Anda di halaman 1dari 11

PERSONAL HYGIENE

CUCI TANGAN
6 LANGKAH
A. Pengertian Cuci Tangan dan
Langkah-Langkahnya
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang
secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan dari mencuci
tangan menurut DEPKES 2007 merupakan salah satu unsur
pencegahan penularan infeksi. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) bahkan telah sejak lama menganjurkan agar kita rajin cuci
tangan pakai sabun. Tujuannya agar bakteri tidak sampai masuk
ke tubuh sehingga kita terhindar dari bahaya terkena beragam jen
is penyakit.
6 cara mencuci tangan yang
benar menurut WHO
Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan menggunakan air yang m
1 engalir, ambil cairan antiseptik kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan sec
ara lembut.

2 Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.

3 Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih


6 cara mencuci tangan yang
benar menurut WHO
4 Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci.

5 Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan .Bersihkan kedua
6 pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
keringkan memakai handuk atau tisu.
B. Peran Perawat dalam Menjaga
Personal hygiene pasien
Personal Hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan
mereka secara fisik dan emosional. Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk
kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Ketika memberikan perawatan
kebersihan diri pada pasien, perawat dapat mengkaji status fisik dan emosional pasien,
dan dapat mengimplementasi proses perawatan bagi kesehatan total pasien
(Potter, 2005).
Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam menjalankan tug
asnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada (Asmadi, 2008). Salah satu peran
perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan atau care provider. Peran peraw
at sebagai Care provider harus dilaksanakan secara komprehensif atau menyeluruh, tid
ak hanya berfokus pada tindakan promotif tetapi juga pada tindakan preventif seperti pel
aksanaan personal hygiene. Peran perawat sebagai care provider dalam pelaksanaan p
ersonal hygiene ini akan lebih dominan apabila dilaksanakan pada pasien dengan imobil
isasi fisik.
C. Pentingnya Cuci Tangan
Untuk Pencegahan Penyakit
Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) dapat mencegah penyebaran penyakit yang disebab
kan oleh lingkungan dan perilaku manusia seperti penyakit diare, yang dapat berakibat
fatal. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (lebih dari
tiga kali) dalam satu hari. Survei Kesehatan Nasional tahun 2006 menempatkan diare
pada posisi tertinggi kedua sebagai penyakit paling berbahaya pada balita.
Diare dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkemban
g (Kemenkes RI, 2010).

Berikut ini adalah hasil dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan
perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah
Di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.
Tabel 4
Distribusi responden berdasarkan lingkungan pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.
Tabel 1
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Lingkungan Frekuensi Persentase (
Pengetahuan Frekuensi Persentase %)
(%) Buruk 42 58,3
Kurang baik 46 63,9 Baik 30 41,7
Baik 26 36,1 Total 72 100
Total 72 100

Tabel 2
Distribusi responden berdasarkan sikap pada anak usia sekolah di SDN 02 Tabel 3
Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Distribusi responden berdasarkan budaya pada anak usia sekolah di SDN 02
Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.
Sikap Frekuensi Persentase ( Budaya Frekuensi Persentase
%) (%)
Buruk 32 44,4 Buruk 48 66,7
Baik 40 55,6 Baik 24 33,3
Total 72 100 Total 72 100
Tabel 3
Distribusi responden berdasarkan keluarga pada anak usia sekolah di SDN
02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.

Keluarga Frekuensi Persentase (


Tabel 4
%) Hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare
anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan
Tidak menduk 44 61,1 Kabupaten Blora.
ung
mendukung 28 38,9 Diare (n=72)
Total 72 100 CTPS Tidak diare Diare Tot
Frekuen Presenta Frekuensi Presenta al
si se (%) se (%)
Kurang 7 18,9 30 81,1 37
Sedang 8 38,1 13 61,9 21
Baik 9 64,3 5 35,7 14
Total 24 33,3 48 66,7 72
Faktor yang mempengarungi kurangnya
kesadaran Cuci Tangan Pkai Sabun(CPTS):
Pengetahuan tentang Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) anak usia sekolah di SDN
1 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan
Kabupaten Blora rata-rata kurang baik.

2 Budaya menjadi penyebab perilaku Cuci


Hasil penelitian menujukkan bahwa Tangan Pakai Sabun (CTPS).
perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) sebagian besar dalam
katagori kurang.
Lingkungan dapat mempengaruhi kebiasaan
3 seseorang yang akan membentuk perilaku.

Keluarga merupakan unit terkecil yang akan


4 mempengaruhi secara langsung pembentukan
perilaku seorang anak.
D.Pentingnya Cuci Tangan Bagi \
Petugas Kesehatan Untuk Pence
gahan Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial merupakan masalah besar yang dihadapi
rumah sakit dan dapat disebarkan melalui kontak tangan.
Hand Hygiene dalam hal ini meliputi cuci tangan merupakan
salah satu cara yang paling sederhana dan efektif untuk
mencegah infeksi nosokomial.

Ada beberapa hal yang menjadi factor penyebab hal ini terjadi
yaitu kurangnya pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan,
rendahnya pengawasan praktik mencuci tangan dan kurangnya
gambaran yang positif tentang cuci tangan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai