Anda di halaman 1dari 24

Laki-laki usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan

keluhan berupa bercak putih pada lengan kiri sejak 1


bulan. Tidak ada rasa gatal
Laki-laki usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan bercak putih pada lengan kiri sejak 1 bulan
yang lalu, tidak gatal
Anamnesis
Pencegahan Pemeriksaan
Penatalaksanaan Fisik

Komplikasi Pemeriksaan
RM
Penunjang
Etiologi

Epidemiologi Working
Diagnosis
Patofisiologi
Differential
Diagnosis
 Identitas
 Awitan sakit (onset of the disease)
 Riwayat perjalanan penyakit dan kejadian selama
penyakit berlangsung
 Faktor yang memengaruhi penyakit (menjadikan lebih
berat/buruk, lebih baik/berkurang)
 Faktor genetik atau penyakit di keluarga sedarah dan
faktor predisposisi (DM/alergi/riwayat penyakit
keluarga yang berhubungan dengan penyakit
sekarang)
 Riwayat penggunaan obat
 Inspeksi
 Kaca pembesar, ruangan yang cukup cahaya
 Bila ada kelainan di tempat lain, perlu dilakukan
inspeksi seluruh kulit tubuh pasie
 Lokasi dan penyebaran, warna, bentuk, batas, ukuran
setiap jenis morfologi (efloresensi) di masing-masing
lokasi, eritem/purpura/telangiektasis
 Palpasi
 Permukaan rata, tidak rata, licin/halus atau kasar, dan
konsistensi lesi (padat, kenyal, lunak) dan nyeri
penekanan. Tanda radang akut atau tidak
 Pemeriksaan langsung dari kerokan kulit
 Cairan/duh tubuh guna pemeriksaan bakteriologik
dan jamur
 Pemeriksaan darah, urin, dan feses lengkap, dan biopsi
jaringan kulit
 Pemeriksaan khusus kulit, misalnya tes tempel, dan
tes tusuk (prick test) (sesuai indikasi)
 Morbus Hansen/Lepra/Kusta
 Penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler
obligat, menyerang saraf tepi (primer), kulit dan
jaringan tubuh lainnya, kecuali susunan saraf pusat
P. Versikolor P.Alba Vitiligo
Malassezia furfur dermatitis yang tidak spesifik autoimun
dan belum diketahui
penyebabnya
Gatal bila berkeringat anak berumur 3-16 (30-40%) Semua umur, tetapi 50% usia <
20 tahun.
Badan dan lengan atas bercak kemerahan dan skuama makula berwarna putih susu
halus yang akan menghilang tidak mengandung melanosit,
serta meninggalkan area yang berbatas tegas dan sering
depigmentas bersifat herediter
Makular: soliter & biasanya Lesi berbentuk bulat, oval atau Distribusinya:
saling bertemu (koalesen) dan plakat yan Fokal: satu/beberapa makula
tertutup skuama g tak teratur Segmental: unilateral, distribusi
Papuler: bulat kecil-kecil menurut dermatom, pengobatan
perifolikuler, sekitar folikel kurang berarti
rambut dan tertutup skuama Generalisata: beberapa/banyak
makula, sering simetris
putih (lesi dini), kemerahan, apat sembuh spontan setelah
dan coklat (lesi lama) beberapa bulan sampai beberapa
tahun
 Kelainan kulit yang
hipopigmentasi atau
eritematosa dengan anestesi
yang jelas
 Kelainan saraf tepi berupa
penebalan saraf dengan
anestesi
 Hapusan kulit positif untuk
kuman tahan asam
Klasifikasi Zona spektrum
Ridley & Jopling TT BT BB BL LL
Madrid Tuberkuloid Borderline Lepromatosa
WHO Pausibasiler Multibasiler
(PB) (MB)
Puskesmas PB MB
Sifat Lepromatosa (LL) Bordeline Mid Borderline (BB)
Lepromatosa (BL)
Lesi:
 Bentuk Makula Makula Plakat
 Jumlah Infiltrat difus Plakat Dome-shaped (kubah)
 Distribusi Papul Papul Punched-out
 Permukaan Nodus Sukar dihitung, masih Dapat dihitung, kulit
 Batas Tidak terhitung, praktis ada kulit sehat sehat jelas ada
 Anestesia tidak ada kulit sehat Hampir simetris Asimetris
Simetris Halus berkilat Agak kasar, agak
Halus berkilat Agak jelas berkilat
Tidak jelas Tak jelas Agak jelas
Tidak ada sampai tidak Lebih jelas
jelas

BTA
 Lesi kulit Banyak (ada globus) Banyak Agak banyak
 Sekret hidung Bannyak (ada globus) Biasanya negatif Negatif
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif
Sifat Tuberkuloid (TT) Bordeline Indeterminate
Tuberculoid (BT) (I)
Lesi
 Bentuk Makula saja, makula Makula dibatasi Hanya makula
 Jumlah dibatasi infiltrat infiltrat: infiltrat saja Satu atau beberapa
 Distribusi Satu, dapat beberapa Beberapa atau satu Variasi
 Permukaan Asimetris dengan satelit Halus, agak berkilat
 Batas Kering bersisik Masih asimetris Dapat jelas atau
 Anestesia Jelas Kering bersisik dapat tidak jelas
Jelas Jelas Tak ada sampai
Jelas tidak jelas
BTA
 Lesi kulit Hampir selalu negatif Negatif atau hanya 1+ Biasanya negatif

Tes lepromin Positif kuat (3+) Positif lemah Dapat positif lemah
atau negative
Tuberkuloid

Borderline
 Mycobacterium leprae
 Belum, dapat dibiakkan
 Ukuran 3-8 µm x 0,5 µ
 Tahan asam dan alkohol serta positif Gram
 Masa tunas bervariasi, antara 40 hari - 40 tahun,
umumnya beberapa tahun, rata rata 3-5 tahun.
 Kontak langsung antar kulit (lama dan erat)
 M. leprae masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet
 Perpindahan penduduk yang terinfeksi
 Penyakit keturunan (-)
 Dapat menyerang semua umur
 Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah tropis dan subtropis,
masyarakat yang sosial ekonominya rendah
 Di indonesia frekuensi tertinggi pada kelompok umur 25-
35 tahun.
 Di Indonesia jumlah kasus yang tercatat permulaan tahun
2009  21 .538 orang, kasus baru tahun 2008  17.441
orang
 M. Ieprae mempunyai patogenitas dan daya invasi
yang rendah
 Dapat disebut sebagai penyakit imunologik
 Rasa baal disebabkan karena kerusakan saraf
 Derajat penyakit bergantung respon imun
DDS/Dapson/Diaminodife Rifampisin
nilsulfon •Dosis 10 mg/kg bb;
•Jangka panjang kusta setiap hari/setiap
•Dosis 100 mg per hari bulan
per oral •Tidak boleh
•Anak, bergantung monoterapi
pada berat

Klofazimin
•Kusta resisten-
dapson/pasien tidak
tahan terhadap sulfon
•Dosis 100 mg/hari per
oral
 Usaha rehabilitasi media (operasi dan fisioterapi)
 Memberi lapangan pekerjaan yang sesuai cacat
tubuhnya,
 Terapi psikologi (kejiwaan)
 Mencegah penularan lepra
 Kontak erat penderita lepra dengan keluarga (stadium
reaktif)
 Memperbaiki lingkungan hidup dan kebersihan
pribadi dapat mengurangi terjadinya penularan dan
penyebran lepra
 Ulkus neuropatik, deformitas wajah dan ekstremitas
 Amiloidosis sekunder pada pasien lepramatosa
 Ginekomastia, pembentukan jaringan parut di testis
 Reaksi reversal (reaksi lepra tipe 1)
 Disebabkan o/peningkatan respons imunitas selular pd penyakit
borderline yg menyebabakan masuknya sel-sel inflamasi ke dalam
lesi yang sudah ada
 Lesi kulit membengkak dan merah, gejala neuritik dan paralitik
meningkat.
 Eritema nodosum leprosum (reaksi lepra tipe 2):
 Disebabkan o/vaskulitis, kemungkinan dicetuskan oleh infiltrasi
neutrofilik yang diperantai oleh TNF
 Terjadi pada keadaan lepromatosa dan lepromatosa borderline.
 Nodul subkutan yang nyeri tekan disertai dengan demam dan
artralgia
 Lepra merupakan penyebab utama kecacatan
neurologis jangka panjang
 Berkaitan dengan stigma dan pengucilan sosial
Penyakit lepra merupakan penyakit yang disebabkan
oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler
obligat, menyerang saraf tepi (primer), kulit dan
jaringan tubuh lainnya, kecuali susunan saraf pusat.
Penanganan yang tepat dapat mengurangi risiko dari
perburukan dari penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai