Anda di halaman 1dari 29

Etika dan hukum

kedokterAN
KELOMPOK 2
Zahrotul Ula 12700289
Sophie Tita Hapsari 12700293
Lailatul Fithriyah 12700295
Dinna Suudi Hasanah 12700297
Lailis Salimah 12700303
Gilang Hadi Fiandani 12700305
Nur Fitriani 12700307
Ahmad Makhdm Basya 12700309
Westri Prima Sari 12700311
Rohimatul Jannah 12700313
Barli Akbar Ramadhan 12700319
Ricky Reynaldy 12700321
Anggari Purnama Dewi 12700323
HOUSE M.D SEASON 3 EP.3

PEMBAHASAN

KARAKTER

SINOPSIS
Dr. GREGORY HOUSE
Dr. Allison Cameron
Dr. Robert Chase
Dr. Eric Foreman
Sinopsis
• Film ini menceritakan tentang para dokter di Princeton–Plainsboro Teaching
Hospital (PPTH) in New Jersey.
Ezra powell seorang dokter dan peneliti berusia 71 tahun mengalami kesulitan
bernafas dan ditemukan pingsan di laboratoriumnya.
Tim Dr.House berusaha mencari penyebab penyakit yang dideritanya namun
hal itu mengalami kendala karena pasien menolak melakukan pemeriksaan dan
meminta untuk euthanasia...
PEMBAHASAN

• Dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia.


Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan
kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif
untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang
BENEFICIENCE buruk.

• Non-maleficence adalah suatu prinsip yang mana


seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih pengobatan
yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri.
NON MALEFICIENCE

• Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati


martabat manusia. Setiap individu(pasien) harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai
hak menentukan nasib diri sendiri.
AUTONOMY

• (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang


dokter memperlakukan sama rata dan adil
terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan
JUSTICE pasien tersebut.
1. NON MALEFICIENCE

• Salah satu kriteria dari non maleficience adalah dengan


tidak memperlakukan pasien seperti objek dan, namun
pada episode ini dr house tetap memaksa ezra powell
untuk melakukan test ekg, tanpa memperdulikan rasa
sakitnya dalam melakukan test tersebut. Lalu
berdasarkan kehendaknya sendiri menggunakan
epinefrin pada pasien, meningkatkan denyut jantung
demi melihat apakah ada gangguan pada jantung. Pada
kasus pemberian epinefrine ini kami juga memasukkan
ke kategori tidak mengobati secara proporsional dan
cenderung membahayakan pasien(00:00-06:14) (08:20-
09:50)
1. NON MALEFICIENCE

• Menolong pasien emergensi(28:30-29:45)


2. AUTONOMY

• Berterus terang , dokter sudah seharusnya


berterus terang untuk setiap tindakan yang dia
lakukan dan tak boleh memberi diagnosis/hasil
pemeriksaan palsu kepada pasien.
• Tidak adanya persetujuan inform consent. Dokter
mengambil keputusan untuk menghilangkan
kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan
demi menegakkan diagnosa.
3. BENEFICENCE

• Dokter dengan rekannya berusaha mencari tahu


penyakit yang diderita pasien hingga rela tidak
tidur semalaman meskipun tidak menemukan
hasil. (14:30 – 16:15)
4. JUSTICE

• Pasien menolak bekerjasama dalam pemeriksaan


dan meminta diberhentikan seluruh perawatan
alat-alat penunjang dan pemeriksaan agar dia
bisamati. Tapi dokter tidak memperdulikan.
(30:20 – 32:25)
KDB1(BENEFICIENCE)
NO KRITERIA ADA TIDAK ADA

1 Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban) V

2 Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia V

3 Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung dokter V

Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan V


4 keburukannya.

5 Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang V

6 Menjamin kehidupan baik minimal manusia - -

7 Pembatasan Goal-Based - -

8 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein - -

9 Minimalisasi akibat buruk. V

10 Kewajiban menolong pasien gawat darurat V


KDB1(BENEFICIENCE)

Kriteria Ada Tidak ada

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan V

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan - -

13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan - -

14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus. - -

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah - -

16. Menerapkan Golden Rule Principle V


KDB2 (NON MALEFICENCE)

NO Kriteria Ada Tidak Ada


1 Menolong pasien emergensi V
2 Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
a.Pasien dalam keadaan berbahaya. V
b.Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan. V
c.Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif V
d.Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya V
mengalami risiko minimal).
3 Mengobati pasien yang luka. V
4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) V
5 Tidak menghina/caci maki. V
6 Tidak memandang pasien sebagai objek V
7 Mengobati secara tidak proporsional V
8 Tidak mencegah pasien secara berbahaya V
9 Menghindari misrepresentasi dari pasien V
Tidak membahayakan kehidupan pasien karena V
10 kelalaian
11 Tidak memberikan semangat hidup V
12 Tidak melindungi pasien dari serangan V
13 Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan V
KDB 3 Autonomi

