Komplikasi Pemeriksaan
RM
Penunjang
Etiologi
Epidemiologi Working
Diagnosis
Patofisiologi
Differential
Diagnosis
Identitas
Awitan sakit (onset of the disease)
Riwayat perjalanan penyakit dan kejadian selama
penyakit berlangsung
Faktor yang memengaruhi penyakit (menjadikan lebih
berat/buruk, lebih baik/berkurang)
Faktor genetik atau penyakit di keluarga sedarah dan
faktor predisposisi (DM/alergi/riwayat penyakit
keluarga yang berhubungan dengan penyakit
sekarang)
Riwayat penggunaan obat
Inspeksi
Kaca pembesar, ruangan yang cukup cahaya
Bila ada kelainan di tempat lain, perlu dilakukan
inspeksi seluruh kulit tubuh pasie
Lokasi dan penyebaran, warna, bentuk, batas, ukuran
setiap jenis morfologi (efloresensi) di masing-masing
lokasi, eritem/purpura/telangiektasis
Palpasi
Permukaan rata, tidak rata, licin/halus atau kasar, dan
konsistensi lesi (padat, kenyal, lunak) dan nyeri
penekanan. Tanda radang akut atau tidak
Pemeriksaan langsung dari kerokan kulit
Cairan/duh tubuh guna pemeriksaan bakteriologik
dan jamur
Pemeriksaan darah, urin, dan feses lengkap, dan biopsi
jaringan kulit
Pemeriksaan khusus kulit, misalnya tes tempel, dan
tes tusuk (prick test) (sesuai indikasi)
Morbus Hansen/Lepra/Kusta
Penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler
obligat, menyerang saraf tepi (primer), kulit dan
jaringan tubuh lainnya, kecuali susunan saraf pusat
P. Versikolor P.Alba Vitiligo
Malassezia furfur dermatitis yang tidak spesifik autoimun
dan belum diketahui
penyebabnya
Gatal bila berkeringat anak berumur 3-16 (30-40%) Semua umur, tetapi 50% usia <
20 tahun.
Badan dan lengan atas bercak kemerahan dan skuama makula berwarna putih susu
halus yang akan menghilang tidak mengandung melanosit,
serta meninggalkan area yang berbatas tegas dan sering
depigmentas bersifat herediter
Makular: soliter & biasanya Lesi berbentuk bulat, oval atau Distribusinya:
saling bertemu (koalesen) dan plakat yan Fokal: satu/beberapa makula
tertutup skuama g tak teratur Segmental: unilateral, distribusi
Papuler: bulat kecil-kecil menurut dermatom, pengobatan
perifolikuler, sekitar folikel kurang berarti
rambut dan tertutup skuama Generalisata: beberapa/banyak
makula, sering simetris
putih (lesi dini), kemerahan, apat sembuh spontan setelah
dan coklat (lesi lama) beberapa bulan sampai beberapa
tahun
Kelainan kulit yang
hipopigmentasi atau
eritematosa dengan anestesi
yang jelas
Kelainan saraf tepi berupa
penebalan saraf dengan
anestesi
Hapusan kulit positif untuk
kuman tahan asam
Klasifikasi Zona spektrum
Ridley & Jopling TT BT BB BL LL
Madrid Tuberkuloid Borderline Lepromatosa
WHO Pausibasiler Multibasiler
(PB) (MB)
Puskesmas PB MB
Sifat Lepromatosa (LL) Bordeline Mid Borderline (BB)
Lepromatosa (BL)
Lesi:
Bentuk Makula Makula Plakat
Jumlah Infiltrat difus Plakat Dome-shaped (kubah)
Distribusi Papul Papul Punched-out
Permukaan Nodus Sukar dihitung, masih Dapat dihitung, kulit
Batas Tidak terhitung, praktis ada kulit sehat sehat jelas ada
Anestesia tidak ada kulit sehat Hampir simetris Asimetris
Simetris Halus berkilat Agak kasar, agak
Halus berkilat Agak jelas berkilat
Tidak jelas Tak jelas Agak jelas
Tidak ada sampai tidak Lebih jelas
jelas
BTA
Lesi kulit Banyak (ada globus) Banyak Agak banyak
Sekret hidung Bannyak (ada globus) Biasanya negatif Negatif
