Anda di halaman 1dari 8

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) adalah teknologi

pengelolaan hama dengan pendekatan komperhensif


berdasarkan ekologi yang berkaitan dengan keadaan
lingkungan tertentu dan mengintegrasikan berbagai taktik
tertentu yang kompatibel satu sama lain, sehingga populasi
hama dapat dipertahankan dibawah jumlah-jumlah yang
secara ekonomis tidak merugikan, mempertahankan
kelestarian lingkungan dan menguntungkan bagi petani.

Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dilakukan


dengan mempertimbangkan aspek ekosistem, stabilitas, dan
kesinambungan produksi sesuai dengan tuntutan praktek
pertanian yang baik
pendidikan
Upaya penyebaran informasi
dari Teknik Pengelolaan
Hama Terpadu (PHT)
kepada petani dilakukan
dengan berbagai cara yaitu pelatihan

Sekolah Lapangan Pengendalian


Hama Terpadu (SLPHT).

Pada kegiatan SLPHT, petani diberi


pengetahuan tentang Konsep PHT,
praktik penerapan PHT, dan
pemahaman untuk pengambilan
keputusan pengendalian hama
menurut prinsip-prinsip PHT.
Agroekosistem

Pemantauan

Pengambilan
Keputusan

Tindakan Aksi
Proses pengambilan keputusan :
• Hasil pengamatan yang berupa data dan informasi
lapangan merupakan masukan bagi pengambil keputusan
yang akan menggunakan data tersebut untuk mengambil
keputusan tentang tindakan pengelolaan yang perlu
dilaksanakan terhadap agroekosistem.
• Keputusan ditetapkan dengan mempelajari dan menganalis
data hasil pengamatan dan menggabungkan dengan model
pengelolaan hama yang telah tersedia .
•Model keputusan PHT dapat merupakan model keputusan
yang sangat sederhana seperti ambang ekonomi dan dapat
berupa model yang lebih komprehensip yang sudah
memperhitungkan komponen komponen ekosistem lainnya
seperti varietas tanaman populasi musuh alami dan
komponen lainnya.
• Salah satu model pengambilan keputusan yang sederhana adalah
Ambang Kendali dalam bentuk populasi hama atau intensitas kerusakan
tanaman.
• Apabila data populasi hama hasil pemantauan menunjukkan telah sama
atau melampaui ambang kendali maka keputusan segera diadakan
pengendalian kimiawi untuk mengendalikan populasi hama ke arah
keseimbangan umumnya .
• Sebaliknya apabila populasi hama masih berada dibawah ambang
kendali tidak perlu dilakukukan pengendalian secara kimiawi.
•Tentunya model ambang kendali dapat dikembangkan lagi lebih lanjut
dengan juga mempertimbangkan populasi musuh alami, keadaan
pertanamandan juga keaadaan lingkungan.
• Model pengambilan keputusan dalam PHT yang lebih komplek saat ini
masih belum tersedia, karena untuk itu diperlukan kegiatan penelitian
yangkhusus dan lebih konprehensif.
Dengan demikian sistem organisasi PHT seperti
bagan diatas dapat menjamin kontinuitas,
efesiensi dan efektifitas pen gendalian sesuai
dengan prinsip prinsip PHT. Yang perlu
diperhatikan bahwa aliran informasi dari
ekosistem kemudian kembali ke ekosistem
dalam bentuk tindakan pengendalian harus
berjalan secara tepat dan cepat sehingga
pengedalikan yang dilakukan tidak akan
terlambat.

Anda mungkin juga menyukai