Anda di halaman 1dari 45

SKENARIO B BLOK 17

KELOMPOK 4
Tutor: dr. Wieke Anggraini

Arif Rahman Hakim


Ria Adiba
Inda Dzil Arsy
Zadi Oktariansyah
Dhella Octorisa Putri
Sindy Olivia Sari
Muhammad Affandi Taufiq H
Nurisma Maulisa
Febiyolan
Fildzah Sharfina
Hafiza Noka Mulita
Skenario Kasus
Ny. Tina, berusia 39 tahun P5A0 diantar oleh bidan desa ke Ruan
PONEK RSUD karena mengalami perdarahan 1 jam setelah melahirkan
spontan pervaginam. Berat bayi yang dilahirkan 4100 gram, bugar dan
langsung menangis.
Menurut bidan, proses pengeluaran janin berlangsung lama +-2 jam
dan bayi baru bisa lahir setelah dibantu bidan dengan mendorong perut ibu.
Plasenta yang dilahirkan spontan, setelah diperiksa ternyata lengkap. Tiga jam
setelah plasenta dilahirkan, diperkirakan darah yang keluar lebih dari 600cc.
Bidan telah mencoba menghentikan perdarahan dengan cara memberikan
suntikan obat dan pemasangan infus, karena perdarahan tidak berhenti
pasien diantar ke Rumah Sakit.
Ny. Tina hanya sekali melakukan pemeriksaan ANC di bidan desa
yaitu pada kehamilan 7 bulan. Pada saat itu, Ny. Tina tidak ada keluhan
apapun, hanya ingin memeriksakan kehamilannya.
• Pemeriksaan fisik (Post Partum)
Keadaan umum : tampak sakit berat, kesadaran somnolen
Tanda vital : TD: 80.50 mmHg; N: 120x/menit, lemah, regular, isi
kurang; RR: 30x/menit; T: 36
Pemeriksaan spesifik:
Kepala : konjungtiva pucat
Thoraks : jantung dan paru-paru dalam batas normal
Abdomen : hepar dan lien dalam batas normal
Ekstremitas : akral dingin, CRT 4 detik

• Status Obstetrikus
Palpasi : teraba fundus uteri 2jari diatas pusat dan kontraksi jelek
Inspeculo : fluksus (+) darah aktif, banyak, stolsel (+), robekan jalan
lahir tidak ada, bekas episiotomi sudah dijahit dengan baik

• Pemeriksaan Laboratorium
Hb: 6 gr%; Gol. Darah: B, rhesus (+); Trombosit: 90.000/mm3; Leukosit:
15.000/mm3; Ht: 18mg%; LED: 25 mm/jam.
No. Istilah Klarifikasi

1. Plasenta Organ yang terdapat pada saat kehamilan yang menghubungkan antara
ibu dan anak dan mengadakan sekresi endokrin dan pertukaran selektif
substansi yang dapat larut serta terbawa darah melalui lapisan rahim dan
bagiantropoblas yang mengandung pembekuan darah

2. Melahirkan spontan Proses melahirkan lewat vagina yang berlangsung tanpa menggunakan
pervaginam alat atau obat tertentu, baik itu vakum, induksi atau metode lainnya.

3. Episiotomi Insisi bedah pada perineum dan vagina untuk mencegah robekan

4. Stolsel Pembekuan darah yang tersisa pada uterus

5. Somnolen Mengantuk yang berlebih

6. Ruang PONEK Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif tujuannya untuk


menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui program rujukan
berencana
7. Fluksus Aliran terutama aliran cairan yang abnormal atau berlebihan ke suatu
bagian
8. Pemeriksaan ANC Pemeriksaan yang dilakukan selama kehamilan

9. CRT Capillary Refill Time adalah test yang dilakukan cepat pada daerah
dasar kuku untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke
jaringan (perfusi)
Identifikasi Masalah

1. Ny. Tina, berusia 39 tahun P5A0 diantar oleh bidan desa ke


Ruan PONEK RSUD karena mengalami perdarahan 1 jam
setelah melahirkan spontan pervaginam. Berat bayi yang
dilahirkan 4100 gram, bugar dan langsung menangis.
2. Menurut bidan, proses pengeluaran janin berlangsung lama
+-2 jam dan bayi baru bisa lahir setelah dibantu bidan
dengan mendorong perut ibu. Plasenta yang dilahirkan
spontan, setelah diperiksa ternyata lengkap. Tiga jam setelah
plasenta dilahirkan, diperkirakan darah yang keluar lebih
dari 600cc. Bidan telah mencoba menghentikan perdarahan
dengan cara memberikan suntikan obat dan pemasangan
infus, karena perdarahan tidak berhenti pasien diantar ke
Rumah Sakit.
3. Ny. Tina hanya sekali melakukan pemeriksaan ANC di bidan
desa yaitu pada kehamilan 7 bulan. Pada saat itu, Ny. Tina
tidak ada keluhan apapun, hanya ingin memeriksakan
kehamilannya.
4.Pemeriksaan fisik (Post Partum)
Keadaan umum : tampak sakit berat, kesadaran somnolen
Tanda vital : TD: 80.50 mmHg; N: 120x/menit, lemah, regular, isi
kurang; RR: 30x/menit; T: 36
Pemeriksaan spesifik:
Kepala : konjungtiva pucat
Thoraks : jantung dan paru-paru dalam batas normal
Abdomen : hepar dan lien dalam batas normal
Ekstremitas : akral dingin, CRT 4 detik

Status Obstetrikus
Palpasi : teraba fundus uteri 2jari diatas pusat dan kontraksi jelek
Inspeculo : fluksus (+) darah aktif, banyak, stolsel (+), robekan jalan
lahir tidak ada, bekas episiotomi sudah dijahit dengan baik

5.Pemeriksaan Laboratorium
Hb: 6 gr%; Gol. Darah: B, rhesus (+); Trombosit: 90.000/mm3; Leukosit:
15.000/mm3; Ht: 18mg%; LED: 25 mm/jam.
1a. Bagaimana anatomi yang terlibat pada
kasus?
Organ genitalia interna

• Uterus
• Tuba falopii
• Ovarium
• Vagina
1b. Bagaimana fisiologi persalinan normal?
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus ke dunia luar.
• Kala I
Proses membukanya serviks dibagi 2 fase:
1. Fase Laten: pembukaan sd 3 cm (8 jam)
2. Fase Aktif:

• Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira- kira 2 sampai 3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk
diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot- otot
dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan

• Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya
• Kala IV
Kala IV adalah kala dimana memantau ibu pasca melahirkan selama 1-
2 jam untuk melihat apakah terjadi perdarahan postpartum atau tidak
1c. Apa makna Ny. Tina mengalami perdarahan
1 jam setelah melahirkan spontan pervaginam?

Merupakan pendarahan yang terjadi pada saat


post partum primer.

• Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu


(Manuaba, 2008):
1. Perdarahan Postpartum Primer
2. Perdarahan Postpartum Sekunder
1d. Apa kemungkinan penyebab dari perdarahan
pada persalinan?
a) Perdarahan dari tempat implantasi
plasenta
b) Perdarahan karena robekan
c) Gangguan koagulasi
a) Atonia Uteri
1e. Apa makna berat bayi dilahirkan 4100 gram,
bugar dan langsung menangis?
Jawab:
Maknanya yaitu macrosomia yang merupakan
berat badan bayi lahir lebih dari 4000 gram dan
merupakan faktor resiko dari keluhan Ny. Tina.
1f. Apa hubungan usia dan status kehamilan
dengan keluhan?
• Usia 40 tahun berhubungan dengan proses
degeneratif sehingga terjadi penurunan fungsi
uterus (daya kontraksi uterus menurun).

• Jumlah kehamilan yang multiparitas (paritas


tinggi) merupakan faktor risiko terjadinya
perdarahan postpartum karena jumlah pembuluh
darah uterus menurun sebagai akibat dari
implantasi plasenta pada kehamilan-kehamilan
sebelumnya.
2a. Apa makna proses pengeluaran janin berlangsung
lama +-2 jam dan bayi baru bisa lahir setelah dibantu
bidan dengan mendorong perut ibu?

Pengeluaran janin berlangsung lama +-2 jam menandakan


terjadinya kala II memangjang atau persalinan kasep
sedangkan bayi baru bisa lahir setelah dibantu bidan
dengan mendorong perut ibu menandakan kontraksi uteri
yang lemah dan upaya mempercepat keluarnya bayi yang
keduanya merupakan faktor resiko dari terjadinya
perdarahan post partum.
2b. Apa makna proses pengeluaran janin
berlangsung lama +-2 jam dan bayi baru bisa
lahir setelah dibantu bidan dengan mendorong
perut ibu?
• Power
• Passage
• Passanger
• Psikis
• Penolong
2c. Apa makna plasenta yang dilahirkan
spontan, setelah diperiksa ternyata lengkap?
Jawab:
Maknanya menyingkirkan
kemungkinan perdarahan postpartum akibat
retensio plasenta, yaitu bila plasenta tetap
tertinggal di dalam uterus setengah jam setelah
anak lahir (Prawirohardjo, S. 2018).
2d. Apa makna 3 jam setelah plasenta dilahirkan,
perdarahan >600cc?
Jawab:
Mengalami perdarahan postpartum yang ditandai
dengan terjadinya perdarahan, darah yang keluar
melebihi 500 ml setelah bayi lahir. Untuk
menegakkan diagnosis HPP yaitu atonia uteri
apabila setelah bayi dan plasenta lahir, ternyata
pendarahan masih aktif dan pendarahan sebayak
500-1000cc yg sudah keluar dan masih tersisa
dalam uterus.
2e. Apa hubungan lamanya waktu berlangsung
persalinan dengan perdarahan pasca
persalinan?

Jawab:
Persalinan yang lama menyebabkan otot rahim
mengalami kelelahan sehingga memicu
terjadinya perdarahan yang memicu terjadinya
syok hipovalemi
2f. Apa tindakan yang seharusnya dilakukan oleh bidan
pada saat terjadinya proses kala II memanjang?

Adapun syarat-syarat terpenuhi jika terdapat


penyimpangan, dapat di usahakan mengakhiri persalinan.
a) Jika malpresentasi dan tanda-tanda obstruksi bisa
disingkirkan, berikan infus oksitosin.
b) Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala

Perhatikan DJJ bradikardi yang lama mungkin terjadi


akibat lilitan tali pusat. Dalam hal ini lakukan ekstraksi
vakum atau forcep bila syarat memenuhi. Bila
malpresentasi dan tanda obstruksi bias disingkirkan,
berikan oksitosin drip. Bila pemberian oksitosin drip tidak
ada kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan bantuan
ekstraksi vacuum atau forcep bila persyaratan terpanuhi.
Lahirkan dengan secsio sesarea
2g. Apa dampak bagi ibu ketika mengalami
proses kala II yang memanjang?
• Infeksi intrapartum
• Ruptur uteri
• Cincin retraksi patologis
• Pembentukan fistula
• Cedera otot dasar panggul
2h. Apa saja penyebab kala II memanjang?
• Umur
• Paritas
• Tinggi Badan
• Berat Badan Bayi
2i. Apa makna bidan telah mencoba
menghentikan perdarahan dengan cara
memberikan suntikan obat dan pemasangan
infus, karena perdarahan tidak berhenti pasien
diantar ke Rumah Sakit?
2j. Apa kemungkinan obat yang diberikan untuk
menghentikan perdarahan?
Kemungkinan obat yang diberikan oleh bidan
berupa oksitosin dan methergin.
2k. Bagaimana patofisiologi dari keluhan yang dialami Ny.
Tina?
Jawab:
Faktor resiko (paritas tinggi: uterus mengalami distensi
berlebihan uterus rentan menjadi hipotonus + usia 39 tahun:
kekuatan uterus melemah + Anemia kehamilan: menurunnya
vaskularisasi ke myometerium menyebabkan berkurangnya
kontraktil uterus + Makrosomia (BB Bayi 4100 gram) +
Pemeriksaan ANC tidak teratur Atonia uteri  uterus gagal
berkontraksi secara adekuat setelah persalinan  uterus tidak
mampu menutup pendarahan terbuka dari tempat implantasi
pendarahan.
3a. Apa makna Ny. Tina hanya sekali melakukan
pemeriksaan ANC pada kehamilan 7 bulan?
Jawab:

Maknanya hanya sekali melakukan ANC tidak


sesuai dengan frekuensi ketentuan program ANC
yang dilakukan empat kali selama kehamilan.
Yang akibatnya tidak dapat mendeteksi apakah
terjadi gangguan atau kemungkinan kelainan
yang dapat terjadi selama kehamilan.
3b. Berapa kali seharusnya pemeriksaan ANC dilakukan
pada saat kehamilan?
Jawab:
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama
kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan
kehamilan trimester pertama (< 1 minggu) satu kali
kunjungan, kehamilan trimester kedua (14-28 minggu)
satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga dua
kali kunjungan (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-
36).
3c. Bagaimana cara pemeriksaan ANC?
• Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
• Ukur tekanan darah
• Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/ LiLa)
• Ukur tinggi fundus uteri
• Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
• Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
bila diperlukan
• Pemberian tablet tambah darah
• Pemeriksaan laboratorium sederhana (rutin/khusus)
• Tatalaksana/penanganan kasus,
• Temu wicara/ konseling)
• (Marniyati, 2016).
3d. Apa makna pada saat itu Ny. Tina tidak ada
keluhan apapun, hanya ignin memeriksakan
kehamilannya?
Jawab:
Maknanya tidak terjadi kelainan/ gangguan pada
Trimester ke-III kehamilannya
Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik
dan spesifik?
Tabel 2.2 Interpretasi hasil pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Kategori Kasus Interpretasi
Keadaan umum Tampak sakit berat Abnromal
Compos mentis : sadar somnolen Penurunan
sepenuhnya kesadaran
TD Normal : 120/80 mmHg 90/60 mmHg Hipotensi
Nadi 60-90 x/menit: Normal 100x/menit Takikardi
RR 16-24x/meni: Normal 28x/menit Takipnea
Temperatur 36,5 – 37,2 oC 360C Hipotermia

kepala Kojungtiva tidak pucat Konjungtiva Abnormal


pucat tanda anemia
Ekstremitas Akral tidak dingin Akral dingin Abnormal
tanda syok
hipovolemi
Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan
obstetrikus?
Hasil Interpretasi
Palpasi Teraba fundus 2 jari Atonia Uteri
diatas pusat dan
kontraksi jelek

Inspeculo Fluksus (+) darah Perdarahan


aktif, banyak

Stolsel (+) Adanya pembekuan darah


Robekan jalan lahir Normal, menyingkirkan DD
tidak ada, bekas trauma akibat perdarahan
episiotomy sudah jalan lahir
dijahit dengan baik
4c. Bagaimana mekanisme abnormal dari
pemeriksaan tersebut?

Faktor predisposisi => lemahnya tonus/kontraksi rahim =>


otot-otot polos uterus tidak menjepit pembuluh-
pembuluh darah yang terbuka ditempat berkas implantasi
plasenta => perdarahan tidak berhenti (Perdarahan
postpartum => penurunan volume vaskuler => penurunan
curah jantung => hipotensi => aktivitas saraf simpatis
=>pengeluaran epinefrin vasokontriksil perifer => usaha
mendapatkan O2 => takipnea

pengeluaran epinefrin vasokontriksil perifer =>


hipoperfusi => akral dingin dan CRT 4 menit
• Faktor predisposisi => lemahnya tonus/kontraksi rahim => otot-otot
polos uterus tidak menjepit pembuluh-pembuluh darah yang
terbuka ditempat berkas implantasi plasenta => perdarahan tidak
berhenti (Perdarahan postpartum => darah keluar dari OUE =>
Fluksus (+) (Prawirohardjo, S. 2018 dan Sofian, A. 2012).

• Faktor predisposisi => lemahnya tonus/kontraksi rahim => otot-otot


polos uterus tidak menjepit pembuluh-pembuluh darah yang
terbuka ditempat berkas implantasi plasenta => perdarahan tidak
berhenti (Perdarahan postpartum => darah mengalami koagulasi =>
stolsel (+)

• Faktor predisposisi => lemahnya tonus/kontraksi rahim =>


tidakterjadi involusi uterus => fundus uteri teraba 2 jari diatas
pusat, kontraksi jelek
5a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?

Kasis Nilai Normal Interpretasi


Hb 6 g/dl TM I > 11 g/dl Anemia
TM II > 10,5 g/dl
TM III > 11 g/dl
Golongan darah B - Digunakan untuk
transfuse darah
Rhesus (+) - Digunakan untuk
transfuse darah
Trombosit 90.000/mm3 Trombositopenia
Leukosit 15.000/mm3 14.000-16.000 Normal
Ht 18% TM I > 33% Anemia
TM II > 32%
TM III > 33%
LED 25 mm/jam
5b. Bagaimana mekanis abnormal dari pemeriksaan
laboratorium?
Jawab:

Faktor resiko  kekuatan uterus melemah


menurunnya vaskularisasi ke myometerium
menyebabkan berkurangnya kontraktil uterus
Atonia uteri  uterus gagal berkontraksi secara
adekuat setelah persalinan uterus tidak mampu
menutup pendarahan terbuka dari tempat
implantasi pendarahan volume darah tubuh
menurun + riwayat anemia dalam kehamilan
volume eritrosit (hematokrit) menurun (18 mg%),
Trombositopenia, Anemia
6. Bagaimana cara diagnosis pada kasus?
Anamnesis :
Perdarahan 1 jam setelah melahirkan spontan pervaginam, berat bayi 4100
gram, proses pengeluaran janin berlangsung lama +- 2 jam dan bayi baru bias
lahir setelah bidan mendorong perut ibu, darah yang keluar lebih dari 600 cc.
Pemeriksaan Fisik :
- Keadaan umum : tampak sakit berat, kesadaran somnolen
- Tanda vital : 80/50 mmHg, N: 120 x/menit, lemah, regular, isi kurang,
RR : 30 x/menit
Pemeriksaan Spesifik
- kepala : konjungtiva pucat
- ekstremitas : akral dingin, CRT 4 detik
Status Obstetrikus
- palpasi : teraba fundus uteri 2 jari diatas pusat dan kontraksi jelek
- inspekulo : fluksus (+) darah aktif, banyak, stolsel (+)

Pemeriksaan Laboratorium
- Hb : 6 gr%, trombosit : 90.000/mm3, leukosit : 15.000/mm3, ht : 18
mg%
7. Apa diagnosis banding pada kasus?

Gejala dan tanda Kemungkinan penyebab

Perdarahan segera setelah bayi lahir Atonia uteri

Uterus tidak berkontraksi dan lembek


Syok

Perdarahan segera Robekan jalan lahir

Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir


Kontraksi uterus baik
Plasenta lengkap
Pucat, lemah, dan menggigil

Plasenta belum lahir setelah 30 menit Ratensio plasenta


Perdarahan segera

Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap Sisa plasenta

Perdarahan dapat muncul 6-10 hari post partum disertai


subinvolusi uteri
Perdarahan segera (intraabdominal dan atau Ruptura uteri
pervaginam
Nyeri perut hebat dan kontraksi yang hilang
Uterus tidak teraba pada palpasi abdomen Inversio uteri
Lumen vagina terisi massa
Tampak tali pusat
Nyeri sedang atau berat
Syok Neurogenik
Perdarahan tak berhenti, encer, tidak terlihat Gangguan pembekuan
gumpalan sederhana darah
Kegagalan terbentuknya gumpalan saat uji
pembentukan darah
8. Apa pemeriksaan penunjang lainnya pada
kasus?
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk
menyingkirkan diagnosis banding adalah
pemeriksaan faktor pembekuan darah.
Pemeriksaan faktor pembekuan darah ditujukan
untuk menyingkirkan diagnosis perdarahan
postpartum akibat gangguan pembekuan darah.

9. Apa diagnosis kerja pada kasus?


P5A0 dengan perdarahan post partum primer et
cause atonia uteri disertai syok hipovolemik.
1. Bagaimana tatalaksana pada kasus?
• Jawab:
Penatalaksanaan awal
a. Tindakan umum: bebaskan jalan napas, periksa tanda vital
b. Oksigen: 6-8 liter/menit
c. Cairan: Larutan isotonik intravena RL atau NaCl 0,9% 1 liter/20 menit dan uk
ur produksi urin
d. Transfusi darah: whole blood (darah lengkap).
 1 unit whole blood (WB) dapat menaikkan hemoglobin 1 g/dl atau hematok
rit sebesar 3% pada dewasa normal.
 1 unit setara dengan 500 ml
Tabel Jumlah Cairan Infus Pengganti Berdasarkan
Perkiraan Volume Kehilangan Darah
Penatalaksanaan Lanjutan:
2. Atonia uteri
o Lakukan pemijatan uterus.
o Pastikan plasenta lahir lengkap.
o Berikan 20-40 unit Oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/
Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit
IM.
o Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutanNaCl
0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
perdarahan berhenti.
o Bila tidak tersedia Oksitosin atau bila perdarahan tidak
berhenti, berikan Ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat),
dapat diikuti pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit, dan
pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila diperlukan.
Jangan berikan lebih dari 5 dosis (1 mg).
o Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV
(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
o Lakukan pasang kondom kateter atau kompresi bimanual
Internal selama 5 menit.
o Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
sebagai antisipasi bila perdarahan tidak berhenti.
Kompresi bimanual internal Kompresi bimanual external
11. Apa komplikasi pada kasus?
Penyulit pada kasus perdarahan post partum adalah:
1. Infeksi PeurPeral
2. Sindrom Shehan (nekrosis hipofisis pars anterior)
3. Kematian

12. Apa prognosis pada kasus?


Prognosis umumnya dubia ad bonam, tergantung dari jumlah
perdarahan dan kecepatan penatalaksanaan yang di lakukan.

13. Apa kompetensi dokter pada kasus?


3B gawat darurat
14. Bagaimana nilai-nilai Islam pada kasus?
Jawab:
Surat Ar-Ra’d Ayat 8:
ٍ‫ش ْيء‬ ُ ‫َّللاُ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْح ِم ُل ُك ُّل أ ُ ْنث َ ٰى َو َما ت َ ِغ‬
َ ‫يض ْاْل َ ْر َحا ُم َو َما ت َ ْز َدا ُد ۖ َو ُك ُّل‬ ‫ه‬
‫ِع ْن َدهُ ِب ِم ْق َد ٍار‬

“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap


perempuan, dan kandungan rahim yang kurang
sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu
pada sisi-Nya ada ukurannya.”
• Hipotesis
Ny. Tina, 39 tahun, P5A0 dengan perdarahan
post partum primer et cause atonia uteri disertai
syok hipovolemik.
2.7. Kerangka Konsep
Faktor Resiko
(usia ibu, macrosomia, multipara, partus lama)

Penegangan otot uterus

Kontraksi uterus melemah

Kegagalan kompesi pembuluh darah pada


berkas implantasi plasenta

Perdarahan post partum

Syok hipovolemik

Anda mungkin juga menyukai