Langkah kerja :
NH NH
HO CH2 CH + HNO 3 HO CH2 CH + H2O
C O C O
O 2N
Warna ungu
Protein + Pereaksi Hopkins-Cole + H2SO4 --> Warna Ungu
3. Reaksi Millon Tujuan : untuk mengetahui adanya gugus aromatik
pada protein.
Pereaksi Millon
Larutan merkuro + merkuri nitrat dalam asam nitrat
Dihasilkan
Reaksi ini positif untuk Fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Endapan putih
Gugus hidroksifenil (-C6H4OH) pada tirosin merupakan gugus sasar
an dalam pengujian ini. Uji Millon ditujukan untuk tirosin yang ter Dipanaskan
dapat pada protein.
Gumpalan atau endapan
Merah
REAKSI
4. Reaksi Natriumnitroprusida
Langkah kerja :
Pereaksi Natriumnitroprusida
Ditambahkan
Larutan Protein
Dihasilkan
Larutan merah
Reaksi Percobaan
5. Sakaguchi
Pereaksi : naftol dan natriumhipobromit.
Langkah kerja :
Ditambahkan
Larutan Protein
Dihasilkan
Larutan merah
6. Uji Biuret Tujuan : untuk mengetahui adanya g u g u s a m i d a a s a m
yang terikat dengan gugus amida yang lain
Langkah kerja :
Uji positif : ditandai dengan
endapan berwarna merah timbulnya
warna merah violet atau biru violet Larutan Protein
Ditambahkan
NaOH
Ditambahkan
CuSO4 encer
Dihasilkan
O O
O_
C C O
OH C
H - H2O
C + R C COOH C N C + R C OH
C OH NH2 C C
O -asam amino O O
senyawa komplek
ninhidrin berwarna
Prosedur Kerja
Jika larutan protein dididihkan dengan campuran larutan KOH atau NaOH
dan Pb-asetat, endapan berwarna hitam akan terbentuk jika terdapat asam a
mino yang mengandung sulfur (misalnya sistein dan metionin).
Larutan basa kuat memutus ikatan sulfur pada asam amino, membentuk K2
S, yang dengan Pb-asetat membentuk PbS, senyawa berwarna hitam.
Metionin tidak positif dengan uji ini kecuali jika larutan potein dipanaskan
terlebih dahulu dengan asam mineral.
Reaksi
O O
NH HC C NH CH C
CH 2SH oksidasi
H2C S
H2C S ikatan disulfida
CH 2SH reduksi
NH CH C NH CH C
O O
Warna hitam
9. Uji Pauly Diazo
Tes ini khusus untuk mendeteksi Tryptophan atau Histidin. Reagen yang digunakan untuk tes
ini mengandung asam Sulphanilic dilarutkan dalam asam klorida. Sulphanilic asam pada diazoti
sasi dengan adanya natrium nitrit dan hasil asam klorida dalam pembentukan garam diazoniu
m. The diazonium garam yang terbentuk pasangan dengan baik tirosin atau histidin dalam me
dium alkali untuk memberikan chromogen berwarna merah (zat warna azo).
9. Folin di McCarthy Sullivan
Asam amino seperti prolin dan hidroksiprolin mengembun dengan isatin reagen dalam kondisi
basa untuk menghasilkan adduct berwarna biru. Selain natrium nitroprusside [Na2Fe (CN) 5N
O] untuk larutan alkali metionin diikuti oleh pengasaman reaksi menghasilkan warna merah.
Reaksi ini juga membentuk dasar untuk penentuan kuantitatif metionin.
Asam amino seperti prolin dan hidroksiprolin mengembun dengan isatin reagen dalam kondisi basa
untuk menghasilkan adduct berwarna biru.
UJI KUANTITATIF PROTEIN
1. Metode Kjeldahl
• Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan membentuk
dimethilol.
• Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempeng
aruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat.
Indikator yang digunakan adalah PP
• Akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang dalam
30 detik.
3. Metode Lowry
Prosedur :
• Pembuatan reagen Lowry A : Merupakan larutan asam fosfotungstat-asam fosfomolib
dat dengan perbandingan (1 : 1)
• Pembuatan reagen Lowry B :Campurkan 2% natrium karbonat dalam 100 ml natrium
hidroksida 0,1N. Tambahkan ke dalam larutan tersebut 1 ml tembaga (II) sulfat 1% da
n 1 ml kalium natrium tartrat 2%.
Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triptofan, tirosin dan fenilalanin yang mempunyai g
ugus aromatik. Triptofan mempunyai absorbsi maksimum pada 280 nm, sedang untuk tirosin mempun
yai absorbsi maksimum pada 278 nm. Fenilalanin menyerap sinar kurang kuat dan pada panjang gelo
mbang lebih pendek. Absorpsi sinar pada 280 nm dapat digunakan untuk estimasi konsentrasi protein
dalam larutan. Supaya hasilnya lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan adanya asam nukleat dengan
pengukuran absorpsi pada 260 nm. Pengukuran pada 260 nm untuk melihat kemungkinan kontamina
si oleh asam nukleat. Rasio absorpsi 280/260 menentukan faktor koreksi yang ada dalam suatu tabel.
THANK YOU