Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

SINDROMA ASPIRASI
MEKONIUM
BAB I
PENDAHULUAN
 Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah kumpulan
gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya mekonium
ke dalam saluran pernapasan bayi.
 Insidensi pasase mekonium
usia gestasi 34 minggu : jarang
usia gestasi ≥37 minggu : meningkat
 Diperkirakan bahwa bayi yang teraspirasi mekonium
memiliki mortalitas yang lebih tinggi dan biasanya
menyebabkan proporsi kematian neonatus yang
bermakna
DEFINISI
 Mekonium  tinja janin yang pertama, kental,
lengket, warna hitam kehijauan, mulai bisa terlihat
pada kehamilan 34 minggu

 SAM  kumpulan gejala yang diakibatkan oleh


terhisapnya mekonium ke dalam saluran pernapasan
bayi.

 SAM  terjadi ketika bayi masih berada di dalam


rahim maupun sesaat setelah dilahirkan.
EPIDEMIOLOGI
 SAM  masalah yang paling sering
 Di Amerika Serikat 520.000 dipersulit dengan
adanya pewarnaan air ketuban keruh bercampur
mekonium dan 35% diantaranya akan berkembang
menjadi SAM, 30% neonatus dengan SAM
membutuhkan ventilasi mekanik, 10% menjadi
pneumotoraks, dan 4% meninggal
 Insidensi pasase mekonium
usia gestasi 34 minggu : jarang
usia gestasi ≥37 minggu : meningkat
FAKTOR RESIKO
Faktor ibu Faktor janin Faktor penolong
Preeklampsia/ Gawat janin/ hipoksia
Eklampsia akut intra-uterin

Hipertensi Intra Uterine Growth


Retardation (IUGR) Dipengaruhi oleh
DM Aterm dan post-term ketersediaan alat
suction dan
Merokok keterampilan dari
Penyakit paru kronik penolong sendiri
Penyakit CV
Minum jamu
Oligohidramnion
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
 Bervariasi dan bergantung pada derajat hipoksia, jumlah
serta konsistensi mekonium yang teraspirasi
 Tanda postmaturitas  KMK, kuku panjang, kulit
terkelupas, dan pewarnaan kuning-hijau pada kulit.
 Adanya mekonium pada cairan ketuban
 Obstruksi jalan napas : Gasping, apnue, dan sianosis
dapat terjadi akibat mekonium kental yang menyumbat
saluran napas besar.
 Distres pernapasan : takipnue, napas cuping hidung,
retraksi interkostal, peningkatan diameter anteroposterior
dada, dan sianosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
 Analisa gas darah : hipoksemia, alkalosis respiratori,

asidosis respiratori maupun campuran

FOTO THORAX
 Hiperinflasi, diafragma mendatar, dan

infiltrat kasar/ bercak iregular


 Dapat ditemukan pneumotoraks atau

pneumomediastinum
DIAGNOSIS BANDING
TTN RDS SAM

Etiologi Cairan paru persisten Defisiensi surfaktan Iritasi dan obstruksi


paru belum paru
berkembang sempurna
Waktu persalinan Kapan saja Pre-term Aterm atau post-term
Faktor resiko Sectio cesaarea, DM pada ibu, Cairan amnion
makrosomia, DM pada kelahiran pre-term mekonial, kelahiran
ibu post-term
Gambaran klinis Takipneu, sering kali Takipneu, hipoksia, Gasping, apnue, dan
tanpa hipoksia sianosis sianosis
maupun sianosis
Temuan gambaran Infiltrate pada Infiltrate homogenus Hiperinflasi,
diafragma mendatar,
radiologi parenkim, “siluet air bronchogram, dan infiltrat kasar/
basah” di sekeliling penurunan volume bercak iregular

jantung, penumpukan paru


cairan intralobar
PENATALAKSANAAN
TATALAKSANA DI RUANG BERSALIN
 Penilaian awal  bayi bugar atau tidak.

Bugar bila frekuensi DJ>100x/menit, bernapas


spontan, dan tonus baik
 Bayi bugar  perawatan rutin

 Bila distres pernapasan,

lakukan laringoskopi direk dan


pengisapan intratrakeal
menggunakan aspirator mekonium
PENATALAKSANAAN
 Perawatan rutin
 Pemantauan saturasi oksigen

 Ventilasi mekanik

 Antibiotik

 Surfaktan
PROGNOSIS
 Diperkirakan bahwa bayi yang teraspirasi
mekonium memiliki mortalitas yang lebih tinggi
dan biasanya menyebabkan proporsi kematian
neonatus yang bermakna

 Prognosis akhir bergantung pada luasnya jejas


sistem saraf pusat akibat asfiksia, dan adanya
masalah-masalah terkait seperi adanya sirkulasi
janin
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai