.
3.8.10 “Acceptance Criteria for Special Unbonded Post-Tensioned Precast Structural Walls
Based on Validation Testing (ACI ITG-5.1-07)” dideklarasi sebagai bagian Standar ini
dimana sepenuhnya ditetapkan terdahulu di sini
SNI 2847 2013
Durabilitas
Kategori dan kelas paparan Tabel 4.2.1
SNI 2847 2013
Durabilitas
Kategori dan kelas paparan SNI 2002
SNI 2847 2013
Kualitas, pencampuran, dan pengecoran beton
5.2 Pemilihan proporsi campuran beton
5.2.1 Proporsi bahan untuk beton harus dibuat untuk:
a. Memberikan kelecakan dan konsistensi yang menjadikan beton mudah dicor ke
dalam cetakan dan ke celah di sekeliling tulangan dengan berbagai kondisi
pelaksanaan pengecoran yang harus dilakukan, tanpa terjadinya segregasi atau
bleeding yang berlebih;
b. Memenuhi persyaratan untuk kategori paparan yang sesuai dari Pasal 4;
c. Memenuhi persyaratan uji kekuatan dari 5.6.
SNI 2847 2013
SNI 2847 2013
SNI 03-2847-2002
SNI 2847 2013
CONTOH:
Tentukan Target Kuat Tekan dari suatu mutu beton f’c 25 MPa yang layak berdasarkan Tabel
5.3.2.1, jika diketahui tersedia data standar deviasi dari campuran beton tersebut adalah
sebesar 4 Mpa.

Penyelesaian:
f’cr = f’c + 1.34 SS = 25 + 5.36 = 30.36 MPa
f’cr = f’c + 2.33 SS – 3.50 = 25 + 9.32 - 3.50 = 30.82 MPa

Jadi f’cr ≥ 31 Mpa

Tentukan bila tidak tersedia data standar deviasi


SNI 2847 2013
CONTOH:
Tentukan Target Kuat Tekan dari suatu mutu beton f’c 40 MPa yang layak berdasarkan Tabel
5.3.2.1, jika diketahui tersedia data standar deviasi dari campuran beton tersebut adalah
sebesar 4 Mpa

Penyelesaian:
f’cr = f’c + 1.34 SS = 40 + 5.36 = 45.36 MPa
f’cr = 0,9f’c + 2.33 SS = 36 + 9.32 = 45.32 MPa

Jadi f’cr ≥ 46 Mpa

Tentukan bila tidak tersedia data standar deviasi


SNI 2847 2013
5.6.2 Frekuensi pengujian
5.6.2.1 Benda uji untuk uji kekuatan setiap mutu beton yang dicor setiap hari harus
diambil dari tidak kurang dari sekali sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 110
m3 beton, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 460 m2 luasan permukaan lantai atau
dinding.
5.6.2.2 Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian hingga
frekuensi pengujian yang disyaratkan oleh 5.6.2.1 hanya akan menghasilkan jumlah uji
kekuatan beton kurang dari lima untuk suatu mutu beton, maka benda uji harus diambil
dari paling sedikit lima adukan yang dipilih secara acak atau dari masing-masing adukan
bilamana jumlah adukan yang digunakan adalah kurang dari lima.
5.6.2.3 Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari 38 m3, maka
pengujian kekuatan tekan tidak perlu dilakukan bila bukti terpenuhinya kekuatan tekan
diserahkan dan disetujui oleh pengawas lapangan.
5.6.2.4 Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai kekuatan tekan rata-rata dari
paling sedikit dua silinder 150 kali 300 mm atau paling sedikit tiga silinder 100 kali 200 mm
yang dibuat dari adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada
umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc’.
SNI 03-2847 2002
SNI 2847 2013
CONTOH:
Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat untuk memenuhi ketentuan
minimum menurut peraturan SNI 2847 2013 Misalkan pengecoran beton pada suatu proyek
dilakukan selama 7 hari dengan volume 150 m3/hari dan dengan menggunakan truck mixer
berkapasitas 7 m3/truck.

Penyelesaian
Total volume beton yang di-cor selama 7 hari, (7 X 150) m3 = 1050 m3
Kapasitas = 7 m3/truck  =1050/7=150 truck; atau 150/7 = 21.42 ~ 22 truck/hari
22 truck = (22 X 7) =154 m3  Jumlah uji tekan /hari = (154/110) = 1.40 ~ 2
Jadi, jumlah truck yang harus diambil benda ujinya adalah 2 truck/hari.
Selama 7 hari pengecoran ada 14 truck yang harus diambil benda ujinya untuk uji tekan.
Dengan demikian maka jumlah minimum benda uji silinder yang harus dibuat untuk proyek
tersebut adalah:
a. (14 X 2) = 28 silinder berukuran 150mm X 300mm, atau
b. (14 X 3) = 42 silinder berukuran 100mm X 200mm
SNI 2847 2013
CONTOH:
Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat untuk memenuhi ketentuan
minimum menurut peraturan SNI 2847-2013. Misalkan pengecoran beton “mass concrete”
pada suatu proyek dilakukan selama 3 hari 3 malam (3X24jam) dengan total volume 7200
m3, atau 100 m3/jam dan dengan menggunakan truck mixer berkapasitas 7 m3/truck.
Penyelesaian
Jumlah truck = 7200/7=1029 truck; atau 1029/3 = 343 truck/hari
343 truck = (343 X 7) =2401 m3  Jumlah uji tekan /hari = (2401/110) = 21,82 ~ 22
Jadi, jumlah truck yang harus diambil benda ujinya adalah 22 truck/hari.
Selama 3 hari pengecoran ada 66 truck yang harus diambil benda ujinya untuk uji tekan.
Dengan demikian maka jumlah minimum benda uji silinder yang harus dibuat untuk proyek
tersebut adalah:
a. (66 X 2) = 132 silinder berukuran 150mm X 300mm, atau
b. (66 X 3) = 198 silinder berukuran 100mm X 200mm
SNI 2847 2013
SOAL:
Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat untuk memenuhi ketentuan
minimum menurut peraturan SNI 2847 2013. Misalkan pengecoran lantai beton pada suatu
proyek berukuran, 32m X 25m X 150mm (tebal lantai), dengan total volume 120 m3, atau
seluas 800 m2 diselesaikan dalam sehari, dan menggunakan truck mixer berkapasitas
7 m3 /truck.
SNI 2847 2013
SOAL:
Tentukan jumlah minimum uji silinder yang harus dibuat untuk memenuhi ketentuan
minimum menurut peraturan SNI 2847 2013. Misalkan pengecoran lantai beton pada suatu
proyek berukuran, 32m X 25m X 150mm (tebal lantai), dengan total volume 120 m3, atau
seluas 800 m2 diselesaikan dalam sehari, dan menggunakan truck mixer berkapasitas
7 m3 /truck.
SNI 2847 2013
5.6.3 Benda uji yang dirawat secara standar
5.6.3.1 Benda uji untuk uji kekuatan harus diambil sesuai dengan ASTM C172.
5.6.3.2 Silinder untuk uji kekuatan harus dicetak dan dirawat secara standar sesuai dengan
SNI 03-4810-1998 dan diuji sesuai dengan SNI 03-1974-1990. Silinder harus berukuran 100
kali 200 mm atau 150 kali 300 mm.
5.6.3.3 Tingkat kekuatan suatu mutu beton individu harus dianggap memenuhi syarat jika
dua hal berikut dipenuhi:
(a) Setiap nilai rata-rata aritmetika dari semua tiga uji kekuatan yang berurutan (lihat
5.6.2.4) mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari f’c;
(b) Tidak ada uji kekuatan (lihat 5.6.2.4) di bawah f’c dengan lebih dari 3,5 MPa jika f’c
sebesar 35 MPa atau kurang; atau dengan lebih dari 0,10 f’c jika f’c lebih dari 35 MPa.
5.6.3.4 Jika salah satu dari persyaratan pada 5.6.3.3 tidak terpenuhi, maka harus diambil
langkah-langkah untuk meningkatkan hasil uji kekuatan tekan rata-rata pada pengecoran
beton berikutnya. Persyaratan pada 5.6.5 harus diperhatikan jika persyaratan 5.6.3.3(b)
tidak terpenuhi.
SNI 03-2847-2002
SNI 2847 2013
Persyaratan penerimaan mutu beton menurut SNI 2847 2013 pasal 5.6.3.3
Kuat tekan beton dianggap memenuhi syarat apabila, dipenuhi :
1). Kuat tekan rata-rata setiap 3 hasil uji berturut- turut sama atau melebihi f’c
2). Untuk beton kelas mutu f’c ≤ 35 MPa, tidak ada satu pun hasil uji yang jatuh di bawah
f’c 3,50 MPa, dan untuk beton kelas mutu f’c > 35 MPa, tidak ada satu pun hasil uji yang
jatuh di bawah 0.90 f’c.
SNI 2847 2013
CONTOH:
Dalam contoh ini ada 10 benda uji silinder ukuran 150 mm X 300 mm dari batch yang sama
dengan mutu beton f’c 30 MPa

Kuat tekan
No Test Sampel 1 Sampel 2
Rata-Rata
1 32,50 33,00 32,75
2 29,00 30,50 29,75
3 34,00 32,50 33,25
4 28,50 29,00 28,75
5 40,00 39,00 39,50
SNI 2847 2013
CONTOH:
Evaluasi 1
Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan  (32.75+29.75+33.25)/3=31.92 Mpa
Criteria 1):
Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.
Criteria 2):
Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan terendah yang diperoleh yaitu 29.75 Mpa,
tetapi nilai ini masih memenuhi syarat karena 29.75 Mpa > 26.50 Mpa.
Jadi dapat disimpulkan hasil uji menunjukkan beton f’c 30 Mpa dipenuhi.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya bila masih dalam batch yang sama maka jumlah
silender cukup ditambah 2 silinder saja (bukan 6 silinder) dan evaluasi kedua dapat
dilanjutkan
SNI 2847 2013
CONTOH:
Evaluasi 2
Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan  (29.75+33.25+28.75)/3=30.58 Mpa
Criteria 1):
Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.
Criteria 2):
Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan terendah yang diperoleh yaitu 28.75 Mpa,
tetapi nilai ini masih memenuhi syarat karena 28.75 Mpa > 26.50 Mpa.
Jadi dapat disimpulkan hasil uji menunjukkan beton f’c 30 Mpa dipenuhi.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya bila masih dalam batch yang sama maka jumlah
silender cukup ditambah 2 silinder saja (total 10 silinder) dan evaluasi ketiga dapat
dilanjutkan
SNI 2847 2013
CONTOH:
Evaluasi 3
Nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan  (33.25+28.75+39.50)/3=33.83 Mpa
Criteria 1):
Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa ketiga hasil uji kuat tekan > 30 Mpa.
Criteria 2):
Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji tekan terendah yang diperoleh yaitu 28.75 Mpa,
tetapi nilai ini masih memenuhi syarat karena 28.75 Mpa > 26.50 Mpa.
Jadi dapat disimpulkan hasil uji menunjukkan beton f’c 30 Mpa dipenuhi.
Untuk evaluasi pengujian selanjutnya bila masih dalam batch yang sama maka jumlah
silender cukup ditambah 2 silinder saja (total 12 silinder) dan evaluasi keempat dapat
dilanjutkan, dst
SNI 2847 2013
Jika evaluasi pengujian lanjutan diambil dari batch yang berlainan, maka prosedur uji dan
evaluasi harus dilakukan seperti semula yang diawali dengan 6 buah benda uji silinder lagi
dan seterusnya.
Dari contoh tersebut terlihat bahwa untuk melakukan evalusi mutu beton awal dibutuhkan
minimum 6 buah silinder berukuran 150 mm X 300 mm, atau 9 buah silinder berukuran 100
mm X 200 mm
SNI 2847 2013
Penyelidikan Untuk Hasil Uji Kekuatan Tekan Beton Yang Rendah.
SNI 2847-2013-5.6.5
 5.6.5.2 Jika kepastian nilai kekuatan tekan beton yang rendah telah diketahui dan
hasil perhitungan menunjukkan bahwa kapasitas pemikul beban berkurang secara
signifikan, maka uji beton inti (cores) diperbolehkan diambil dari daerah yang
dipermasalahkan sesuai dengan ASTM C42M. Dalam kasus tersebut, tiga benda uji harus
diambil untuk setiap uji kekuatan tekan yang jatuh dibawah nilai yang diberikan dalam
5.6.3.3(b).
 5.6.5.3 Benda uji beton inti harus dikondisikan lembab dengan penyimpanan dalam
kantong atau tempat kedap air, dikirim ke laboratorium, dan diuji sesuai dengan ASTM
C42M. Benda uji harus diuji tidak lebih awal dari 48 jam dan tidak lebih lambat dari 7
hari setelah pengambilan, kecuali disetujui oleh pihak yang berwenang. Pembuat
ketentuan pengujian yang dirujuk dalam ASTM C42M haruslah insinyur profesional
bersertifikat (licensed design professional).
 5.6.5.5 Bila kriteria 5.6.5.4 tidak dipenuhi dan bila kekuatan struktur masih
meragukan,maka pihak yang berwenang dapat meminta untuk dilakukan pengujian
lapangan padakekuatan struktur beton sesuai dengan Pasal 20 untuk bagian-bagian
struktur yang bermasalah tersebut, atau melakukan langkah-langkah lainnya yang
dianggap tepat.
SNI 2847 2013
Pada umumnya mutu beton dapat diketahui dengan baik melalui
pengujian yang sifatnya destructive seperti core-test. Pengujian
nondestructive umumnya hanya memberikan gambaran perihal
keragaman (uniformity) dari beton existing dan kadang juga memberikan
indikasi mutu beton secara kualitatif saja.
Melakukan korelasi mutu beton melalui nondestructive test tidak dapat
dilakukan tanpa ada cukup banyak pengujian yang meyakinkan. Berbagai
percobaan yang dilakukan menunjukkan perbedaan dan penyimpangan
yang terjadi cukup besar, penyimpangan yang terjadi bisa berada pada
kisaran 30% - 60%.
Nilai bacaan yang berselisih lebih dari 6 unit dari nilai rata-rata bacaan
dibuang dan bila lebih dari 2 bacaan yang lebih dari 6 unit,maka seluruh
bacaan dibatalkan dan di uji ulang.
SNI 2847 2013
Jika semua persyaratan SNI 2847-2013 pasal 5.6.2 dan pasal 5.6.3 telah
terpenuhi dan kemudian karena sesuatu hal ada keraguan, dan kemudian
dilakukan pemeriksaan dan pengujian pada struktur terpasang dan
hasilnya persyaratan mutu beton seperti yang dispesifikasikan tidak
terpenuhinya, maka itu bukan merupakan tanggung jawab pemasok
(supplier), tetapi merupakan tanggung jawab pengawas dan Kontraktor.
Selanjutnya bila hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut diatas tidak
terpenuhi, maka pemeriksaan dan pengujian dilanjutkan sesuai SNI 2847-
2013 pasal 20 perihal evaluasi kekuatan, dan rekomendasinya adalah:
“masih dapat dipertahankan”, “harus diperkuat” atau “struktur
dibongkar sebagian atau keseluruhan”
SNI 2847 2013
6 Cetakan, penanaman dan joint konstruksi
6.3.1 Penanaman semua bahan yang tidak berbahaya bagi beton dan
dalam batasan 6.3 harus diizinkan dalam beton dengan persetujuan
insinyur profesional bersertifikat, asalkan bahan tersebut tidak dianggap
menggantikan secara struktural bagian beton yang dipindahkan, kecuali
seperti diberikan dalam 6.3.6
6.3.8 Cairan, gas, atau uap, kecuali air yang suhunya tidak melebihi 320C
dan tekanannya tidak melebihi 0,35 MPa, harus diisikan dalam pipa
hingga beton telah mencapai kuat rancangnya.
6.4 Joint konstruksi
SNI 2847 2002
8 Cetakan, Pipa Tertanam dan siar pelaksanaan
SNI 2847 2013
7 Detail tulangan
7.6.5 Pada dinding dan slab selain dari konstruksi balok jois beton, tulangan lentur
utama harus berspasi tidak lebih jauh dari tiga kali tebal dinding atau slab, ataupun
tidak lebih jauh dari 450 mm
7.7.6 Lingkungan korosif Pada lingkungan korosif atau kondisi paparan parah lainnya,
selimut beton harus ditingkatkan bilamana diperlukan dan disyaratkan oleh insinyur
profesional bersertifikat. Persyaratan yang dapat diterima untuk beton didasarkan
pada kategori dan kelas paparan dalam Pasal 4 harus dipenuhi, atau perlindungan
lainnya harus disediakan. Sebagai tambahan, untuk proteksi korosi, selimut beton
yang ditetapkan untuk tulangan tidak kurang dari 50 mm untuk dinding dan slab dan
tidak kurang dari 65 mm untuk komponen struktur lainnya direkomendasikan. Untuk
komponen struktur beton pracetak yang dibuat dibawah kondisi kontrol pabrik,
selimut beton yang ditetapkan tidak kurang dari 40 mm untuk dinding dan slab dan
tidak kurang dari 50 mm untuk komponen struktur lainnya direkomendasikan.
7.7.6.1 Untuk komponen struktur beton prategang yang terpapar lingkungan korosif
atau kategori paparan parah lainnya seperti yang didefinisikan dalam Pasal 4, dan
yang diklasifikasikan sebagai Kelas T atau C dalam 18.3.3, selimut beton yang
disyaratkan tidak boleh kurang dari 1,5 kali selimut untuk tulangan prategang yang
disyaratkan oleh 7.7.2 dan 7.7.3. Persyaratan ini diizinkan untuk diabaikan jika daerah
tarik pratekan tidak dalam kondisi tertarik dibawah beban tetap.
SNI 2847 2002
9 Detail Penulangan
9.6 Batas spasi tulangan

9.7 Pelindung beton untuk tulangan


SNI 2847 2013
SNI 2847 2002
SNI 2847 2013
8 Analisis dan desain – pertimbangan umum
SNI 2847 2013
PERSYARATAN KEKUATAN & KEMAMPUAN LAYAN
1. Perubahan faktor beban, yang mengacu pada SNI 1726-2012.
2. Terkait dengan Ketentuan Desain Unifikasi, rumus yang termuat
dalam Gambar 9.3.2 SNI Beton 2013 berlaku untuk interpolasi nilai
Faktor reduksi (ϕ) dalam rentang nilai εt antara 0,002 dan 0,005.
3. Faktor reduksi untuk kolom berspiral ditingkatkan dari 0,70 menjadi
0,75.
4. Faktor reduksi untuk beton polos ditingkatkan dari 0,55 menjadi
0,60.
SNI 2847 2013
9 Persyaratan kekuatan dan kemampuan layan
SNI 2847 2013
Kuat Rencana (Pasal 9.3)
[1] Penampang terkendali tarik (10.3.4) ϕ = 0,90
[2] Penampang terkendali tekan (10.3.3)
(a) Dengan tulangan spiral ϕ = 0,75
sesuai dengan ketentuan 10.9.3
(b) Komponen struktur yang lain ϕ = 0,65
nilai ϕ dapat ditingkatkan jika gaya aksial tekan rendah
[3] Geser dan Torsi ϕ = 0,75
[4] Tumpuan pada beton ϕ = 0,65
SNI 03 2847 2002
Kuat Rencana (Pasal 11.3)
[1] Penampang terkendali tarik ϕ = 0,80
[2] Penampang terkendali tekan
(a) Dengan tulangan spiral ϕ = 0,70
(b) Komponen struktur yang lain ϕ = 0,65
nilai ϕ dapat ditingkatkan jika gaya aksial tekan rendah
[3] Geser dan Torsi ϕ = 0,75
[4] Tumpuan pada beton ϕ = 0,55
SNI 2847 2013

εt = regangan baja tulangan lapis terluar (terjauh dari serat tekan)


dt = jarak dari serat tekan terluar ke baja tulangan lapis terluar (terjauh dari serat
tekan)
SNI 2847 2013
BETON PRATEGANG

Salah satu perubahan penting dalam Butir 18.4.1 yaitu dengan


mengizinkan penambahan tegangan tekan beton yang diperbolehkan
seketika setelah transfer prategang di ujung komponen struktur bentang
sederhana (=0.7f’ci).
Terdapat Butir 18.3.3 baru yang menyatakan “Komponen struktur lentur
prategang harus diklasifikasikan sebagai Kelas U, Kelas T, atau Kelas C
berdasarkan pada ft (tegangan tarik serat terjauh)”. Persyaratan ini
merupakan implementasi ketentuan kemampuanlayanan berdasarkan
kondisi penampang retak atau tak retak.
SNI 2847 2013
SNI 2847 2013

ACI 318 2002, ACI 318-02 table R18.3.3


SNI 2847 2013
Perencanaan Struktur Tahan Gempa

Kuat Lateral Perlu  Gaya Desain


SNI 1726-2012:
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non-Gedung SNI ini mengacu pada ASCE 7-10

Detailing untuk Daktilitas Struktur


SNI 2847-2013:
Pasal 21 mengacu pada ACI 318-11 Ch 21 Berbagai spesifikasi material
SNI 2847 2013
SNI 2847 2013
KETENTUAN DETAILING UNTUK DESAIN GEMPA
 Perubahan yang paling nyata dalam pasal ini adalah penggunaan
terminologi Kategori Desain Seismik (KDS) yang diadopsi secara luas
dan penyusunan ulang keseluruhan pasal seperti persyaratan untuk
KDS rendah disajikan pertama, yang dilanjutkan dengan kategori yang
lebih tinggi.
 Sebagai tambahan, persyaratan untuk tulangan pengekang telah
dimodifikasi sedikit untuk membuat perhitungan desain lebih mudah
diterapkan, dan kuat leleh desain untuk tulangan pengekang (bukan
tulangan geser) ditingkatkan menjadi 700 MPa untuk membantu
mengurangi kerapatan tulangan (batasan kuat leleh desain untuk
tulangan geser tetap 400 Mpa).
SNI 2847 2013
SNI 2847 2013
SNI 2847 2013
Parameter KDS ini merupakan parameter utama yang
menentukan berbagai persyaratan desain terhadap gempa.
Pengklasifikasian ini dikenakan pada struktur berdasarkan
Kategori Resiko Bangunan (KRB) dan tingkat kekuatan gerak
tanah akibat gempa yang diantisipasi di lokasi struktur
bagunan.
SNI 2847 2013
SNI 2847 2013
SNI 2847 2013

Anda mungkin juga menyukai