Anda di halaman 1dari 22

ALIRAN DALAM ISLAM

ARDHYA WASKITA (1017040004)


AULIA NOVITA A. (1017040013)
WILUJENG SARASWATI (1017040022)
LATAR BELAKANG
Aliran dalam Islam mulai tampak pada saat perang Siffin (37 H).
khalifah 'Ali bin Abi Thalib dengan Mu'awiyah. Pada saat tentara 'Ali
dapat mendesak tentara Mu'awiyah maka Mu'awiyah meminta diadakan
perdamaian. Sebagian tentara 'Ali menyetujui perdamaian ini, dan
sebagian lagi menolaknya. Kelompok yang tidak setuju ini akhirnya
memisahkan diri dari 'Ali dan membentuk kelompok sendiri yang
akhirnya terkenal dengan nama Khawarij. Mereka menganggap Ali,
Mu'awiyah dan orang-orang yang menerima perdamaian ini telah
berbuat salah (dosa besar) karenanya mereka bukan mukmin lagi dan
boleh dibunuh. Masalah dosa besar ini kemudian menimbulkan 3 aliran
teologi dalam Islam yaitu : Khawarij, Murji'ah dan Mu'tazilah.
Masalah kepemimpinan ini kemudian menyebabkan munculnya
kelompok yang menganggap yang berhak adalah 'Ali dan keturunannya
(Syi'ah) dan kelompok yang berseberangan dengannya (Ahlus Sunnah
wal Jama'ah). Dan akibat pengaruh agama lain dan filsasat pada umat
Islam maka muncullah kelompok yang menyatakan bahwa manusia
mempunyai kebebasan dalam berkendak dan perbuatannya
(Qadariyyah) dan kelompok yang berpendapat sebaliknya (Jabariyyah).
Setelah itu banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam agama Islam.
ALIRAN SYI’AH
Syi’ah adalah satu aliran dalam Islam yang meyakini bahwa ‘Ali
bin Abi Thalib dan keturunannya adalah imam-imam atau para
pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad saw. Dari segi
bahasa, kata Syi’ah berarti pengikut, atau kelompok atau golongan.
Syi’ah adalah salah satu aliran dalam Islam yang berkeyakinan
bahwa yang paling berhak menjadi imam umat Islam sepeninggal
Nabi Muhammad saw ialah keluarga Nabi saw sendiri (Ahlulbait).
Dalam hal ini, ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib (paman Nabi saw) dan
‘Ali bin Abi Thalib (saudara sepupu sekaligus menantu Nabi saw)
beserta keturunannya.
Banyak yang mengatakan bahwa Syi’ah lahir setelah gagalnya
perundingan antara pihak pasukan Khalifah ‘Ali dengan pihak
pemberontak Mu’awiyah bin Abu Sufyan di Shiffin, yang lazim disebut
sebagai peristiwa tahkîm atau arbitrasi. Akibat kegagalan itu, sejumlah
pasukan ‘Ali memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari
pasukan ‘Ali. Mereka ini disebut golongan Khawarij. Sebagian besar
orang yang tetap setia terhadap khalifah disebut Syi’atu ‘Ali (pengikut
‘Ali).
• Tokoh – Tokoh Syi’ah
Selain terdapat tokoh-tokoh populer seperti ‘Ali bin Abi Thalib,
Hasan bin ‘Ali, Husain bin ‘Ali, terdapat pula dua tokoh Ahlulbait yang
mempunyai pengaruh dan andil yang besar dalam pengembangan
paham Syi’ah, yaitu Zaid bin ‘Ali bin Husain Zainal ‘Abidin dan Ja’far
al-Shadiq. Kedua tokoh ini dikenal sebagai orang-orang besar pada
zamannya. Pemikiran Ja’far al-Shadiq bahkan dianggap sebagai cikal
bakal ilmu fiqih.
Adapun Zaid bin ‘Ali bin Husain Zainal ‘Abidin terkenal ahli di
bidang tafsir dan fiqh. Pada usia yang relatif muda, Zaid bin ‘Ali telah
dikenal sebagai salah seorang tokoh Ahlulbait yang menonjol. Salah
satu karya yang ia hasilkan adalah kitab al-Majmû’
(Himpunan/Kumpulan) dalam bidang fiqh. Juga karya lainnya
mengenai tafsir, fiqih, imamah, dan haji.
• Selain dua tokoh di atas, terdapat pula beberapa tokoh Syi’ah, di antaranya:

a. Nashr bin Muhazim

b. Ahmad bin Muhammad bin ‘Isa al-Asy’ari

c. Ahmad bin Abi ‘Abdillah al-Barqi

d. Ibrahim bin Hilal al-Tsaqafi

e. Muhammad bin Hasan bin Furukh al-Shaffar

f. Muhammad bin Mas’ud al-‘Ayasyi al-Samarqandi

g. Ali bin Babawaeh al-Qomi

h. Syaikhul Masyayikh, Muhammad al-Kulaini

i. Ibn ‘Aqil al-‘Ummani

j. Muhammad bin Hamam al-Iskafi

k. Muhammad bin ‘Umar al-Kasyi, dll.


ALIRAN KHAWARIJ

Khawarij adalah bentuk jamak (plural) dari kharij artinya yang


keluar. Dinamai demikian karena kelompok ini adalah orang-orang
yang keluar dari barisan Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra sebagai
protes terhadap Imam Sayyidina Ali ra yang menyetujui perdamaian
dengan mengadakan arbitrase dengan muawiyah bin Abi Sufyan.
Aliran ini muncul saat terjadinya perselisihan antara Muawiyah
bin Abu Sufyan dengan Ali bin Abi Tholib dalam perang shiffin tahun
37 H. kedua kelompok yang bertikai akhirnya sepakat mengadakan
perundingan dan sepakat kembali ke Kitabullah. Dalam perundingan
itu terjadilah pengelabuhan yang dilakukan Amr bin Ash (perwakilan
Muawiyah) terhadap Abu Musa al-Asy’ari (perwakilan Ali). Kejadian
ini menimbulkan kejadian krisis baru dan pembangkangan yang
dilakukan sekelompok muslim yang kebanyakan dari Bani Tamim.
Mereka menyatakan “La Hukma Illallah”. Para kelompok tersebut
kemudian membaiat Abdullah bin Wahb Ar Rosiby. Mereka
menyebut dirinya dengan sebutan Syurah (golongan yang bersedia
mengorbankan dirinya demi mendapatkan keridloan Allah).
• Tokoh-tokoh Aliran Khawarij
a. Urwah bin Hudair
b. Mustarid bin Sa’ad
c. Hausarah Al-Asadi
d. Quraib bin Maruah
e. Nafi’ bin Al-Azraq
f. ’Abdullah bin Basyir
g. Abu Bakr Al-Baghdadi
ALIRAN MURJI’AH

Kata murji’ah berasal dari suku kata bahasa arab “Raja’a” yang
berarti “Kembali” dan yang dimaksud adalah golongan atau aliran yang
berpendapat bahwa konsekuensi hukum dari perbuatan manusia
bergantung pada Allah SWT.
Awal mula timbulnya Murji’ah adalah sebagai akibat dari
gejolak dan ketegangan pertentangan politik yaitu soal khilafah
(kekhalifahan) yang kemudian mengarah ke bidang teologi.
Pertentangan politik ini terjadi sejak meninggalnya Khalifah Usman
yang berlanjut sepanjang masa Khalifah Ali dengan puncak
ketegangannya terjadi pada waktu perang Jamal dan perang Shiffin.
Setelah terbunuhnya Khalifah Utsman Ibn Affan, umat islam terbagi
menjadi dua golongan yaitu kelompok Ali dan Muawiyyah.
Kelompok Ali lalu terpecah menjadi dua yaitu Syi’ah dan Khawarij.
• Pemimpin utama Murji’ah adalah Hasan bin Bilal al
Muzi, Abu Sallat al samman, Dirrar bin Umar. Selain itu,
tokoh-tokoh yang terkenal lainnya adalah:
a. Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib
b. Abu Hanifah
c. Abu Yusuf
d. dan beberapa ahli hadits lainnya
ALIRAN QODARIYAH

Pengertian Qadariyah secara etomologi, berasal dari bahasa Arab,


yaitu qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara
termenologi istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala
tindakan manusia tidak ada campur tangan oleh Allah. Aliran ini
berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala
perbuatannya.
Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara
pasti dan masih merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi
menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang
mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh
Ma’bad al-Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70
H/689M.
• Tokoh-tokoh aliran qodariyah antara lain adalah:
a.Ma’bad al-Juhani dan Ja’ad bin Dirham
b.Abi Syamr dan Ibnu Syahib
c.Galiani al-Damasqi
d.Saleh Qubbah
e.Ibnu Sauda' Abdullah bin Saba' Al-Yahudi
f. Al-Ja'd bin Dirham (yang terbunuh tahun 124H)
g. Al-jahm bin Shafwan
ALIRAN JABARIYAH

Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara


yang mengandung pengertian memaksa. Di dalam kamus
Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari
kata jabara yang mengandung arti memaksa dan
mengharuskannya melakukan sesuatu.
Latar belakang lahirnya aliran jabariyah tidak ada
penjelasan yang jelas. Abu Zahra menuturkan bahwa
faham ini muncul sejak zaman sahabat dan masa bani
Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan tentang
masalah qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan
dengan kekuasaan mutlak Tuhan .
• Tokoh-tokoh Aliran Jabariyah
a. Al-Ja’d bin Dirham
b. Jahm Ibnu Shafwan
c. Husain bin Muhammad An-Najjar
d. Adh-Dhirar
ALIRAN MU’TAZILAH

Kata mu’tazilah diambil dari bahasa Arab yaitu ‫اعتزل‬


yang aslinya adalah kata ‫عزل‬yang berarti memisahkan atau
menyingkirakan.
Mu’tazilah timbul berkaitan dengan peristiwa Washil bin Atha’ (80-
131) dan temannya, amr bin ‘ubaid dan Hasan al-basri, sekitar tahun 700 M.
Washil termasuk orang-orang yang aktif mengikuti kajian yang diberikan
al-Hasan al-Basri di masjid Basrah. suatu hari, salah seorang dari pengikut
kajian bertanya kepada Al-Hasan tentang kedudukan orang yang berbuat
dosa besar (murtakib al-kabair). mengenai pelaku dosa besar, khawarij
menyatakan kafir, sedangkan murji’ah menyatakan mukmin. ketika Al-
hasan sedang berfikir, tiba-tiba Washil tidak setuju dengan kedua pendapat
itu, menurutnya pelaku dosa besar bukan mukmin dan bukan pula kafir,
tetapi berada diantara posisi keduanya (al manzilah baina al-manzilataini).
setelah itu dia berdiri dan meninggalkan al-hasan karena tidak setuju
dengan sang guru dan membentuk pengajian baru. atas peristiwa ini al-
Hasan berkata, “i’tazalna”. dan dari sinilah nama mu’tazilah dikenakan
kepada mereka.
• Tokoh-tokoh Aliran Mu’tazilah
a. Washil bin Atha
b. Abu Huzail al-Allaf
c. Al-Jubba’i
d. An-Nazzam
e. Al- jahiz
f. Mu’ammar bin Abbad
g. Bisyr al-Mu’tamir
h. Abu Musa al-Mudrar

Anda mungkin juga menyukai