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif
Sifat Tuberkuloid (TT) Bordeline Indeterminate
Tuberculoid (BT) (I)
Lesi
Bentuk Makula saja, makula Makula dibatasi Hanya makula
Jumlah dibatasi infiltrat infiltrat: infiltrat saja Satu atau beberapa
Distribusi Satu, dapat beberapa Beberapa atau satu Variasi
Permukaan Asimetris dengan satelit Halus, agak berkilat
Batas Kering bersisik Masih asimetris Dapat jelas atau
Anestesia Jelas Kering bersisik dapat tidak jelas
Jelas Jelas Tak ada sampai
Jelas tidak jelas
BTA
Lesi kulit Hampir selalu negatif Negatif atau hanya 1+ Biasanya negatif
Tes lepromin Positif kuat (3+) Positif lemah Dapat positif lemah
atau negative
Tuberkuloid
Borderline
Mycobacterium leprae
Belum, dapat dibiakkan
Ukuran 3-8 µm x 0,5 µ
Tahan asam dan alkohol serta positif Gram
Masa tunas bervariasi, antara 40 hari - 40 tahun,
umumnya beberapa tahun, rata rata 3-5 tahun.
Kontak langsung antar kulit (lama dan erat)
M. leprae masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet
Perpindahan penduduk yang terinfeksi
Penyakit keturunan (-)
Dapat menyerang semua umur
Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah tropis dan subtropis,
masyarakat yang sosial ekonominya rendah
Di indonesia frekuensi tertinggi pada kelompok umur 25-
35 tahun.
Di Indonesia jumlah kasus yang tercatat permulaan tahun
2009 21 .538 orang, kasus baru tahun 2008 17.441
orang
M. Ieprae mempunyai patogenitas dan daya invasi
yang rendah
Dapat disebut sebagai penyakit imunologik
Rasa baal disebabkan karena kerusakan saraf
Derajat penyakit bergantung respon imun
DDS/Dapson/Diaminodife Rifampisin
nilsulfon •Dosis 10 mg/kg bb;
•Jangka panjang kusta setiap hari/setiap
•Dosis 100 mg per hari bulan
per oral •Tidak boleh
•Anak, bergantung monoterapi
pada berat
Klofazimin
•Kusta resisten-
dapson/pasien tidak
tahan terhadap sulfon
•Dosis 100 mg/hari per
oral
Usaha rehabilitasi media (operasi dan fisioterapi)
Memberi lapangan pekerjaan yang sesuai cacat
tubuhnya,
Terapi psikologi (kejiwaan)
Mencegah penularan lepra
Kontak erat penderita lepra dengan keluarga (stadium
reaktif)
Memperbaiki lingkungan hidup dan kebersihan
pribadi dapat mengurangi terjadinya penularan dan
penyebran lepra
Ulkus neuropatik, deformitas wajah dan ekstremitas
Amiloidosis sekunder pada pasien lepramatosa
Ginekomastia, pembentukan jaringan parut di testis
Reaksi reversal (reaksi lepra tipe 1)
Disebabkan o/peningkatan respons imunitas selular pd penyakit
borderline yg menyebabakan masuknya sel-sel inflamasi ke dalam
lesi yang sudah ada
Lesi kulit membengkak dan merah, gejala neuritik dan paralitik
meningkat.
Eritema nodosum leprosum (reaksi lepra tipe 2):
Disebabkan o/vaskulitis, kemungkinan dicetuskan oleh infiltrasi
neutrofilik yang diperantai oleh TNF
Terjadi pada keadaan lepromatosa dan lepromatosa borderline.
Nodul subkutan yang nyeri tekan disertai dengan demam dan
artralgia
Lepra merupakan penyebab utama kecacatan
neurologis jangka panjang
Berkaitan dengan stigma dan pengucilan sosial
Penyakit lepra merupakan penyakit yang disebabkan
oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler
obligat, menyerang saraf tepi (primer), kulit dan
jaringan tubuh lainnya, kecuali susunan saraf pusat.
Penanganan yang tepat dapat mengurangi risiko dari
perburukan dari penyakit ini.