T B PA R U
PEMBIMBING :
D R . N I M A D E E L V A M A Y A S A R I , S P. J P.
PENDAHULUAN
• Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia.
Pada tahun 1993, WHO mencanangkan kadaruratan global penyakit TBC
• Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosa dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell-
mediated hypersensitivity).
• Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan
dengan urutan teratas setelah ISPA.
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
• No. RM :59-73-26 • Status perkawinan :Menikah
• Nama :Tn.M • Agama :Islam
• Jenis kelamin :Laki-
• Tanggal Pemeriksaan :23
laki
maret 2019
• Tanggal Lahir/Usia :8 September
1957 / 61tahun • Ruangan :Ahmad Dahlan 4
• Alamat :Palembang Bed 2
• Dokter Pemeriksa: dr. Dini,
• Pekerjaan :Buruh Harian Sp.P
Lepas
• Co. Asisten: Tiara khairina,
S.Ked.
• MRS: 18 maret 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Sesak napas + 1 hari SMRS.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Ekstremitas bawah :
Akral hangat +/+
Edema -/-
CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
BTA I - -
BTA II - -
BTA III - -
PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX
Pemeriksaan foto thorax didapatkan gambaran
berawan (infiltrat) pada paru kanan dan kiri
Kesan: KP / TB paru aktif
DIAGNOSIS
• Kasus Baru
• Kambuh (Relaps)
• Pindahan ( Transfer In)
• Setelah Lalai ( Pengobatan setelah default /drop out)
• Lain-lain
– Gagal:
– Kasus Kronis
PATOFISIOLOGI
• Patogenesis
• Interaksi M.tuberkulosis dengan manusia bermula dengan nukleus
droplet yang mengandung mikroorganisma dari pasien terinfeksi
terinhalasi. Mayoritas bacili yang terinhalasi terperangkap di saluran
nafas atas dan di keluarkan melalui sel mukosa bersilia, dan biasanya
kurang dari 10 % bacili menyampai alveoli. Di alveoli, makrofag
nonspesifik alveolar memfagosit bacili. Kemampuan bakterisid
PATOFISIOLOGI
• Dua sampai empat minggu setelah infeksi, timbul respon dari host
terhadap pertumbuhan basil Mycobacterium tuberkulosis, yaitu
respon kerusakan jaringan, akibat dari reaksi hipersensitivitas tipe
lambat dan respon cell mediated immunity yang akan mengaktifkan
makrofag yang mampu untuk memakan basil M.TBC.
PATOFISIOLOGI
• Kategori 1 (2RHZE/4R3H3)
• Fase intensif (2RHZE) menggunakan 4 macam obat yang diminum setiap hari selama 2 bulan.
Sedangkan fase lanjutan (4R3H3) menggunakan 2 macam obat, diminum 3 kali seminggu
selama 4 bulan. Obat ini diberikan untuk :
• Penderita baru TB Paru BTA (+)
• Penderita TB Paru BTA (-) Rontgen (+) yang sakit berat
• Penderita TB Ekstra Paru berat
PENATALAKSANAAN
• Kategori 2 (2RHZES/1RHZE/5H3R3E3)
• Fase intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan RHZE
ditambah dengan suntikan streptomisin (S) setiap hati di UPK, dan dilanjutkan
1 bulan dengan RHZE setiap hari. Fase lanjutan selama 5 bulan dengan RHE
yang diberikan tiga kali dalam seminggu. Obat ini diberikan untuk :
• Penderita kambuh (relaps)
• Penderita gagal (failure)
• Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default)
PENATALAKSANAAN
Farmakologis
• IVFD RL gtt XX/m
• Ambroxol syr 3x1 C
• Antasid syr 3x1 C
• Rifampisin 1x450mg
• isoniazid 1x300mg
• pirazinamid 1x1000
• etambutol 1x750
• piridoxin 1x1
• Pasien ini termasuk dalam kategori kasus putus
obat, jadi perlu diobati dengan OAT kategori II,
dengan regimen Rifampisin, INH, Pirazinamid,
Etambutol dan Streptomisin namun pada pasien
ini untuk sementara waktu menggunakan kategori
1.
THANK YOU!