NO Kriteria Ada Tidak Ada


Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai
1 V
martabat pasien
Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada
2 V
kondisi elektif)
3 Berterus terang V
4 Menghargai privasi. V
5 Menjaga rahasia pribadi V
6 Menghargai rasionalitas pasien. V
7 Melaksanakan informed consent V
Membiarkann pasien dewasa dan kompeten mengambil
8 V
keputusan sendiri.
9 Tidak mengintervensi atau meghalangi outonomi pasien. V

Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat


10 V
keputusan, termasuk, termasuk keluarga pasien sendiri.

Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada


11 V
kasus non emergensi.

12 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien. V

13 Menjaga hubungan (kontrak)…………… V


KDB4( JUSTICE)
NO Kriteria Ada Tidak
1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal - -
2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan. - -
Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang - -
3
sama.
Menghargai hak sehat pasien (affordability, - -
4
equality,accessibility,availability,quality)
5 Menghargai hak hukum pasien. V
6 Menghargai hak orang lain. V
7 Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan)
8 Tidak melakukan penyalahgunaan. V
9 Bijak dalam makro alokasi.
10 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
11 Meminta partisipasi pasien seusai dengan kemampuan. V
Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban ., - -
12
sanki) secara adil
Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan V
13
kompeten.
Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan - -
14
sah/tepat.
Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/ggn - -
15
kesehatan.
Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial - -
16
dll.
PRINSIP TOTALITAS INTEGRITAS

• DALAM FILM INI KAMI TIDAK MENEMUKAN


ADANYA PRINSIP TOTALITAS INTEGRITAS
PRINSIP DOUBLE EFFECT

• Prinsip double effect adalah adanya tindakan


yang menyebabkan efek ganda, efek baik dan
tidak baik, dari film ini yg kami dapatkan adalah:
• Tindakan para dokter(terutama Dr House) di film
ini yang bersifat double effect adalah berbohong
kepada pasien(Ezra Powell)
Berbohong dengan menyetujui permintaan pasien
untuk bunuh diri(dengan suntikan morfin dosis
tinggi) namun ternyata morfin yang disuntikkan
hanya pada dosis untuk membuat pasien tertidur.
Prinsip Double Effect

• Efek baik: para dokter membuat pasien tertidur


agar lebih mudah dicari penyebab penyakit yang
diderita karena dalam keadaan sadar pasien
dengan terang-terangan menolak menjalani
berbagai macam pemeriksaan, padahal pada saat
itu masih belum ditemukan bukti bahwa penyakit
yang diderita bersifat terminal
Prinsip Double Effect

• Efek buruk: para dokter sudah menyalahi aturan


dengan mengacuhkan hak pasien, pemeriksaan-
pemeriksaan yang dilakukan setelah pasien
dibuat pingsan tidak mendapat persetujuan pasien
(informed consent)

• Namun hal ini “mungkin” masih dapat dibenarkan,


karena memiliki tujuan yang baik
4 BOX METHODS

MEDICAL CLIENT
INDICATIONS PREFERENCES

QUALITY OF LIFE CONTEXTUAL


FEATURES
- Kondisi pasien saat ditemukan di
laboratoriumnya tidak sadarkan diri
karena sulit bernafas, setelah diberi
alat bantu nafas di rumah sakit
kondisinya stabil, ditengah-tengah
pemeriksaan sempat kritis krn ada
MEDICAL udara menekan 1 paru-paru nya.
INDICATIONS -Resiko jika tindakan medis tidak
dilakukan adalah pasien akan semakin
sulit bernafas karena paru paru terisi
cairan

- Tujuan akhir pengobatan adalah


kesembuhan namun pada akhirnya
penyakit yang diderita terbukti
terminal dan tidak dapat disembuhkan
Pada kasus ini pasien punya
kemampuan untuk memutuskan
tindakan-tindakan yang akan
dilakukan padanya, dan Ezra
CLIENT Powell menggunakan hak tersebut
untuk meminta euthanasia, karena
PREFERENCES merasa bahwa dia sudah tak tahan
lagi dengan penyakit misterius
yang dideritanya.
Di akhir cerita panyakit ezra
powell ternyata bersifat terminal
dan tak dapat disembuhkan,
sehingga pasien akhirnya
meninggal.

QUALITY OF LIFE
Diceritakan dalam kasus
tersebut pasien tidak memiliki
keluarga atau sanak saudara.
Pengambilan keputusan pun
hanya melibatkan antara pihak
tim dokter dengan pasien
CONTEXTUAL sendiri.
Setelah Ezra Powell meminta
FEATURES euthanasia, para dokter
berdiskusi tentang permintaan
tersebut, semuanya menolak
karena hal tersebut tidak sesuai
dengan hukum yang
berlaku(according to STATE of
NEW JERSEY)
Jadi terdapat pengaruh hukum
dalam tindakan-tindakan dokter
terhadap pasien di rumah sakit
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai